Anda di halaman 1dari 19

Praktik Keperawatan Berbasis Bukti

(Evidence-Based Practice)

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

Dosen Pengampu:

Ns. Anisah Ardiana, S.Kep., M.Kep., Ph.D.

Disusun oleh :

Kelas D

Kelompok

Fatiya Putri Nurul Qomariyah 192310101048


Meilin Juwita Ningtias 192310101053
Annisa Zahra Mustofavi 192310101131
Adilah Mia Azubah 192310101192
Sisca Dwi Agustin 192310101195

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang
telah memberi kesempatan, taufik dan hidayah, serta inayahnya sehingga tugas
makalah Konsep Dasar Keperawatan “Praktik Keperawatan Berbasis Bukti” ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar
Muhammad SAW. keluarganya berserta para sahabatnya yang telah membimbing
kita dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang benderang yang diridhoi
oleh allah SWT.

Tak lupa pula kami mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman
kami yang telah memberikan petunjuk dalam terselesaikannya tugas makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan kami
telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun tugas makalah yang sangat
sederhana ini. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik, saran dan nasehat
yang baik demi perbaikan tugas makalah ini kedepannya. Semoga makalah ini dapat
berguna dan bermanfaat untuk kita semua.

Jember, 8 November 2019

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Tujuan ....................................................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................3
2.1 Pengertian Praktik Keperawatan berbasis Bukti..............................3
2.2 Tujuan Praktik Keperawatan berbasis Bukti....................................4
2.3 Tingkatan Praktik Keperawatan berbasis Bukti...............................5
2.4 Komponen Praktik Keperawatan berbasis Bukti .............................6
2.5 Model Praktik Keperawatan berbasis
Bukti ..........................................................................................................
......8
2.6 Faktor-faktor yang berkaitan dengan Praktik Keperawatan
berbasis Bukti.......................................................................................9
2.6.1 Pengetahuan dan ketrampilan .................................................9
2.6.2 Sikap dan keyakinan ...............................................................9
2.7 Langkah-langkah Praktik Keperawatan berbasis Bukti ................10
2.8 Hambatan dalam Praktik Keperawatan berbasis Bukti.................12
2.9 Pelaksanaan Evidence-Based Practice (EBP) dalam
Keperawatan.........................................................................................13

iii
BAB 3. PENUTUP.....................................................................................................14
Bab 4 Penutup ..............................................................................................14
4.1 Kesimpulan.........................................................................................14
4.2 Saran ..................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................16

iv
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era millenium seperti saat ini, proses pembelajaran sudah sepatutnya
bersifat interaktif, integratif, holistik, saintifik, kontekstual, kolaboratif, efektif dan
berpusat pada mahasiswa. Saintifik disini maksudnya adalah proses pembelajaran
yang dilakukan harus berdasarkan pada pendekatan-pendekatan ilmiah
(Kemenristekdikti, 2014). Tidak terkecuali untuk pembelajaran dalam dunia
keperawatan. Untuk membentuk perawat profesional yang mempunyai knowledge
dan skill yang baik, perlu diterapkan metode yang bisa digunakan untuk
meningkatkan kompetensi tersebut. Evidence-based practice adalah kompetensi
utama yang harus dimiliki oleh perawat untuk bisa meningkatkan pelayanan kepada
pasien sehingga harus dilibatkan ke dalam kurikulum keperawatan (Belden et al.,
2012).

Beberapa ahli mendefinisikan evidence based practice adalah sintesis ataupun


penggunaan bukti-bukti empiris yang yang meliputi research (penelitian), pendapat
ahli, ataupun laporan kasus dengan mempertimbangkan patient preference atau
pilihan pasien (Bostrom et al., 2013). Bukti-bukti yang sudah ditemukan dapat
menjadi dasar dalam menerapkan evidence-based practice guna membuat keputusan
terbaik. Oleh karena itulah tim peneliti ingin membahas penerapan evidence-based
practice sehingga dapat meningkatkan wawasan dan critical thinking mahasiswa
keperawatan.

1
1.2 Tujuan

1. Mengetahui pengertian praktik keperawatan berbasis bukti / Evidence-Based


Practice (EBP);
2. Mengetahui tujuan, tingkatan, komponen, model, faktor-faktor, dan langkah-
langkah praktik keperawatan berbasis bukti / Evidence-Based Practice (EBP);
3. Memahami pelaksanaan praktik keperawatan berbasis bukti / Evidence-Based
Practice (EBP) dalam Keperawatan.

