E Pros
E Pros
net/publication/343628130
CITATIONS READS
0 19,360
2 authors, including:
Dedi Prestiadi
State University of Malang
21 PUBLICATIONS 20 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Dedi Prestiadi on 13 August 2020.
Abstrak. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk melihat efektivitas penggunaan media
belajar dengan sistem daring ditengah pandemic covid-19. Pandemi covid-19 membuat
pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode jarak jauh dengan memanfaatkan
berbagai platform pembelajaran online seperti google classroom, zoom cloud meeting serta
perangkat pembelajaran online lainnya yang memiliki fungsi masing-masing dalam mendukung
pelaksanaan pembelajaran dalam jaringan. Kesimpulan dari artikel ini adalah pelaksanaan kegiatan
pembelajaran online belum maksimal dan belum efektif. Efektivitas pembelajaran daring,
dipengaruhi oleh kemampuan guru.
1. Pendahuluan
Merebaknya virus corona atau covid-19 di Indonesia menyebabkan dampak yang besar, baik
dari segi perekonomian, industri, maupun pendidikan. Wabah virus corona penularannya
sangat cepat menyebar ke berbagai negara di dunia. World Health Organization (WHO),
menyatakan wabah covid-19 sebagai pandemi dunia saat ini. Virus corona yang setiap hari
semakin menyebar menjadikan pemerintah untuk memutuskan beberapa peraturan dan
kebijakan baru kepada masyarakat. Kebijakan-kebijakan tersebut antara lain, yakni gerakan
social distancing, gerakan bekerja dan beribadah di rumah, online learning (pembelajaran
online), serta PSBB (pembatasan sosial berskala besar) yang baru-baru ini sedang digalakkan.
Salah satu sektor yang terdampak pandemi Covid-19 adalah sektor pendidikan yang
menyebabkan begitu banyak aktivitas fisik bersifat rutin, seperti pertemuan tatap muka di
kelas, proses bimbingan akademik, pertemuan formal dalam forum seminar dan lain
sebagainya menjadi terganggu. Namun demikian, berbagai aktivitas rutin ini terhambat karena
untuk meminimalisir penyebaran Covid-19, pemerintah telah menerapkan kebijakan physical
distancing. Melihat berbagai fakta tersebut, maka penerapan metode online learning (e-
learning) menjadi suatu pilihan terbaik bagi dunia pendidikan. Berbagai institusi pendidikan
saat ini mulai memanfaatkan teknologi dan menerapkan sistem pembelajaran online untuk
menunjang aktivitas pembelajaran.
129
Pemerintah serta masyarakat harus sejalan untuk mendukung dan menerapkan peraturan
tersebut sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran wabah Covid-19 di Indonesia.
Kebijakan pelaksanaan pendidikan di rumah oleh sekolah dan juga perguruan tinggi di
Indonesia adalah salah satu upaya untuk menyikapi pandemi covid-19 yang terjadi.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI mendorong penyelenggaraan proses
pembelajaran dilakukan dengan sistem daring. Hal tersebut sesuai dengan Surat Edaran
Mendikbud RI Nomor 03 Tahun 2020 tentang Pencegahan Corona Virus Diseae (Covid-19)
pada Satuan Pendidikan, dan Surat Sekjen Mendikbud RI Nomor 35492/A.A5/HK/2020
tanggal 12 Maret 2020 tentang Pencegahan Corona Virus Diseae (Covid-19).
Sejak kebijakan belajar dari rumah diterapkan secara nasional mulai tanggal 16 Maret
2020, muncul indikasi naiknya angka putus sekolah di berbagai tempat, baik di perkotaan
maupun perdesaan. Mulai dari Papua, Maluku Utara, hingga Jakarta. Daerah-daerah tersebut
merupakan daerah yang tergolong ada zona merah penyebaran Covid-19 (Mulyadi, 2020).
Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan Indonesia mengeluarkan kebijakan yaitu dengan
meliburkan sekolah dan menggantinya dengan kegiatan belajar mengajar dengan
menggunakan sistem daring. Muncul berbagai permasalahan serta kesulitan dalam penerapan
pembelajaran sistem daring ini. Permasalahan tersebut antara lain, penguasaan teknologi yang
masih rendah, keterbatasan sarana dan prasarana, jaringan internet, biaya, dan lain
sebagainya.
Penguasaan teknologi yang masih rendah tidak sedikit dialami oleh guru maupun siswa.
Tidak semua guru dan siswa terbiasa menggunakan teknologi dalam kehidupan sehari-hari.
