Anda di halaman 1dari 11

Anggota Kelompok :

 Aprilia Sinta sebagai Sandra


 Dony Fadila sebagai Bobby
 Ervin Wijayanti
 Ilham Adwika H. sebagai Peto
 Muhammad Fadilla
 Nadhila Oktafiani
 Nurul Rahmawati
 Rizky Nur a sebagai Tuan Karta
 Zahra Lintang Rahina

Menikahi Tiang

Bobby adalah seorang remaja yang baru saja lulus dari salah satu perguruan tinggi
negeri di kota tersebut. Layaknya sarjana lain yang pasti memiliki keinginan untuk bekerja,
saat ini Bobby tengah berusaha mencari pekerjaan di kota itu. Ia telah melamar di berbagai
perusahaan, namun tak satupun yang membuahkan hasil. Ia pun memilih untuk beristirahat di
bawah sebuah pohon dimana ada seorang pria bertubuh besar tengah berisitirahat juga.

Bobby : Boleh saya duduk disini tuan? (Pria itu hanya menatapnya sekilas lalu
mengangguk)

Bobby : Tuan asli dari kota ini? (Sambil membuka botol minum yang dibawanya)

Tuan Karta : Ya, kau sendiri?

Bobby : Saya baru lulus dari perguruan tinggi di kota ini tuan, sedang mencari
pekerjaan. Apa tuan tau dimana perusahaan yang sedang membuka lowongan
pekerjaan di sekitar sini?

Tuan Karta : Siapa namamu nak?

Bobby : Bobby tuan. Maaf tuan saya sampai lupa untuk berkenalan. (sembari meringis
merasa bersalah)

Tuan Karta : Namaku Karta, aku pemilik percetakan di ujung jalan ini.

Bobby : (Mengangguk) Apa percetakan tuan sedang memerlukan karyawan?

Tuan Karta : Sebenarnya aku sedang punya keinginan ingin mengembangkan bisnisku di
bidang jurnalistik, tapi aku belum menemukan calon wartawan yang tepat.

Bobby : (sambil menaruh tangannya di dagu, berpikir) Sebenarnya jurusan saya saat
kuliah bukan jurnalistik, tapi saya memiliki bakat dalam dunia itu tuan.

Tuan Karta : Apa bakatmu wahai anak muda?


Bobby : Kepo tuan! Saya orang yang sangat mau tahu tentang urusan orang lain.
(Sambil menjentikkan jarinya)

Tuan Karta : Apa kamu yakin bakatmu itu akan memuat koranku banyak disukai warga di
kota ini?

Bobby : Saya yakin! Saya akan menulis berita yang menarik dan menjadi jurnalis
kebanggaan tuan Karta.

Tuan Karta : Kalau begitu, besok datanglah ke kantorku. Hari ini aku harus menemui
anakku dulu. Aku akan memberitahu apa tugas pertamamu besok. Deal?
(sambil mengulurkan tangan)

Bobby : Siap tuan, senang bekerja sama dengan anda. (sambil menyambut uluran
tangan Tuan Karta)

Setelah perjanjian di bawah pohon yang rindang tersebut, Bobby melangkahkan


kakinya dengan riang menuju rumah mungilnya. Hatinya begitu senang karena berhasil
mendapatkan pekerjaan. Ditengah perjalanan, ia melihat sahabat karibnya Patrick tengah
menyiram bunga di depan rumahnya.

Bobby : Hai, Pet!

Peto : Hai, Bob! Darimana saja kau seharian ini? (sambil meletakkan selang di atas tanah)

Bobby : Seharian ini aku berkeliling mencari pekerjaan. Dan kau tau tidak?

Peto : Aku tidak tau.

Bobby : Jangan memotong ucapanku, Pet! Aku diterima bekerja! Dan satu lagi, temanmu
ini akan menjadi seorang jurnalis. (sambil menepuk-nepuk dadanya)

Peto : Bukankah jurusan kuliahmu adalah Fisika?

Bobby : Ah lupakan saja. Lagipula selama ini aku juga selalu tidak bisa mengingat satupun
rumusnya.

Peto : Lalu bagaimana caranya kau bisa lulus?

Bobby : Mungkin saja dosen itu sudah bosan melihatku selama lebih dari 7 tahun. Sudahlah
jangan banyak tanya, kau harusnya senang kawanmu ini telah mendapat pekerjaan.

