Anda di halaman 1dari 32

Asuhan Keperawatan

Pengkajian

1. Identitas

Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 63 th
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Status : Menikah
2. Keluhan
Klien mengatakan sudah 1 tahun terkena Hipertensi namun tidak rutin cek
tekanan darah karena takut bila tinggi dan kepikiran, kontrol saat ada keluhan saja.
Saat Pengkajian Ny. S tanpak merasa takut, gelisah dan khawatir dengan
penyakitnya karena takut meninggal dan berbagai komplikasi yang terjadi pada
penyakit hipertensi, Hal ini karena klien sering ditakuti oleh tetangganya tentang
penyakit hipertensi dan 5 hari lalu temannya yang terkena hipertensi meninggal
kabar ini membuat klien susah tidur dan sering terbangun pada malam hari.
Keluarga klien mengatakan tidak tau cara merawat Ny. S yang takut akan
penyakitnya dan tidak tau cara memotivasi.
3. Faktor Predisposisi
a. Peristiwa traumatik
Klien sering ditakuti oleh tetangganya tentang penyakit hipertensi dan 5 hari
lalu temannya yang terkena hipertensi meninggal kabar ini membuat klien
susah tidur dan sering terbangun pada malam hari.
b. Konflik emosional yang dialami individu dan tidak terselesaikan dengan baik
Kurangnya motivasi dari kelurga karena klien slalu khawatir bila terjadi
komplikasi yang menkutkan padanya
c. Konsep diri terganggu
Klien merasa khawatir dengan penyakitnya karena kurang motivasi kelurga
dan pengetahuan
d. Frustasi
Sudah 1 tahun terkena hipertensi klien merasa tidak seperti dulu sebelum sakit
e. Gangguan fisik
Tidak ada gangguan fisik, hanya saja apabila tekanan darah tinggi kepala
bagian belakang nyeri, dan susah tidur bila kawatir dengan penyakitnya
f. Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani stress
Komunikasi antar anggota keluarga baik, saat mempunyai masalah, klien
sering menceritakannya kepada anggota keluarganya yang lain terutama
cucunya. Keluarga klien mengatakan tidak tau cara merawat Ny. S yang takut
akan penyakitnya dan tidak tau cara memotivasi.

g. Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga


Ada cucunya pernah operasi tumor payudara dan merasa cemas saat akan
operasi dulu
h. Medikasi
Klien melakukan sholat malam saat malam terbangun karena tiba tiba takut
meninggal
4. Faktor Presipitasi
a. Ancaman integritas fisik
Ketika tekanan darah tinggi kalien merasakan nyeri pada bagian kepala
belakang, bila hal ini muncul klien slalu membawa ke dokter.
b. Ancaman terhadap konsep diri
Adanya rasa khawatir karena penyakitnya sekarang karena sudah 1 tahun
terkena hipertensi kondisi fisik yang lemah tidak seperti dulu, merasa tidak
berarti dan takut akan kematian
5. Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan umum
Keadaan umum : compos mentis G-C-S = 4-5-6
Kesadaran : baik
 Tanda Tanda Vital
TD : 180/100 mmHg
Nadi : 110 x/menit
Suhu : 36,5 ˚C
RR : 26 x/menit
Pemeriksaan Fisik BB : - TB : -
Keluhan fisik : tidak ada
6. Psikososial
a. Geneogram

Keluarga Tn. A Keluarga Ny. S

Tn. S Ny. W

Anak

Cucu

Keterangan :
: Laki-laki

: Perempuan

: Tinggal dalam satu rumah

: Meninggal

: Sakit

: Riwayat Penyakit yang sama

Klien tinggal bersama suaminya saja namun kadang anak dan cucunya
kerumahnya, komunikasi terjalin baik, keluarga kurang pengetahuan cara
memberikan motivasi pada klien.

b. Konsep Diri
1) Gambaran Diri
Ekspresi wajah terlihat gelisah, tampak bicara banyak dan cepat. Nadi
cepat tekanan darah tinggi.
2) Identitas Diri
Klien merasa dirinya sudah se sehat dulu karena 1 tahun sudah terkena
hipertensi khawatir akan meninggal
3) Fungsi Peran
Klien dapat melakukan peran sebagai istri,
4) Ideal Diri
Klien merasa khawatir dengan kondisinya hingga susah tidur dan
terbangun saat malam hari
5) Harga Diri
Klien tidak dapat mengambil keputusan sendiri saat ada masalah, Klien
sering marah apabila disinggung sedikit

c. Hubungan Sosial
Klien merasa tidak ada masalah dalam berhubungan dengan keluarga. Namun
kurang ada motivasi dari keluarga dan tetangga yang sering menakuti akan
penyakit hipertensi.
d. Spiritual
Klien beragama Islam dan yakin dengan adanya Tuhan Yang Maha Esa.
Klien mengatakan sholat lima waktu walaupun dengan kodisinya saat ini, dan
berharap diberi kesembuhan atas penyakitnya
7. Status Mental
a. Penampilan
Bernampilan baik dan bersih
b. Pembicaraan
Cara bicara cepat
c. Aktivitas Motorik
Klien terlihat gelisah taku dan khawatir
d. Afek dan Emosi
Emosi klien cepat berubah-ubah cenderung mudah terganggu, tidak sabar,
serta tegang.
e. Interaksi selama wawancara
Klien dengan ansietas selama interaksi wawancara bicara cepat dan terlihat
gelisah dan banyak bertanya tentang penyakitnya
f. Persepsi/Sensori
Kepala bagian belakang nyeri bil tekanan darah tinggi
g. Proses Pikir
- Proses Pikir
Bicara yang diulang ulang atau cerita yang banyak
- Isi Pikir
Pada kliem dengan ansietas memiliki pikiran takut yang berlebih.

