ARTIKEL

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn. S KHUSUSNYA PADA Ny.

H DENGAN HIPERTENSI DI DESA TEMPUREJO KABUPATEN JEMBER

Oleh:

Kurniatul Hidayah
1601021061
(Program Studi D3 Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Jember)
e-mail: nia170893@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Hipertensi merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik
lebih dari sama dengan 140 mmHg dan diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg.
Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, gagal ginjal dan strok. Disebut sebagai
“silent killer” (pembunuh diam-diam) karena orang dengan hipertensi sering tidak
menampakkan gejala. Oleh karena itu, hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan
pemeriksaan tekanan darah secara berkala.
Tujuan: Untuk mengetahui asuhan keperawatan keluarga Tn. S khususnya pada Ny. H
dengan Hipertensi meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi
keperawatan keluarga.
Hasil: Setelah dilakukan pertemuan kunjungan pada keluarga sebanyak 4x didapatkan 3
diagnosa keperawatan keluarga prioritas pada Ny. H diagnosa keperawatan keluarga yang
pertama Ketegangan peran pemberi asuhan berhubungan dengan pola hubungan tidak
Eefektif, kedua Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan keluarga yang berhubungan dengan
strategi koping tidak efektif, ketiga Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga yang
berhubungan dengan kesulitan mengatasi kerumitan dalam program pengobatan. Pada hari
terakhir evaluasi didapatkan tiga diagnosis keperawatan keluarga teratasi yaitu diagnosis
Ketegangan peran pemberi asuhan berhubungan dengan pola hubungan tidak Eefektif,
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan keluarga yang berhubungan dengan strategi koping
tidak efektif dan Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga yang berhubungan dengan
kesulitan mengatasi kerumitan dalam program pengobatan.
Kesimpulan: Kesimpulan dari hasil Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.H dengan
hipertensi dan saran yang diberikan terhadap pelayanan kesehatan, masyarakat dan peneliti.
Asuhan Keperawatan Keluarga telah dilakukan pada Ny.H dengan melalui tahap proses
keperawatan mulai dari pengkajian sampai evaluasi.
Kata kunci: Hipertensi, Keluarga
FAMILI NURSING CARE TO MR. S ESPECIALLY TO MRS. H WITH HYPERTENSI IN
THE VILLAGE OF JEMBER REGENCY TEMPUREJO

By:

Kurniatul Hidayah
1601021061
(Program Studi D3 Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Jember)
e-mail: nia170893@gmail.com
ABSTRACT

Background: Hypertension is a condition of increasing systolic blood pressure more than