Peto : Aku turut senang dengan keberhasilanmu, kawan. (sambil menepuk pundak
Bobby)

Esoknya, di kantor tuan Karta…

Tuan Karta : Jadi, Bobby. Tugas pertamamu hanyalah sebuah tugas sederhana.
Bobby : Tugas apakah itu, tuan?

Tuan Karta : Tugasmu sederhana, hanya tulis sebuah berita yang menarik dan pastikan
berita itu akan mendatangkan banyak bayi-bayi manis ke kantor ini.

Bobby : Ba.. bayi?

Tuan Karta : Tentu saja uang! Uang adalah bayi bayi manisku! Pastikan kau bisa
memberiku semakin banyak uang. Apa kau mengerti anak muda?

Bobby : Tentu saja tuan Karta, aku akan menulis sebuah berita yang menarik untukmu!

Dengan berbekal sebuah kamera di lehernya dan sebuah buku catatan kecil di tangan,
Bobby kembali berjalan menyusuri jalanan ramai kota tersebut berharap menemukan sebuah
berita yang mungkin bisa mendatangakan ‘bayi-bayi manis tuan Karta’. Sampailah ia di
sebuah peternakan kecil di sudut kota tersebut. Peternakan itu adalah milik seorang
perempuan mungil bernama Sandra yang saat ini tengah memberi makan beberapa ayamnya.

Bobby : Halo Sandra! (sambil melambaikan tangannya)

Sandra : Oh, Halo Bobby! Lama tak bertemu denganmu. Bagaimana kabarmu? (sambil
keluar dari kandang ayamnya dan menghampiri Bobby)

Bobby : Aku baik. Lama tak berkunjung kesini dan banyak hal telah berubah. Peternakan
ini jauh lebih besar dari dulu.

Sandra : Ah, kau bisa saja. Kudengar kau baru saja meraih gelar sarjana, akhirnya ya.

Bobby : Ya, dan sekarang aku adalah seorang jurnalis. Oh tunggu tunggu, jangan
pertanyakan apa jurusanku dulu. Ini jalan hidupku. (Bobby langsung menyambar
ketika Sandra terlihat akan membuka mulutnya)

Sandra : (manggut-manggut) Ya ya, selamat kalau begitu. Ngomong-ngomong ada apa kau
datang kemari?

Bobby : Sebenarnya aku sedang menjalankan tugas pertamaku, yaitu mencari sebuah berita.
Maukah kamu membantuku?

Sandra : Apa yang bisa aku lakukan untukmu?

Bobby : Umm…(sambil bertopang dagu) Bagaimana jika aku mewancaraimu tentang


perternakanmu ini?

Sandra : Boleh, kalau begitu mari masuk!


Esoknya berita tentang peternakan Sandra telah terbit di koran pertama milik
percetakan tuan Karta. Bobby optimis bahwa berita yang ditulisnya akan menjadi
perbincangan dikalangan penduduk kota tersebut. Ditambah tuan Karta saat ini
memanggilnya untuk datang ke kantornya sekarang juga. Bobby memasuki ruangan tuan
Karta dengan rasa percaya diri yang tinggi.

Tuan Karta : Bobby!!! Duduk kau disini!(sambil menatap tajam)

Bobby : (menatap bingung ) Ada apa tuan?

Tuan Karta : Ada apa kau bilang? Bocah semprul!

Bobby : Apa maksud tuan? Memangnya apa salah saya? Bukannya saya telah
menyelesaikan tugas pertama saya dengan sempurna?

Tuan Karta : Sempurna gundulmu! Lihat ini! (menyodorkan laporan penjualan hari ini ke
hadapan Bobby)

Bobby : (membuka laporan itu perlahan)

Tuan Karta : Penjualan kita sangat rendah, beritamu itu berita basi dan kacangan! Kau
membuatku rugi anak muda!

Bobby : Maafkan saya Tuan, tapi saya telah berusaha menulis berita sebaik mungkin.

Tuan Karta : (mengambil selembar Koran terbitan hari ini) Sebaik mungkin? Lihat, berita
macam apa ini? Di jaman sekarang, siapa yang tertarik membaca berita
monoton semacam berita tentang peternakan murahan ini ha? Jawab!

Bobby : La..lalu berita macam apa yang harus saya tulis tuan? Berita apa yang disukai
masyarakat? Saya mohon beritahu saya dan biarkan saya memperbaiki diri
saya tuan.