h. Tingkat Kesadaran
Klien bingung sendiri untuk menghadapi kenyataan dan mengalami
kegelisahan.
i. Memori
Sering lupa pada barangnya sendiri
j. Tingkat Konsentrasi
Konsentrasi baik
k. Kemampuan penilaian/pengambilan keputusan
Mampu mebambil keputusan
l. Daya Tilik
Menyadari apa yang dialami
m. Mekanisme koping
Klien menghadapi permasalahannya dengan cara sholat malam saat terbangun
pada malam hari, sudah tidur dan mudah tersinggung

8. Analisa Data

No Data Masalah
1 DS : Klien mengatakan merasa Gangguan Suasana Perasaan :
merasa takut, gelisah dan Cemas Sedang
khawatir dengan penyakitnya
karena takut meninggal dan
berbagai komplikasi yang terjadi
pada penyakit hipertensi,
DO :
TD =180/100 mmhg
RR=26x/menit
N=110x/menit
Ekspresi wajah terlihat gelisah,
tampak bicara banyak dan cepat.
2 DS : Klien mengatakan susah Gangguan Pola Tidur
tidur dan sering terbangun pada
malam hari. Hal ini karena klien
sering ditakuti oleh tetangganya
tentang penyakit Hipertensi dan
5 hari lalu temannya yang
terkena hipertensi meninggal
kabar ini membuat dia takut dan
susah tidur.
DO :
-
3 DS : Keluarga klien mengatakan Koping keluarga tidak efektif
tidak tau cara merawat Ny. S
yang takut akan penyakitnya dan
tidak tau cara memotivasi.
DO :
- Suami sering bertanya cara
menenangkan istri karena malam
hari sering terbangun dan susah
tidur

9. Pohon Masalah

Efek
Gangguan Pola Tidur

Core Problem Gangguan Suasana Perasaan : Cemas


Sedang

Penyebab Koping keluarga tidak efektif

Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Prioritas

Gangguan Suasana Perasaan : Cemas Sedang


Intervensi Keperawatan

Tujuan KH Intervensi
TUM : - Klien mau membalas - Beri salam atu
Klien tidak mengalami salam panggil nama.
perilaku kekerasan - Klien mau menjabat - Sebutkan nama
TUK : tangan perawat
1. Klien dapat membina - Klien mau - Jelaskan maksud
hubungan saling percaya menyebutkan nama hubungan interaksi
- Klien meu tersenyum
- Jelaskan akan kontrak
- Klien mau kontak mata yang akan dibuat
- Klien mau mengetahui - Beri rasa aman dan
nama perawat sikap empati
- Lakukan kontak
singkat tapi sering
2. Kien dapat - Klien dapat - Berikan kesempatan
mengidentifikasi mengungkapakan untuk
penyebab dari gangguan perasaanya. mengungkapkan
kecemasannya perasaanya.
- Klien dapat - Bantu klien untuk
mengungkapakan mengungkapkan
penyebab perasaan penyebab perasaan
cemasnya cemasnya
3. Klien dapat - Klien dapat - Anjurkan klien
mengidentifikasi tanda mengungkapakan mengungkapkan apa
dan gejala dari perasaan cemas yang dialaminya dan
kecemasan - Klien dapat dirasakan saat cemas.
menyimpulkan tanda - Observasi tanda dan
dan gejala cemas yang gejala ansietas pada
dialaminya klien.
- Simpulkan bersama
klien tanda dan gejala
ansietas yang
dialaminya.
4. Klien dapat - Klien dapat - Anjurkan klien untuk
mengidentifikasi hal mengungkapakan hal mengungkapakan
yang biasa dilakukan yang biasanya rasa cemas klien.
untuk mengatasi dilakukannya untuk
kecemasan mengatasi cemas.
- Klien dapat bermain - Bantu klien bermain
peran sesuai rasa peran sesuai dengan
cemasnya perilaku kekerasan
- Klien dapat mengetahui yang biasanya
cara yang biasa dilakukan.
dilakukan untuk - Bicarakan dengan
mengatasi cemasnya klien, apakah dengan
cara yang klien
lakukan masalahnya
selesai.
5. Klien dapat - Klien dapat - Diskusikan kegiatan
mendemonstrasikan menyebutkan contoh fisik yang biasanya
teknik relaksasi untuk cara mengatasi ansietas dilakukan klien.
meningkatkan kontrol : Teknik relaksasi ; - Beri pujian atas
dan rasa percaya diri ; tarik nafas dalam kegiatan fisik yang
tarik nafas dalam - Klien dapat biasanya dilakukan
mengidentifikasi teknik klien.
relaksasi untuk - Diskusikan teknik
mengatasi ansietas relaksasi ; tarik nafas
- Klien mempunyai dalam untuk
jadwal utnuk melatih mengatasi ansietas
teknik relaksasi ; tarik - Diskusikan cara
nafas dalam yang telah melakukan nafas
dipelajari sebelumnya dalam bersama klien.
- Klien mengevaluasi - Beri contoh klien
kemampuan dalam tentang cara menarik
melakukan teknik nafas dalam.
relaksasi ; tarik nafas - Minta klien untuk
dalam sesuai jadwal mengikuti contoh
yang telah disusun. yang diberikan
sebanyak 5 kali.
- Beri pujian positif
atas kemampuan
klien
mendemonstrasikan
cara menarik nafas
dalam.
- Tanyakan perasaan
klien setelah selesai.
- Anjurkan klien
menggunakan cara
yang telah dipelajari
saat muncul rasa
cemas.
- Lakukan hal yang
yang sama seperti
halnya diatas untuk
teknik relaksasi ;
tarik nafas daam
dipertemuan yang
lain.
- Diskusikan dengan
klien mengenai
frekuensi latihan
yang akan dilakuakn
sendiri oleh klien.
- Susun jadwal
kegiatan utnuk
melatih cara yang
telah dipelajari.
- Klien mengevaluasi
pelaksanaan latihan,
cara mengatasi
ansietas yang telah
dilakukan dengan
mengisi jadwal
kegiatan harian.
- Validasi kemampuan
klien dalam
melaksanakan
latihan.
- Beri pujian atas
keberhasilan klien.
- Tanyakan kepada
klien apakah
kegiatan cara
mengatasi ansietas
dapat mengurangi
perasaan cemasnya.
6. Klien mampu - Klien dapat - Diskusikan kegiatan
mendemonstrasikan menyebutkan contoh positif yang suka
teknik distraksi untuk cara mengatasi ansietas dilakukan klien
meningkatkan kontrol : Teknik distraksi sehari-hari
diri dan mengurangi - Klien dapat
kecemasan mengidentifikasi teknik - Bantu klien untuk
distraksi untuk memilih kegiatan
mengatasi ansietas positif yang akan
- Klien mempunyai dilakukan
jadwal untuk melatih - Minta klien untuk
teknik distraksi yang mendemonstrasikan
telah dipelajari kegiatan positif yang
sebelumnya. akan dilakukan
- Klien mengevaluasi - Beri pujian atas
kemampuan dalam keberhasilan klien
melakukan teknik - Susun jadwal untuk
distraksi sesuai jadwal melatih kegiatan
yang telah disusun. positif klien

