RKS & Spesifikasi Teknis
RKS & Spesifikasi Teknis
&
SPESIFIKASI TEKNIS
4.3 Pematokan
a. Sebelum bagian pekerjaan lainnya dimulai,
Kontraktor melakukan pematokan untuk
menetapkan AS fan Peil rencana serta batas.
b. Dalam pematokan ini, Kontraktor harus
memperhatikan titik-titik referensi/Bench Mark
yang ada.
c. Pematokan dilakukan oleh Kontraktor
kemudian diperiksa kembali bersama oleh
Kontraktor dan Direksi.
d. Patok-patok tersebut dari kayu bulat diameter 8
cm dan panjang 60 cm ditancapkan sedalam 50
cm dan bagian yang muncul diatas permukaan
tanah setinggi 10 cm.
e. Patok dari titik-titik yang akan terganggu oleh
pekerjaan, harus dibuat patok-patok referensi
pada tempat yang aman dan mudah terlihat.
4
4.4 Pembersihan
a. Bagian taman yang terkena terkena bangunan
dibongkar, batang-batang pohon,
akar-akar dan sebagainya harus dibongkar pada
kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm di
permukaan tanah asli atau permukaan
akhir/final grade (ditentukan oleh permukaan
yang lebih rendah) dan bersama-sama dengan
seluruh sampah dalam segala bentuknya, harus
dibuang pada tempat yang tidak tampak dari
tempat pekerjaan/akan ditetapkan oleh Direksi.
b. Pohon-pohon yang ditebang, tidak
diperkenankan jatuh pada tanah milik
perorangan tanpa izin khusus dari pemiliknya
dan Kontraktor atas tanggungjawabnya
menyingkirkan pohon-pohon tersebut atau
membiarkan di tempat semula, asal ada
persetujuan tertulis dari pemiliknya.
c. Seluruh kerusakan termasuk pagar, yang terjadi
pada saat pembersihan, harus diperbaiki oleh
Kontraktor atas tanggung jawabnya sendiri.
d. Dalam hal akan dilakukan pembakaran,
Kontraktor harus memberitahukan kepada
pemilik-pemilik tanah yang berbatasan dengan
pekerjaan, paling kurang 48 jam tentang
maksudnya akan melakukan pembakaran.
e. Kontraktor harus selalu bertindak sesuai dengan
peraturan-peraturan pemerintah yang berlaku
mengenai pembakaran di tempat terbuka.
f. Pada pelaksanaan pembersihan, kontraktor
harus berhati-hati untuk tidak mengganggu
setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atas
tanda-tanda lainnya.
g. Pekerjaan pematikan dianggap selesai apabila
hasilnya sudah diketahui dan disetujui oleh
Direksi.
4.5 Galian
a. Pekerjaan galian dilakukan pada daerah galian
sebagai yang tercantum dalam gambar rencana.
b. Kedalaman penggalian harus sesuai dengan
ketinggian rencana yang tertera pada gambar
rencana.
5
4.6 Urugan
a. Material untuk urugan, harus material yang
sesuai untuk itu dan disetujui Direksi. Galian
tambahan hanya boleh dikerjakan bila tidak ada
material yang cukup baik untuk memenuhi
kebutuhan seluruh pengurugan.
b. Material yang dalam keadaan basah, dimana
kalau dalam keadaan kering dinyatakan dapat
dipakai, harus dikeringkan lebih dahulu
sebelum digunakan untuk timbunan.
c. Bila Direksi menghendaki, Kontraktor harus
menggali tanah tufa atau material tanah yang
kurang baik mutunya sampai kedalaman yang
dianggap cukup oleh Direksi.
d. Pada daerah-daerah basah/ tergenang air/rawa,
Kontraktor harus membuat saluran-saluran
pembuangan sementara atau memompa air
untuk mengeringkan daerah tersebut. Lapisan
lumpur yang ada harus dibuang ke tempat yang
akan ditunjuk oleh Direksi sebelum pengurugan
kembali.