Tuan Karta : (meraih pensil didepannya) Lihat ini, berita macam apa ini? Peternakan Sandra
berkembang pesat menjadi peternakan nomor satu di kota ini? Sungguh
membosankan. Ini lebih cocok disebut sebagai dongeng pengantar tidur.

Bobby : Lalu, apa yang harus saya tulis tuan?

Tuan Karta : Beri sedikit bumbu disini. Berita seperti ini adalah berita basi yang tak akan
laku di pasaran. Sini kuberitahu, kau coret kalimat ini dan ganti dengan
Peternakan Sandra, jalan instan pun ditempuh untuk kesuksesan.

Bobby : A..apa maksud tuan?

Tuan Karta : Tulis bahwa Sandra sebenarnya dalah eksportir yang diam diam mengekspor
daging babi untuk menaikkan pendapatan peternakannya. Tulis juga bahwa ia
sengaja jarang mempublikasikan peternakannya itu untuk menutupi kedoknya.
Bobby : Tapi tuan, itu berarti saya menulis sebuah berita bohong, Datanya pun tidak
valid tuan.

Tuan Karta : Anak muda, ini 2019. Masyarakat kini membutuhkan sensasi daripada sekedar
berita kacangan semacam ini. Realita tidaklah penting sekarang ini, yang
terpenting adalah sebuah berita yang bisa menjadi buah bibir masyarakat.

Bobby : (menimbang sambil berpikir) Baiklah tuan, saya akan.. saya akan menulis
berita tersebut.

Bobby yang sangat mencintai pekerjaan yang baru saja ia dapatkan ini, akhirnya
menuruti perintah tuan Karta. Ia menulis sebuah berita yang sesuai dengan apa yang
dikatakan oleh bosnya itu. Ia tidak memikirkan hal lain selain ia harus bisa mempertahankan
pekerjaannya ini. Ia sangat mencintai pekerjaannya. Esok harinya, berita yang dimuat dalam
Koran Karta pagi itu menjadi perbincangan utama di seluruh kota. Masyarakat tidak mengira
bahwa Sandra sang pemilik peternakan yang dikenal ramah itu adalah penjual daging babi
hingga ke luar negeri. Sandra menjadi buah bibir dan penjualan Koran Karta naik pesat.
Tulisan Bobby itupun ramai di kalangan pegawai percetakan milik tuan Karta.

Saat makan siang di kantin, beberapa pegawai tampak berbincang dengan Bobby perihal
Koran Karta yang laris di pasaran.

Paula : Bob, kedatanganmu di kantor ini sungguh membuat suasana seketika berubah.

Bobby : Apa maksudmu?

Paula : Ya, kau anak baru. Tapi sudah menjadi kesayangan Tuan Karta. Apalagi sekarang
beritamu itu seakan menjadi trending topic di seluruh kota.

Bobby : Ah itu, aku hanya menulis sebaik mungkin. Jangan seperti itu.

Friska : Tapi, kau harus berhati-hati juga dengan tuan Karta.

Bobby : Ada apa memangnya, fris?

Friska : Kau tau, dia adalah orang yang umm… mata duitan akut. Bahkan sudah tergolong
licik. Ia sudah seringkali melakukan hal-hal yang tidak lazim sekalipun untuk
mendapatkan uang. Kau hati-hati saja dengannya.

Bobby : (Hanya mengangguk)

Bobby seketika melupakan perkataan Paula dan Friska karena ia begitu terlena
dengan segala pujian yang datang padanya bahwa ia adalah seorang jurnalis yang kompeten.
Khususnya pujian dari tuan Karta. Ia pun bertekat untuk mencari berita baru yang juga akan
mejadi buah bibir masyarakat. Ia pun berjalan dan melihat seorang wanita tengah duduk
disebuah bangku taman. Wanita itu mengenakan kacamata hitam dan pakaian yang begitu
tertutup, terlihat seperti hendak menyamar. Tapi bobby dapat mengenalinya karena wajahnya
begitu familiar, dia adalah Bella seorang model yang tengah naik daun.
Bobby : Sedang menunggu bus, nona? (sambil duduk di bangku kosong di sebelah Bella)

Bella : (melirik Bobby sekilas)

Bobby : Apa kau warga asli kota ini?

Bella : Ya, aku warga asli kota ini. Maaf ya, aku kurang nyaman berbicara dengan orang
yang belum aku kenal.

Bobby : Oh, maaf sekali. Kalau begitu, mari kita berkenalan. Aku bobby. (sambil
mengulurkan tangan)

Bella : (hanya menatap uluran tangan Bobby) Kau tidak mengenal siapa aku?

