Anda di halaman 1dari 11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Pengertian Sistem

Menurut Prajudi bahwa pengertian sistem adalah suatu jaringan

dari prosedur-prosedur yang berkaitan satu sama lain menurut skema

atau pola yang bulat untuk menggerakkan suatu fungsi yang utama dan

suatu usaha ataupun urusan.

2. Penyimpanan Obat

a. Pengertian Penyimpanan Obat

Penyimpanan obat merupakan salah satu cara pemeliharaan

perbekalan farmasi sehingga aman dari gangguan fisik dan

pencurian yang dapat merusak kualitas suatu obat. Penyimpanan

harus dapat menjamin kualitas dan keamanan sedian farmasi, alat

kesehatan dan bahan mdis habis pakai sesuai dengan persyaratan

kefarmasian. Persyaratan kefarmasian yang dimaksud meliputi

persyaratan stabilitas dan keamanan, sanitasi, cahaya, kelembaban,

ventilasi, dan penggolongan jenis sediaan farmasi, alat kesehatan,

dan bahan medis siap pakai (Permenkes RI, 2016).

b. Metode Penyimpanan Obat

Metode penyimpanan dapat dilakukan berdasarkan kelas

terapi, bentuk sediaan, dan jenis sediaan farmasi, alat kesehatan, dan

bahan medis habis pakai dan disusun secara alfabetis dengan


menerapkan sistem First Expired First Out (FEFO) dan First In

First Out (FIFO) disertai sistem informasi manajemen.

Penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis

habis pakai yang penampilan dan penamaan yang mirip (LASA,

Look Alike Sound Alike) tidak ditempatkan berdekatan dan harus

diberi penandaan khusus untuk mencegah terjadinya kesalahan

pengambilan Obat (Permenkes RI, 2016).

3. Obat

a. Pengertian Obat

Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk

biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki

sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan

diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan

kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia (Permenkes RI, 2016).

Selain itu menurut Katzung (1997), obat dalam pengertian umum

adalah suatu substansi yang melaui efek kimianya membawa

perubahan dalam fungsi biologik.

Pada umumnya, molekul obat berinteraksi dengan molekul

khusus dalam sistem biologik, yang berperan sebagai pengatur,

disebut molekul reseptor. Untuk berinteraksi secara kimia dengan

reseptornya, molekul obat harus mempunyai ukuran, muatan listrik,

bentuk, dan komposisi atom yang sesuai. Selanjutnya, obat sering

diberikan pada suatu tempat yang jauh dari tempatnya bekerja ,


misalnya, sebuah pil ditelan peroral untuk menyembuhkan sakit

kepala. Karena itu obat yang diperlukan harus mempunyai sifat-sifat

khusus agar dapat dibawa dari tempat pemberian ke tempat bekerja.

Akhirnya, obat yang baik perlu dinonaktifkan atau dikeluarkan dari

tubuh dengan masa waktu tertentu sehingga kerjanya terukur dalam

jangka yang tepat (Katzung, 1997).

b. Penggolongan obat

Penggolongan obat dimaksudkan meningkatkan keamanan dan

ketepatan penggunaan serta pengamanan distribusi. Pemerintah

menggolongkan obat menjadi lima golongan untuk mengawasi

penggunaan obat oleh rakyat diantaranya adalah

1) Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep

dokter disebut juga obat OTC (Over The Counter). Penandaan

obat bebas diatur berdasarkan S.K. Menkes RI Nomor

2380/A/SKA/I/1983 tentang tanda khusus untuk obat bebas dan

obat bebas terbatas. Obat golongan ini di Indonesia ditandai

dengan lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi berwarna

hitam.

2) Obat Bebas Terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk

obat keras tetapi masih dapat dijual bebas tanpa resep dokter dan

disertai dengan tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan


dan etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis

tepi berwarna hitam. Contoh obat yang termasuk obat bebas

terbatas adalah tinctura iodii (P3) = antiseptik.

3) Obat Wajib Apotek (OWA)

Merupakan obat keras yang dapat diberikan oleh Apoteker

Pengelola Apotek kepada pasien. Tujuan OWA adalah

memperluas keterjangkauan obat untuk masyarakat, maka obat-

obatan yang digolongkan dalam OWA adalah obat yang

diperlukan bagi kebanyakan penyakit yang diderita pasien.