BAB 2. TINJAUAN TEORI


2
2. 1 Pengertian Praktik Keperawatan Berbasis Bukti / Evidence-Based Practice
(EBP)

Greenberg & Pyle (2006) menyatakan bahwa Evidence Based Practice adalah
penggunaan bukti untuk mendukung pengambilan keputusan dalam pelayanan
kesehatan. Sedangkan menurut Melnyk & Fineout - Overhalt (2011) Evidence Based
Practice merupakan penggunaan bukti eksternal dan internal (clinical expertise) serta
manfaat dan keinginan pasien untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
pelayanan kesehatan.

Evidence based practice (EBP) adalah sebuah proses yang akan membantu
tenaga kesehatan agar mampu uptodate atau cara agar mampu memperoleh informasi
terbaru yang dapat menjadi bahan untuk membuat keputusan klinis yang efektif dan
efisien sehingga dapat memberikan perawatan terbaik kepada pasien (Macnee, 2011).
Sedangkan menurut (Bostwick, 2013) evidence based practice adalah starategi untuk
memperolah pengetahuan dan skill untuk bisa meningkatkan tingkah laku yang
positif sehingga bisa menerapakan EBP didalam praktik.

Dari kedua pengertian EBP tersebut dapat dipahami bahwa evidence based
practice merupakan suatu strategi untuk mendapatkan knowledge atau pengetahuan
terbaru berdasarkan evidence atau bukti yang jelas dan relevan untuk membuat
keputusan klinis yang efektif dan meningkatkan skill dalam praktik klinis guna
meningkatkan kualitas kesehatan pasien. Oleh karena itu berdasarkan definisi
tersebut, komponen utama dalam institusi pendidikan kesehatan yang bisa dijadikan
prinsip adalah membuat keputusan berdasarkan evidence based serta
mengintegrasikan EBP kedalam kurikulum merupakan hal yang sangat penting.

3
2.2 Tujuan Praktik Keperawatan Berbasis Bukti / Evidence-Based Practice
(EBP)
Tujuan utama pengimplementasian dari Evidence Based Practice dalam
praktek keperawatan untuk meningkatkan kualitas perawatan dan memberikan hasil
yang terbaik bagi asuhan keperawatan yang diberikan. Selain itu, dengan kualitas
perawatan yang lebih maksimal, tingkat kesembuhan pasien bisa lebih cepat sehingga
perawatan bisa lebih pendek dan biaya perawatan bisa di minimalkan. (Madarshahian
et al., 2012).
Pendekatan yang dilakukan berdasarkan pada evidence based bertujuan untuk
menemukan bukti-bukti terbaik sebagai jawaban dari pertanyaan-pertanyaan klinis
yang muncul dan kemudian mengaplikasikan bukti tersebut ke dalam praktek
keperawatan guna meningkatkan kualitas perawatan.
Oleh karena itu, pengintegrasian evidence based practice kedalam kurikulum
pendidikan keperawatan sangatlah penting. Tujuan utama mengajarkan EBP dalam
pendidikan keperawatan pada level undergraduate student adalah menyiapkan
perawat profesional yang mempunyai kemampuan dalam memberikan pelayanan
keperawatan yang berkualitas berdasarkan evidence based (Ashktorab, 2015).
Pentingnya pelaksanaan EBP pada institusi pendidikan yang merupakan cikal bakal
atau pondasi utama dibentuknya perawat profesional membutuhkan banyak strategi
untuk bisa meningkatkan knowledge dan skill serta pemahaman terhadap kasus real
dilapangan. Diantaranya adalah pengguanaan virtual based patients scenario dalam
kegiatan problem based learning tutorial yang akan bisa memberikan gambaran real
terhadap kondisi pasien dengan teknologi virtual guna meningkatkan knowledge dan
critical thinking mahasiswa.