Bobby : (tertawa) oh tentu saja aku tau, kau Bella kan? Siapa yang tidak kenal dengan
model sepertimu.

Bella : Penyamaranku gagal lagi rupanya.

Bobby : Oh, penyamaranmu baik sekali. Mungkin aku yang terlalu cerdas.

Bella : Terserahmu saja. Kau juga sedang menunggu bus?

Bobby : Oh, aku hanya numpang istirahat disini.

Tiba-tiba, sebuah mobil mewah berhenti tepat di depan mereka. Pengemudinya tidak tampak
karena tertutup kaca gelap dan seketika Bella berdiri.

Bobby : Itu penjemputmu?

Bella : Ya, itu kakakku aku pergi dulu ya.

Bobby merasa hal ini bisa menjadi berita besar dimana model yang tengah naik daun
dijemput oleh seorang pria. Dengan spontan, Bobby mengarahkan kameranya untuk
mengambil gambar secara diam-diam. Berita ini akan menjadi berita besar.

Bobby : Berita ini pasti akan menjadi berita yang Boom!! Aku yakin itu. (sambil tersenyum
miring)

Esoknya, berita mengenai Bella yang dijemput oleh seorang pria dengan mobil
mewah menjadi headline Koran Karta dan ramai diperbincangkan. Maklum saja, bella adalah
model cantik yang sedang naik daun dan tiba-tiba saja muncul pemberitaan bahwa ia
mungkin saja sedang berkencan dengan seorang pria. Bahkan gossip menyebar kian miring
menjadi berbagai macam statement dari masyarakat. Pundi-pundi rupiah pun semakin banyak
masuk ke kantong Tuan Karta melalui berita yang ditulis Bobby. Bobby pun dipanggil untuk
menghadap tuan Karta.

Tuan Karta : Wow nak, kau sungguh luar biasa. Lihatlah hasil berita yang kau tulis sekarang
menjadi berita nomor satu yang dicari masyarakat.(sambil tersenyum dan
memegang pundak Bobby).
Bobby. : Ya tuan, saya juga senang jika berita tersebut menjadi terkenal dan juga tuan
mendapatkan banyak uang.

Tuan Karta : Hahaha, kau benar nak, uangku terus mengalir dengan adanya berita ini.
(Sambil tertawa memegang perutnya.

Bobby : Tentu tuan.

Tuan Karta : Baiklah nak, karena kau telah berhasil mencari berita yang sangat bagus. Aku
memberikanmu libur satu hari. (Sambil mengacungkan satu jarinya).

Bobby : Baiklah tuan, terima kasih.

Tuan Karta : Kau bisa pergi sekarang nak. (Sambil mengibaskan tangannya).

Bobby : Baik tuan permisi. (sambil melangkah pergi meninggalkan ruangan).

Setelah Bobby meninggalkan ruangan dia langsung berkata

Bobby : Setelah aku menghasilkan berita yang bagus dan uang yang banyak, dia hanya
memberikan libur satu hari? Tidak dapat dipercaya, dasar pelit. (Sambil terus
melangkah pergi).

Keesokan harinya, Bobby hanya bersantai di rumah menikmati libur satu harimya itu.
Tapi tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumahnya. Diapun bangkit dari bersantainya dan
membukakan pintu.

Bobby : Wah hai Pet. Ada apa kau berkunjung ke rumahku? (Sambil mengerutkan dahi).

Peto : Hai Bob, aku ingin bercerita padamu. (Sambil tersenyum)

Bobby : Oke sekarang berceritalah.

Peto : Apa kau tidak menyuruhku untuk masuk ke dalam rumahmu? (Sambil melihat ke
dalam rumah Bobby).

Bobby : oh iya aku lupa. Mari masuklah.(Sambil menggiring Peto untuk duduk.)

Bobby : Oke sekarang kau boleh bercerita.

Peto : Baiklah. Jadi, emm...aku menyukai seseorang Bob. (Sambil memunduk dan
meremas kedua tangannya).

Bobby : APA?? kau menyukai seseorang. Apakah dia pria atau wanita? (Sambil
menampilkan wajah terkejut).

Peto : Apakah kau gila? Tentu saja aku menyukai wanita. (Sambil memukul lengan
Bobby dan menampilkan muka kesal).

