Anda di halaman 1dari 10

Nama : Thariq Fazry Nur’ Iman

NPM : 170110190063
Resume : Bab 7 Stranas

Area Prioritas adalah area spesifik yang dipilih dan memungkinkan pengembangan
dan penggunaan kecerdasan buatan secara langsung. Area prioritas memiliki prasyarat yang
sangat baik untuk menerapkan kecerdasan buatan, seperti ketersediaan kumpulan data
untuk pemodelan.
Peraturan Pemerintah Berbasis Elektronik dan Data Tunggal Indonesia. Selain itu,
bidang prioritas tertentu dapat ditentukan karena adanya kebutuhan yang mendesak atau
momentum khusus, seperti bidang kesehatan, dimana situasi pandemi Covid-19 menjadi
prioritas di dunia.
Kelompok kerja strategi kecerdasan artifisial menetapkan bidang prioritas yang dijadikan
agenda pembangunan dalam mewujudkan visi indonesia di tahun 2045. Kajian itu dibuat
berdasarkan parameter sebagai berikut:
1. Kesesuaian dengan SWOT Nasional untuk kecerdasan artifisial
2. Visi Indonesia 2045 dan misi strategis kecerdasan artifisial nasional
3. Program prioritas pembangunan nasional di RPJMN dan Industri 4.0
4. Kesiapan teknologi pendukung kecerdasan artifisial (termasuk infrastruktur dan
dataset) dan potensi pasar di Indonesia
5. Dampak pada ekonomi dan masyarakat
6. Kesesuaian dengan kondisi saat ini (Pandemi Covid-19 menghadapi kehidupan New
Normal)
7. Kesesuaian dengan regulasi lainnya (IKN, RIRN, RIPIN, dan lainnya). IKN adalah Ibu
Kota Baru Negara, RIRN adalah Rencana Induk (Perpres No.38Tahun 2018) Riset
Nasional, RIPIN adalah Rencana Induk PembangunanIndustri Nasional.
8. Posisi Indonesia dalam penguasaan Kecerdasan Artifisial di lingkungan
Internasional.
Mengacu pada dasar dasar tersebut ditetapkan lima bidang prioritas nasional yang terdiri
dari
1. Kesehatan
Setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan sebagai kebutuhan
dasar yang dilindungi oleh UUD 1945. Dengan Cakupan Kesehatan Semesta
diharapkan pelayanan kesehatan dapat lebih mudah dijangkau oleh seluruh
penduduk Indonesia. Pemangku kepentingan dalam pelayanan kesehatan terdiri dari
pemerintah, penyedia kesehatan, pembayar, dan pasien yakni kita semua, di mana
setiap orang bisa saja suatu saat menjadi pasien.suatu wilayah dalam melayani
pasien rawat inap. Dalam hal ini WHO memberikan standar ketersediaan 1 tempat
tidur per 1,000 penduduk.
Tenaga kesehatan menjadi ujung tombak pelayanan dengan rasio jumlah
dokter saat ini adalah 86 per 100,000 penduduk menurut data Konsil Kedokteran
Indonesia. Di mana angka ini masih di bawah rekomendasi WHO yakni 100 per
100,000 penduduk. Yang menjadi kendala adalah distribusi yang tidak merata di
mana berdasarkan data Kementerian Kesehatan saat ini 70%tenaga kesehatan dari
berbagai profesi seperti dokter, dokter gigi, perawat, bidan, dan apoteker berada di
pulau Jawa dan Sumatera saja. Indonesia perlu mengalami perubahan pelayanan
kesehatan yang berorientasi pada pribadi. Perlu 4P kesehatabn yaitu Predikrif,
Preventif, Personalisasi dan Partisipatif.

Kesehatan Prediktif mempelajari dan menangani risiko penyakit dari genetik


yang dimiliki oleh setiap orang. Tanda-tanda penyakit berusaha dideteksi sebelum
menjadi nyata, sehingga kualitas hidup yang baik dapat terpelihara.
Kesehatan kini perlu Personalisasi dan Partisipatif.
Kesehatan berdasarkan prediksi yang telah diketahui. Pemahaman informasi yang
baik dan keaktifan untuk menjalani gaya hidup sehat maupun pengobatan bila
diperlukan menjadi kunci kesuksesan.

