Anda di halaman 1dari 2

Nama : Thariq Fazry Nur’ Iman

NPM : 170110190063

Kelas :A

Resume : Revolusi Industri 4.0

Menurut Shwab tahun 2016 menyatakan bahwa dunia telah mengalami empat tahapan
revolusi yaitu revolusi industri 1.0 yang terjadi di abad ke 18 yang ditandai dengan penemuan mesin
uap yang mengakibatkan barang bisa diproduksi secara masal, revolusi industri 2.0 yang terjadi pada
abad 19 – 20 yang ditandai dengan penggunaan listrik yang membuat biaya produksi menjadi murah,
revolusi 3.0 terjadi tahun 1970an melalui komputerisasi dan revolusi industri 4.0 yang terjadi tahun
2010an melalui rekayasa intelegensia dan internet of thing.

Revolusi industri 4.0 menyebabkan perubahan perilaku dan cara manusia untuk berpikir,
hidup dan berhubungan satu dengan yang lain. Dan bidang lain pun terdampak seperti sektor
ekonomi, sosial dan politik. Dalam sektor ekonomi telah terlihat bagaimana jasa transportasi yaitu
dengan hadirnya ojek online dan taksi online. Selain itu dalam bidang sosial dan politik terlihat
bagaimana mudahnya kita berinteraksi lewat gawai kita tanpa harus bertemu dan bertatap muka
secara langsung.

Namun dibalik kemudahan yang ditawarkan, terdapat beberapa hal negatif akan
penggunaaknnya sweperti pengangguran akibat otomasisasi mesin, pencemaran alam dan informasi
yang tidak valid atau hoax yang dapat dengan mudah disebarluaskan.

Definisi, Sejarah dan Perkembangan

Sebenarnya tidak ada definisi tunggal yang menjelaskan apa itu globalisasi karena intinya
globalisasi merupakan sebuah keadaan yang merujuk pada interkoneksi sistem ekonomi dan sosial.
Globalisasi 1.0 pertama berlangsung sejak 1492 ketika colombus berlayar, membuka perdagangan
antara dunia lama dan dunia baru hingga tahun 1800. Lalu globalisasi 2.0 berlangsung dari tahun
1800 hingga 2000 diselingi oleh masa depresi besar serta PD 1 dan 2. Masa ini menyusutkan dunia
dari ukuran sedang ke ukuran kecil. Dalam era ini, pelaku utama perubahan atau kekuatan yang
mendorong proses penyatuan global adalah perusahaan multinasional. Perusahaan-perusahaan ini
mendunia demi pasar dan tenaga kerja, dengan dipelopori oleh Revolusi Industri serta ekspansi
perusahaan-perusahaan yang bermodal dari Belanda dan Inggris. Prosesnya terus berlanjut hingga
pada globalisasi 3.0,

Pandangan Friedman tentang sejarah globalisasi menunjukkan bahwa setiap era globalisasi
selalu berdampak pada perubahan sistem dan perilaku sosial masyarakat. Hal ini sebagaimana
diungkap oleh Alvin Toffler, (Toffler, 1980) dalam The Third Waveyang menjelaskan bahwa
progesivitas dunia berkembang pada tiga gelombang: era aglikultur, era industrial, dan menuju pada
era informasi. Dalam setiap era, sistem dan perilaku masyarakat pun berubah mengikuti zaman.
Gelombang pertama terjadi berkaitan dengan revolusi pertanian yang terjadi sekitar 8000
tahun sebelum masehi samtai tahun 1700 dimana masyarakat masih berbentuk dalam kelompok
kecil dan nomaden. Gelombang kedua merujuk pada revolusi industri dan memakan waktu selama
periode pembangunan sejak tahun 1700an hingga kini. Yang ditandai dengan industrialisasi dan
penggunaan bahan bakar fosil yang tidak terbarukan. Gelombang ketiga diawali sekitar tahun
1965an hingga sekarang. Zaman itu ditandai dengan munculnya berbagai kemudahan dalam hal
komunikasi , perhitungan dan penyebaran informasi.

Revolusi Industri 4.0 dan Disrupsi

Sejarah globalisasi menunjukkan bahwa setiap perubahan zaman memiliki penggeraknya


masing masing dan perubahan tersebut memicu untuk melahirkan era revolusi industri 4.0 yang
tidak hanya membuka interaksi antar manusia namun juga mendisrupsi berbagai bidang kehidupan
manusia. Disrupsi sendiri merupakan era terjadinya inovasi secara masif yang mengakibatkan
perubahan dalam segala aspek termasuk sistem, tatanan dan landscape yang ada menjadi lebih baru
dan mutakhir yang mengakibatkan seseorang yang menggunakan cara lama kalah bersaing.

Di era sekarang, disrupsi memberikan dampak perubahan yang besar dalam berbagai bidang
contohnya dalam bidang bisnis, paradigmanya bergeser dari penekanan owning menjadi sharing
(kolaborasi). Di bidang politik, gerakan politis untuk mengumpulkan masa melalui konstrasi masa
telah digantikan dengan gerakan berbasis media sosial. Pada bidang budaya pun Relasi sosial
hubungan masyarakat kini lebih erat terbangun dalam dunia maya, sehingga hubungan dalam dunia
nyata justru menjadi relatif. Terakhir, bidang hukum pun sekarang pun juga terdisrupsi. Peraturan-
peraturan hukum pun harus mengikuti perkembangan teknologi yang ada, sebagaimana ketika
kementerian perhubungan kesulitan menerapkan aturan untuk memberikan aturan terhadap
angkutan online.

Kesimpulan

Penelitian tentang revolusi industri 4.0 dan tantangan perubahan sosial telah menunjukkan
bahwa globalisasi tidak hanya fenomena yang berdampak pada bidang teknologi saja melainkan
telah mendisrupsi berbagai bidang lain seperti sosial, hukum, budaya, ekonomi dsb. Masalah yang
terjadi saat ini tidak bisa diselesaikan dengan cara lama karena zaman telah berubah. Selain
menyiapkan daya saing yang unggul, perlu dibangun kesadaran dan kedewasaan masyarakat dalam
menyikapi perkembangan dunia saat ini terutama pada zaman post truth ketika informasi yang
mengalir belum tentu valid kebenarannya.

Dalam menghadapi revolusi industri 4.0, maka peneliti berpendapat terdapat dua jalan yang
meski ditempuh: Pertama, menyiapkan pelaksanaan pendidikan yanglink and match antara sumber
daya manusia dan kebutuhan zaman di era revolusi industri. Kedua,selain menyiapkan pendidikan
yang link and match, sumber daya manusia yang disiapkan juga harus dibekali dengan pendidikan
nilai-nilai kemanusiaan yang diajarkan oleh imu sosial humaniora.

Anda mungkin juga menyukai