4) Obat Keras

Obat keras (dulu disebut obat daftar G = gevaarlijk =

berbahaya) yaitu obat berkhasiat keras yang untuk

memperolehnya harus dengan resep dokter, berdasarkan

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 02396/A/SKA/III/1986

penandaan obat keras dengan lingkaran bulat berwarna merah dan

garis tepi berwarna hitam serta huruf K yang menyentuh garis

tepi. Contoh obat yang termasuk obat keras adalah semua obat

injeksi, obat antibiotik (chloramphenicol, penicillin, tetracyclin,

ampicillin), obat antibakteri (sulfadiazin, sulfasomidin) dan

sebagainya.

5) Obat Psikotropika dan Narkotika

Psikotropika adalah zat atau obat yang dapat menurunkan

aktivitas otak atau merangsang susunan syaraf pusat dan


menimbulkan kelainan perilaku disertai dengan timbulnya

halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan

alam perasaan, dan dapat menyebabkan ketergantungan serta

mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi para pemakainya.

Logonya berbentuk seperti palang (+).

c. Jenis-Jenis Obat

d. Bentuk Sediaan Obat

1) Serbuk

Serbuk obat yang mengandung bagian yang mudah

menguap, dikeringkan dengan pertolongan kapur tohor atau

bahan pengering lain yang cocok, setelah itu diserbuk dengan

jalan digiling, ditumbuk dan digerus sampai diperoleh serbuk

yang mempunyai derajat halus sesuai yang tertera pada

pengayak dan derajat halus serbuk.

2) Kapsul(Capsulae)

Kapsul adalah bentuk sediaan padat yang terbungkus dalam

suatu cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang

umumnya terbuat dari gelatin, tetapi dapat juga dibuat dari pati

atau bahan lain yang sesuai.

3) Macam – Macam Kapsul

a) Kapsul cangkang keras (Capsulae durae, hard capsul) terdiri

atas bagian wadah dan tutup (capsulae overculateae) yang


terbuat dari metilselulosa, gelatin, pati, atau bahan lain yang

sesuai.

b) Kapsul cangkang lunak (capsulae molles, soft capsul)

merupakan satu kesatuan berbentuk bulat atau silindris

(pearl) atau bulat telur (globula) yang dibuat dari gelatin

(kadang disebut gel lunak) atau bahan lain yang sesuai,

biasanya lebih tebal dibandingkan dengan cangkang keras

dan dapat diplastisasi dengan penambahan senyawa poliol,

seperti sorbitol atau gliserin.

4) Salep

Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan

dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau

terdispersi homogeny kedalam dasar salep yang cocok.

5) Larutan

Menurut FI IV, solutiones atau larutan adalah sediaan cair

yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlalut.

Larutan terjadi jika sebuah bahan padat tercampur atau terlarut

secara kimia maupun fisika ke dalam bahan cair. Larutan dapat

digolongkan menjadi larutan langsung dan larutan tidak

langsung. Larutan langsung adalah larutan yang terjadi karena

semata mata peristiwa fisika , bukan peristiwa kimia. Misalnya,

NaCl dilarutkan kedalam air atau KBr dilarutkan kedalam air,


jika pelarutnya (ari) diuapkan, maka NaCl atau KBr akan

diperoleh kembali

6) Suspensi

Suspensi adalah sedian cair yang mengandung partikel tidak

larut dalam bentuk halus yang terdispersi ke dalam fase cair.

7) Emulsi

Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair

atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan

dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok. Emulsi

merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak

tercampur, biasanya air dan minyak, dimana cairan yang satu

terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan yang lain.

Dispersi ini tidak stabil, butir-butir uni bergabung (koalesan)

membentuk dua lapisan air dan minyak yang terpisah.

8) Supositoria

Supositoria menurut FI edisi IV adalah sediaan padat

dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui

rektum, vagina, atau uretra, umumnya meleleh, melunak, atau

melarut pada suhu tubuh. Supositoria dapat bertindak sebagai

pelindung jaringan setempat dan sebagai pembawa zat

terapeutik yang bersifat lokal atau sistemik.