e. Sebelum pekerjaan pengurugan dimulai, pada
daerah yang telah selesai dibabat dan
dibersihkan, Kontraktor harus mengerjakan
pengisian lubang-lubang yang disebabkan
karena pencabutan akar-akar pohon, bekas-
bekas sumur, saluran dan sebagainya dengan
menggunakan material yang baik sesuai dengan
petunjuk Direksi dan harus segera dilakukan
perataan dan pemadatan pada permukaan tanah
tersebut.
f. Penghamparan material urugan dapat dimulai
setelah ada persetujuan Direksi.
g. Pengurugan dilakukan lapis demi lapis dan
setiap lapisan harus dipadatkan sampai
mancapai kepadatan yang disyaratkan. Lapisan
dari material lepas selain dari material batu-
batuan, tebal tiap lapisannya tidak boleh lebih
dari 20 cm, kecuali kalau tersedia alat pemadat
(Compaction Equipment) yang dapat
memadatkan lebih dari 20 cm sampai mencapai
6
2. Syarat-syarat umum
- Mutu beton yang dipakai K-250 dan baja
tulangan yang dipakai BJTD 320 MPa dan
BJTP 240 MPa untuk pekerjaan sloof, seperti
dijelaskan pada pasal mengenai pekerjaan
beton.
- Bekisting harus dipasang dengan kuat dan
tepat pada posisi sesuai dengan gambar
rencana. Dibawah beton sloof harus dibuat
lantai kerja dari beton tumbuk tebal 5 cm.
- Stek-stek kolom, harus distek setepat-tepatnya
sebelum pengecoran beton dilaksanakan.
- Harus diperhatikan selebum memasang
bekisting dan tulangan sloof, pipa-pipa
pembuangan air-kotor dan supply air bersih
yang lewat dibawah sloof harus sudah
terpasang pada posisi yang tepat.
2. Penyimpanan
Semen harus disimpan dalam gudang
yang kedap air dan berventilasi baik,
diatas lantai 30 cm. Kantong-kantong
berisi semen tidak boleh ditumpuk lebih
dari 10 lapis, atau ditumpuk langsung
diatas lantai. Penyimpanan semen harus
selalu terpisah untuk setiap pengiriman.
3. Pemeriksaan
- Kantraktor harus memberitahukan
kepada Konsultan Pengawas kapan
dan dimana semen itu dihasilkan.
Konsultan Pengawas mengadakan
pemeriksaan di tempat penimbunan
dan mengambil contoh-contoh semen
timbunan tersebut untuk keperluan
pemeriksaan di Laboratorium, jika
kualitasnya diragukan. Semen yang
dinyatakan afkir oleh Konsultan
Pengawas, tidak boleh dipergunakan
dan harus disingkir keluar proyek.
Apabila Kontraktor masih
mempergunakan semen yang diafkir
tersebut untuk pekerjaan beton maka
kepada Kontraktor dapat
diperintahkan untuk membongkar
beton tersebut dan harus
menggantinya dengan semen yang
disetujui atas biaya Kontraktor.
- Untuk mencegah semen dalam zak
disimpan terlalu lama sesudah
penerimaan, kontraktor hendaknya
memakai semen menurut urutan
kronologis yang diterima dalam
gudang penyimpanan.
4. Besi beton.
Besi beton yang digunakan adalah baja lunak
dengan mutu
- U - 32 tegangan Leleh karakteristik
minimum 3200 kg/cm2).
Untuk Besi Diameter diatas 12 mm (Besi
Ulir) (BJTD)
- U - 24 tegangan Leleh karakteristik
minimum 2400 kg/cm2).
Untuk besi Diameter 8 mm s/d Diameter
19 mm (Besi Ulir) (BJTD)
7. Selimut beton
Penepatan besi beton didalam cetakan tidak
boleh menyinggung dinding atau dasar
cetakan, serta harus mempunyai jarak tetap
untuk setiap bagian-bagian konstruksi,
apabila tidak ditentukan didalam gambar
rencana, maka tebal selimut beton untuk satu
sisi pada masing-masing konstruksi adalah
sebagai berikut :
- Kepala tiang (poer)
- Balok sloof 4 cm
- Balok 3 cm
- Kolom 4 cm
- Pelat beton 1,5 cm
8. Mutu beton
Mutu beton yang digunakan untuk pekerjaan
struktur adalah, fc’ = 21,7 Mpa dan untuk
beton praktis dipakai Beton Mutu fc’ = 14,5
Mpa (K-175). Sebelum dilaksanakanya
pekerjaan beton harus ada perhitungan mix
disain untuk komposisi campuran Mutu beton
yang akan dipakai sebagai pedoman untuk
pekerjaan beton tersebut.