2.3 Tingkatan Praktik Keperawatan Berbasis Bukti / Evidence-Based Practice


(EBP)

4
Tingkatan dalam EBP disebut juga dengan hierarki evidence digunakan untuk
mengukur kekuatan suatu evidence dari rentang bukti terbaik sampai bukti yang
paling rendah. Tingkatan evidence ini digunakan sebagai lahan pertimbangan dalam
EBP. Hirearki untuk tingkatan evidence yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan
Penelitian dan Kualitas sering digunakan dalam keperawatan dengan level of
evidence dari yang paling rendah sebagai berikut :

1. Laporan fenomena atau kejadian yang ditemui sehari hari;


2. Studi kasus;
3. Studi lapangan atau laporan deskriptif;
4. Studi percobaan tanpa menggunakan teknik pengambilan sampel secara acak atau
random;
5. Studi percobaan yang setidaknya memiliki satu kelompok pembanding dan
mengambil sampel secara acak;
6. Review sistem untuk kelompok meta-analisa untuk pengkajian terhadap berbagai
penelitian dengan kepercayaan yang tinggi.

2.4 Komponen Praktik Keperawatan Berbasis Bukti / Evidence-Based Practice


(EBP)

Evidence atau bukti adalah sekumpulan dari fakta – fakta yang


keberadaannya diyakini. Evidence ini dibagi menjadi dua bagian yakni evidence
eksternal dan evidence internal. Evidence eksternal diperoleh dari sebuah penelitian
yang prosesnya sangat ketat dan dengan menggunakan metode ilmiah. Menurut

5
(Melnyk & Fineout 2011) dalam bukunya terdapat pertanyaan yang sangat penting
dalam pengimplementasian bukti eksternal yang telah di dapat dari sebuah penelitian
adalah apakah hasil atau temuan yang telah diperoleh dari penelitiannya tersebut
dapat di implementasikan ke dalam dunia nyata atau dunia praktek lalu apakah
seorang dokter dan klinisi akan mampu mencapai hasil yang sama dengan yang
dihasilkan oleh penelitian tersebut. Sedangkan komponen bukti internalnya terdapat
clinical expertise dan patient preference. Bukti internal clinical expertise adalah
pengetahuan dan keterampilan dari tenaga medis yang professional dan ahli dalam
memberikan sebuah asuhan keperawatan atau pada pelayanannya. Hal atau kriteria
yang sangat menonjol seorang perawat ahli klinis adalah pengalaman kerjanyaa yang
sudah lama, tingkat pendidikan, literature klinis yang dimiliki serta pemahamannya
terhadap research. Sedangkan komponen internal patient preference merupakan
pilihan pasien , kebutuhan pasien, harapan, nilai, hubungan atau ikatan dan tingkat
keyakinannya terhadap budaya. Melalui proses keperawatan berbasis bukti ini pasien
dan keluarga dapat berperan aktif dalam mengatur dan memilih pelayanan kesehatan
yang akan diberikan. Dalam pemenuhan kebutuhan pasien dapat dilakukan dalam
bentuk berupa tindakan pencegahan, health promotion, pengobatan penyakit klinis
atau akut, dan proses rehabilitasi. Beberapa dari komponen evidence basic practice
dapat dijadikan alat yang akan mengartikan bukti kedalam praktik dan berintegrasi
dengan bukti internal demi meningkatkan kualitas internal.

Bukti eksternal berasal dari Bukti internal dapat berupa


penelitian, bukti keahlian klinis yang Pilihan pasien
berdasarkan teori, opini didapatkan dari manajemen dan nilai
pemimpin, dan diskusi hasil dan peningkatan
panel para ahli kualitas, pengkajian dan
evaluasi serta penggunaan
yang tersedia

6
Membuat
keputusan klinis

Sebagai perawat professional kita harus memperoleh informasi – informasi


dan bukti terbaru yang bisa kita ambil dari penelitian serta diskusi para ahli yang
akurat kebenarannya. Dari hasil penelitian dapat menunjukkan bahwa pelatihan
penerapan evidence based practice perlu diberikan kepada perawat dan bidan. Hal ini
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan serta skill mereka tentang konsep
evidence – based practice. Hal ini sejalan dengan pernyataan Egerod dan Hensen
(2005) bahwa pengetahuan yang terbatas tentang konsep evidence - based practice
yang dimiliki perawat klinisi dapat di akibatkan salah satunya adalah langkanya
pelatihan – pelatihan mengenai evidence- based practice. Untuk dapat memahami
serta mengerti apa itu evidence- based practice dengan baik,diperlukan pelatihan serta
penelitian yang efektif dan efesien.