Kepemilikan perangkat pendukung teknologi juga menjadi masalah tersendiri. Terdapat guru
dan siswa yang tidak memiliki perangkat sebagai penunjang kegiatan belajar sistem daring,
seperti laptop dan gadget. Meskipun mereka memiliki terkadang laptop maupun gadget yang
mereka miliki kurang memadai untuk kegiatan pembelajaran. Permasalahan yang muncul
tidak hanya berasal dari siswa, namun juga dari guru, orang tua, maupun pihak-pihak yang
terlibat dalam dunia pendidikan. Misalnya materi pelajaran yang belum tuntas disampaikan
kepada siswa kemudian guru mengganti dengan tugas yang lainnya (Argubi, 2020). Siswa
mengeluhkan karena banyaknya tugas yang diterima selama penerapan pembelajaran dari
rumah. Masalah lainnya yaitu akses informasi yang kadang terbatas dan terkendala oleh sinyal
menyebabkan keterlambatan dalam mengakses informasi. Pada penerapan pembelajaran
online saat ini, masih banyak siswa yang kesulitan akses internet, hal tersebut menjadi
penghambat siswa dalam mengikuti pembelajaran maupun mengumpulkan tugas.
Ditengah pandemi covid-19 yang menyebabkan sektor perekonomian yang carut marut
juga berdampak pada proses pembelajaran, banyak diantara orang tua maupun guru yang
tidak setiap untuk menambah anggaran dalam menyediakan jaringan internet atau kuota. Guru
juga mengalami kesulitan dalam mengoreksi dan memeriksa setiap tugas yang diberikan
kepada siswa, juga menyebabkan kapasitas ruang penyimpanan ponsel semakin terbatas.
Penerapan pembelajaran sistem daring juga membuat pendidik berpikir kembali, terhadap
model dan metode pembelajaran yang akan digunakan. Ketidaksiapan stakeholder sekolah
dalam melaksanakan pembelajaran daring menjadi faktor utama masalah dan hambatan
tersebut. Peralihan cara pembelajaran ini memaksa berbagai pihak untuk mengikuti alur yang
sekiranya bisa ditempuh agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik terkait
efektivitasnya.
Tabel 1 . Penelitian efektivitas penggunaan Google Classroom, (Sabran & Sabara, 2020
No Uraian Persentase Klasifikasi
1 Pembelajaran yang dilaksanakan harus 71,59% Sesuai
berdasarkan kebutuhan kurikulum dan
tuntutan RPS mata kuliah
2 Dosen dan mahasiswa harus memiliki akses 83,86% Sangat sesuai
terhadap google classroom atau memiliki
akun google
3 Dosen harus memiliki akses terhadap fasilitas 70,45% Sesuai
pengembangan pembelajaran berbasis e-
learning
4 Tersedia Rancangan Pembelajaran Semester 76,14% Sesuai
(RPS) dan kurikulum/silabus dalam
perencanaan model pembelajaran google
classroom sebagai media pembelajaran
5 Tersedia akses terhadap fasilitas pelatihan 71,59% Sesuai
penyelenggaraaan pembelajaran google
classroom
Google Classroom dapat diakses menggunakan internet di komputer maupun gawai dengan
aplikasi yang berbasis Android dan Apple, maupun dengan browser apapun, seperti Chrome,
Firefox, Internet Explorer, ataupun Safari, karena Google Classroom sejatinya berbasis
website. Fitur -fitur yang terdapat pada Google Classroom antara lain, yaitu fitur Your Work
yang dapat digunakan untuk melihat tugas-tugas yang perlu dikerjakan pada sesi kelas yang
diikuti. Fitur Class Drive Folder yang memeudahkan pengguna untuk menyiman tugas-tugas
dalam setiap pemberian materi. Google Calendar digunakan untuk mengakses jadwal kelas
3. Kesimpulan
Dilihat dari masih banyaknya masalah dan hambatan pada pembelajaran sistem daring, maka
dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan pembelajaran online belum maksimal dan
belum efektif. Efektivitas pembelajaran daring, dipengaruhi oleh kemampuan guru. Metode
dan pelaksanaan pembelajaran perlu dikaji ulang pada penanggulangan masalah dan
hambatan yang dihadapi oleh guru, siswa, maupun orang tua. Ketersediaan sarana dan
prasarana yang memadai menjadi penunjang yang besar pada kesuksesan pelaksanaan
pembelajaran. Untuk memaksimalkan materi agar diterima siswa dengan baik, maka
seharusnya guru tidak hanya terus menerus memberi tugas kepada siswa. Namun, guru harus
tetap memberikan pengajaran dan pemahaman kepada siswa. Pemberian materi dapat
dilakukan dengan pembuatan video penjelasan oleh pendidik, supaya memudahkan siswa
memahami materi.
4. Referensi