Untuk menerapkan 4P Kesehatan dibutuhkan banyak data dari pribadi baik


secara genetik, maupun berbagai sensor fisik yang ada.
Rumah Sakit untuk meningkatkan partisipasi setiap pasien maka dapat
memanfaatkan sistem teknologi informasi dan komunikasi , seperti smart hospital
yang menerapkan eHealth dan Telemedicine.

Kecerdasan Artifisial memiliki peran penting dalam mengolah dan


memberikan wawasan big data yang dikumpulkan melalui genetika dan sensor
dalam kerangka 4P kesehatan. Perubahan paradigma ini berperan dala memajukan
kualitas penduduk indonesia. Untuk itu dibutuhkan kesiapan dalam
merealisasikannya. Salah satu hal yang sangat penting adalah adanya
interoperabilitas data kesehatan. Ketersediaan data kesehatan secara nasional
sangat penting untuk berbagai hal seperti pengambilan kebijakan, pengalokasian
anggaran dan pembuatan program. Integrasi data bukan berarti semua data
dikumpulkan dalam satu wadah, melainkan diperlukan interoperabilitas antar sistem
teknologi informasi yang sudah ada saat ini, dengan tetap menjaga integritas dan
keamanan data di masingmasing lokasi baik secara fisik maupun sistem. Kemudian
isu penting lainnya adalah Indoneia memerlukan badan otorita khusus yang
mengatur dan membuat regulasi terkait data kesehatan yang independen, semacam
Otoritas Jasa Keuangan di bidang keuangan.

Penerapan kecerdasan artifisial dalam rangka kesehatan 4p sangat berkaitan


dengan Rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2020-20204
dimana pemerintah menetapkan visi ke 2 yaitu pembangunan SDM dengan
menjamin kesehatan ibu hamil,kesehatan bayi, balita, anak usia sekolah, penurunan
stunting-kematian ibu-kematian bayi, peningkatan kualitas pendidikan, vokasi dsb.
Visi tersebut diimplementasikan dengan upaya upaya strategis yang bisa dibantu
dengan penggunaan teknologi yang diantaranya

1. Pelaksanaan transformasi digital pelayanan kesehatan dan program


kesehatan masyarakat baik dari segi profesi dan organisasi pelaksana yang
terkait
2. Penguatan program pelayanan gizi di posyandu
3. Pemanfaatan inovasi teknologi dalam pelayanan kesehatan meliputi sistem
rujukan online
4. Perluasan cakupan dan pengembangan jenis layanan telemedisin
5. Sinergi data dasar kependudukan, basis data terpadu dan data BPJS
kesehatan serta tenaga kerja
6. Perluasan cakupan deteksi dini penyakit menular dan penyakit tidak menular
7. Pengembangan real time surveilans melalui penguatan sistem survailans
nasional
8. Penguatan program pencegahan dan penanganan penyakit dengan
kesehatan tradisional yang didukung oleh kecerdasan artifisial
9. Pengembangan kemandirian produksi alat kesehatan, sistem kecerdasan
artifisial dan penelitian pengobatan berbasis kearifan lokal dalam negeri.

PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN INOVASI KECERDASAN ARTIFISIAL DI BIDANG


KESEHATAN

1. Dashboard Ketahanan Kesehatan


Dashboard tersebut berguna untuk menampilkan peta penyebaran daerah yang
memiliki ketahanan kesehatan dengan beberapa indikator yang sudah
ditentukan. Data bisa diambil dari Kemenkes yang berintegrasi dengan Kominfo,
KBUMN, BNPB, POLRI, Kemenhan, swasta dsb
Pemanfaatan Big Data Analytics dan AI meliputi
a. Alert system untuk penyebaran COVID-19 dengan menggunakan
Aplikasi dan Machine Learning.
b. Kemudahan akses ketersediaan fasilitas kesehatan menggunakan
antar muka konversasi
c. Rekomendasi akses dan pemanfaatan sarana dan tenaga medis
d. Mesin rekomendasi untuk pencegahan pandemi
2. Pengembangan berbagai aplikasi healthtech berbasis machine learning untuk
mendukung atau menegakkan diagnosis yang dilakukan dokter dengan kerangka
4P Kesehatan didukung telemedisin
3. Kecerdasan Artifisial dalam Kerangka 4P kesehatan