- Klien mengevaluasi
pelaksanaan kegiatan
dengan mengisi
jadwal kegiatan
- Validasi kemampuan
klien dalam
melakukan kegiatan
positif
- Beri pujian atas
keberhasilan klien
7. Klien mampu - Klien dapat - Diskukan cara
mendemonstrasikan menyebutkan contoh hipnotis 5 jari
teknik relaksasi hipnotis cara mengatasi ansietas - Demonstrasikan
5 jari : hipnotis 5 jari langsung dengan
- Klien dapat klien cara hipnotis 5
mengidentifikasi cara jari
hipnotis 5 jari untuk  Anjurkan klien
mengatasi ansietas untuk
memejamkan
- Klien mempunyai mata
jadwal untuk melatih  Ajurkan klien
cara hipnotis 5 jari yang untuk menyentuh
telah dipelajari jari telunjuk klien
sebelumnya. dengan ibu jari
- Klien mengevaluasi klien, anjurkan
kemampuan dalam klien untuk
melakukan cara membayangkan
hipnotis 5 jari sesuai nahwa klien
jadwal yang telah sedang bahagia
disusun.  Anjurkan klien
untuk menyentuh
jari tengah klien
dengan ibu jari
klien dan anjurkan
klien untuk
membayangkan
bahwa klien
sedang bersama
orang yang ia
cintai
 Anjurkan klien
untuk menyentuh
jari manisk klien
dengan ibu jari
klien dan anjrkna
klien untuk
membayangkan
bahwa klien
sedang dipuji oleh
seseorang
 Anjurkan klien
menyentuh jari
kelingking klien
dengan ibu jari
klien dan anjurkan
klien untuk
membyangkan
bahwa klien
sedang
mengunjungi
tempat yang
paling indah yang
pernah klien
kunjungi
- Minta klien untuk
mendemonstrasikan
cara hpnotis 5 jari
- Beri pujian atas
keberhasilan klien
- Susun jadwal untuk
melatih hipnotis 5
jari