140 mmHg and diastolic more than 90 mmHg. Hypertension is a major cause of heart failure,
kidney failure and stroke. It is referred to as the "silent killer" because people with
hypertension often do not show symptoms. Therefore, hypertension needs to be detected
early, namely by checking blood pressure regularly.
Objective: To determine the nursing care of the family of Mr. S especially to Mrs. H with
Hypertension includes assessment, diagnosis, intervention, implementation and evaluation of
family nursing.
Results: After 4x visits to the family were obtained 3 diagnoses of priority family nursing in
Ny. H first family nursing diagnosis The tension of the role of caregivers is related to the
pattern of relationships not effective, second The ineffectiveness of maintaining family health
related to ineffective coping strategies, third The ineffectiveness of family health
management associated with difficulties in overcoming complications in the treatment
program. On the last day of evaluation, three family nursing diagnoses were resolved, namely
diagnosis. The tension of the role of caregivers was related to the pattern of non-effective
relationships.
Conclusion: Conclusions from the results of Family Nursing Care for Ny.H with
hypertension and advice given to health services, the community and researchers. Family
Nursing care has been carried out on Ny.H through the stages of the nursing process from
assessment to evaluation.
Keywords: Hypertension, Famili
PENDAHULUAN sedang minum obat hipertensi sebesar 0.7
Hipertensi merupakan suatu persen. Jadi prevalensi hipertensi di
keadaan meningkatnya tekanan darah Indonesia sebesar 26,5 persen (25,8% +
sistolik lebih dari sama dengan 140 mmHg 0,7 %).
dan diastolik lebih dari sama dengan 90
mmHg. Hipertensi merupakan penyebab Sesuai dengan data WHO bulan
utama gagal jantung, gagal ginjal dan September 2011, disebutkan bahwa
strok. Disebut sebagai “silent killer” hipertensi menyebabkan 8 juta kematian
(pembunuh diam-diam) karena orang per tahun di seluruh dunia dan 1,5 juta
dengan hipertensi sering tidak kematian per tahun di wilayah Asia
menampakkan gejala. Oleh karena itu, Tenggara. Pada tahun 2012 di Kabupaten
hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan Jember Hipertensi termasuk penyakit
pemeriksaan tekanan darah secara berkala. terbanyak nomer tiga yaitu 5,09% terhadap
total kunjungan kasus sebesar 1.008.124.
Berbagai penelitian telah membuktikan
Data di Puskesmas Jember pada tahun
berbagai faktor risiko yang berpengaruh
2016 total kasus kunjungan 24.960
terhadap timbulnya hipertensi. Hasil studi
penderita, penderita dengan hipertensi
sebelumnya menyebutkan faktor pemicu
sebesar 1682 pada usia 15-19 tahun
hipertensi dapat dibedakan menjadi yang
sebesar 5 penderita, pada usia 20-44 tahun
tidak dapat dikontrol seperti riwayat
sebesar 337 penderita, pada usia 45-59
keluarga, jenis kelamin, dan usia, serta
tahun sebesar 608 penderita, pada usia 60-
faktor yang dapat dikontrol seperti pola
69 tahun sebesar 525 penderita, dan pada
konsumsi makanan yang mengandung
usia >70 tahun sebesar 207 penderita.
natrium, lemak, perilaku merokok,
obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik. METODELOGI PENELITIAN
1. Pendekatan proses keperawatan
Hipertensi juga menjadi faktor
a. Pengkajian adalah tahap awal dalam
risiko ketiga terbesar penyebab kematian
proses keperawatan. Pengkajian juga
dini. The Third Nacional Health and
menentukan tahap berikutnya
Nutrition Examination Survey
melalui kunjungan rumah untuk
mengungkapkan bahwa hipertensi mampu
mengidentifikasi masalah yang ada.
meningkatkan risiko penyakit jantung
Dimana pada tahap ini penulis
koroner sebesar 12% dan meningkatkan
mendapatkan data melalui pasien
risiko stroke sebesar 24%.
dan keluarga.
Menurut dari WHO tahun 2013,
b. Diagnosis keperawatan adalah
kenaikan kasus hipertensi diperkirakan
penyataan yang menggambarkan
sekitar 80%, terutama di Negara
respon manusia (keadaan sehat atau
berkembang terjadi di tahun 2025. Dari
perubahan pola interaksi actual atau
639 juta kasus di tahun 2000, diperkirakan
potensial) dari individu atau
menjadi 1.15 milyar kasus di tahun 2025.