2.5 Model Praktik Keperawatan Berbasis Bukti / Evidence-Based Practice


(EBP)

a. Model Stetler
Model stetler sudah berkembang sejak tahun 1976 kemudian direvisi kembali
pada tahun 2001. Pada model ini terdiri terdiri dari lima tahapan dalam
menerapkan Evidence based practice yakni :
 Tahapan persiapan yakni bagian identifikasi masalah atau isu yang
muncul.

7
 Tahap validasi
 Tahap evaluasi perbandingan di tahap ini akan muncul sebuah
keputusan dalam melakukan penelitian apabila bukti yang ada sudah
tidak bisa dibuat untuk penelitian selanjutnya.
 Tahap translali atau aplikasi ini adalah tingkatan pada individu ,
kelompok atau organisasi dalam melakukan penelitian.
 Tahap evaluasi pada tahap terakhir ini dapat dikerjakan secara formal
maupun non formal.
b. Model IOWA
Model ini dimulai dengan adanya suatu problem apabila masalah yang timbul
menjadi masalah utama organisasi atau kelompok maka barulah dibentuk
suatu Tim penelitian.
c. Model konseptual Rosswurm dan Larrabee
Model ini disebut juga dengan model evidence based practice change yang
mempunyai 6 langkah dalam prosesnya yaitu:
1. Tahap 1 mengkaji kebutuhan untuk perubahan praktis
2. Tahap 2 menentukan evidence terbaik
3. Tahap 3 kritikal analisis evidence
4. Tahap 4 bentuk perubahan dalam prakteknya
5. Tahap 5 implementasi dan evaluasi perubahan
6. Tahap 6 integrasikan dan maintain perubahan dalam praktek

Pada model ini dijelaskan bahwa dalam penerapan keperawatan berbasis bukti
dalam wilayah praktek harus memperhatikan latar belakang teori yang telah ada,
kevalidan serta kereliabilitasan langkah atau cara yang digunakan dan penggunaan
nomenklatur yang standar atau sesuai.

8
2.6 Faktor-faktor berkaitan dengan Praktik Keperawatan Berbasis Bukti /
Evidence-Based Practice (EBP)

2.6.1 Pengetahuan dan ketrampilan

Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan EBP,


karena pengetahuan yang dimiliki tidak hanya pada lingkup konsep saja melainkan
dibutuhkan terkait bagaimana praktik dalam melaksanakan EBP (Ligita, 2012).
Pengetahuan EBP berkorelasi positif dengan kebutuhan informasi dan budaya tempat
kerja, menunjukkan bahwa perawat dapat mengadopsi pengetahuan EBP melalui
pengembangan keterampilan yang memadai di tempat kerja yang mencakup EBP
(Patelarou et al., 2017). Temuan ini didukung oleh peneliti, yang menunjukkan bahwa
pengetahuan EBP sangat terkait dengan tingkat keterampilan dan budaya organisasi
lokal (Melnyk BM, Fineout - overholt E, Stillwell SB, 2009).

2.6.2 Sikap dan keyakinan

Sikap dan keyakinan positif perawat tentang pentingnya dan nilai EBP serta
pengetahuan perawat tentang kesiapan dalam pelaksanaan EBP terus meningkat,
dibuktikan oleh penelitian-penelitian yang dilakukan di negara-negara termasuk
Amerika Serikat, Islandia, Spanyol, Iran dan India (Ammouri et al., 2014; Heydari,
Mazlom, Ranjbar, & Scurlock-Evans, 2014; Perez-Campos, Sanchez-Garcia, &
Pancorbo-Hidalgo, 2014; Saunders & Vehviläinen-Julkunen, 2015; Khammarnia et
al., 2015).
Sikap EBP berkorelasi positif baik dengan kebutuhan informasi dan budaya
tempat kerja, menunjukkan bahwa keterampilan yang memadai dalam mencari
informasi dan bekerja dalam pengaturan dengan hasil budaya EBP positif dalam sikap
positif terhadap EBP (Patelarou et al., 2017). Ini juga sesuai dengan temuan

9
sebelumnya, yang menunjukkan bahwa sikap EBP terkait secara positif dengan
tingkat pendidikan yang tinggi, keterampilan individu dan konteks organisasi yang
positif (Williams, Perillo, & Brown, 2015; Rajah, Hassali, & Lim, 2017). Perawat
yang memandang EBP secara positif cenderung bersikap yang positif terhadap EBP,
namun berbanding dengan pengetahuan / keterampilan dan penggunaan EBP mereka
(Ammouri et al., 2014).

