Anda di halaman 1dari 8

Review Jurnal

Keterlambatan Implementasi Penyaluran Dana Desa

Oleh :

Thariq Fazry Nur’ Iman


170110190056
Ringkasan
Judul: Keterlambatan Implementasi Dana Desa

Penulis: Ilyassa Ardhi, Kementrian Keuangan

Publikasi: https://doi.org/10.33105/itrev.v1i3.46

Reviewer: Thariq Fazry Nur’ Iman

1. Pendahuluan

Desa mempunyai peranan penting dalam penyelenggaraan pemerintahan khususnya


dalam pelaksanaan tugas dibidang epelayanan publik dikarenakan desa merupakan sebuah
unit atau lembaga pemerintah yang berhadapan langsung dengan masyarakat. Tahun 2014
untuk menyesukaikan dengan perkembangan zaman suoaya mewadahi segala kepentingan
dan kebutuhan masyarakat maka diterbitkanlah UU no 6 tahun 2014 tentang desa yang
menyebutkan bahwa desa diberi kewenangan untuk mengatur dan mengurus kewenangannya
sesuai dengan kebutuhan dan prioritas desa. Dalam hal ini berarti dana desa akan digunakan
untuk mendanai keseluruhan kewenangan desa sesuai dengan kebutuhan dan prioritas
mengingat dana desa sendiri bersumber dari APBN. Pelaksanaan dana desa pun dimulai
tahun 2015 dan telah dialokasikan dalam APBN 2015 sebesar Rp9.066.200.000.000,-.Alokasi
Dana Desa tersebut bertambahmenjadi Rp20.766.200.000.000,-pada Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015 atau sebesar 3,23%dari total Dana
Transfer ke Daerah dan Dana Desa tahun 2015 yang berjumlah
Rp643.834.541.175.000,-.

Menurut Direktur jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat desa,


kementerian desa, Transmigrasi dan daerah tertinggal, sebanyak Rp16,5 triliun Dana Desa
(80%) dari total Dana Desa Rp20,766 triliun untuk tahun 2015 telah disalurkan dari pusat ke
kabupaten. Namun sampai dengan bulan oktober 2015 baru sekitar Ro7,091 triliun atau 45%
yang telah dicarirkan je rekening desa

2. Kerangka teori dan Pengembangan Hipotesis


a. Keuangan Negara
Dalam pasal 1 ayat 1 UU no 17 tahun 2003 disebutkan keuangan negara sendiri
merupakan semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang.
Dalam arti luasnya mengantung substansi yang tidak terbatas dalam anggaran
pendapatan saja namun suatu kesatuan dari APBN, APBD,BUMN dan BUMD
b. Asas Umum Pengelolaan Keuangan negara
UU no 17 tahun 2003 pasal 3 yang berbunyi keuangan negara dikelola secara
tertib, taat pada peraturan perundangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan
bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatuhan.
c. Keuangan daerah
Mardiasmo mengemukakan secara garis besar bahwa manajemen keuangan
daerah dpaat dibagi menjadi dua yaitu manajemen penerimaan daerah dan
manajemen pengeluaran daerah. Dalam PP Nomoe 58 tahun 2005 menyebutkan
bahwa pengelolaan keuangan daerah dilakukan secata tertib dan taat. Selanjutnya
sesuai dengan PERMENDAGRI nomor 13 tahun 2006 menyebutkan bahwa
pengguna anggaran atau segala pihak yang menggunakan anggaran perlu
menyelenggarakan penatausahaan sesuai dengan peraturan UU.
d. Desentralisasi
nadir menyebutkan bahwa desentralisasi merupakan sebuah konsep yang
menginsyaratkan adanya pelimpahan atau pendelegasian wewenang dari pusat
kepada bawahannya untuk mengurus pemerintahannya sendiri. Tujuannya sendiri
ialah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas fungsi pelayanan pemerintah
pada seluruh lapisan masyarkat.

Dana Desa
Menurut PP Nomor 60 tahun 2014, dana desa adalah dana yang bersumber dari
APBN yang diperuntukkan bagi desa yang ditranfer melalui APBD kabupaten atau
kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarkat. Singkatnya
dana desa merupakan sebuah dana yang digunakan untuk melaksanaan pemerataan
pembangunan desa. Dalam PP no 22 tahun 2015, dana desa setuap kabupaten atau
kota dihitung berdasarkan jumlah desa dan dialokasikan secara berkeadilan
berdasarkan alokasi dasar dan alokasi yang dihitung dengan memperhatikan jumlah
penduduk, kemiskinan dsb.
Prioritas penggunaan dana desa untuk tahun 2015 sendiri diatur dalam Permendes
PDTT no 5 tahun 2015 yag menyebutkan bahwa disebutkan dana desa diprioritaskan
untuk menyelenggarakan dua bidang yaitu

1. Pembangunan Desa
2. Pembedayaan desa

e. Penelitian terdahulu
Laporan ini dibuat berdasarkan penelitian yang lebih dulu dimana membawa
referensi dari Laporan Kajian Sistem Pengelolaan Keuangan Desa yang
diterbitkan oleh KPK. Kajianya mengambil sampel pada lima kabupaten yaitu
kabupaten bogor, kabupaten klaten, kabupaten kampar, kabupaten gowa dan
kabupaten magelang serta melakukan FGD (focused grup discusion) dan hasil
kajiannya menemukan terdapat beberapa indikasi masalah yaitu dalam regulasi,
tata laksana dsb.