2. Reformasi birokrasi
Gerakan reformasi Indonesia yang didukung mahasiswa pada tahun 1998 berhasil
menggulingkan rezim Orde Baru yang saat itu sedang berkuasa di Indonesia. Rakyat
Indonesia saat itu sangat gusar dengan tata pemerintahan yang sarat dengan
korupsi, struktur dan praktek otoriter. Kondisi birokrasi Indonesia di awal era
reformasi ternyata belum banyak berubah dan masih banyak ditemukan birokrat
yang arogan dan menganggap rakyatlah yang membutuhkannya, dan juga praktik
KKN masih banyak terjadi. Oleh karenanya dibawah presiden SBY dibentuklah
Peraturan Presiden nomor 80 tahun 2011 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi
Indonesia 2010-2025.

Reformasi birokrasi yang merupakan salah satu upaya untuk membentuk


pemeritahan yang baik dan bersih ini bertujuan untuk menciptakan birokrasi yang
profesional. Secara ringkas visi dari reformasi birokrasi ialah terwujudnya
pemerintahan kelas dunia sedangkan misinya ialah
1. Membentuk dan menyempurnakan PERPU dalam rangka mewujudkan tata
pemerintahan yang baik
2. Melakukan penataan dan penguatan organisasi, tatalaksana, msdm aparatur,
pengawasan, akuntabilitas, kualitas pelayanan publik, pola pikir dan mental
budaya
3. Mengembangkan mekanisme kontrol yang efektif
4. Mengelola sengketa administrasi secara efektif dan efisien
PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN INOVASI KECERDASAN ARTIFISIAL DI
LAYANAN DAN ADMINISTRASI PEMERINTAHAN
1. Pengembangan Platform ChatBot untuk Layanan Pemerintahan
Saat ini BPPT mengembangan sebuah platform ChatBot Pemerintahan yang
nantinya dapat digunakan untuk pengembangan chatbot yang akan diterapkan di
pemerintahan. Chatbot sendiri bisa dibilang dapat digunakan untuk mengganti
peran manusia dalam melayani informasi pada masyarakat.
2. Pengembangan Sistem Otomasi Proses Robotik di Pemerintahan
3. Pengembangan Kecerdasan Artifisial untuk Pengelolaan Anggaran Pemerintah
4. Personal Identification menggunakan Pengenalan Wajah, Suara, dan Tipe
Biometrik Lainnya
5. Analisa Sentimen
6. Analisa Big Data Pemerintahan

3. Pendidikan dan riset


Pemilihan pendidikan dan riset sebagai salah satu bidang prioritas kecerdasan
artifisial Indonesia adalah karena pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia.
Di samping itu, pemerintah juga menyediakan anggaran yang besar pada pendidikan.
Pendidikan penting untuk menyiapkan SDM yang berkualitas, mulai dari level
pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Sekalipun masih adanya tantangan
pengelolaan data pendidikan yang masih dominan secara manual, kebutuhan
teknologi kecerdasan artifisial di masa depan adalah sangat penting karena di masa
depan layanan pendidikan akan mengalami perubahan. Layanan pendidikan yang
saat ini berbasis kelas nantinya bergeser ke pendidikan berbasis anak didik. Lebih
jauh pendidikan bisa mengarah ke Precision Learning yang mengambil istilah dari
bidang kesehatan. Pada Precision Learning, pembelajaran selain memperhitungkan
aspek kognitif, afektif, dan psiko-motorik siswa, juga memperhitungkan behaviour
atau kebiasaan siswa sehari- hari.
Kecerdasan Artifisial sangat dibutuhkan untuk menjawab beberapa tantangan
memajukan bidang pendidikan. Tantangan tersebut bisa dijawab dengan solusi yaitu
 Pengembangan konten multimedia menjadi inovatif untuk pembelajaran sebagai
pengalaman menyenangkan.
 Pengambangan data pendidikan terintegrasi, materi terkoordinasi,bank soal
terintegrasi, penggunaan metode evaluasi cerdas untuk mewujudkan sistem
pendidikan yang terbuka
 Pengembangan sistem penilaian adaptif dan sistem klasifikasi siswa cerdas untuk
menjadikan guru sebagai fasilitator pembelajaran
 Pengembangan sistem pembelajaran presisi untuk mewujudkan pendekatan
yang berpusat pada peserta didik dan personalisasi
 Penerapan pembelajaran jarak jauh dengan bantuan teknologi yang tidak
mengharuskan bertatap muka secara langsung.
Selain pengembangan dan penerapan aplikasi kecerdasan artifisial di dunia
pendidikan, masih terbuka lebar kesempatan riset-riset inovasi di bidang kecerdasan
artifisial. Kemudian dengan dukungan komputasi tinggi oleh GPU, teknik deep
learning yang merupakan subset dari machine learning menjadi berkembang pesat.
Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar, dengan keberagaman budaya,
bahasa, makanan, tujuan wisata, sumber daya alam, dan berbagai keberagaman
lainnya merupakan sumber dari kebutuhan atau use-case baru yang beragam.

PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN INOVASI KECERDASAN ARTIFISIAL DI BIDANG


PENDIDIKAN DAN RISET
1. Intellegent Online Education
2. Smart Course Content with AR/VR
3. Virtual Laboratory
4. Adaptive Learning System
5. Adaptive Assesment System
6. Intellegent Student Classification
7. Serious Game in Education
8. Precision Learning System

4. Ketahanan pangan
Beberapa insight tentang ketahanan pangan nasional di antaranya
memberikan gambaran peta penyebaran daerah yang rawan pangan dengan
beberapa indikator. Indikator tersebut di antaranya jumlah supply atau ketersediaan
pangan, akses pangan, dan pemanfaatan pangan di setiap daerah. Sistem kecerdasan
artifisial dapat memberikan alert system untuk jenis pangan yang minus dan perlu
ada alokasi supply, memberikan batas minimum ketersediaan pangan 9 jenis
makanan pokok atau lainnya yang bisa menyebabkan kenaikan harga dan inflasi
serta memberikan rekomendasi akses dan pemanfaatan pangan melalui demand dan
supply yang seimbang untuk setiap daerah.
Sejak tahun 2015, persentase penduduk miskin di Indonesia terus mengalami
penurunan. Hingga tahun 2019 angka persentase kemiskinan rata-rata provinsi ada
di angka 9,22% . Lima provinsi dengan jumlah penduduk miskin paling banyak
didominasi oleh provinsi di wilayah Barat sebagai provinsi dengan tingkat kepadatan
penduduk paling tinggi di indonesia, juga mengalami penurunan persentase jumlah
penduduk miskin dari tahun ke tahun.
Identifikasi kemiskinan dan daerah daerah yang paling membutuhkan pangan
ialah komponen kunci untuk mengatasi masalah kemiskinan. Citra satelit yang
diintegrasikan dengan kecerdasan artifisial dapat membantu mengidentifikasi daerah
miskin dan makmur. Citra daerah dengan kepadatan cahaya yang tinggi di malam
hari biasanya lebih kaya dari pada di kegelapan. Ini juga menggambarkan ada
tidaknya akses ke listrik di suatu daerah.
Untuk mendukung implementasi kecerdasan artifisial dalam ketahanan
pangan diperlukan suatu basis data Big data yang kuat / Life Cycle Inventory. Bid
data tersebut kemudian menjadi basis data pangan nasional yang membantu dalam
memprediksi dampak serta optimasi permasalahan di sektor pangan seperti
ketersediaan, penerimaan, keterjangkauan, kemudahan akses dan keberlanjutan.
PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN INOVASI KECERDASAN ARTIFISIAL DI BIDANG
KETAHANAN PANGAN
1. Peningkatan Produktifitas Lahan dan Pemanfaatan Sumber Daya Lebih
Efisien
2. Kecerdasan Artificial untuk inklusi keuangan petani kecil berpenghasilan
kecil
3. Satellite Imaginary untuk Menentukan Daerah Tertinggal.
4. Prediksi Kegagalan Panen
5. Prediksi Stok Pangan dan Recommendation Engine