2.7 Langkah-langkah Praktik Keperawatan Berbasis Bukti / Evidence-Based


Practice (EBP)

1) Kembangkan semangat penelitian. Sebelum memulai tahapan yang sebenarnya


didalam EBP, harus ditumbuhkan semangat dalam penelitian.

2) Ajukan pertanyaan klinis dalam format PICOT. Pertanyaan klinis dalam format
PICOT untuk menghasilkan bukti yang lebih baik dan relevan.
1. Patient Problem (P),
2. Intervensi (I),
3. Perbandingan intervensi atau kelompok (C),
4. Hasil / Outcome (O), dan
5. Waktu / Time (T).
Format PICOT menyediakan kerangka kerja yang efisien untuk mencari
database elektronik, yang dirancang untuk mengambil artikel-artikel yang relevan
dengan masalah yang ada.

3) Cari bukti terbaik. Akan terdapat ratusan abstrak, sebagian besar tidak relevan.
Menggunakan format PICOT membantu untuk mengidentifikasi kata kunci atau frase
yang ketika masuk berturut-turut dan kemudian digabungkan, dan membantu dalam
menemukan artikel relevan.
10
4) Kritis menilai bukti. Setelah artikel sudah terpilih, artikel harus cepat dinilai untuk
menentukan yang paling relevan, valid, terpercaya, dan berlaku untuk pertanyaan
klinis. Studi-studi ini adalah "studi kiper."

a) Apakah hasil penelitian valid? Ini pertanyaan validitas studi berpusat


pada apakah metode penelitian valid dan sudah berdasarkan fakta.

b) Apakah hasilnya bisa dikonfirmasi? Untuk studi kualitatif, ini meliputi


penilaian apakah pendekatan penelitian sudah sesuai dengan tujuan
penelitian. Selain itu kita juga harus mengevaluasi aspek-aspek lain dari
penelitian, seperti bisakah hasil penelitian dikonfirmasi kebenarannya?

c) Akankah hasil membantu saya merawat pasien saya? Ini pertanyaan


penelitian mencakup pertimbangan klinis seperti apakah subyek dalam
penelitian ini mirip dengan pasien sendiri, apakah manfaat lebih besar
daripada risiko, kelayakan dan efektivitas biaya, dan nilai-nilai dan
preferensi pasien.

5) Mengintegrasikan bukti dengan keahlian klinis dan preferensi pasien. Bukti


penelitian saja tidak cukup untuk membenarkan perubahan dalam praktek. Keahlian
klinis, berdasarkan penilaian pasien, data laboratorium, dan data dari program
manajemen hasil, serta preferensi dan nilai-nilai pasien adalah komponen penting dari
EBP.

6) Evaluasi hasil keputusan praktek atau perubahan berdasarkan bukti. Setelah


menerapkan EBP, penting untuk memantau dan mengevaluasi setiap perubahan hasil
sehingga efek positif dapat diterapkan dan yang negatif diperbaiki. Pemantauan efek
perubahan EBP pada kualitas perawatan kesehatan dan hasil, dapat membantu dokter
melihat kekurangan dalam pelaksanaan dan mengidentifikasi pasien.

11
7) Menyebarluaskan hasil EBP. Hasil EBP dapat disebarluaskan melalui presentasi
di konferensi lokal, regional, dan nasional, dan laporan dalam jurnal dan publikasi
untuk khalayak umum.

2. 8 Hambatan dalam Praktik Keperawatan Berbasis Bukti / Evidence-Based


Practice (EBP)

1 .Berkaitan dengan penggunaan waktu;


2. Akses terhadap jurnal dan artikel;
3. Keterampilan untuk mencari;
4. Keterampilan dalam melakukan kritik riset;
5. Kurang paham atau kurang mengerti;
6. Kurangnya kemampuan penguasaan bahasa untuk penggunaan hasil-hasil riset;
7. Salah pengertian tentang proses;
8. Kualitas dari fakta yang ditemukan; dan
9. Pentingnya pemahaman lebih lanjut tentang bagaimana untuk menggunakan
literatur hasil penemuan untuk intervensi praktek yang terbaik untuk diterapkan pada
klien.