kelompok ketika perawat secara
Prediksi ini didasarkan angka penderita
legal mengidentifikasi dan dapat
hipertensi dan pertambahan penduduk saat
memberikan intervensi secara pasti
ini.
untuk menjaga status kesehatan atau
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
untuk mengurangi, menyingkirkan,
2013 yang diselenggarakan Kementerian
atau mencegah perubahan.
Kesehatan menunjukkan, prevalensi
c. Perencanaan adalah pengembangan
hipertensi di Indonesia (berdasarkan
strategi desain dalam pencegahan,
pengukuran tekanan darah) terjadi
mengurangi, atau mengatasi masalah
penurunan dari 31,7% tahun 2007 menjadi
yang sudah diidentifikasi dalam
25.8% pada tahun 2013 dari total
diagnosis keperawatan, perencanaan
penduduk dewasa. Responden yang
ini menggambarkan sejauh mana
mempunyai tekanan darah normal tetapi
perawat dalam menyelesaikan Pemeriksaanfisik yang menggunakan
masalah secara efektif dan efesien. 4 cara, yaitu:
d. Pelaksanaan adalah realisasi rencana 1. Inspeksi: proses observasi yang
tindakan untuk mencapai tujuan dilakukan dengan cara-cara
yang telah ditetapkan, meliputi melihat, inspeksi digunakan untuk
pengumpulan data secara mendeteksi tanda-tanda fisik yang
berkelanjutan, mengobservasi respon berhubungan dengan status fisik
klien selama dan sesudah klien.
pelaksanaan tindakan dan menilai 2. Palpasi: suatu bentuk
data yang baru. pemeriksaan perabaan dengan
e. Evaluasi adalah tahap penilaian menggunakan tangan dan jari-jari
dengan cara membandingkan sebagai instrumen atau alat yang
perubahan dalam hasil yang diminati sensitive untuk merasakan adanya
dengan tujuan dan kriteria hasil yang suatu perubahan yang terjadi pada
dibuat pada tahap perencanaan perubahan klien.
(Rohma & Walid, 2009). 3. Perkusi: suatu bentuk
2. Tempat dan waktu pelaksanaan pemeriksaan dengan cara
pengambilan kasus mengetuk, tujuan dilakukan
Penulis melakukan kunjungan rumah perkusi yaitu menentukan batas-
didesa karang anyar, tempurejo. Pada batas organ atau bagian tubuh
tanggal 01 Maret 2019 jam 14.00 dengan cara fibrasi yang
penulis melakukan kunjungan rumah ditimbulkan akibat adanya
Ny.H dimana pada kunjungan pertama gerakan yang diberikan dibawah
penulis melakukan perkenalan, jaringan.
kontrak waktu, pengkajian, analisa 4. Auskultasi: suatu metode
data serta munculnya diagnosis. Pada pemeriksaan fisik dengan cara
kunjungan ke 2, tanggal 02 Maret mendengarkan yang dibantu
2019 jam 14.00 penulis melakukan dengan alat stetoskop yang
tindakan keperawatan (intervensi). bertujuan untuk mendengarkan
Kunjungan ke 3 dilakukan pada bunyi jantung, suara nafas, bunyi,
tanggal 03 Maret 2019 jam 14.30 usus, dan mengukur tekanan
penulis melakukan evaluasi, dimana darah.
penulis menjelaskan kembali 5. Alasan penulis mengambil data di
intervensi yang dijelaskan pada Puskesmas Tempurejo karena
kunjungan ke 2, jika tindakan didaerah desa karang anyar,
keperawatan (intervensi) belum Tempurejo masyarakat mayoritas
dilakukan oleh Ny.H maka penulis mempunyai penyakit hipertensi,
menjelaskan kembali. namun tidak di lakukan
3. Teknik Pengambilan Kasus pencegahan dan penanganan
a. Anamnesa secara tepat oleh masyarakat
Yakni teknik pengumpulan data dalam memanfaatkan pelayanan
dalam komunikasi yang didapatkan kesehatan yang ada. Sehingga
secara langsung atau dari keluarga penulis memilih daerah karang
serta tim kesehatan. anyar, Tempurejo untuk
b. Observasi menggambil salah satu kasus
Observasi teknik pengumpulan data keluarga binaan penderita
melalui pengamatan dan hipertensi.
pemeriksaan keadaan klien secara HASIL
head to toe. A. Pengkajian
c. Pemeriksaan
Pengkajian dilaksanakan pada Ny. H semakin banyak pula pengetahuan yang
dapat diambil melalui data subyektif yaitu dimilikinya. Selain pendidikan,
dimana penyebab Hipertensi dari riwayat pengetahuan juga dipengaruhi oleh media
kesehatan pasien yang sebagai Wiraswasta massa, sosial budaya, dan ekonomi.
karena kurangnya istirahat, Ny. H Menurut penulis berdasarkan fakta dan
mengatakan pusing, jika dibuat berjalan teori yang ada klien sulit memahami
mata berkunang-kunang dan tidak tentang pola hidup bersih dan sehat dimana