5. Mobilitas dan kota pintar


Urbanisasi telah mempengaruhi kondisi perkotaan di hampir belahan dunia.
Jika lajunya masih seperti sekarang, jumlah penduduk yang hidup di perkotaan pada
tahun 2050 mendekati 70 persen. Daya dukung untuk perkotaan untuk pengelolaan
sampah, mobilitas, dan aktivitas lainnya memerlukan perhatian yang cukup besar.
Kompleksitas pengelolaan perkotaan menjadi lebih rumit ketika sumber daya di kota
sangat terbatas namun kebutuhan semakin meningkat.
Pada dasarnya kota cerdas merupakan kota yang dapat mengelola sumber daya kota
secara efisien dan efektif menggunakan solusi cerdas pula tentunya sehingga kualitas
taraf hidup masyarakatnya dapat meningkat. Pembangunan perkotaan cerdas ini
merupakan bagian dari salah satu tujuan pembangunan nasional yang tersurat
dalam pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN INOVASI KECERDASAN ARTIFISIAL UNTUK


BIDANG MOBILITAS DAN KOTA CERDAS
1. Pemanfaatan KA untuk manajemen lalu lintas cerdas
2. Pemanfaatan KA untuk manajemen limbah cerdas
3. Pemanfaatan KA untuk manajemen risiko kebencanaan
4. Pemanfaatan KA untuk manajemen informasi warga
5. Pemanfaatan KA untuk penilaian kualitas kerja kontraktor
6. Pemanfaatan KA untuk manajemen tata ruang
7. Pemanfaatan KA untuk manajemen operasional fasilitas publik
Resume : AI Ethic