3. Metodologi Penelitian
a. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah pelaksanaan program dana desa tahun 2015
pada kabupaten pacitan. Dana desa merupakan bagian dari dana transfer ke daerah
pada APBN dan besaran anggaran dana desa dalam APBM tahun 2015 merupakan
relokasi dari PNPN (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat), SPAM
(Sistem Penyediaan Air Minum) dan program pembangunan Infrastruktur
Perdesaan.
b. Jenis dan Sumber Data
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder dimana
data primer sendiri menurut sugiyono merupakan data yang dikumpulkan sendiri
sedangkan data sekunder merupakan data yang tidak langsung.
c. Populasi dan sampel
Penelitian ini mengambil 7 desa sampel yaitu purworejo, Mentoro, banjarsari,
Borang, Pagutan, Poko dan Candi dengan metode yang berbeda tiap tiga
kecamatan. Selanjutnya penelitian juga dilakukan pada BPMPD Kabupaten
pacitan yang merupakan unsur pelaksana bidang pemberdayaan masyarakat.
d. Pengumpulan Data
Data primer diperoleh dari wawancara terhadap beberapa narsumber dan data
sekunder yang diperleh hasil dari studi pustaka
e. Sarana Penelitian
Selain wawancara penelitian ini menggunakan sarana komunikasi berupa telpon
supaya lebih mudah.
f. Teknik analisis data
analisis data yang dilakukan yaitu menggunakan analisis data kualitatif terhadap
hasil wawancara, buku dsb dan akan diuraikan permasalahan yang terjadi.

4. Hasil Penelitian
a. Keterlambatan Pelaksanaan Program Dana Desa
Penyerapan dana desa di kabupaten pacitan sendiri memang mengalami
keterlambatan. Berdasarkan hasil wawancara dengan pelaksana teknis Dana desa
kabupaten pacitan penyebab tidak dibuatnya laporan realisasi penggunaan dana
desa semester 1 tahun 2015 dikarenakan masih belum ada dana yang terserap
sampai dengan semester 1.
b. Hambatan dalam pelaksanaan Program Dana Desa
Beberapa point berikut ini didasarkan pada hasil wawancara dengan narasumber :
a. Singkatnya waktu pelaksanaan dana desa
b. Hambatan pelaksanaan proyek infrastruktur di musim penghujan
c. Sumber daya manusia perangkat desa masih kurang
c. Faktor Penyebab keterlambatan pelaksanaan program dana desa
a. Regulasi
Terdapat beberapa hal yang menyebabkan terlambatnya penyerapan dana desa
yang salah satunya adalah peraturan dari PP no 60 tahun 2014 ,emjadi PP no 22
tahun 2015 yang mendapati isu ketidakadilan sehingga dilakukannya perubahan
perundangan.
Menurut kepala bidang pemerintahan desa dan kelurahan BPMPD kabupaten
pacitan, pemerintah kabupaten disana mengalami kesulitan untuk menentukan
rincian dana desa untuk masing masing desa yang disebabkan oleh perbedaan
jumlah dana desa antara desa yang mendapat dana terkecil hingga dana desa yang
mendapatkan dana terbesar sehingga pemerintah setempat lebih memilih
menunggu peraturan baru yang jelas.
b. Interpretasi peraturan
banyaknya peraturan mengenai prioritas penggunaan dana desa membuat relisasi
dana desanya pun mengalami keterlambatan dikarenakan takut salah sasaran. Pada
dasarnya, PMK Nomor 93/PMK.07/2015 dan PP nomor 22 tahun 2015
menjelaskan mengenai penggunaan dana desa secara umum, sedangkan dalam
permendes PDTT nomor 5 tahun 2015 dibahas mengenai prioritas penggunaan
dana desa tahun 2015. Dikarenakan kehati hatian dalam menginterpretasikan
peraturan tersebut, BPMPD kabupaten pacitan akhirnya mengirimkan tim ke
jakarta untuk meminta bimbingan danberkonsultasi dengan tiga kementrian.
d. Analisis dampak keterlambatan ke depan
Seperti yang sudah dipaparkan diatas bahwa ditahun 2015 desa kabupaten pacitan
mengalami keterlambatan dalam penyerapan dana desa yang disebabkan oleh
beberapa faktor yang sudah disebutkan diatas. Untuk tahun tahun berikutnya
diperkirakan kemungkinan keterlambatan dalam penyerapan dana tersebut akan
sedikit berkurang dikarenakan pilihan prioritas kegiatan yang telah disepakai dan
dituangkan dalamRJPM desa dan dana desa yang akan diterima pada tahun 2016
akan lebih besar 7% dari tahun sebelumnya.