mempunyai tenaga untuk berjalan, leher didukung oleh klien tidak sekolah
dan kaki serasa berat. Data lain pasien sebelumnya.
pusing, lemas dan mata tampak merah TD:
180/90 mmHg N: 88x/menit S: 36,0◦C RR:
20x/menit, usia ≥ 61 tahun. Menurut B. Diagnosis keperawatan
Aditama (2016), mengeluh pusing dan Setelah pengkajian dilakukan pada
sakit kepala, lemas, kelelahan, sesak nafs, tanggal 01 Maret 2019 pukul 12:00 WIB
gelisah, mual, muntah, epitaksis. Beberapa di Karang Anyar Tempurejo Jember.
hal yang banyak mempengaruhi terjadinya Sesuai dengan data-data yang ditemukan
hipertensi seperti penyakit dan kelainan dipengkajian penulis mengambil diagnosis
pada ginjal dapat menyebabkan terjadinya sebagai berikut, diantaranya:
tekanan darah tinggi. Misalnya 1. Risiko gangguan fungsi kardiovaskuler
penyempitan arteri yang menuju kesalah pada Ny. H yang berhubungan dengan
satu ginjal (stenosis arteri renalis) bisa ketidakmampuan kluaga meraat
menyebabkan hipertensi. Namun tanda dan anggota keluarga pada pasien
gejala yang khas dijumpai pada penderita hipertensi.
hipertensi adalah nyeri kepala. Menurut 2. Kurang pengetahuan keluarga tentang
penulis berdasarkan fakta dan teori yang pola hidup bersih dansehat yang
ada klien merasakan nyeri karena tekanan berhubungan dengan ketidatahuan
darah klien tinggi dan hal tersebut keluarga tentang manejemen rumah
merupakan salah satu tanda dan gejala sehat.
hipertensi. 3. Koping keluarga tidak efektif
Dari hasil pengkajian pada Ny. H berhubungan dengan ketidakmampuan
didapatkan data subjektif: Klien keluarga memanfaatkan fasilitas
mengatakan rumah klien jendelanya jarang pelayanan kesehatan.
dibuka. Data objektif: kebersihan kurang, Diagnosis pertama dapat ditegakkan
ventilasi kurang, pencahayaan dalam jika ada batasan karakteristik yaitu riwayat
rumah kurang dan hanya terang di bagian Hipertensi, TD: 180/90 mmHhg N:
ruang tamu depan, klien juga tidak pernah 88x/menit S: 36,0◦C RR: 20x/menit, usia ≥
sekolah. Menurut (padila, 2012). 61 tahun. Penyempitan arteri yang menuju
Kebiasaan hidup yang sering kesalah satu ginjal (stenosis arteri renalis)
menyebabkan timbulnya hipertensi adalah bisa menyebabkan hipertensi (Padila,
konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 2013). Menurut penulis berdasarkan fakta
30gr), kegemukan atau makan berlebihan, dan teori yang ada, pada diagnosis risiko
stress dan pengaruh lain misalnya gangguan fungsi kardiovaskuler karena
merokok, minum alkohol, minum obat pasien cenderung memiliki faktor risiko
obatan (ephedrine, prednison, epineprin), yang menyebabkan pasien hipertensi.
yaitu pengetahuan merupakan hasil dari Diagnosis yang kedua dapat
tahu dan ini terjadi setelah orang ditegakkan jika ada batasan karakteristik
melakukan pengindraan terhadap suatu yaitu kurang pengetahuan tentang hidup
objek tertentu. Makin tinggi tingkat sehat, ventilasi kurang, pencahayan kurang
pendidikan seseorang, makin mudah orang dan kebersihan kurang. yaitu pengetahuan
tersebut menerima informasi sehingga merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan pengindraan 2. Pada diagnosis yang kedua dilakukan:
terhadap suatu objek tertentu. Makin tinggi Kaji tingkat pemahaman klien, beri
tingkat pendidikan seseorang, makin penyuluhan tentang pengertian
mudah orang tersebut menerima informasi penyebab dan tanda-tanda hipertensi,
sehingga semakin banyak pula beri penjelasan tentang komplikasi
pengetahuan yang dimilikinya. Selain dan makanan yang dianjurkan dan
pendidikan, pengetahuan juga dipengaruhi dilarang untuk penderita hipertensi,
oleh media massa, sosial budaya, dan anjurkan klien memeriksakan
ekonomi. Menurut penulis berdasarkan kesehatan di PKM
fakta dan teori yang ada klien sulit 3. Pada diagnosis yang ketiga dilakukan:
memahami tentang pola hidup bersih dan Kaji tingkat koping keluarga dalam
sehat dimana didukung oleh klien tidak merawat dan memeriksakan klien ke
sekolah sebelumnya. Menurut penulis fasilitas pelayanan kesehatandi PKM
berdasarkan fakta dan teori yang ada, D. Pelaksanaan
kurang pengetahuan dalam hidup sehat Tindakan keperawatan yang dilakukan
merupakan keluhan utama yang pada tanggal 02 Maret 2019 pukul 14:00