Bobby : Hahaha baiklah Pet. Jadi kenapa kalau kau menyukai wanita? (Sambil tertawa).
Peto : Jadi, aku menyukainya karena dia sangat cantik, lemah lembut, dan saat dia
tersenyum akan sangat manis. (Sambil tersenyum dan menerawang ke atas).

Bobby : hii (sambil menatap Poto dengan tatapan jijik), oke oke Pet, jadi ada apa dengan
wanita yang kau sukai itu?

Peto : Saat aku menyatakan bahwa aku menyukainya dia langsung saja menolakku.
(Sambil menatap Bobby dengan tatapan sedih).

Bobby : Wow sungguh Pet. (Sambil menampilkan wajah tidak menyangka) Kalau begitu
lupakanlah dia Pet.

Peto : Benar Bobb aku akan melupakannya. (Sambil menampilkan senyum tipis).

Bobby : Baguslah itu lebih baik.

Peto : Terima kasih Bob telah mendengarkan ceritaku. (Sambil menatap Bobby).

Bobby : Sama-sama Pet, kau kan sahabatku. (Sambil merangkul Peto).

Peto : Baiklah aku akan pulang. (Sambil berdiri).

Bobby : Oke, hati-hati di jalan Pet. (Sambil mengantarkan Peto ke depan).

Setelah itu Bobby kembali menikmati waktu liburnya tersebut. Pada keesokan harinya
saat dia akan berangkat bekerja, dia melihat Peto yang sedang mengamati tiang. Saat melihat
itu, otaknya langsung bekerja untuk memunculkan ide. Lalu dengan senyum liciknya dia
memfoto Peto yang sedang mengamati tiang tersebut untuk dia jadikan sebuah berita. Setelah
itu dia langsung pergi, dalam benaknya ini akan menjadi berita yang menarik. Setelah sampai
di kantor dia bergegas ke ruangannya untuk membuat berita yang baru didapatnya tadi.

Bobby : Seorang pria yang menikahi tiang. Bobby, kamu memang jenius. (Gumamnya
sambil menyalakan laptop)

Tuan Karta : Bobby, bagaimana dengan berita hari ini? Apa kau siap mendatangkan bayi
bayi manis untukku lagi?

Bobby : Wah, tuan ini bukan hanya akan jadi berita yang mendatangkan banyak uang.
Berita ini benar benar berita yang hot.

Tuan Karta : (melirik tulisan Bobby) Kau memang pemuda yang bisa diandalkan. Teruskan,
aku ingin kembali menemani bayi bayiku di dalam kantor.

Pada keesokan harinya berita tersebut langsung tersebar di masyarakat dan menjadi topik
hangat yang ramai diperbincangkan. Hingga Peto yang sedang lewat di depan kantor Tuan
Karta diperhatikan dan mulai terdengar suara bisik-bisik dari orang-orang.

Peto : Ada apa ini? Kenapa orang-orang memperhatikanku? (Sambil mengerutkan


dahinya).
Setelah itu Peto langsung menghampiri orang-orang yang memperhatikannya tadi dan
bertanya.

Peto : Maaf, sebenarnya kenapa kalian melihatku seperti itu?

Orang 1 : Apakah kau orang yang akan menikah dengan tiang? (Sambil menatap Peto).

Peto : Apa maksudmu? Siapa yang ingin menikahi tiang? Apa kau bercanda? Mana
mungkin aku menikahi tiang (Sambil menahan emosi yang ada di dirinya).

Orang 2 : Apa kau tidak lihat di koran pagi ini? Berita di koran menyebutkan bahwa kau
akan menikahi tiang. (Sambil menunjuk koran yang ada di tangannya).

Setelah itu, Peto langsung merampas koran tersebut dan membacanya.

Peto : 'KARENA PUTUS CINTA PETO BERNIAT MENIKAHI TIANG' Omong


kosong apa ini ? Aku tidak akan pernah menikahi tiang. (Sambil menatap semua
orang-orang)

Akhirnya Peto pun meninggalkan orang-orang tersebut dengan penuh emosi. Sedangkan
suasana di kantor Tuan Karta sedang bergembira karena berita 'KARENA PUTUS CINTA
PETO BERNIAT MENIKAHI TIANG' menjadi koran yang mendapatkan penjualan tertinggi
dari koran yang lainnya.

Tuan Karta : Bobby, bagaimana kamu bisa membuat berita yang sangat luar biasa? Aku
sangat bangga padamu nak. (Sambil tertawa bahagia)

Bobby : berita tersebut hanya terlintas dibenakku saja tuan. (Sambil tersenyum).