9. Dan lai-lain
Pada Bagian beton yang ada pekerjaan
lanjutannya harus dibuatkan stek besi
sepanjang 1m’ atau menurut petunjuk direksi
(pengawas Lapangan)
B. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Shop drawing : Perhitungan Konstruksi
Sebelum melaksanakan pekerjaan beton,
Kontraktor diharuskan :
- Membuat shop drawingsuntuk
mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas.
- Memeriksa gambar yang dibuat oleh
Konsultan Perencana, jika terdapat
kesalahan yang membahayakan,
kontraktor harus melaporkan kepada
Konsultan Pengawas yang selanjutnya
akan meneruskan kepada Konsultan
Perencana. Sebelumada kepastian
mengenai kebenaran gambar tersebut,
Kontraktor tidak diijinkan melaksanakan
bagian pekerjaan tersebut.
2.
Campuran beton
1. Dibuat dengan perbandingan volume sbb :
Campuran Penggunaan
B 1:1 Untuk semua beton bertulang kedap
1 air spt. plat atap, luifel dan bak-bak
air.
B 1:2:3 Untuk semua beton bertulang spt.
2 Sloof, pondasi, beton per, plat lantai,
kolom balok-balok, dll.
B 1:3:5 Untuk semua beton tak bertulang,
3 rabat, neut, beton angker dan batu
tepi.
3. Penulangan
1. Baja tulangan sebelum dipasang harus
dibersihkan dari kotoran, karat lepas,
serpih-serpih, minyak gemuk atau lapisan
lainnya yang akan merusak atau
mengurangi daya lekat pada beton.
2. Baja tulangan harus dipotong dan
dibentuk dengan teliti sesuai dengan
bentuk dan ukuran yang tertera dalam
gambar. Baja tulangan tidak boleh
diluruskan atau dibengkokkan kembali
dengan cara yang dapat merusak
bahannya.
3. Baja tulangan harus dipasang pada posisi
yang tepat sesuai gambar rencana. Harus
diusahakan, agar posisinya tidak berubah
atau bergeser pada saat beton dipadatkan.
4. Pada umumnya pengujian untuk besi
tulangan dilakukan sesuai PBI-1971 yaitu
mempunyai kekuatan leleh minimum
3600 kg/cm2. Jika besi tulangan tersebut
tidak memenuhi ketentuan yang
disyaratkan, maka kelompok yang tidak
memenuhi syarat tersebut harus
disingkirkan dan tidak boleh digunakan.
4. Pengecoran
1. Sebelum dilakukan pengecoran,
kontraktor harus mempersiapkan dengan
sebaik-baiknya segala sesuatu yang
berhubungan dengan pengecoran antara
lain ; Meneliti kembali tulangan yang
telah dikerjakan dan menyesuaikannya
dengan gambar apabila terdapat
kesalahan. Tulangan yang bengkok,
ikatan-ikatan yang lepas atau berobah
posisinya harus dibetulkan. Meneliti
semua instalasi yang akan tertanam dalam
beton, apakah sudah tertanam dengan
baik. Memberitahukan dahulu kepada
konsultan Pengawas tentang pengecoran
yang akan dilakukan. Jika tidak ada
pemberitahuan tertulis atau persiapan
pengecoran tidak disetujui, maka
kontraktor dapat diperintahkan untuk
menyingkirkan beton yang akan dicorkan
tersebut.