dikeluhkan oleh klien dan merupakan WIB, dengan diagnosis:
akibat dari penyakit hipertensi. Dan hal ini
dapat menjadi sangat berbahaya bila tidak 1. Risiko gangguan kardiovaskuler dengan
segera ditangani karena dapat usia > 61 tahun dan peningkatan darah
menimbulkan berbagai penyakit. tinggi. Tindakan pertama yang
dilakukan adalah mengkaji ulang
Diagnosis yang ketiga dapat adanya tekanan darah pada klien,
ditegakkan jika ada batasan karakteristik memonitor klien secara berkala
yaitu koping keluarga tidak efektif adalah terutama 2 hari pertama kunjungan
ketidakmmpuan keluarga memfasilitasi rumah, mengajarkan klien tentang
pelayanan kesehatan. Menurut penulis upaya pencegahan darah tinggi
mengambil diagnosis tersebut klien sulit (anjurkan klien dan keluarga untuk
memanfaatkan palayanan kesehatan yang memberikan rendah garam dan berobat
ada. kepuskesmas, kolaborasi dengan tim
medis puskesmas untuk pemberian obat
C. Perencanaan yang tepat).
Rencana tindakan yang dilakukan
pada tanggal 01 Maret 2019 pukul 12:00 2. kurang pengetahuan keluarga
WIB di Karang Anyar Tempurejo Jember. berhubungan dengan ketidaktahuan
Yang berdasarkan diagnosis sebagai keluarga dalam manajemen rumah
berikut: sehat. Tindakan kedua yang dilakukan
1. Pada diagnosis yang pertama adalah memberikan pengetahuan
dilakukan: observasi ttv, anjurkan tentang pentingnya pola hidup sehat
kurangi aktivitas dan banyak istirahat, agar mengurangi tingkat risiko penyakit
anjurkan klien dan keluarga untuk komplikasi
memberikan rendah garam dan 3. koping keluarga tidak efektif
berobat kepuskesmas, kolaborasi berhubungan dengan ketidakmampuan
dengan tim medis puskesmas untuk keluarga memanfaatkan fasilitas
pemberian obat yang tepat. monitor pelayanan kesehatan. Tindakan ketiga
klien secara berkala terutama 2 hari yang dilakukan adalah memberikan
pertama kunjungan rumah, ajarkan penyuluhan tentang penyebab dan
klien tentang upaya pencegahan tanda-tanda hipertensi, menjelaskan
terjadinya hipertensi, kaji tekanan makanan yang dianjurkan dan dilarang,
darah klien. menganjurkan tidak mengkonsumsi
makanan yang meningkatkan tekanan keperawatan mulai dari pengkajian sampai
darah, enganjurkan klien memeriksakan evaluasi.
kesehatan di puskesmas. 1. Pengkajian
E. Evaluasi
Pada hari terahir perawatan pada Proses pengkajian dilakukan melalui
tanggal 03 Maret 2019 pukul 14:00 WIB. proses wawancara, observasi dan
Didapatkan diagnosis pertama, klien pemeriksaan fisik. Pengkajian di bagi
mengatakan leher kaku dan pusing sudah dua yaitu Subyektif dan Obyektif. Data
berkurang. Data objektif: tanda-tanda vital subyektif pada Ny.H gejala klien
TD: 140/80 mmHg, N: 83 x/menit, RR: mengatakan jika dibuat berjalan mata
20x/menit Diagnosis kedua: Data berkunang-kunang, dan tidak
subjektif: klien mengatakan bahwa jendela mempunyai tenaga untuk berjalan. klien
rumahnya sudah dibuka setiap hari. mengatakan sudah mengurangu asuhan
Diagnosis yang ketiga teratasi dalam 2x garam dalam masakannya, tetapi klien
kunjungan. tetap menyukai dan mengkonsumsi ikan
Evaluasi disusun dengan asin. klien mengatakan kurang
menggunakan SOAP secara operasional. mengetahui penyakit hipertensi, klien
Subjektif merupakan hal-hal yang sering bertanya tentang penyakitnya
ditemukan oleh klien atau keluarga yang kepada perawat tentang penyakitnya.
bersangkutan secara subjektif. Objektif Klien mengatakan 7 bulan terakhir ini
merupakan hal-hal yang ditemukan oleh menderita hipertensi. Data Objektif
perawat secara objektif ketika proses klien pusing, lemas dan mata tampak
pengkajian berlangsung. Analisis merah TD: 180/90 mmHg N: 88x/menit
merupakan pokok masalah yang telah S: 36,0 C pernafasan 20x/menit,dan
ditemukan dalam hasil temuan data pada pemeriksaan kardiovaskular tidak
proses subjektif dan objektif. Planning terdapat distensi vena jugularis dan
merupakan perencanaan terhadap masalah tekanan adanya palpatisa.
yang telah ditemukan. 2. Diagnosa keperawatan
Dari hasil perawatan selama 3 x 24 Diagnosa keperawatan yang muncul
jam diwilayah kerja puskemas tempurejo setelah dilakukan pemeriksaan terhadap
jember mendapatkan hasil yang sangat Ny.H adalah Risiko Gangguan Fungsi