5. Kesimpulan dan saran


Kesimpulan
a. Pelaksanaan dana desa di kabupaten pacitan mengalami kendala yang diantaranya
1. Jangka waktu yang dimiliki untuk melaksanakan program dana desa 2015
terlalu singkat sehingga ketika waktunya singkat maka prioritas kegiatan yang
dimiliki pun akan semakin sedikit dan bebanding terbalik dengan dana yang
akan diterima semakin besar
2. Pelaksanaan Dana Desa jika memasuki triwulan 4 memiliki kendala yaitu
beban kerja perangkat yang semakin menumpuk
3. Kendala dari sumber daya manusia yaitu masih terdapat perangkat desa yang
memiliki latar belakang pendidikan dibawah standar.
b. Faktor yang menyebabkan keterlambatan penyerapan dana desa

1. Perubahan PP no 60 tahun 2014 pada april 2014 yang menyebabkan


penyusunan peraturan bupati tentang penetapan dana desa baru dilaksanakan
bulan mei 2015 dan mengakibatkan bergersernya timeline secara keseluruhan
2. Kehati-hatian interperetasi peraturan dana desa oleh BPMPD menyebabkan
peraturan pelaksanaan dana desa untuk kabupaten pacitan terlambat untuk
diterbitkan

Saran
a. Pemerintah pusat dan pemerintah kabupaten diharapkan untuk mengondisikan
pennyaluran dana desa secara tepat waktu.
b. Semakin meningkatkan bimbingan, arahan, dan sosialisasi terhadap peraturan
yang terkait
c. diperlukan perubahan jadwal penyaluran dana desa supaya dana desa bisa
disalurkan lebih awal

Pembahasan
Jurnal yang berjudul Keterlambatan Implementasi Penyaluran Dana Desa membahas
tentang bagaimana awal mula keterlambatan penyaluran dana desa. Dalam jurnal ini
objek sendiri berlokasi di kabupaten pacitan dimana pada tahun 2015 sendiri
penyaluran dan penyerapan dana desanya sedikit terlambat. Peneliti mampu
menggambarkan permasalahan yang ada serta memberikan sedikit pengetahuan
tentang dana desa dan perundangannya dengan sangat baik di awal. Dalam
pembahasannya pun, peneliti membahas permasalahan ini secara rinci dan jelas
dimulai dari latar belakang, kronologis sampai dengan solusi. Peneliti menjelaskan
permulaan permasalahannya dimulai dari faktor yang kiranya menghambat
penyelenggaraan dana desa yang terdiri dari kurangnya SDM yang berpengalaman
sehingga para pekerja pun mendapatkan beban kerja yang menumpuk akibat
kurangnya SDM, selanutnya perubahan UU yang menyebabkan keterlambatannya
peraturan bupati untuk prioritas dana desa, hingga kehati hatian pemerintah setempat
dalam mengartikan sebuah peraturan hingga mengirimkan tenaganya ke ibu kota
untuk berkonsultasi langsung dengan menteri.
Kesimpulan dan Saran
Peneliti dalam menulis artikel ini sudah sangat baik dalam memaparkan hasil serta
temuannya di desa pacitan. Hal tersebut bisa tergambar dengan beberapa point pada
pembahasannya yang begitu lengkap dimulai dari latar belakang, point permasalahan
yang terjadi beserta faktornya serta saran yang cukup reliable. Selanjutnya menurut
saya, dengan menyantumkan studi literatur atau pengetahuan secara singkat namun
mendalam adalah hal yang tepat karena mungkin tidak semua pembaca tidak dapat
langsung memahami apa itu dana desa serta undang – undangnya. Saran saya, penulis
dapat menambahkan sedikit penjelasan bagaimana APBN dapat menyalurkan dana
kepada pemerintah daerah atau kota secara step by step supaya penulis dapat sedikit
menstimulasi berbagai pertanyaan yang mungkin dapat dijadikan sebagai inovasi oleh
pembaca atau peneliti selanjutnya.

Daftar Pustaka

Ardhi, I. (2018). Keterlambatan Implementasi Penyaluran Dana Desa. Jurnal


Perbendaharaan, Keuangan Negara Dan Kebijakan Publik, 3(4), 330–346.

Anda mungkin juga menyukai