2. 9 Pelaksanaan Evidence-Based Practice (EBP) dalam Keperawatan


1. Mengakui status bahwa kita seorang perawat atau yakin bahwa arahan praktik
yang dilakukan itu sudah benar berdasarkan fakta dan bukti nyata. Juga dapat
meningkatkan kesehatan pasien.
2. Pelaksanaan ini hanya akan berhasil bila perawat memberikan perawatan
terhadap pasien berdasarkan fakta yang nyata.
3. Evaluasi ini biasanya digunakan perawatan dalam pelaksanaan EBP
4. Praktik secara nyata dan benar sangat penting dilakukan oleh perawat kesehatan.

12
5. Pelaksanaan EBP ini akan meningkatkan praktik dalam sebuah keperawatan
berdasarkan pelayanan dalam kesehatan
6. Pelaksanaan atau penggunaan EBP ini akan meningkatkan profesionalisme yang
dapat di ikuti dengan evaluasi yang berlanjut.
7. Perawat membutuhkan peran dan fakta untuk mengembangkan kemampuan,
aktivitas pada pasien dan juga bagaimana respon pasien terhadap intervensi yang
diberikan oleh perawat. Dalam melakukan tindakan perawat harap untuk
memperhatikan suku bangsa (golongan), budaya, usia,jenis kelamin dan status
kesehatan pasien.

BAB 3. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Praktik keperawatan berbasis bukti atau Evidence Based Practice (EBP)


merupakan suatu strategi untuk mendapatkan knowledge atau pengetahuan terbaru
berdasarkan evidence atau bukti yang jelas dan relevan untuk membuat keputusan
klinis yang efektif dan meningkatkan skill dalam praktik klinis guna meningkatkan
kualitas kesehatan pasien.Oleh karena itu berdasarkan definisi tersebut, komponen
utama dalam institusi pendidikan kesehatan yang bisa dijadikan prinsip adalah
membuat keputusan berdasarkan evidence based serta mengintegrasikan EBP
kedalam kurikulum merupakan hal yang sangat penting.
Pendekatan yang dilakukan berdasarkan pada evidence based bertujuan untuk
menemukan bukti-bukti terbaik sebagai jawaban dari pertanyaan-pertanyaan klinis
13
yang muncul dan kemudian mengaplikasikan bukti tersebut ke dalam praktek
keperawatan guna meningkatkan kualitas perawatan pasien tanpa menggunakan
bukti-bukti terbaik, praktek keperawatan akan sangat tertinggal dan seringkali
berdampak kerugian untuk pasien.
Pentingnya pelaksanaan EBP pada institusi pendidikan yang merupakan cikal
bakal atau pondasi utama dibentuknya perawat profesional membutuhkan banyak
strategi untuk bisa meningkatkan knowledge dan skill serta pemahaman terhadap
kasus real dilapangan.

SARAN

Saran diharapkan adanya Evidence-Based Practice dapat meningkatkan


jumlah perawat yang terlibat dalam penelitian - penelitian yang berbasis bukti dan
telah diperkuat dengan teori dan para ahli sehingga dapat menjawab pertanyaan -
pertanyaan klinis mengenai masalah - masalah kesehatan dan tenaga medis. Selain
itu,diharapkan EBP dapat diterapkan lebih optimal dalam intitusi pendidikan
keperawatan seperti penggunaan virtual based patients scenario dalam kegiatan
problem based learning tutorial yang akan bisa memberikan gambaran real terhadap
kondisi pasien dengan teknologi virtual guna meningkatkan knowledge dan critical
thinking mahasiswa.

14
DAFTAR PUSTAKA

DiCenso A, Cullum N, Ciliska D.  Implementing evidence-based nursing: some


misconceptions.  Evid Based Nurs 1998 1:38-39.

Efendi,ferry, makhfudli . 2009. Keperawatan kesehatan komunitas teori dan praktik


dalam keperawatan. Jakarta : salemba medika.
Rahmayanti, E. I., dkk. 2019. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kesiapan
Perawat dalam Melaksanakan Evidence-Based Practice (EBP). A
Literature Review. 10(1):26-37

http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/download/6383/pdf

15

Anda mungkin juga menyukai