memuaskan, dimana intervensi berhasil Kardiovaskuler pada Ny. H yang
dan keluhan klien telah berkurang serta berhuungan dengan ketidakmampuan
klien dapat melakukan aktivitas seperti keluarga merawat anggota keluarga
biasanya, klien menerima tindakan pada pasien hipertensi
keperawatan yang dilakukan oleh penulis 3. Perencanaan
dan mau untuk mengaplikasikan kedalam Perencanaa yang dilakukan pada Ny.H
keseharian guna untuk mencegah dengan diagnosa Risiko Gangguan
kekambuhan dan komplikasi yang Fungsi Kardiovaskuler pada Ny. H
diakibatkan oleh penyakit hipertensi. yang berhuungan dengan
Kesimpulan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga pada pasien hipertensi
Pada bab menyajikan kesimpulan dari dengan tujuan dari diagnosa adalah
hasil Asuhan Keperawatan Keluarga pada setelah dilakukan kunjungan rumah
Ny.H dengan hipertensi dan saran yang selama 4x kunjungan risiko ganguan
diberikan terhadap pelayanan kesehatan, fungsi kardiovskuler Ny. H menurun,
masyarakat dan peneliti. Asuhan dengan kriteria hasil tekanan darah
Keperawatan Keluarga telah dilakukan 120/80 mmHg – 130/80 mmHg, nadi
pada Ny.H dengan melalui tahap proses 60 – 100 x/menit, pernafasan 16 –
24x/menit, suhu 36 – 37,5 c, skala 0 - 3,
kesadaran composmentis, keadaan keperawatan pada penerapan
umum cukup baik klien mampu keperawatan pada klien dengan
beraktifitas mandiri, klien tidak gelisah. diagnosa hipertensi.
4. Implementasi 2. Bagi institusi
Tindakan keperawatan yang dilakukan Diharapkan mampu meninkatkan mutu
merupakan impelementasi dari pendidikan dibidan kesehatan
rencana keperawatan dengan diagnosa khususnya keperawatan dalam
risiko gangguan fungsi kardiovaskuler menciptakan tenaga kesehatan yang
yang berhubungan dengan profesional dan sebagai bahan acuan
ketidakmampuan keluarga merawat bagi institusi agar dapat menjadi bahan
anggota keluarga pada pasien pembelajaran bagi mahasiswa pada
hipertensi yang telah disusun yaitu bangku pendidikan serta menjadi bahan
mengkaji penyebab pusing, mengukur acuan untuk melakukan keperawatan
tanda-tanda vita beserta skala 0 - 3, dengan klien hipertensi
kesadaran klien, keadaan umum klien, 3. Perawat
menganjurkan kurangi aktivitas dan Perawat memiliki tanggung jawab dan
banyak istirahat, menganjurkan klien keterampilan yang baik dalam
dan keluarga untuk memberikan memberikan pelayanan kesehatan pada
rendah garam dan berobat masyarakat, diharapkan tenaga
kepuskesmas dan kolaborasi dengan kesehatan khususnya perawat dapat
tim medis puskesmas untuk pemberian berkolabolari atau membangun kader
obat yang tepat dalam menganalisis status kesehatan
5. Evaluasi warga sekitar.
Evaluasi keperawatan yang dilakukan 4. Bagi peneliti
pada Ny.H dengan diagnosa risiko Menambah pengalaman, pengetahuan
gangguan fungsi kardiovaskuler yang dan wawasan penulis mengenai asuhan
berhubungan dengan ketidakmampuan keperawatan dengan gangguan system
keluarga merawat anggota keluarga cardiovaskuler.
pada pasien hipertensi adalah Ny.H
mengatakan sudah memahami pusing
yang di alaminya secara tiba-tiba, klien DAFTAR PUSTAKA
mampu mengatasi pusing dengan teknik
Aditama, T. J (2016). Beberapa Masalah
istirahat tidur, keluarga mau
Hipertensi Di Indonesia. Diakses pada
mendukung pengobatan farmakologi
tangga 11 u i 201 , 18:58:22
secara rutin, tekanan darah 140/80
mmHg, nadi 83x/menit, suhu 36,0◦c,
pernafasan 20x/menit. Askin, M., Nuralamsyah, M., & Susaldi.
Saran (2016). Keperawatan Medikal
Setelah penulis melakukan asuhan Bedah Sistem Kardiovaskular.
keperawatan keluarga pada klien dengan Jakarta: Erlangga.
hipertensi, penulis berharap masukan yang
akan penulis berikan bisa diaplikasikan Hutahean. (2010). Konsep Dan
dalam pengelolaan klien bagi: Dokumentasi Proses Keperawatan.
Jakarta: TMI
1. Bagi instansi pelayanan kesehatan
(puskesmas) Hidayat. (2012). Pengantar Kebutuhan
Hendaknya sebagai bahan masukan Dasar Manusia Aplikasi Konsep Dan
untuk puskesmas untuk mengambil Proses Keperawatan.
langkah-langkah kebijaksaan dalam Jakarta: Salemba Medika
rangka meningkatakan mutu pelayanan
Kartikasari, n. a. (2012). faktor resiko
hipertensi pada masyarakat didesa
kabongan kidul, kabupaten
rembang. Diakses pada tanggal 13
Juni 2017