9) Tablet
Tablet adalah sediaaan padat yang mengandung bahan

obat dengan atau tanpa bahan pengisi.

10) Infus

Infus adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi, bebas

pirogen dan sedapat mungkin dibuat isotonis terhdap darah,

disuntikkan langsung ke dalam vena dalam volume relatif

banyak (PLPG,2017)

4. Gudang Farmasi

a. Pengertian Gudang Farmasi

Gudang Farmasi merupakan pusat tempat penyimpanan dan

pengelolaan kebutuhan farmasi di rumah sakit (Yuliasari, 2008).

b. Fungsi Gudang Farmasi

5. Rumah Sakit

a. Pengertian Rumah Sakit

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 72 tahun 2016 Rumah

Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang

menyelanggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

yang meliputi pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Upaya diselegarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan

kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemeliharaan kesehatan

(Rehabilitasi) yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan

berkesambungan (Siregar dkk., 2003).


b. Tugas Rumah Sakit

Manurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor

983/Menkes/SK/XI/1992 tugas rumah sakit adalah melaksanakan

upaya kesehatan secara berdaya guna dengan mengutamakan upaya

penyembuhan dan pemeliharaan yang dilaksanakan secara serasi dan

terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta

melaksanakan rujukan.

c. Fungsi Rumah Sakit

Fungsi rumah sakit adalah menyelenggarakan pelayanan medik,

penunjang medik dan nonmedik, asuhan keperawatan, pelayanan

rujukan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan,

serta administrasi umum dan keuangan (Siregar dkk., 2003)

B. Penulisan Terdahulu

Table 2.1.
Penulisan Terdahulu

No Nama Judul Variabel Hasil Perbedaan

Penulis Karya Yang Penulisan dengan

dan Ilmiah Dibahas Penyusunan

Tahun LTA Sekarang


1 Undur Profil Bagaimana Hasil Peneliti
Penyimpa
Saulia nan Obat penyimpanan penelitian terdahulu
Di
Manurun Gudang obat di tentang profil meneliti
Instalasi
g, (2017) Farmasi gudang penyimpanan tentang
Blud Rsud
Dr. Ben instalasi obat di gudang penyimpanan
Mboi
Ruteng farmasi instalasi obat di gudang
Kabupaten
Manggarai BLUD farmasi BLUD instalasi
Tahun
RSUD dr. RSUD dr. Ben farmasi BLUD
2017
Ben Mboi Mboi termasuk RSUD dr. Ben

ruteng kategori baik. Mboi ruteng

kabupaten kabupaten

Manggarai Manggarai,

Tahun 2017? sedangkan

rencana

penelitian

meneliti

tentang sistem

penyipanan

obat di

Gudang

Farmasi

Rumah Sakit

Umum (RSU)

Mitra

Paramedika.
2 Binari Analisis Bagaimana Sistem Peneliti
Sistem sistem penyimpanan terdahulu
Anantyas Penyimpa penyimpanan berkas rekam meneliti
nan berkas rekam medis yang tentang sistem
asari, Berkas medis di digunakan di penyimpanan
(2017) Rekam Rumah Sakit Rumah Sakit berkas rekam
Medis Di Bhayangkara Bhayangkara medis di
Rumah Polda Daerah Rumah Sakit
Sakit Polda Daerah Istimewa Bhayangkara
Bhayangk Yogyakarta Polda Daerah
ara Polda Istimewa adalah sistem Istimewa
Daerah sentralisasi Yogyakarta
Yogyakarta dengan sedangkan
Istimewa penjajaran rencana
angka akhir penelitian
Yogyakart yang artinya meneliti
rekam medis tentang sistem
a disimpan penyipanan
secara obat di
terpusat di Gudang
bawah saru Farmasi
penanggungja Rumah Sakit
wab yakni Umum (RSU)
bagian rekam Mitra
medis dan Paramedika.
untuk pasien
rawat jalan
maupun rawat
inap dala satu
kesatuan baik
catatan
kunjungan

poliklinik

maupun

catatan rawat

inap lainnya.
Sumber : Lta Saulia Manurung (2017) dan Skripsi Binari Anantyasasari

(2017)

Anda mungkin juga menyukai