2. Beton harus dicorkan sedekat-dekatnya ke
tujuan. Untuk pengecoran suatu unit atau
bagian pekerjaan harus dilanjutkan tanpa
berhenti, dan tidak boleh terputus tanpa
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
3. Pengecoran harus diselesaikan sebelum
adukan mulai mengental yang dalam
keadaan normal biasanya dalam waktu 30
menit. Tidak diijinkan mengecor pada
waktu hujan turun, kecuali jika Kontraktor
mengambil tindakan yang bisa mencegah
kerusakan beton dan telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
4. Adukan beton harus dipadatkan secara
seksama, dengan menggunakan alat
penggetar. Penggetaran harus dimulai
pada saat adukan dituangkan dan
dilanjutkan sampai adukan berikutnya.
5. Untuk melindungi beton yang baru dicor
dari cahaya matahari, hujan atau angin
sampai beton tersebut mengeras dengan
baik dan untuk mencegah pengeringan
yang terlalu cepat, harus dilakukan
perawatan beton sbb :
- Semua cetakan yang sudah diisi
adukan beton, dibasahi sampai cetakan
tersebut dibongkar.
- Membasahi selama 14 hari terus
menerus segera sesudah permukaan
beton cukup keras.
5. Angkutan Beton
1. Cara dan alat-alat yang digunakan untuk
mengangkut beton harus sedemikian rupa
sehingga beton dengan komposisi dan
kekentalan yang diinginkan dapat dibawa
ke tempat pekerjaan, tanpa adanya
kehilangan bahan yang bisa menyebabkan
perobahan nilai slump.
2. Dalam hal ini, beton yang akan dicor
harus diusahakan agar pengangkutan
ketempat pengecoran sependek mungkin,
sehingga pada waktu pengecoran tidak
mengakibatkan pemisahan antara kerikil
dan spesinya.
3. Beton lift digunakan untuk angkutan
vertikal, sedang untuk alat angkut
horizontal bisa menggunakan kereta
dorong. Tidak diizinkan menggunakan
ember-ember secara beranting.
6. Pengujian Beton
1. Semua pengujian beton harus sesuai
dengan PBI – 1971.
Kekuatan tekan dari beton ditetapkan
konsultan Pengawas dengan silinder
berukuran 15 x 30 cm atau kubus
berukuran 15 x 15 cm.
2. Kontraktor harus menyediakan fasilitas
guna keperluan guna pengujian yang
representative, frekwensi pengujian
ditetapkan konsultan Pengawas
berdasarkan tingkat pengecoran dan
struktur.
3. Meskipun hasil pengujian kubus- kubus
beton seperti diuraikan diatas memuaskan,
konsultan Pengawas berhak menolak
konstruksi beton yang cacat seperti
berikut :
- Konstruksi beton yang sangat keropos.
- Bentuk dan posisi beton tidak sesuai
dengan yang tidak ditunjukkan dalam
gambar.
- Konstruksi yang tidak tegak lurus atau
rata, seperti yang direncanakan.
4. Nilai slump dari beton (pengujian kerucut
slump) tidak boleh kurang dari 8 cm dan
tidak melampaui 12 cm.
C. Pedoman Pelaksanaan :
1. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana
kerja dan syarat-syarat ini, maka sebagai
pedoman tetap dipakai PBI 1971.
2. Pemborong wajib melaporkan secara
tertulis pada Direksi apabila ada
perbedaan yang didapat didalam gambar
konstruksi dan gambar arsitektur.
3. Adukan beton dan Pengangkutan
Pengadukan harus dilakukan dengan
mesin pengaduk (Mixer). Komposisi
campuran dari masing masing material
seperti Semen, Pasir Kerikil dan Air harus
sesuai dengan takaran yang susdah
disetujui pengawas/direksi serta
berdasarkan Job Mix.
Pengangkutan adukan beton dari tempat
pengadukan ketempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara yang disetujui oleh
Direksi, yaitu :
- Tidak berakibat pemisahan dan
kehilangan bahan-bahan.