Tuan Karta : Karena hasil pencapaianmu yang sangat luar biasa aku akan memberikanmu
bonus tambahan.

Bobby : Terima kasih banyak tuan. (Sambil tersenyum bahagia).

Tuan Karta : Baiklah kau bisa pergi.

Bobby : Baik tuan, permisi.(Sambil melangkah pergi).

Setelah itu Bobby pulang ke rumahnya. Pada keesokan harinya dia pergi ke supermarket
untuk membeli bahan makanan yang telah habis. Saat dia akan mengambil bahan, dia
mendengar orang-orang yang membicarakan bahwa peternakan Sandra telah bangkrut, Bella
yang sepi job dan Peto yang menggila. Mendengar semua itu membuat hati Bobby menjadi
resah.

Bobby : Apakah semua itu karena berita yang aku buat? (Sambil menatap bahan-bahan
dengan tatapan kosong).

Kasir : Aku tak tau bahwa mereka benar-benar melakukan semua itu. Kupikir mereka
orang baik. (Sambil menatap Bobby)
Bobby : Apa maksudmu?

Kasir : Sandra dan Peto, aku selalu menyukai mereka dan aku tidak menyangka bahwa
Sandra adalah penjual daging haram dan Peto ternyata segila itu.

Bobby : Kau percaya pada pemberitaan itu?

Kasir : Tentu saja, berita dibuat untuk dipercayai bukan? Lagipula itu sudah tersebar
dimana-mana. (sambil menyerahkan uang kembalian)

Setelah dia membeli bahan-bahan yang dibutuhkan, dia langsung pulang ke rumah dan
merenungkan kesalahannya yang membuat berita bohong demi uang.

Bobby : Aku harus bisa memperbaiki kesalahanku yang membuat hidup orang-orang
menjadi menderita. (Sambil mengepalkan kedua tangannya).

Jemari Bobby pun mengetik dengan lincah diatas laptopnya. Menulis sebuah berita yang ia
yakin kali ini akan lebih menggemparkan dari berita-berita yang telah ia tulis sebelumnya. Ia
yakin itu.

Esoknya, seluruh kota gempar dengan beredarnya Koran Karta dengan Headline 'Bayi Manis

Tuan Karta : Perpaduan Hoax dan Kepalsuan' . Berita berisi kecurangan tuan Karta dan
tabiat buruk tuan Karta pun tersebar dan membuat masyarakat protes keras.

Bobby menikmati secangkir teh sambil menonton film di laptopnya, mengabaikan suara riuh
yang terjadi di kantornya.

Tuan Karta : (Dengan wajah berapi-api) Bobby! Dasar pemuda kurang ajar! Tak tau
diuntung! Apa maksudmu hah?!

Bobby : (meletakkan secangkir teh dengan santai) Apa yang saya perbuat, Tuan? Saya
hanya minum teh, apa anda mau kubuatkan juga?

Tuan Karta : (melemparkan koran) Apa ini? Pemberitaan macam apa ini?!

Bobby : Bukankah itu pemberitaan yang selalu tuan inginkan? Yang membuat heboh
masyarakat?

Tuan Karta : Bodoh! Ini keterlaluan Bobby!

Bobby : Ya! Saya memang bodoh karena menuruti mau Tuan. Saya sadar sekarang, apa
yang saya perbuat ini menghancurkan hidup orang lain. Saya akan
memperbaiki semua. Saya keluar dari kantor ini. (Sambil membereskan
barang-barangnya)

Tuan Karta : (menatap marah)

Bobby : Dan saya harap tuan bisa belajar dari semua kejadian ini. Terimakasih banyak.
(Pergi meninggalkan tuan Karta)
Tuan Karta : Dasar pria tak tau diuntung! Terkutuk kau! (Sambil terus mencerocos marah
dan berusaha mengejar Bobby namun ditahan oleh beberapa karyawannya)

Setelah kejadian itu, Bobby pun menemui Sandra, Bela dan Peto untuk meminta maaf atas
semua kesalahannya dan berjanji akan menebus semuanya. Ia pun diterima bekerja lagi
menjadi seorang jurnalis di sebuah kantor berita. Kali ini, Bobby berjanji ia akan selalu
menulis berita dengan jujur dan apa adanya. Karena ia tahu, semua yang ia lakukan tidak
hanya menyangkut dirinya sendiri namun selalu melibatkan kepentingan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai