Anda di halaman 1dari 4

Nama:Amri Faldi Nasution

Nim:5192122002
Makul:
Dosen Pengampu:

BAHANAN BERACUN DAN BERBAHAYA (B3)


SERTA SUMBER DAN CARA PENCEGAHANNYA

Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung
bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau Konsentrasinya dan/atau jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan
hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia
serta makhluk hidup lainnya.
Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan
proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya. Bentuk
limbah tersebut dapat berupa gas dan debu, cair atau padat. Di antara berbagai jenis limbah ini ada
yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(Limbah B3).
Definisi limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan
proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity,
flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara
langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan
kesehatan manusia

Sumber Limbah Bahan berbahaya dan Beracun (B3)


Limbah B3 menurut sumbernya (PP.05/1999):
1. Sumber Tidak Spesifik (berdasarkan Lampiran I, tabel 1, PP 85 /1999)
2. Sumber Spesifik (berdasarkan Lampiran I, tabel 2, PP 85/1999)
3. Bahan kimia kadaluarsa; Tumpahan; sisa kemasan; buangan produk yang tidak memenuhi
spesifikasi

Berdasarkan Karakteristik Limbah B3


Karakteristik Limbah B3 menurut PP No. 18 tahun 1999 yang hanya mencantumkan 6 (enam)
kriteria, yaitu:
• Mudah meledak
• Mudah terbakar
• Bersifat reaktif
• Beracun
• Menyebabkan infeksi
• Bersifat korosif
Jenis-Jenis Proses Pengolahan Limbah secara Fisik dan Kimia

Jenis-jenis proses pengolahan limbah secara fisik dan kimia antara lain :
1. Proses pengolahan secara kimia :
· Reduksi-Oksidasi
· Elektrolisasi
· Netralisasi
· Presipitasi / Pengendapan
· Solidifikasi / Stabilisasi
· Absorpsi
· Penukaran ion, dan
· Pirolisa

2. Proses pengolahan limbah secara fisik :


· Pembersihan gas : Elektrostatik presipitator, Penyaringan partikel, Wet scrubbing, dan
Adsorpsi dengan karnbon aktif
· Pemisahan cairan dengan padatan : Sentrifugasi, Klarifikasi, Koagulasi, Filtrasi, Flokulasi,
Floatasi, Sedimentasi, dan Thickening
· Penyisihan komponen-komponen yang spesifik : Adsorpsi, Kristalisasi, Dialisa,
Electrodialisa, e, Leaching, Reverse osmosis, Solvent extraction, dan Stripping

Penerapan Sistem Pengolahan Limbah B3

Penerapan sistem pengolahan limbah harus disesuaikan dengan jenis dan karakterisasi dari limbah
yang akan diolah dengan memperhatikan 5 hal sebagai berikut :
1. Biaya pengolahan murah,
2. Pengoperasian dan perawatan alat mudah,
3. Harga alat murah dan tersedia suku cadang,
4. Keperluan lahan relatif kecil, dan
5. Bisa mengatasi permasalahan limbah tanpa menimbulkan efek samping terhadap lingkungan.
Pencegahan Limbah K3

Penanganan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) tidak dapat begitu saja
ditimbun, dibakar atau dibuang ke lingkungan karena mengandung bahan yang dapat
membahayakan manusia dan makhluk hidup lain. Limbah ini memerlukan cara
penanganan yang lebih khusus dibanding limbah yang bukan B3. Limbah B3 perlu
diolah, baik secara fisik, biologi, maupun kimia sehingga menjadi tidak berbahaya
atau berkurang daya racunnya. Setelah diolah limbah B3 masih memerlukan metode
pembuangan yang khusus untuk mencegah resiko terjadi pencemaran. Beberapa
metode penanganan limbah B3 yang umumnya diterapkan adalah sebagai berikut.