- Tidak terjadi perbedaan waktu
pengikatan yang menyolok antara
beton yang sudah dicor dan yang akan
dicor, dan nilai slump untuk berbagai
pekerjaan beton harus memenuhi tabel
4.4.1 PBI 1971.
4. Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat
dilaksanakan atas persetujuan tertulis
Direksi. Selama pengecoran berlangsung
pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan
diatas penulangan. Untuk dapat sampai
ketempat-tempat yang sulit dicapai harus
digunakan papan-papan berkaki yang
tidak membebani tulangan. Kaki-kaki
tersebut harus sudah dapat dicabut pada
saat beton dicor.
Apabila pengecoran beton harus
dihentikan, maka tempat penghentiannya
harus disetujui oleh Direksi. Untuk
melanjutkan bagian pekerjaan yang
diputus tersebut, bagian permukaan yang
mengeras harus dibersihkan dan dibuat
kasar kemudian diberi additive yang
memperlambat proses pengerasan.
Kecuali pada pengecoran kolom, adukan
tidak boleh dicurahkan dari ketinggian
yang lebih tinggi dari 1,5 m.
5. Perawatan beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar
tidak kehilangan kelembaban untuk paling
sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk
keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai
berikut:
- Dipergunakan karung-karung yang
senantiasa basah sebagai penutup
beton.
- Hasil pekerjaan beton yang tidak baik
seperti sarang kerikil, permukaan tidak
mengikuti bentuk yang diinginkan,
munculnya pembesian pada
permukaan beton, dan lain-lain yang
tidak memenuhi syarat, harus
dibongkar kembali sebagian atau
seluruhnya menurut perintah Direksi.
Untuk selanjutnya diganti atau
diperbaiki segera atas resiko
pemborong.
15
2. Persyaratan Adukan
Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati,
diaduk didalam bak kayu yang memenuhi syarat.
Mencampur semen dengan pasir harus dalam
keadaan kering yang kemudian diberi air
sampai didapat campuran yang plastis. Adukan
yang telah mengering akibat tidak habis
digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi
dengan adukan yang baru.
Pengawas,
- Celah/alur untuk memasang kaca harus diberi
sealant/karet agar kedap air sesudah kaca
dipasang.
9.4 Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan
pekerjaan apabila telah selesai dipasang sesuai
dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta
telah disyahkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan
Pedoman Pelaksanaan
10.3
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan rangka atap
(Fabrikasi), Kontraktor harus membuat shop
drawing terlebih dahulu yang mencakup tentang
21
13.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas
baik, seperti :
24
Melaksanakan :
- Seluruh instalasi penerangan & stop kontak dalam
Gedung
- Seluruh instalasi penerangan halaman & parkir
- Menyediakan dan memasang semua toevoer listrik.
- Menyediakan dan memasang rack kabel dan hanger
untuk feeder dan instalasi.
- Mengurus permintaan daya listrik dan proses daya
penyambungan listriksehingga dapat digunakan oleh
pemilik bangunan.
- Penangkal petir
- Menyediakan dan memasang lighting control terminal
type Non Konventional lengkap dengan tiang/tower
penegak dan klem-klem.
- Melaksanakan instalasi penghantar dan lighting
control sampai bak control terminal sampai bak
kontrol lengkap dengan alat bantu.
- Melaksanakan pentanahan lengkap bak kontrol
lengkap dengan tutup dan terminal penyambung.
- Melakukan pengetesan dan perizinan dari Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi
- Membuat gambar kerja dan menyerahkan gambar as-
built.
- Melaksanakan pemeliharaan dan memberikan
jaminan.
- Membuat gambar kerja dan menyerahkan gambar
revisi.
- Melakukan pengetesan.
- Menyerahkan hasil pengetesan
- Melaksanakan pemeliharaan jaminan.
- Memasang nama-nama panel dan hubungan circuit
breaker berupa tulisan yang jelas dari bahan yang
tahan lama.
2. Syarat-syarat Fisik
- Semua bahan atau peralatan dari kualifikasi atau
tipe yang sama, diminta merek atau dibuat oleh
pabrik yang sama.
- Dalam setiap hal, suatu bagian atau suku-suku
cadang dari peralatan yang jumlahnya jelas
ditentukan, maka jumlah tersebut harus tetap
lengkap setiap kali peralatan tersebut diperlukan,
sehingga merupakan unit yang lengkap.