- Klien mengevaluasi
pelaksanaan kegiatan
dengan mengisi
jadwal kegiatan
- Validasi kemampuan
klien dalam
melakukan cara
hipnotis 5 jari
- Beri pujian atas
keberhasilan klien
8. Klien mendapat - Keluarga dapat - Identifikasi
dukungan dari keluarga mendemonstrasikan kemampuan keluarga
untuk mengatasi cara merawat klien. dalam merawat klien
kecemasan sesuai dengan yang
telah dilakukan
keluarga terhadap
klien selama ini.
- Jelaskan keuntungan
peran serta keluarga
dalam merawat klien.
- Jelaskan cara-cara
merawat klien.
 Te
rkait dengan cara
mengatasi
ansietas klien
 M
embantu klien
mengenal
penyebab marah
dan pelaksanaan
cara pencegahan
PK.
IMPLEMENTASI & EVALUASI KEPERAWATAN (Catatan Tindakan & Evaluasi Keperawatan Jiwa)
Nama : Ny. S
Hari/Tanggal Dx.Kep Tindakan Keperawatan Evaluasi Keperawatan Paraf dan
Jam Nama
Rabu, 20 Ansietas 1. Membina hubungan saling percaya S:
Februari 2021 Respon : klien kooperatif dan menjawab saat - Klien mengatakan masih cemas dan khawatir
diberikan pertanyaan - Klien mengatakan setelah diberikan terapi
2. Menanyakan kepada klien tentang kemampuan kemarin berhasil mengatasi cemanya, tetapi
dalam mengambil keputusan cemasnya kambuh lagi
Respon : klien mengatakan terkadang susah untuk - Klien mengatakan tidak mau melibatkan
mengambil keputusan keluarga dalam mengatasi kecemasannya
3. Memonitor tanda-tanda ansietas - Klien mengatakan sulit tidur dimalam hari
Respon : klien mengatakan gelisah ketakutan O:
dengan keadaan penyakitnya yang takut stroke - Klien tampak cemas
berulang serta takut penyebaran covid. - Klien tampak tegang
4. Memahami situasi yang dapat membuat ansietas, - Klien tampak kurang bersemangat
dengarkan dengan penuh perhatian - TD : 150/90 mmHg, N:98x/menit, RR :
Respon : klien kooperatif 18x/menit
5. Menanyakan serta mendiskusikan dengan pasien
tentang perencanaan yang realistis terhadap A : Masalah belum teratasi
situasi yang akan datang P : Intervensi dilanjutkan
Respon : klien kooperatif 1. BHSP
6. Menganjurkan pada pasien untuk melibatkan 2. Evaluasi
keluarga dalam menyelesaikan masalah 3. Monitor tanda-tanda
ansietasnya ansietas
Respon : klien kooperatif. Pasien mengatakan 4. Berikan terapi distraksi
tidak ingin melibatkan keluarga karena tidak mau 5. Berikan relaksasi otot
menjadi beban keluarga progresif
7. memberikan teknik relaksasi untuk meredakan 6. Motivasi klien untuk
ansietas (melakukan teknik napas dalam) memasukkan terapi dalam kegiatan sehari-
Langkah-langkah napas dalam : hari
- Pejamkan mata selama praktik napas dalam
- Anjurkan klien untuk mengambil napas dari
hidung sedalam mungkin
- Anjurkan klien untuk menahan napas selama 3
detik
- Setelah itu anjurkan pada klien untuk
mengeluarkan napas dari mulut secara
perlahan
- Sambil mengeluarkan napas dari mulut dalam
hati ucapkan “aku bersyukur dengan hikmat
yang Tuhan berikan hari ini”
- Ulangi langkah ini sebanyak 3x saat klien
merasa cemas
- Setelah itu minta klien untuk membuka mata
Respon : klien kooperatif dan melakukan
napas dalam dengan baik
Gangguan Pola Tidur Observasi : S:
1. Mengidentifikasi pola aktivias dan tidur - Klien mengatakan masih kesulitan tidur
Respon: Klien mengatakan pola aktivitas biasa - Klien mengatakan masih terbangun tidurnya
saja dan pola tidurnya terganggu saat malam hari
2. Mengidentifikasi factor pengganggu tidur - Klien mengatakan istirahatnya tidak cukup
Respon: Klien mengatakan tidur terganggu O:-
dikarenakan kepikiran penyakitnya A : Masalah belum teratasi
3. Mengidentifikasi makan dan minuman yang P : Intervensi dilanjutkan
mengganggu tidur - Dukungan Tidur
Respon: Klien mengatakan makan minumnya
seperti biasa
4. Mengidentifikasi obat tidur yang dikonsumsi
Respon: Klien mengatakan tidak ada obat tidur
yang dikonsumsi
Terapeutik:
5. Memodifikasi lingkungan
Respon: Klien kooperatif
6. Memfasilitasi menghilangkan stress sebelum
tidur
Respon: Klien kooperatif
Edukasi:
7. Menjelaskan pentingnya tidur cukup
Respon: Klien kooperatif
8. Mengajarkan relaksasi otot autogenic atau cara
nonfarmakologi.
Respon: Klien kooperatif
Koping tidak efektif Observasi: S:
1. Mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki - Klien mengatakan apabila mempunyai masalah
Respon: Klien mampu melakukan aktivitas selalu berdiam diri, tanpa menceritakan orang
sehari-hari terdekat
2. Mengidentifikasi metode penyelesaian masalah - Klien mengatakan masih gelisah
Respon : Klien apabila menyelesaikan masalah
hanya diam saja, menghindar bahkan menangis O:
terkadang menonton tv - Klien tampak gelisah
Terapeutik: - Klien tampak kurang besemangat
3. Menggunakan pendekatan yang tenang dan
menyakinkan A : Masalah belum teratasi
Respon: Klien kooperatif
4. Memotivasi mengidentifikasi system pendukung P : Intervensi dilanjutkan
yang tersedia - Promosi koping
Respon : Klien kooperatif
5. Mendukung penggunaan mekanisme pertahanan
yang cepat
Respon : Klien kooperatif
Edukasi:
6. Menganjurkan menjalin hubungan yang
memiliki kepentingan dan tujuan bersama
Respon : Klien kooperatif

S:
- Klien mengatakan cemasnya sudah berkurang
- Klien mengatakan masih gelisah sedikit
- Klien mengatakan masih belum nyenyak tidurnya

O:
- Klien tampak tegang
- Klien masih tampak gelisah
- Klien masih tampak kurang bersemangat
- TD : 150/90 mmHg, N:95x/menit, RR :
18x/menit

A : Masalah belum teratasi


P : Intervensi dilanjutkan
1. BHSP
2. Evaluasi
3. Monitor tanda-tanda
ansietas
4. Berikan terapi relaksasi
hypnosis 5 jari
5. Motivasi klien untuk
memasukkan terapi kedalam kegiatan
sehari-hari.