1. Metode pengolahan secara kimia, fisik dan biologi

Proses pengolahan limbah B3  dapat dilakukan secara kimia, fisik, atau biologi.
Proses pengolahan limbah B3 secara kimia atau fisik yang umumnya dilakukan
adalah stabilisasi/ solidifikasi . stabilisasi/solidifikasi adalah proses pengubahan
bentuk fisik dan sifat kimia dengan menambahkan bahan peningkat atau senyawa
pereaksi tertentu untuk memperkecil atau membatasi pelarutan, pergerakan, atau
penyebaran daya racun limbah, sebelum dibuang. Contoh bahan yang dapat
digunakan untuk proses stabilisasi/solidifikasi adalah semen, kapur (CaOH2), dan
bahan termoplastik.

Metode insinerasi (pembakaran) dapat diterapkan untuk memperkecil volume B3


namun saat melakukan pembakaran perlu dilakukan pengontrolan ketat agar gas
beracun hasil pembakaran tidak mencemari udara.

Proses pengolahan limbah B3 secara biologi yang telah cukup berkembang saat ini
dikenal dengan istilah bioremediasi dan viktoremediasi. Bioremediasi adalah
penggunaan bakteri dan mikroorganisme lain untuk mendegradasi/ mengurai limbah
B3, sedangkan Vitoremediasi adalah penggunaan tumbuhan untuk mengabsorbsi dan
mengakumulasi bahan-bahan beracun dari tanah. Kedua proses ini sangat bermanfaat
dalam mengatasi pencemaran oleh limbah B3 dan biaya yang diperlukan lebih muran
dibandingkan dengan metode Kimia atau Fisik. Namun, proses ini juga masih
memiliki kelemahan. Proses Bioremediasi dan Vitoremediasi merupakan proses alami
sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama untuk membersihkan limbah B3,
terutama dalam skala besar. Selain itu, karena menggunakan makhluk hidup, proses
ini dikhawatirkan dapat membawa senyawa-senyawa beracun ke dalam rantai
makanan di ekosistem.

2. Metode Pembuangan Limbah B3

Sumur dalam/ Sumur Injeksi (deep well injection)

Salah satu cara membuang limbah B3 agar tidak membahayakan manusia adalah
dengan cara memompakan limbah tersebut melalui pipa kelapisan batuan yang dalam,
di bawah lapisan-lapisan air tanah dangkal maupun air tanah dalam. Secara teori,
limbah B3 ini akan terperangkap dilapisan itu sehingga tidak akan mencemari tanah
maupun air. Namun, sebenarnya tetap ada kemungkinan terjadinya kebocoran atau
korosi pipa atau pecahnya lapisan batuan akibat gempa sehingga limbah merembes
kelapisan tanah.

1. Kolam penyimpanan (surface impoundments)

limbah B3 cair dapat ditampung pada kolam-kolam yang memang dibuat untuk
limbah B3. Kolam-kolam ini dilapisi lapisan pelindung yang dapat mencegah
perembesan limbah. Ketika air limbah menguap, senyawa B3 akan terkosentrasi dan
mengendap di dasar. Kelemahan metode ini adalah memakan lahan karena limbah
akan semakin tertimbun dalam kolam, ada kemungkinan kebocoran lapisan
pelindung, dan ikut menguapnya senyawa B3 bersama  air limbah sehingga
mencemari udara.

2. Landfill untuk limbah B3 (secure landfils)

limbah B3 dapat ditimbun pada landfill, namun harus pengamanan tinggi. Pada
metode pembuangan secure landfills, limbah B3 ditempatkan dalam drum atau tong-
tong, kemudian dikubur dalam landfill yang didesain khusus untuk mencegah
pencemaran limbah B3. Landffill ini harus dilengkapi peralatan moditoring yang
lengkap untuk mengontrol kondisi limbah B3 dan harus selalu dipantau. Metode ini
jika diterapkan dengan benar dapat menjadi cara penanganan limbah B3 yang efektif.
Namun, metode secure landfill merupakan metode yang memliki biaya operasi tinggi,
masih ada kemungkinan terjadi kebocoran, dan tidak memberikan solusi jangka
panjang karena limbah akan semakin menumpuk.

Anda mungkin juga menyukai