- Apabila suatu bahan atau peralatan disebutkan
pabrik pembuatnya atau mereknya, hal ini
dimaksud untuk mengikat mutu, tipe perencanaan
dan karakteristik
Umum
- Tegangan kerja: 380 colt – 3 fase – 50 Hz
- Interupting capacity untuk main breaker 45 KA dan
cabang-cabang minimal 25 KA.
- Jenis panel indoor frestanding lengkap dengan pintu.
- Gambar detail harus dibuat oleh kontraktor dan
disetujui oleh pemberi tugas sebelum pembuatan.
Pemutusan Daya
- Rated breaking capacity pada 380 volt – 3 fase tidak
kurang dari 35 KA.
- Breaker jenis ACB (air Circuit Breaker) harus makai
jenis fixed type.
- Ammeter AC :
1. Jenis moving iron, range sesuai kebutuhan, 900
hubungan langsung dengan trafo arus kelas 2.5.
2. Bentuk persegi empat, pasangan masuk.
3. Lampu pilot
4. Cos Ø meter
Panel Distribusi
Persyaratan umum :
- Teknis pelayanan panel ini untuk penerangan setiap
lantai.
- Type breaker baik main dan breaker sesuai gambar
rencana terdiri atas MCCB dan MCB.
Persyaratan Pembuatan :
- Badan panel dari sheet steel dengan ketebalan minimal
1.6 mm.
- Persyaratan anti karat dan pengecatan luar 2 kali
seperti panel utama.
- Type panel indoor.
- Jenis panel surface mounted pintu berkunci.
- Panel dengan pintu berkunci bilamana panel terletak di
ruang terbuka.
- Pentanahan harus mempunyai bar bagi fasilitas
pentanahan peralatan.
- Busbar dari bahan tembaga dengan kapasitas tidak
boleh kurang dari kabel feeder yang masuk, boleh
telanjang asal dipasang secara kuat dan aman.
- Breaking capacity sesuai dengan gambar sebagai
berikut :
- Main breaker 15 KA untuk panel penerangan.
- Cabang- cabangnya minimal 5 KA.
Panel Listrik
- Panel penerangan terpasang wallmounted kedinding
bangunan.
- Panel penerangan terpasang wallmuonted atau surface
mounted kekolom atau dinding.
- Panel penerangan luar jenis outdoor diberi pelindung.
- Gali Urug
- Kontraktor listrik harus menggali dengan kedalaman
dan besar yang sesuai spesifikasi yang diminta.
- Bilamana ada tabrakan dengan pipa, saluran got atau
lainnya harus dibuat gambar detail dan cara
penyelesaian yang baik untuk semua pihak dengan
mendapat persetujuan dari pemberi tugas.
- Kesalahan yang timbul karena kelalaian kontraktor
listrik menjadi tanggungjawabnya.
- Setelah selesai pemasangan kabel, galian harus diurug
kembali dengan sirtu sampai padat.
- Keterlambatan penggalian sehingga merusak hasil
pekerjaaan pihak lain harus diperbaiki kembali oleh
kontraktor listrik dengan beban biaya tanggungan
sendiri.
- Pentanahan
- Semua instalasi, peralatan dan panel-panel listrik harus
diberi pentanahan sebagai berikut :
- Pentanahan sistem
- Yang dimaksud dengan pentanahan sistem adalah
pentanahan kawat netral (MP). Yang harus ditanahkan
adalah titik netral.
- Grounding electroda berupa Ø 3/4”, sehingga
diperoleh tahanan tanah tidak lebih dari 1 ohm.
14.6 PENGUJIAN (TESTING)
Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji,
sehingga diperoleh yang baik dan bekerja sempurna
sesuai persyaratan PLN, spesifikasi dan pabrik. Bila
diperlukan,bahan-bahan instalasi dan peralatan dapat
diminta oleh direksi untuk diuji ke Laboratorium atas
tanggungan biaya kotraktor.
Ir. Gunawan
Direktur