S:
- Klien mengatakan masih sedikit kesulitan tidur
- Klien mengatakan masih terbangun tidurnya
saat malam hari
- Klien mengatakan istirahatnya tidak cukup
O:-
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
- Dukungan Tidur
S:
- Klien mengatakan sudah mampu bercerita
dengan keluarga terdekat
- Klien mengatakan masih sedikit gelisah

O:
- Klien tampak gelisah
- Klien tampak kurang besemangat
- Verbalisasi pengakuan masalah meningkat

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan
- Promosi koping
Jum’at, 23 Ansietas 1. Membina hubungan saling percaya S:
Februari 2021 Respon : klien kooperatif dan menjawab saat - Klien mengatakan cemasnya sudah berkurang
diberikan pertanyaan - Klien mengatakan dari terapi yang diajarkan
2. Memonitor tanda-tanda ansietas untuk menurunkan kecemasan pasien lebih
Respon : Klien masih sedikit gelisah menyukai terapi hipnotis 5 jari
3. Menganjurkan pada klien untuk mempraktekkan
kembali teknik relaksasi untuk meredakan O:
ansietas (melakukan teknik relaksasi otot - Klien tampak tidak gelisah
progresif) - Klien tampak tidak tegang
4. Memberikan terapi relaksasi hypnosis 5 jari
Langkah-langkah terapi hipnotis 5 jari menurut A : Masalah teratasi
(Adabiyah, S, 2020) : P : Intervensi dilanjutkan secara mandiri
- Minta klien untuk memejamkan matanya
- Minta klien untuk tarik napas lalu buang secara
perlahan (lakukan selama 3x)
- Minta klien untuk mentautkan ibu jari dengan
jari telunjuk kemudian bayangkan ketika tubuh
klien begitu sehat
- Minta klien untuk mentautkan ibu jari dengan
jari tengah, bayangkan ketika mendaatkan
hadiah atau barang yang sangat anda sukai
- Minta klien untuk mentautkan ibu jari dengan
jari manis, bayangkan anda sedang berada di
tempat yang paling nyama dan membuat anda
sangat bahagia
respon : klien kooperatif dan mampu melakukan
relaksasi hypnosis 5 jari meskipun ada gerakan
yang lupa
Gangguan Pola Tidur Observasi : S:
1. Mengidentifikasi pola aktivias dan tidur - Klien mengatakan tidak kesulitan tidur
Respon: Klien mengatakan pola aktivitas biasa - Klien mengatakan istirahatnya cukup
saja dan pola tidurnya semalam cukup - Klien mengatakan puas dengan tidurnya
2. Mengidentifikasi factor pengganggu tidur
Respon: Klien mengatakan tidurnya tidak O:-
terganggu A : Masalah teratasi
3. Mengidentifikasi makan dan minuman yang P : Intervensi diberhentikan
mengganggu tidur
Respon: Klien mengatakan makan minumnya
seperti biasa
4. Mengidentifikasi obat tidur yang dikonsumsi
Respon: Klien mengatakan tidak ada obat tidur
yang dikonsumsi
Terapeutik:
5. Memodifikasi lingkungan
Respon: Klien kooperatif
6. Memfasilitasi menghilangkan stress sebelum
tidur
Respon: Klien kooperatif

Edukasi:
7. Menjelaskan pentingnya tidur cukup
Respon: Klien kooperatif
8. Mengajarkan relaksasi otot autogenic atau cara
nonfarmakologi.
Respon: Klien kooperatif
Koping tidak efektif Observasi: S:
1. Mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki - Klien mengatakan sudah mampu bercerita
Respon: Klien mampu melakukan aktivitas dengan keluarga terdekat
sehari-hari - Klien mengatakan sedikit gelisah
2. Mengidentifikasi metode penyelesaian masalah O:
Respon : Klien apabila menyelesaikan masalah - Klien tampak sedikit gelisah
hanya diam saja, menghindar bahkan menangis - Verbalisasi pengakuan masalah meningkat
terkadang menonton tv - Verbalisasi penyelesaian masalah meningkat
Terapeutik:
3. Menggunakan pendekatan yang tenang dan A : Masalah belum teratasi
menyakinkan P : Intervensi dilanjutkan secara mandiri
Respon: Klien kooperatif
4. Memotivasi mengidentifikasi system pendukung
yang tersedia
Respon : Klien kooperatif
5. Mendukung penggunaan mekanisme pertahanan
yang cepat
Respon : Klien kooperatif
Edukasi:
6. Menganjurkan menjalin hubungan yang
memiliki kepentingan dan tujuan bersama
Respon : Klien kooperatif
Satuan Acara Penyuluhan

Terapi Musik

Pokok Bahasan : Relaksasi Nyeri Dengan Mendengar Musik

Sub Pokok Bahasan : Pengenalan pada Relaksasi Nyeri

Sasaran : Klien dan keluarga

Hari/Tanggal : minggu, 21 februari 2021

Waktu : 20 Menit

Tempat : Rumah pasien

A. Tujuan Penyuluhan Umum

Setelah diberi penyuluhan kesehatan selama 20 menit pada klien dan keluarga
khusunya pada klien memiliki urolithiasis, diharapakan klien dan keluarga dapat
memahami cara mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri dengan cara relaksasi
(mendengar musik reiligi) serta mampu merawat anggota keluarga dengan penyakit
tersebut.