Konteks Etika di Jantung AI


Menurut SDM Global tahun 2018, 42% dari eksekutif yang disurvey menharapkan AI
(Artificial Intellegent) yang diterapkan menjadi manusia untuk digunakan dalam organisasi
organisasi di masa mendatang tiga sampai lima tahun. Sektor publik pun mengikutinya
dengan menerapkan berbagai inovasi dalam pelaksanaannya termasuk melibatkan AI. AI
sudah membantu pemerintahan dalam memotong biaya, memperkuat kemanan dsb.
Dilema Etis AI
Satu sisi memperlihatkan bahwa Interaksi manusia dengan AI semakin meningkat
pada teknologi dan sosial ekonomi kita, tidak bisa dipungkiri juga bahwa konsekuensi yang
ditimbulkan dari perkembangan AI sendiri kurang dipahami dengan baik. Terdapat berbagai
masalah etika untuk aspek moral, hukum dan ekonomi dalam penerapannya pada
masyarakat dan pemerintahan. Dalam hal ini etika bisa didefinisikan dengan mengejar
tindakan “baik” berdasarkan pengambilan keputusan yang baik. Hal itu menyiratkan bahwa
pemerintah dan para pemimpin bisnis harus memahami dan mendefinisikan apa yang baik
untuk sistem AI.
Menurut sebuah survei oleh Deloitte pada 1400 eksekutif di AS mengidentifikasi
salah satu dari tantangan terbesar yang dihadapi AI ialah masalah etika domain. Sebanyak
32% responden menempatkan masalah etika sebagai satu dari riha resiko teratas AI dan
sisanya masih belum memiliki pendekatan yang spesifik untuk menangani etika AI.
Contohnya ialah bagaimana AI melayani kepentingan publik tanpa harus memperburuk
kesenjangan yang ada.
Pemerintah dan instansi publik perlu untuk memulai identifikasi pada masalah etika
yang mungkin terjadi. Tujuannya ada dua yaitu :
1. Untuk mengelola resiko dan manfaat AI dengan benar ialah AI yang diperluas ke
publik
2. Mengembangkan kebijakan cerdas untuk mengatur AI secara cerdas dan menjamin
manfaatnya bagi masyarakat dan ekonomi
Lonjakan Etika AI di seluruh dunia
Terdapat beberapa peningkatan minat AI di dunia global akademisi, perusahaan dan
komuniatas pemerintah untuk mengembangkan etika dan memaksimalkan manfaat AI
sembari meminimalisir resikonya. Contohnya ialah
A. Insttitusi Pemerintahan
B. Organisasi Perusahaan
C. Sektor Publik
Bagaimana seharusnya pemerintah menanggapi?
Mengingat terdapat resiko, keuntungan dan ketidakyakinan dengan AI, terdapat beberapa
hal yang harus dikembangkan dan penerapan regulasi untuk AI oleh pemerintah
Landasan 1 : AI dan Kesadaran
Ada konsensus luas dalam komunitas AI tentang dua pernyataan berikut
1. Ai tidak memiliki kondisi mental
2. AI tidak memiliki kepribadian
Turing tahun 1950 mengembangkan beberapa tes sederhana untuk menilai
kemampuan mesin yang menunjukkan perilaku cerdas. Jika perilaku mesin dan manusia
tidak bisa dibedakan maka orang orang dapat membantahnya bahwa mesin itu cerdas. Lalu
John R. Scarle seorang filsuf AI berpendaoat bahwa program dapat menstimulasikan
kecerdasan melalui simbol manipulasi. Namun, program tersebut memiliki kekurangan
kesadaran tentang apa yang dilakukannya. Kesadaran sendiri ialah pengalaman subjektif
yang disebabkan oleh fisik otak.
Oleh karenanya, kita tidak dapat menstimulasikan keadaan mental dalam AI kecuali
dalam bentuk data yang menyimpan catatan status program. Dari sudut pandang etika, kita
harus berpikir tentang entitas ini dalam hal kepribadian jika kita ingin memperlakukan
mereka sebagai manusia dan membawa mereka dibawah locuk moralitas atau etika. Mesin
tidak menderita karena mereka seperti batu yang tidak bisa merasakan kesenangan atau
sakit.
Landasan 2 : AI dan Badan Moral
AI dan sistem komputer tidak memiliki hak moral karena mereka tidak memiliki
kondisi mental atau niat untuk bertindak bebas. Status AI saat ini ialah meniru sifat manusia
namun dengan sistem codec. Oleh karena itu AI tidak bisa ditahan untuk memberi
pertanggungjawaban atas apa yang ia lakukan. Sejak agen AI tidak memiliki kemampuan
untuk mengambil keputusan orang lain daripada apa yang telah dibatasi oleh para designer
atau pengembang. Demikian pula, agen AI memiliki intensionalitas yaitu memiliki
kemampuan menyimpulkan bagaimana orang lain merespon informasi yang baru dan yang
mungkin diinginkan orang lain.
Membentuk tata kelola pedoman untuk AI
Perkembangan kode etik AI dapat dibagi menjadi dua bidang luas
a. Pertimbangan makro untuk menerapkan AI di file organisasi
Karena AI menantang dasar-dasar kode etik standar sistem TI karena sifatnya yang
terus berkembang dan aplikasinya yang bermacam-macam, ada kebutuhan
mendesak untuk merancang dan mengembangkan kode etik untuk mengaturnya.
Pekerjaan hilang karena AI, robot, dan otomatisasi: Tidak ada konsensus tentang
prediksi pekerjaan yang dibuat dan dihancurkan oleh otomatisasi dan AI; Namun,
secara keseluruhan, ada lebih banyak penelitian yang memprediksi hilangnya
pekerjaan bersih daripada perolehan pekerjaan bersih sebagai akibat AI.
Dalam waktu dekat, analisis kami menunjukkan, kemungkinan besar kehilangan
pekerjaan pemerintah kecil.
Salah satu konsekuensi paling langsung dari AI bisamenjadi penciptaan "kelas tidak
berguna" dari jutaanmanusia. Saat melakukan proyek AI, sebuahorganisasi harus
mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan berikutpedoman:
• Apa dampak ekonomi dari proyek ituakan mengakibatkan hilangnya
pekerjaan bagi masyarakat secara keseluruhan? Pekerjaan yang diperoleh
karena AI, robot, dan otomatisasi:, Penggunaan sistem AI dapat
mengakibatkan hilangnya fileakuntabilitas:, Orang mungkin kehilangan rasa
individualitas,kemanusiaan:
• Bisakah kita mengakomodasi orang yang kehilangan pekerjaan diperan
baru?
b. Design sitem AI yang etis
Sistem AI harus dirancang berdasarkan prinsipyang memungkinkan sistem untuk
dinilai secara objektiftransparansi dan akuntabilitas. Pengikuttujuh prinsip menyoroti bidang
utama yang seharusnyadibangun ke dalam kode etik yang mengatur desain
danimplementasi sistem AI:
• Sistem AI harus dapat dijelaskan
• Sistem AI harus transparan
• Sistem AI telah dirancang dengan desain yang mengutamakan
manusiaprinsip
• Sistem AI harus dapat diinterpretasikan
• Sistem AI harus dirancang berdasarkan akal sehatprinsip
• Sistem AI harus dapat diaudit-akuntabel
• Sistem AI harus dibangun di atas data yang tidak bias

Anda mungkin juga menyukai