NPM : 170110190063
Resume : Bab 7 Stranas
Area Prioritas adalah area spesifik yang dipilih dan memungkinkan pengembangan
dan penggunaan kecerdasan buatan secara langsung. Area prioritas memiliki prasyarat yang
sangat baik untuk menerapkan kecerdasan buatan, seperti ketersediaan kumpulan data
untuk pemodelan.
Peraturan Pemerintah Berbasis Elektronik dan Data Tunggal Indonesia. Selain itu,
bidang prioritas tertentu dapat ditentukan karena adanya kebutuhan yang mendesak atau
momentum khusus, seperti bidang kesehatan, dimana situasi pandemi Covid-19 menjadi
prioritas di dunia.
Kelompok kerja strategi kecerdasan artifisial menetapkan bidang prioritas yang dijadikan
agenda pembangunan dalam mewujudkan visi indonesia di tahun 2045. Kajian itu dibuat
berdasarkan parameter sebagai berikut:
1. Kesesuaian dengan SWOT Nasional untuk kecerdasan artifisial
2. Visi Indonesia 2045 dan misi strategis kecerdasan artifisial nasional
3. Program prioritas pembangunan nasional di RPJMN dan Industri 4.0
4. Kesiapan teknologi pendukung kecerdasan artifisial (termasuk infrastruktur dan
dataset) dan potensi pasar di Indonesia
5. Dampak pada ekonomi dan masyarakat
6. Kesesuaian dengan kondisi saat ini (Pandemi Covid-19 menghadapi kehidupan New
Normal)
7. Kesesuaian dengan regulasi lainnya (IKN, RIRN, RIPIN, dan lainnya). IKN adalah Ibu
Kota Baru Negara, RIRN adalah Rencana Induk (Perpres No.38Tahun 2018) Riset
Nasional, RIPIN adalah Rencana Induk PembangunanIndustri Nasional.
8. Posisi Indonesia dalam penguasaan Kecerdasan Artifisial di lingkungan
Internasional.
Mengacu pada dasar dasar tersebut ditetapkan lima bidang prioritas nasional yang terdiri
dari
1. Kesehatan
Setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan sebagai kebutuhan
dasar yang dilindungi oleh UUD 1945. Dengan Cakupan Kesehatan Semesta
diharapkan pelayanan kesehatan dapat lebih mudah dijangkau oleh seluruh
penduduk Indonesia. Pemangku kepentingan dalam pelayanan kesehatan terdiri dari
pemerintah, penyedia kesehatan, pembayar, dan pasien yakni kita semua, di mana
setiap orang bisa saja suatu saat menjadi pasien.suatu wilayah dalam melayani
pasien rawat inap. Dalam hal ini WHO memberikan standar ketersediaan 1 tempat
tidur per 1,000 penduduk.
Tenaga kesehatan menjadi ujung tombak pelayanan dengan rasio jumlah
dokter saat ini adalah 86 per 100,000 penduduk menurut data Konsil Kedokteran
Indonesia. Di mana angka ini masih di bawah rekomendasi WHO yakni 100 per
100,000 penduduk. Yang menjadi kendala adalah distribusi yang tidak merata di
mana berdasarkan data Kementerian Kesehatan saat ini 70%tenaga kesehatan dari
berbagai profesi seperti dokter, dokter gigi, perawat, bidan, dan apoteker berada di
pulau Jawa dan Sumatera saja. Indonesia perlu mengalami perubahan pelayanan
kesehatan yang berorientasi pada pribadi. Perlu 4P kesehatabn yaitu Predikrif,
Preventif, Personalisasi dan Partisipatif.
2. Reformasi birokrasi
Gerakan reformasi Indonesia yang didukung mahasiswa pada tahun 1998 berhasil
menggulingkan rezim Orde Baru yang saat itu sedang berkuasa di Indonesia. Rakyat
Indonesia saat itu sangat gusar dengan tata pemerintahan yang sarat dengan
korupsi, struktur dan praktek otoriter. Kondisi birokrasi Indonesia di awal era
reformasi ternyata belum banyak berubah dan masih banyak ditemukan birokrat
yang arogan dan menganggap rakyatlah yang membutuhkannya, dan juga praktik
KKN masih banyak terjadi. Oleh karenanya dibawah presiden SBY dibentuklah
Peraturan Presiden nomor 80 tahun 2011 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi
Indonesia 2010-2025.
4. Ketahanan pangan
Beberapa insight tentang ketahanan pangan nasional di antaranya
memberikan gambaran peta penyebaran daerah yang rawan pangan dengan
beberapa indikator. Indikator tersebut di antaranya jumlah supply atau ketersediaan
pangan, akses pangan, dan pemanfaatan pangan di setiap daerah. Sistem kecerdasan
artifisial dapat memberikan alert system untuk jenis pangan yang minus dan perlu
ada alokasi supply, memberikan batas minimum ketersediaan pangan 9 jenis
makanan pokok atau lainnya yang bisa menyebabkan kenaikan harga dan inflasi
serta memberikan rekomendasi akses dan pemanfaatan pangan melalui demand dan
supply yang seimbang untuk setiap daerah.
Sejak tahun 2015, persentase penduduk miskin di Indonesia terus mengalami
penurunan. Hingga tahun 2019 angka persentase kemiskinan rata-rata provinsi ada
di angka 9,22% . Lima provinsi dengan jumlah penduduk miskin paling banyak
didominasi oleh provinsi di wilayah Barat sebagai provinsi dengan tingkat kepadatan
penduduk paling tinggi di indonesia, juga mengalami penurunan persentase jumlah
penduduk miskin dari tahun ke tahun.
Identifikasi kemiskinan dan daerah daerah yang paling membutuhkan pangan
ialah komponen kunci untuk mengatasi masalah kemiskinan. Citra satelit yang
diintegrasikan dengan kecerdasan artifisial dapat membantu mengidentifikasi daerah
miskin dan makmur. Citra daerah dengan kepadatan cahaya yang tinggi di malam
hari biasanya lebih kaya dari pada di kegelapan. Ini juga menggambarkan ada
tidaknya akses ke listrik di suatu daerah.
Untuk mendukung implementasi kecerdasan artifisial dalam ketahanan
pangan diperlukan suatu basis data Big data yang kuat / Life Cycle Inventory. Bid
data tersebut kemudian menjadi basis data pangan nasional yang membantu dalam
memprediksi dampak serta optimasi permasalahan di sektor pangan seperti
ketersediaan, penerimaan, keterjangkauan, kemudahan akses dan keberlanjutan.
PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN INOVASI KECERDASAN ARTIFISIAL DI BIDANG
KETAHANAN PANGAN
1. Peningkatan Produktifitas Lahan dan Pemanfaatan Sumber Daya Lebih
Efisien
2. Kecerdasan Artificial untuk inklusi keuangan petani kecil berpenghasilan
kecil
3. Satellite Imaginary untuk Menentukan Daerah Tertinggal.
4. Prediksi Kegagalan Panen
5. Prediksi Stok Pangan dan Recommendation Engine