B. Tujuan Penyuluhan Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang urolithiasis diharapkan klien dan


keluarga mampu :

1. Menjelaskan pengertian musik religi

2. Menyebutkan jenis-jenis tarpi musik

3. Menyebutkan manfaat dari terapi musik religi

C. Materi Penyuluhan

1. Pengertian terapi musik

2. Jenis-jenis terapi musik

3. Manfaat terapi musik


No Kegiatan Penyuluhan Metode Media Waktu
1 Pendahuluan Diskusi Lisan 5menit
a. Mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menyampaikan tujuan
d. Menyampaikan kontrak
waktu
2 Kegiatan inti Menjelaskan Diskusi Leaflet 10menit
pengertian urolithiasis
a. Menjelaskan pengertian
terapi musik
b. Menjelaskan jenis-jenis
terapi musik
c. Menjelaskan manfaat terapi
musik
3 Penutup Diskusi Lisan 5menit
a. Memberikan kesempatan Tanya jawab
bertanya
b. Menyampaikan kesimpulan
materi
c. Memberi evaluasi secara
lisan
d. Mengucapkan salam

E. Evaluasi

Prosedur :Langsung

Jenis pertanyaan : Tanya jawab

Jumlah pertanyaan : 7 pertanyaan

Waktu : 5 menit
KONSEP TERAPI MUSIK

1. Pengertian

Terapi muski adalah terapi yang universal dan bisa diterimah oleh semua
orang karena kita tidak membutuhkan kerja otak yang berat untuk menginterpretasi
alunan musik. Terapi musik sangat mudah diterimah oragan pendengaran kita dan
kemudian melalui saraf pendengaran disalurkan ke bagian otak yang memproses
emosi (sistem limbik).

Menurut Federasi Terapi Musik Dunia (WMFT), terapi musik adalah


penggunaan musik atau elemen musik (suara, irama, melodi dan harmoni) oleh
seorang terapis musik yang telah memnuhi kualifikasi, meningkatkan relasi
interpersonal, belajar, meningkatkan mobilitas, mengungkapkan ekspresi, menata diri
atau untuk mencapai berbagai tujuan terapi lainnya (Utomo, 2013).

2. Jenis-jenis terapi musik

Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi juga semakin


meningkatnya jenis-jenis musik seperti musik religi, rock, country, jazz, barok, klasik,
dll. Sebagian musik ini dapat digunakan untuk merangsang kecerdasan walau
demikian bukan berarti musik lain tidak berpengaruh sama sekali (Abdurrasyid 2013).
Jenis musik yang sudah dapat meningkatkan kecerdasan adalah :

a. Musik klasik

Musik klasik disebut juga dengan dampak mozart yaitu teori yang menyatakan
bahwa dengan memperdengarkan musik klasik kepada bayi ketika masih dalam
kandungan, setelah lahir dan tumbuh besar, dan ketika bersekolah akan menjadi anak-
anak yang cerdas. Secara umum, beberapa musik klasik dianggap memiliki dampak
psikotik yang menimbulkan kesan rileks, santai, cenderung membuat detak nadi
bersifat konstan, memberi dampak menenangkan dan menurunkan strezz (Fauzi 2007).

b. Musik Barok

Musik jenis ini dapat menimbulkan rasa tenang dan nyaman, membangkitkan
suasana yang positif dalam bermain musik jenis ini cenderung mendorong untuk berani
bereksplorasi dalam suasana yang menggembirakan.
c. Musik nature sounds

Musik ini bukan merupakan bagian dari musik klasik. Musik jenis ini justru
merupakan temuan baru akibat modernisasi tekonologi rekaman suara. Nature sound
music merupakan bentuk integratif musik klasik dengan suara-suara alam.
(Abdurrasyid, 2013).

Terapi musik yang efektif menggunakan musik dengan komposisi yang tepat
anatara berat, ritme dan harmony yang disesuiakan dengan tujuan dilakukannya terapi
musik. Jadi memang terapi musik yang efektif tidak bisa menggunakan sembarang
musik. Ada dua macam metode terapi music, yaitu :

1) Terapi Musik Aktif

Dalam terapi musik aktif pasien diajak bernyanyi, belajar main menggunakan
alat musik, menirukan nada-nada, bahkan membuat lagu singkat. Dengan kata lain
pasien bberinteraksi aktif dengan dunia musik. Untuk melakukan terapi musik aktif
tentu saja dibutuhkan bimbingan seorang pakar terapi musik yang kompeten.

2) Terapi Musik Pasif

Ini adalah terapi musik yang murah, mudah dan efektif. Pasien tinggal
mendengarkan dan menghayati suatu alunan musik tertentu yang disesuaikan dengan
masalahnya. Hal terpenting dalam terapi musik pasif adalah pemilihan jenis musik
harus tepat dengan kebutuhan pasien. Oleh karena itu, ada banyak sekali jenis CD
terapi musik yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan pasien.

3) Manfaat terapi

musik Musik dapat menyentuh individu baik fisik, psikososial dan spiritual
(Campbell, 2007). Ada banyak sekali manfaat terapi musik, menurut para pakar terapi
musik memiliki beberapa manfaat utama, yaitu :

1) Relaksasi, Mengistirahatkan Tubuh dan Pikiran

Manfaat yang pasti dirasakan setelah melakukan terapi musik adalah perasaan
rileks, tubuh lebih bertenaga dan pikiran lebih fresh. Terapi musik memberikan
kesempatan bagi tubuh dan pikiran untuk mengalami relaksasi yang sempurna. Dalam
kondisi relaksasi (istirahat) yang sempurna itu, seluruh sel dalam tubuh akan
mengalami reproduksi, penyembuhan alami berlangsung, produksi hormon tubuh
diseimbangkan dan pikiran mengalami penyegaran.

2) Meningkatkan Kecerdasan

Sebuah efek terapi musik yang bisa meningkatkan intelegnsia seseorang


disebut efek Mozart.

3) Meningkatkan Motivasi

Motivasi adalah hal yang hanya bisa dilahirkan dengan perasaan dan mood
tertentu. Apabila ada motivasi, semangat pun akan muncul dan segala kegiatan bisa
dilakukan. Begitu juga sebaliknya, jika motivasi terbelenggu, maka semangat pun
menjadi luruh, lemas, tak ada tenaga untuk beraktivitas. Dari hasil penelitian, ternyata
jenis musik tertentu bisa meningkatkan motivasi, semangat dan meningkatkan level
energi seseorang.

4) Pengembangan Diri

Musik ternyata sangat berpengaruh terhadap pengembangan diri seseorang.


Musik yang didengarkan seseorang juga bisa menentukan kualitas pribadi seseorang.
Hasil penelitian menunjukan bahwa orang yang punya masalah perasaan, biasanya
cenderung mendengarkan musik yang sesuai dengan perasaannya. Misalnya orang
yang putus cinta, mendengarkan musik atau lagu bertema putus cinta atau sakit hati.
Dan hasilnya adalah masalahnya menjadi musik yang memotivasi, dalam beberapa
hari masalah perasaan bisa hilang dengan sendirinya atau berkurang sangat banyak.
Sesorang bisa mempunyai kepribadaian yang diinginkan dengan cara mendengarkan
jenis musik yang tepat.

5) Meningkatkan Kemampuan Mengingat

Terapi musik bisa meningkatkan daya ingat dan mencegah kepikunan. Hal ini
bisa terjadi karena bagian otak yang memproses musik terletak berdekatan dengan
memori. Sehingga ketika seseorang melatih otak dengan terapi musik, maka secara
otomatis memorinya juga ikut terlatih.

6) Mengurangi Rasa Sakit


Musik bekerja pada sistem saraf otonom yaitu bagian sistem saraf yang
bertanggung jawab mengontrol tekanan darah, denyut jantung dan fungsi otak, yang
mengontrol perasaan dan emosi. Menurut penelitian, kedua sistem tersebut berekasi
sensitif terhadap musik. Ketika kita merasa sakit, kita menjadi takut, frustasi dan
marah yang membuat kita menengangkan otot-otot tubuh, hasilnya rasa sakit menjadi
semakin parah. Mendengarkan musik secara teratur membantu tubuh rileks secara
fisik dan mental, sehingga membantu menyembuhkan dan mencegah rasa sakit.

7) Menyeimbangkan Tubuh

Menurut penelitian para ahli, stimulasi musik membantu menyeimbangkan


organ keseimbangan yang terdapat di telinga dan otak.
Cara Melakukan Terapi
Musik Terapi Musik
3. Dengarkan musik minimal 20 menit,
pada Pasien
dapat menggunakan headphone agar
tidak terdistraksi oleh lingkungan
Hipertensi
sekitar. Selama mendengarkan musik
dapat dikombinasikan dengan mencium
aromatherapy sesuai dengan bau yang
disukai untuk menambah efek relaksasi.
Selamat Mencoba
4. Lakukan kegiatan mendengarkan musik
secara berulang-ulang, baik pada saat
menjalani hemodialisis maupun saat di
rumah.
5. Rasakan sensasi setelah mendengarkan
musik, bandingkan sebelum dan setelah
mendengarkan musik jika alat tersedia ukur
tekanan darah, nadi, dan respirasi sebelum
dan setelah mendengarkan musik.
Manfaat Terapi Musik Cara Melakukan Terapi
Musik
1.Posisikan diri dal am posisi
Apakah Terapi Musik?  Membe ri efek r il eks, hal
senyaman mungkin dan rileks.
tersebut dibuktikan dengan adanya
penurunan tekanan darah dan
Terapi musik adalah
penurunan kecepatan pernafasan
penggunaan musik sebagai sarana
 Mengurangi komplikasi
untuk mengatasi masalah fisik, yang
sering muncul selama hemodialisa
emosi, kognitif, dan kebutuhan
(nyeri, mual, muntah dan kram)
2. Pilih musik dengan tipe sebagai
s os ial individu
 Menurunkan kelelahan
berikut :
secara klinis dan
 Meningkatkan kesejahteraan  Musik instrumental (rangkaian
berdasarkan hasil
(menurunkan kecemasan dan stress
nada nada dari suara alat musik
penelitian terbaru.
serta menciptakan hubungan yang
saja tanpa ada vokal)
Musik se
bagai lebih harmonis antara pasien dan
Musik bertempo lambat
sarana

supportif pemberi perawatan di rumah)


Memiliki pitch rendah-medium
tidak benar-benar

 Meningkatkan kenyamanan
Sebagi an b esar melo di
mempengaruhi

terbentuk dari alat musik tiup


penyakit itu sendiri, namun
Contoh : Musik klasik, musik
memiliki dampak yang besar pada
gamelan (gendhing) Jawa, musik
suasana hati seseorang, dan kadang-
pop tanpa vokal, musik ‘raga’ yang
kadang bisa membuat perbedaan
berasal dari India.
pada cara berfikir dan koping pada
penyakitnya (Stanczyk, 2011).
SOP

Mengatasi Cemas Dengan Cara Terapi Distraksi (Musik Klasik)

A. Pengertian

1. Terapi Musik

Terapi musik adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan rangsangan
suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, bentuk dan gaya yang diorganisir sedemikian
rupa hingga tercipta musik yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental. yang dapat
pula menurunkan cemas/stress yang diderita oleh klien. (Potter & Perry, 2010).

Terapi musik adalah keahlian menggunakan musik atau elemen musik untuk
meningkatkan, mempertahankan dan mengembalikan kesehatan mental, fisik, emosional, dan
spritual

B. Tujuan

Meningkatkan perasaan nyaman dan aman pada klien serta mencegah timbulnya
gangguan tidur, kecemasan akibat cemas dan klien bisa berbagi beban emosi, pengalaman
dan hubungan orang lain di sekitar. Terapi Musik berfungsi untuk memperbaiki kesehatan
fisik, interaksi sosial, hubungan interpersonal, ekspresi, emosi dan meningkatkan kesadaran
diri untuk menumbuhkan hubungan saling percaya, mengembangkan fungsi fisik dan mental
secara teratur serta terprogram. Terapi Musik juga merupakan aplikasi yang unik dalam
membantu meningkatkan kualitas hidup seseorang dengan menghasilkan perubahan-
perubahan positif dalam perilakunya (Young & Koopsen. (2007).

C. Manfaat

Mendengarkan musik dapat memproduksi zat endorphins (substansi sejenis morfin


yang disuplai tubuh yang dapat mengurangi rasa cemas) yang dapat menghambat transmisi
impuls cemas di sistem saraf pusat, sehingga cemas dapat berkurang, musik juga bekerja
pada sistem limbik yang akan dihantarkan kepada sistem saraf yang mengatur kontraksi otot-
otot tubuh, sehingga dapat mengurangi kontraksi otot serta mengurangi ketegangan (Potter &
Perry, 2010).

Reaksi fisiologis terhadap cemas/ansietas merupakan reaksi yang pertama timbul pada
sistem saraf otonom meliputi frekuensi nadi dan respirasi, pergeseran tekanan darah dan
suhu, relaksasi otot polos pada kandung kemih dan usus, kulit dingin, bibir kering dan dilatasi
pupil (Burnner & Suddarth, 2008).

Musik dapat mempengaruhi denyut jantung, nadi dan tekanan darah serta pernapasan ,
denyut jantung menanggapi variable-variabel musik seperti frekuensi tempo, dan volume
cenderung menjadi lebih cepat atau menjadi lebih lambat bersamaan dengan ritme suatu
bunyi musik, sebaliknya bunyi musik yang lambat, akan membuat detak jantung dan
pernafasan yang lebih lambat dapat menciptakan tingkat stres dan ketegangan fisik yang lebih
rendah, menenangkan pikiran dan membantu tubuh untuk menyembuhkan diri sendiri
(Campbell, 2006).

Terapi Musik bisa difungsikan untuk memperbaiki kesehatan fisik, interaksi sosial,
hubungan interpersonal, ekspresi, emosi dan meningkatkan kesadaran diri untuk
menumbuhkan hubungan saling percaya, mengembangkan fungsi fisik dan mental secara
teratur serta terprogram. Terapi Musik juga merupakan aplikasi yang unik dalam membantu
meningkatkan kualitas hidup seseorang dengan menghasilkan perubahan-perubahan positif
dalam perilakunya. (Djohan, 2006).

D. Prosedur

a. Persiapkan Alat dan Bahan :

Hp (terisi music klasik dan music religi) dan Handsfree

b. Cara-cara Terapi Musik:

1) Cobalah Untuk Mendengarkan musik 20-30 menit setiap hari

2) Usahakan dalam keadaan duduk atau berbaring sambil memejamkan mata.

3) Dalam mendengarkan musik aturlah nafas serileks mungkin.

4) Gunakan headphone agar tak terganggu suara lingkungan sekitar

c. Evaluasi

Pre:

Sebelumnya klien belum pernah melakukan terapi distraksi (mendengarkan musik klasik).
Keluhan yang dirasakan cemas diakibatkan gangguan dampak dari penyakitnya.
Post:

Setelah menerapkan terapi distraksi (mendengarkan music klasik), klien tampak rileks,
tenang, mengatakan cemas berkurang, memejamkan mata saat mendengarkan music,
mengatakan hati tenang dan nyaman setelah mmendengarkan terapi music.
DOKUMENTASI TERAPI MUSIK

Anda mungkin juga menyukai