Kodim, N., & Sasminto, A. W. (2014).


BIMKMI. Indonesian Public
Health Student Journal, volume 2
no.2. Diakses pada tanggal 13 Mei
2017

Muttaqin, (2010). Pengantar Asuhan


Keperawatan Klien Dengan
Gangguan Sistem Krdiovaskuler.
Jakarta. Salemba Medik

Padilla. (2012). Buku Ajar Keperawatan


Keluarga. Yogyakarta: Nuha
Medika.

Padilla. (2013). Asuhan Keperawatan


Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Potter, P. A. & Perry A. G. (2012). Buku
Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses Dan
Praktik. Alih bahasa, Renata Komalasari.
Ed-4. Jakarta. EGC

Rohmah, N., & Walid, S. (2014). Proses


Keperawatan Teori Dan Aplikasi.
Jogjakarta: AR-RUZZ Media.

Sinubu, R. B. Rondonuwu, R &Onibala, F.


(2015). Hubungan Beban Kerja
Dengan Kejadian Hipertensi Pada
Tenaga Pengajar Di Sma N 1
Amuran Kabupaten Minahasa
Selatan. Jurnal Keperawatan
volume 3 Nomor 2. Diakses pada
tangga 10 Januri 201 , 9:21:57

Triyanto, E. (2014). Pelayanan


Keperawatan Bagi Penderita
Hipertensi. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai