Anda di halaman 1dari 20

Aliran Qadariyah dan Jabariyah

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kalam

Dosen Bu Halimah

Disusun Oleh:
Kelompok 5

Muhammad Arfan 11190321000005


Azwan Halim Febriansyah 11190321000027

Kelas A

PRODI STUDI AGAMA AGAMA


FAKULTAS USULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020

Halaman 1 dari 20
DAFTAR ISI

Daftar isi

A. Pendahuluan
a. Latar belakang 3
b. Rumusan masalah 4
c. Tujuan 4
B. Pembahasan 5
a. Aliran Qadariyah 5
a) Pengertian dan asal usul qadariyah 7
b) Doktrin doktrin qadariyah 8
c) Dalil dalil yang menjadi dasar ajaran qadariyah 11
b. Aliran Jabariyah 12
a) Pengertian dan asal usul jabariyah 12
b) Tokoh dan pemikiran jabariyah 14
c) Dalil dalil yang menjadi dasar ajaran jabariyah 16
c. Analisis Aliran Qadariyah dan Jabariyah 16

C. Penutup
Daftar pustaka

Halaman 2 dari 20
BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Persoalan Iman (aqidah) agaknya merupakan aspek utama dalam ajaranIslam yang
didakwahkan oleh Nabi Muhammad.Pentingnnya masalah aqidah inidalam ajaran Islam tampak
jelas pada misi pertama dakwah Nabi ketika berada diMekkah. Pada periode Mekkah ini,
persoalan aqidah memperoleh perhatian yang cukup kuat dibanding persoalan syari'at, sehingga
tema sentral dari ayat-ayat al-Quran yang turun selama periode ini adalah ayat-ayat yang
menyerukan kepada masalah keimanan.1

Munculnya berbagai kelompok teologi dalam Islam tidak terlepas dari Faktor historis yang
menjadi landasan kajian. Bermula ketika Nabi Muhammad saw wafat, riak-riak perpecahan di
antara kaum Muslim timbul kepermukaan.Perbedaan pendapat dikalangan sahabat tentang siapa
pengganti pemimpin setelah Rasul, memicu pertikaian yang tidak bisa dihindari. Semua
terbungkus dalam isu-isu yang bernuansa politik, dan kemudian berkembang pada persoalan
keyakinantentang tuhan dengan mengikutsertakan kelompok-kelompok mereka sebagai
pemegang predikat kebenaran.

Ada beberapa kelompok besar yang pemahamannya sangat ekstrim(berlebihan) dan saling
bertolak belakang. Kelompok ini muncul di akhir era parasahabat. Diantara kelompok tersebut
adalah Qadariyah dan -Jabariyah. Pemikiran qadariyah ini bercorak liberal, sedangkan jabariyah
mempunyai corak pemikirantradisional.

Munculnya corak pemikiran yang beragam dalam Islam disebabkan karena semakin luasnya
wilayah Islam ke Timur dan ke Barat. Umat Islam mulai bersentuhan dengan keyakinan dan
pemikiran dari ajaran-ajaran lain, terutama Filsafat yunani.seperti di ketahui wilayah-wilayah
yang bergabung dengan islam

terutama di bagian Barat adalah wilayah-wilayah yang pernah diduduki oleh bangsa Romawi (Yunani).
Makalah ini akan mencoba menjelaskan aliran Jabariyah dan Qadariyah.Dalam makalah ini penulis hanya
1
Manna Khalil al-Qhattan,studi ilmu al-qur’an ,di terjemahkan dalam “mabahis fi ulum al –Qur’an.2004,jakarta
:litera AntarNusa,hal86
Halaman 3 dari 20
menjelaskan secara singkat dan umum tentangaliran Jabariyah dan Qadariyah. Mencakup di dalamnya
adalah latar belakanglahirnya sebuah aliran dan ajaran-ajarannya secara umum.

B.RUMUSAN MASALAH

1.Apa itu Aliran Qodariyah dan Jabariyah?

2.Bagaimana Sejarah Aliran Qodariyah dan Jabariyah muncul?

Bagaimana pokok pemikiran Aliran Qodariyah dan Jabariyah?

C.TUJUAN

1.Untuk mengetahui Aliran Qodariyah dan Jabariyah?

2.Untuk mengetahui kemunculan Aliran Qodariyah dan Jabariyah?

3.Untuk mengetahui pokok pemikiran Aliran Qodariyah dan Jabariyah?

Halaman 4 dari 20
BAB II

PEMBAHASAN

Berbicara masalah aliran pemikiran dalam Islam berarti berbicara tentang Ilmu Kalam. Kalam secara
harfiah berarti kata-kata . Kaum teolog Islam berdebat dengan kata-kata dalam mempertahankan pendapat
dan pemikirannya sehingga teolog disebut sebagai mutakallim yaitu ahli debat yang pintar mengolahkata.
Ilmu kalam juga diartikan sebagai teologi Islam atau ushuluddin, ilmu yangmembahas ajaran-ajaran dasar
dari agama. Mempelajari teologi akan memberiseseorang keyakinan yang mendasar dan tidak mudah
digoyahkan. Munculnya perbedaan antara umat Islam.Perbedaan yang pertama muncul dalam Islam
bukanlah masalah teologi melainkan di bidang politik. Akan tetapi perselisihan politik ini, seiring dengan
perjalanan waktu, meningkat menjadi persoalan teologi. 2

Perbedaan teologis di kalangan umat Islam sejak awal memang dapat mengemuka dalam bentuk
praktis maupun teoritis. Secara teoritis, perbedaan itu demikian tampak melalui perdebatan aliran-aliran
kalam yang muncul tentang berbagai persoalan. Tetapi patut dicatat bahwa perbedaan yang ada umumnya
masih sebatas pada aspek Filosofis diluar persoalan keesaan Allah, keimanan kepada para rasul, para
malaikat, hari akhir dan berbagai ajaran nabi yang tidak mungkin lagi ada peluang untuk
memperdebatkannya. Misalnya tentang kekuasaan Allah dan kehendak manusia, kedudukan wahyu dan
akal, keadilan Tuhan. Perbedaan itu kemudian memunculkan berbagai macam aliran.Diantaranya yaitu
Jabariyah dan Qadariyah

A. ALIRAN QODARIYAH

1.Pengertian dan Asal-Usul Qadariyah

Kata Qadariyah berasal dari bahasa Arab qadarayang berarti kemampuandan kekuatan. Nama
Qadariyah juga berasal dari pengertian bahwa manusia mempunyai qudrah atau kemampuan untuk
melakukan sesuatu sesuai dengankehendaknya sendiri, bukan berasal dari pengertian bahwa manusia
terpaksa tunduk pada qadar atau ketentuan Allah. Dalam istilah Inggrisnya paham inidikenal dengan
namafree will dan free act.

Aliran-aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi segala perbuatannya.
Seseorang dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas kehendaknya sendiri. Aliran ini lebih
menekankan atas kebebasan dan kekuatan manusia dalam mewujudkan perbuatan-perbutannya.

Harun Nasution menegaskan bahwa aliran ini berasal dari pengertian bahwa manusia mempunyai
kekuatanuntuk melaksanakan kehendaknya, dan bukan berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa
tunduk pada qadar Tuhan.
2
Harun Nasution ,teologi ‘Islam :aliran –aliran sejarah Analisa perbandingan.1986.Jakarta :UI –press,cet ke-5 halm .
1
Halaman 5 dari 20
Menurut Ahmad Amin sebagaimana dikutip oleh Hadariansyah, orang-orang yang berpaham
Qadariyah adalah mereka yang mengatakan bahwa manusiamemiliki kebebasan berkehendak dan
memiliki kemampuan dalam melakukan perbuatan. Manusia mampu melakukan perbuatan, mencakup
semua perbuatan,yakni baik dan buruk.3

Sejarah lahirnya aliran Qadariyah tidak dapat diketahui secara pasti danmasih merupakan sebuah
perdebatan. Akan tetepi menurut Ahmad Amin, ada Sebagian pakar teologi yang mengatakan bahwa
Qadariyah pertama kali dimunculkan oleh Ma'bad al -Jauhani dan Ghilan ad -Dimasyqi sekitar tahun
70H/689M.4

Menurut Ibnu Nabatah dalam bukunya syarh al-‘Uyun, Ma'bad al-juhani dan Ghailan mengambil
paham ini dari seorang Kristen yang masuk Islam di Iraq.8 Dan menurut al-zahabi, Ma'bad adalah
seorang tabi'i yang baik, tetapi ia memasuki kawasan politik dan memihak Abd al-Rahman Ibn Asy'as
dalam menentang kekuasaan Bani Umayyah. Mab'ad mati terbunuh dalam tahun 80H 9 Ia mati dibunuh
oleh al- Hajjaj, seorang gubernur dari Bani Umayyah yang terkenal kejam dan berdarah dingin.

Sementara w. Montgomery Eatt menemukan dokumen lain yangmenyatakan bahwa paham


Qadariyah terdapat dalam kitab ar-Risalah dan ditulis untuk KhaliFah Abdul Malik oleh Jasan al-Basri
sekitar tahun 700M .5

Ditinjau dari segi politik kehadiran maZhab Qadariyah sebagai isyarat menentang politik %Bani
Umayyah, karena itu kehadiran Qadariyah dalam wilayah kekuasaanya selalu mendapat tekanan, bahkan
pada Faman Abdul Malik bin Marwan pengaruh Qadariyah dapat dikatakan lenyap tapi hanya untuk
sementara Saja, sebab dalam perkembangan selanjutnya ajaran Qadariyah itu tertampungdalam
Muktazilah.

Setelah kematian Ma'bad, Ghailan terus menyebarkan paham qadariyah diDamaskus, tetapi ini
tidak berjalan lancar karena mendapat tantangan dari khalifah Umar Ibn Abd Aziz. Baru setelah kematian
CUmar ia melanjutkan kegiatannya yang sempat terhenti pada masa itu. Tapi akhirnya ia mati dihukum
bunuh oleh Hisyam Abd al-Malik.Sebelum dilaksanakan hukuman tersebut diadakanlah debat antara
Ghailan dan Awza'i yang langsung dihadiri oleh Hisyam mengenai paham yang dibawa Ghailan.

Qadariyah adalah sebuah firqah yang mengingkari ilmu Allah terhadap perbuatan hambanya dan
mereka berkeyakinan bahwa Allah belum membuat Ketentuan terhadap makhluknya.Mereka berpendapat
bahwa tidak ada takdir,mereka mengingkari iman dengan qadha dan qadar. Mereka juga
mengatakanbahwa Allah tidak menentukan dan tidak mengetahui sebuah perkara sebelumterjadi, bahkan
Allah baru mengetahui sebuah perkara setelah terjadi.

3
Alkhendra ,pemikir kalam .2000.Bandung ; Alfabeta, hal .43

4
Harun Nasution ,teologi Islam ,1986 UI-press ,hal 33

5
Rosihan Anwar ,ilmu Kalam .2006 Bandung ,pustaka setia cet-ke-2 hal 70
Halaman 6 dari 20
Dalam kitab Milal wa Nihal, pembahasan masalah Qadariyah disatukan dengan pembahasan
tentang doktrin-doktrin Mu'tazilah, sehingga perbedaan antara kedua aliran ini kurang begitu jelas.
Ahmad Amin juga menjelaskan bahwa doktrin qadar lebih luas di kupas oleh kalangan Mu'ta zilah,sebab
Faham ini juga dijadikan salah satu doktrin Mu'taZilah. Akibatnya,sebahagian orang juga menamakan
Qadariyah dengan Mu'tAzilah karena kedua aliran ini sama-sama percaya bahwa manusia mempunyai
kemampuan untuk mewujudkan tindakan tanpa campur tangan Tuhan. 6

Asal Usul Kemunculan QAdariyah

1.1 pendapat Ahmad amin

Kapan Qadariyah muncul dan siapa tokoh-tokohnya?Merupakan dua tema yang masih
diperdebatkan. Menurut Ahmad Amin, ada ahli teologi yang mengatakan bahwa Qadariyah pertama kali
dimunculkan oleh Ma'bad Al-Jauhani dan Ghailan Ad-Dimasyqy. Ma'bad adalah seorang atba' tabi'i yang
dapat dipercaya dan pernah berguru pada Hasan Basri. Adapun Ghalian adalah seorang orator berasal dari
Damaskus dan ayahnya menjadi maula Usman bin Affan. 7

1.2Pendapat Ibnu Nabtah

Ibnu Nabatah dalam kitabnya Syarh Al-uyum, seperti dikutip Ahmad Amin, memberi informasi
lain bahwa yang pertama kali memunculkan Faham Qadariyah adalah orang Irak yang semula beragama
kristen kemudian beragama islam dan balik lagi keagama kristen. Dari orang inilah Ma'bad dan Ghailan
mengambil Faham ini. Orang Irak yang dimaksud sebagaimana dikatakan Muhammad Ibnu Syu'ib yang
memperoleh informasi dari Al-Azua 'i adalah Susan.

1.3 Pendapat W. Montgomery

Sementara itu, E. Montgomery watt menemukan dokumen lain melalui tulisan Hellmut Ritter dalam
bahasa jerman yang dipublikasikan melaului majalah Islam pada tahun 1933. Artikel ini menjelaskan
bahwa Faham Qadariyah terdapat dalam kitab Risalah dan ditulis untuk Khaliah Abdul malik olah Hasan
Al-Basri termasuk orang Qadariyah atau bukan. Hal ini memang menjadi perdebatan, namun yang jelas,
berdasarkan catatannya terdapat dalam kitab Risalah ini ia percaya bahwa manusia dapat memilih secara
bebas memilih antara berbuat baik atau buruk

.Ma'bad Al-jauhani dan Hhailan Ad-Dimasyqi, menurut watt, adalah penganut Qadariyah yang
hidup setelah Hasan al-Basri. Kalau dihubungkan dengan keterangan Adz Dzahabi dalam Mizan Al
-It'idal, seperti dikutip Ahmad Amin yang menyatakan bahwa Ma'bad Al-Jauhani pernah belajar pada
Hasan Al Bashri, maka sangat mungkin Faham Qadariyah ini mula-mula dikembangkan oleh Hasan Al-
Kitab Bshri, dengan demikian keterangan yang ditulis oleh ibn Nabatah dalam Syahrul Al-‘ Uyun bahwa
faham Qadariyah berasal dari orang irak kristen yang masuk islam kemudian kembali lagi ke
kristen,adalah hasil rekayasa orangyang tidak sependapat dengan Faham ini agar orang-orang yang tidak
tertarik dengan pikiran Qadariyah. Lagi pula menurut Jremer, seperti dikutip Ignaz Goldziher , dikalangan
6
Muhammad Ibn Abd karim. Al.Milal wa an- Nihal .Beurit :Dar al Kutub Ilmiah hal 38

7
Harun Nasution ,Teologi Islam ,1986 Jakarta UI- Press ,hal31
Halaman 7 dari 20
gereja timur ketika itu terjadi perdebatan tenteng butir doktrin Qadariyah yang mencekam pikiran para
teologinya.Berkaitan dengan persoalan pertama kalinya Qadariyah muncul, ada baiknya jika meninjau
kembali pendapat Ahmad Amin yang menyatakan kesulitan untuk menentukannya. Para peniti
sebelumnya pun belum sepakat mengenai halini karena penganut Qadariyah ketika itu banyak sekali.
Sebagian terdapat di irak dengan bukti bahwa gerakan ini terjadi pada pengajian Hasan Al-Bashri.
Pendapatini di kuatkan oleh Ibn Nabatah bahwa yang mencetuskan pendapat pertamatentang masalah ini
adalah seorang kristen di irak yang telah masuk islam pendapatnya itu diambil oleh Ma'bad dan Ghallian.
sebagian lain berpendapat bahwa Faham ini muncul di Damaskus. Diduga disebabkan oleh orang-orang
yang banyak dipekerjakan di istana-istana.

2.Doktrin-Diktrin Qadariyah

Dalam kitab Al-Milal wa An-Nihal, pembahasan masalah Qadariyah disatukan dengan


pembahasan tentang doktrin-doktrin Mu'tazilah, sehingga perbedaan antara kedua aliran ini kurang begitu
jelas.Ahmad Amin juga menjelaskan bahwa doktrin qadar lebih luas di kupasoleh kalangan Mu'tazilah
sebab Faham ini juga menjadikan salah satu doktrin Mu'tazilah akibatnya, orang menamakan Qadariyah
dengan Mu'tazilah karena kedua aliran ini sama-sama percaya bahwa manusia Mempunyai kemampuan
untuk mewujudkan tindakan tanpa campur tangan Tuhan

Manusia Mempunyai Qudroh

Ali Mushthafa Al -Gurobi antara menyatakan "

“bahwa sesungguhnya Allah telah menciptakan manusia dan menjadikan baginya kekuatan agar dapat
melaksanakan apa Yang dibebankan oleh Tuhan kepadanya karena jika Allah memberi beban kepada
manusia maka beban itu adalah sia-sia sedangkan kesia-siaan itu bagi Allah itu adalah suatu hal yang
tidak boleh terjadi"

Pemahaman yang dimiliki Qodariyah ditujukan kepada qudrat yang dimiliki manusia. Namun
terdapat perbedaan antara qudrat manusia dengan qudra tuhan. qudrat Tuhan bersifat abadi, kekal, berada
pada Zat Allah, tunggal, tidak berbilang. Sedangkan qudrat manusia adalah sementara, berproses,
bertambah dan berkurang, dapat hilang.

Harun Nasution menjelaskan pendapat Ghailan tentang doktrin Qadariyah bahwa manusia berkuasa atas
perbuatan-perbuatannya. Manusia sendiri pula melakukan atau menjauhi perbuatan atau kemampuan dan
dayanya sendiri. Salah seorang pemuka Qadariyah yang lain, An-Nazzam, mengemukakan bahwa
manusia hidup mempunyai daya dan ia berkuasa atas segala perbuatannya.

Dari beberapa penjelasan diatas, dapat di pahami bahwa segala tingkahlaku manusia dilakukan atas
kehendaknya sendiri. Manusia mempunyaikewenangan untuk melakun segala perbuatan atas
kehendaknya sendiri, baik berbuat baik maupun berbuat jahat. Gleh karena itu, ia berhak mendapatkan
pahala atas kebaikan yang dilakukannya dan juga berhak mendapatkan pahala atas kebaikan yang
dilakukannya dan juga berhak pula memproleh hukuman atas kejahatan yang diperbuatnya.
Halaman 8 dari 20
Pendapat Aliran Qodariyah Tentang Taqdir

Faham takdir dalam pandang Qadariyah bukanlah dalam pengertian takdir yang umum di pakai
bangsa Arab ketika itu, yaitu Faham yang mengatakan bahwa nasib manusia telah di tentukan terlebih
dahulu. Dalam perbuatan-perbuatannya, manusia hanya bertindak menurut nasib yang telah di tentukan
sejak azali terhadap dirinya. Dalam Faham Qadariyah, takdir itu ketentuan Allah yang di ciptakanya bagi
alam semesta beserta seluruh isinya, sejak azali, yaitu hukum yang dalam istilah Al-Q'uran adalah
sunatullah. Seseorang diberi ganjaran baik dengan balasan surga kelak di akhirat dan diberi ganjaran siksa
dengan balasan neraka kelak di akhirat, itu berdasarkan pilihan pribadinya sendiri, bukan akhir Tuhan.
Sungguh tidak pantas, manusia menerima siksaan atau tindakansalah yang dilakukan bukan atas
keinginan dan kemampuannya sendiri.8

Secara alamiah, sesungguhnya manusia telah mailiki takdir yang tidak dapat diubah. Manusia dalam
dimensi fisiknya tidak dapat berbuat lain, kecuali mengikuti hukum alam. Misalnya, manusia ditakdirkan
oleh Tuhan tidak mempunyai sirip atau ikan yang mampu berenang dilautan lepas. Demikian juga
manusia tidak mempunyai kekuatan. Seperti gajah yang mampu mambawa barang beratus kilogram, akan
tetapi manusia ditakdirkan mempunyai daya pikir yang kreatif, demikian pula anggota tubuh lainnya yang
dapat berlatih sehingga dapat tampil membuat sesuatu, dengan daya pikir yang kreatif dan anggota tubuh
yangdapat dilatih terampil. Manusia dapat meniru apa yang dimiliki ikan. Sehingga ia juga dapat
berenang di laut lepas. Demikian juga manusia juga dapat membuat benda lain yang dapat membantunya
membawa barang seberat barang yang dibawa gajah. Bahkan lebih dari itu, disinilah terlihat semakin
besar wilayah kebebasan yang dimiliki manusia. Suatu hal yang benar-benar tidak sanggup diketahui
adalah sejauh mana kebebasan yang dimiliki manusia? siapa yangmembatasi daya imajinasi manusia?
Atau dengan pertanyaan lain, dimana batasakhir kreatifitas manusia?

Dengan pemahaman seperti ini, kaum Qadariyah berpendapat bahwa tidak ada alasan yang tepat untuk
menyadarkan segala perbuatan manusia kepada perbuatan tuhan. Hampir semua paham-paham Qadariyah
bertentangan dengan apa yang dipahami ahli al-sunnah wa al-jamaah. Adapun paham yang dikembangkan
kaumqadariyah diantaranya adalah:

1.Meletakkan posisi manusia sebagai makhluk yang merdeka dalam tingkahlaku dan semua
perbuatan, baik dan buruknya. Mereka meyakini bahwa muanusia mempunyai kekuatan untuk
menentukan nasibnya tanpa ada interPensi dari Allah Swt. Jadi manusia mendapatkan surga dan
nerakakarena kehendak mereka sendiri bukan karena taqdir. Paham inimerupakan ajaran terpenting dalam
keyakinan qadariyah.9

2.kaum qadariyah mengatakan bahwa Allah itu Esa, dalam artian bahwa Allah tidak memiliki
sifat-sifat Azaly, seperti ilmu, kudrah dan hayat.Menurut mereka Allah mengetahui semuanya dengan
Zatnya, dan Allah berkuasa dengan zatNya, serta hidup dengan zatNya, bukan dengan si sifat qadim Nya
8
Rosihar Anwar ilmu Kalam ,2006 Bandung Pustaka Setia ,cet ke-2 hal 73

9
AlKhendra ,Pemikiran kalam .2000.Bandung :Alfabeta ,hal 44
Halaman 9 dari 20
tersebut. Mereka juga mengatakan, kalau Allah punya sifatqadim tersebut, maka sama dengan
mengatakan bahwa Allah lebih dari satu

3. Takdir merupakan ketentuan Allah swt terhadap hukum alam semestasejak Zaman azali, yaitu
hukum yang dalam Al-Qur'an disebut sunnatullah, 10 seperti matahari terbit dari timur, rotasi bumi dll.
Tidak termasuk perbuatan dan tingkah laku manusia.

4. Kaum qadariyah berpendapat bahwa akal manusia mampu mengetahuimana yang baik dan
mana yang buruk, walaupun Allah tidak menurunkan agama. Agama tidak menyebabkan sesuatu menjadi
baik karena diperintahkannya, dan tidak pula menjadi buruk karena dilarangnya.Bahkan perintah atau
larangan agama itu justru mengikuti keadaan segala sesuatu, kalau sesuatu itu buruk, tentu saja agama
melarangnya, begitusebaliknya.11

Sebenarnya dalam golongan Qadariyah sendiri ada perbedaan pendapat dan pemahaman seputar masalah
taqdir. Ada golongan qadariyah yang berpendapat bahwa kebaikan berasal dari Allah Ta'ala, sedangkan
keburukan berasal dari manusia itu sendiri. Pemahaman ini sama dengan menganggap ada dua pencipta.
Ada yang berpendapat bahwa semua kebaikan dan keburukan penciptanya adalah pelakunya sendiri.
Sebagian golngan qadariyah lainnya menyebutkan bahwa setelah Allah menciptakan makhluk, lalu Allah
menciptakan kemampuan pada makhluk tersebut untuk berbuat sesuai kemauannya tanpa ada pengaturan
lagi dari Allah. Pemahaman ini berarti setelah Allah menciptakan alam semesta Allah menganggur, hanya
menonton kejadian yang terjadi di alam.

Karena pendapat dan pemahaman-pemahaman seperti inilah muncul celaan-celaan terhadap qadariyah.
Sebagaimana diriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a, ia berkata, "Rasullah saw. bersabda, "

"Qadariyah adalah majusi ummat ini. Jika mereka sakti jangan kalian jenguk dan jika mereka mati
jangan kalian saksikan jenazah nya"(Hasan, Silsilah Jaamii ash-shaaghiir [4442{). Ibnu abi i'zz al-Hanafi
dalam kitab al-Aqidah ath-Thahaawiyah (hal.542) berkata, "Akan tetapi penyerupaan mereka dengan
Majusi sangatlah nyata. Bahkan keyakinan mereka lebih buruk dari majusi. Karena Majusi meyakini
adanya dua pencipta sedangkan qadariyah meyakini adanya banyak pencipta."

Dalam kitab Al- Ibana al- Kubra Li Ibni Batha, disebutkan bahwa Imam Al-Au'zai mengatakan

" Qadariyyah adalah musuh Allah di dunia"

Yang dimaksud musuh Allah di sini adalah musuh mengenai taqdir Allah,karena taqdir Allah terdiri dari
kebaikan dan keburukan. Demikian pula perbuatan manusia terdiri dari dua macam yaitu baik dan buruk.

10
Alkhendra ,Pemikiran Kalam .2000 Bandung :Alfabeta hal 44

11
Zainudin ,ilmu Lengkap,( Jakarta :Rineka Cipta )hal 47
Halaman 10 dari 20
Dalam kitab As-sunnah, Ibn Abi Ashim meriwayatkan dari Sa'ad bin Abd al-Jabbar, katanya"saya
mendengar Imam Malik bin Anas berkata: Pendapatsaya tentang kelompok Qadariyyah adalah, mereka
itu disuruh bertaubat. Apabila tidak mau, mereka harus dihukum mati"

.Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa pemahaman seperti kelompok Qadariyyah itu sesat dan
menyesatkan. Karena itu kaum muslimin hendaklah berhati-hati terhadap orang atau kelompok yang
memiliki pendapat seperti mereka. Allah yang Maha Suci, tidak mungkin kekuasaanNya ditembus oleh
sesuatu tanpa kehendakNya. Memang seorang hamba memiliki keinginan dan kehendak, akan tetapi
semua itu tetap mengikut kehendak dan keinginanAllah. Manusia memiliki kebebasan untuk berbuat,
namun kebebasan yang mengikuti kehendak dan keinginan yang memberi kebebasan yaitu Allah.

3.Dlil-Dalil yang Menjadi Dasar Ajaran Qodariyyah

Doktri-doktrin ini mempunyai tempat pijakan dalam doktrin Islamsendiri. Ada beberapa dalil al- Qur'an
yang dijadikan landasan untuk mendukung paham-paham Qadariyah. Dalil-dalil tersebut diantaranya :

Dalam surat Al-kahfi ayat 29:


۟ ُ‫اث‬PP‫وا یُ َغ‬
(‫ ِوی‬P‫ ِل َی ۡش‬P‫ا ࣲء ك َۡٱل ُم ۡه‬Pۤ P‫وا بِ َم‬ ۟ ُ‫تَ ِغیث‬P‫ء فَ ۡلی ُۡؤ ِمن َومن ش َۤا َء فَ ۡلیَ ۡكفُ ۡۚر إنَّ ۤا أَ ۡعت َۡدنَا لِلظَّ ٰـلِ ِمینَ نَارًا أَ َحاطَ ب ِهمۡ ُس َرا ِدقُهَ ۚا َوإن یَ ۡس‬Pَ ‫ق ِمن َّربِّ ُكمۡۖ فَمن ش َۤا‬
ُّ ‫َوقُ ِل ۡٱل َح‬
ِ ِ ِ َ َ
ۡ ۤ
‫ت ُم ۡرتَفَقًا‬P ‫س ٱل َّش َرابُ َو َسا َء‬ ۡ
َ ‫)ٱل ُوجُو ۚهَ ِبئ‬ ۡ

[Surat Al-Kahfi 29]

"Dan katakanlah" Kebebenaran itu datangnya dari Tuhanmu: Maka Brangsiapa yang ingin (beriman)
hendaklah ia beriman, dan Barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir1.Sesungguhnya Kami telah
sediakan bagi orang orang Zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. dan jika mereka
meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang
menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek."29

(‫ب إِ ۡث ࣰما فَإِنَّ َما یَ ۡك ِسبُهۥُ َعلَ ٰى ن َۡف ِس ِۚۦه َو َكانَ ٱهَّلل ُ َعلِی ًما َح ِكی ࣰما‬Pۡ ‫) َو َمن یَ ۡك ِس‬

[Surat An-Nisa' 111]

“Dan barangsiapa berbuat dosa, maka sesungguhnya dia mengerjakannya untuk (kesulitan) dirinya
sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui, Maha bijaksana.”

(‫ضلَ ٰـࣲل‬ ۟ ُ‫ب َو ۡٱل ِح ۡكمةَ َوإن كَان‬


َ ‫وا ِمن قَ ۡب ُل لَفِی‬ ۟ ُ‫ث فِی ِهمۡ َرسُو ࣰل ا ِّم ۡن أَنفُ ِس ِهمۡ یَ ۡتل‬
َ ‫وا َعلَ ۡی ِهمۡ َءایَ ٰـتِ ِهۦ َویُزَ ِّكی ِهمۡ َویُ َعلِّ ُمهُ ُم ۡٱل ِكتَ ٰـ‬ َ ‫لَقَ ۡد َم َّن ٱهَّلل ُ َعلَى ۡٱل ُم ۡؤ ِمنِینَ إِ ۡذ بَ َع‬
ِ َ
‫) ُّمبِی ٍن‬

[Surat Ali 'Imran 164]

“Sungguh, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang beriman ketika (Allah) mengutus seorang
Rasul (Muhammad) di tengah-tengah mereka dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada
mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab (Al-Qur'an)
dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”

B.ALIRAN JABARIYAH
Halaman 11 dari 20
1.Pengertian dan Asal -usul jabariyah

Nama jabariyah berasal dari kata jabara yang berarti memaksa. Dalam istilah Inggrisnya paham
ini disebut fatalism atau Fredestination 12. Dalam kamus-hon M. Jchols, pengertian Fatalism adalah
kepercayaan bahwa nasib menguasai segala-galanya, sedangkan predestination adalah takdir 13Di dalam
kamus Munjid dijelaskan bahwa nama Jabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung arti memaksa
dan mengharuskannya melakukan sesuatu. Salah satu siFat dari Allah adalah al-jabbar yang berarti Allah
Maha Memaksa. Sedangkan secara istilah Jabariyah adalah menolak adanya perbuatan dari manusia dan
menyandarkan semua perbuatan kepada Allah. Dengan kata lain adalah manusia mengerjakan perbuatan
dalam keadaan terpaksa (majbur) 14 Sehingga makna secara umum adalah bahwa perbuatan manusia telah
ditentukan oleh kodo dan Kadar Tuhan.

Dalam konteks pemikiran kalam, istilah jabariyah diartikan bahwa manusia makhluk yang
terpaksa di hadapan Tuhan.

Menurut Syahrastani, Jabariyah adalah paham yang menafikan perbuatan dari hamba secara
hakikat dan menyerahkan perbuatan tersebut kepada Allah Swt.Artinya, manusia tidak punya andil sama
sekali dalam melakukan perbuatannya,Tuhanlah yang menentukan segala-galanya.

Menurut Harun Nasution -Jabariyah adalah paham yang menyebutkan bahwa segala perbuatan
manusia telah ditentukan dari semula oleh Kadha dan Qadar Allah. Maksudnya adalah bahwa setiap
perbuatan yang dikerjakan manusia tidak berdasarkan kehendak manusia, tapi diciptakan oleh Tuhan dan
dengan kehendak-Nya, di sini manusia tidak mempunyai kebebasan dalam berbuat,karena tidak memiliki
kemampuan. Ada yang mengistilahlkan bahwa Jabariyah adalah aliran manusia menjadi wayang dan
Tuhan sebagai dalangnya.15Adapun mengenai latar belakang lahirnya aliran Jabariyah tidak adanya
penjelelasan yang sarih. Abu Dahra menuturkan bahwa paham ini muncul sejak Faman sahabat dan masa
Bani Umayyah.16 Paham -abariyah ini dalam sejarah teologi Islam ditonjolkan pertama kali oleh al--Ja'd
Ibn Dirham. Tetapi yang mengembangkannya kemudian adalah Jahm Ibn Safwan dari Khurasan.

Jahm Ibn Safwan merupakan pendiri golongan Jahmiyah dalam kalangan Murji'ahIa ikut dalam
gerakan melawan kekuasaan Bani Umayyah. Jahm yang terdapat dalam aliran jabariyah sama dengan
Jahm yang mendirikan golongan al- Jahmiah dalam kalangan Murji'ah sebagai sekretaris dari Syuraih ibn
al-Harits, ia turut dalam gerakan melawan kekuasaan Bani Bmayyah. Dalam perlawanan itu Jahm dapat
ditangkap dan kemudian dihukum mati di tahun (131H)17
12
Harun Nasution ,teologi isalam 1986.Jakarta UI-Press hal 33

13
Jhon M,Echoles ,Kamus inggris Indonesia ,cet XXVIII.2006.Jakarta ,Gramedia halm .234 dan 433

14
Rohisan Anwar ,llmu Kalam ,2006 Bandung ,Pustaka setia cet- ke-2 hal 63

15
Harun Nasution ,teologi isalam 1986.Jakarta UI-Press Hlm 31

16
Tim Enseklopedia Islam ,Jabariyah ,1997 Jakarta :ikhtiar Baru Van Hope ,cet ke-4 hal 239

17
Harun Nasution ,teologi isalam 1986.Jakarta UI-Press Hlm 35
Halaman 12 dari 20
. Sepeninggalnya,Faham jabariyah terbagi menjadi tiga Firqoh yaitu aliarn Jabariyah
Jahamiyah(ekstrim), Jaham Najjamiyah (moderat) dan Jabariyah Dhirariyah.3 Selain dua tokoh tersebut,
ada satu nama lagi yang cukup dikenal dikalangan Jabariyah, yaitu al-Husein Ibn Mahmud al-Najjar,
seorang tokoh dari golongan Jabariyah moderat. Paham yang dibawa tokoh-tokoh Jabariyah ini adalah
lawan ekstrim dari paham yang dianjurkan Ma'bad dan Ghailan.Pendapat yang lain mengatakan bahwa
paham ini diduga telah muncul Sejak sebelum agama Islam datang ke masyarakat Arab. Kehidupan
bangsa Arab yang diliputi oleh gurun pasir sahara telah memberikan pengaruh Besar dalam cara hidup
mereka. di tengah bumi yang disinari terik matahari dengan air yang sangat sedikit dan udara yang panas
ternyata dapat tidak memberikan kesempatan bagi tumbuhnya pepohonan dan suburnya tanaman, tapi
yang tumbuh hanya rumputyang kering dan beberapa pohon kuat untuk menghadapi panasnya musim
sertakeringnya udara.

Harun Nasution menjelaskan bahwa dalam situasi demikian masyarakat arab tidak melihat jalan
untuk mengubah keadaan disekeliling mereka sesuai dengan kehidupan yang diinginkan. Mereka merasa
lemah dalam menghadapi kesukaran-kesukaran hidup. Artinya mereka banyak tergantung dengan
Alam,sehingga menyebabakan mereka kepada paham Fatalisme.Faham ini pertama kali diperkenalkan
oleh Ja'd bin Dirham kemudian disebarkan oleh Jahm bin Shafwan dari Khurasan. Dalam sejarah teologi
Islam,Jahm tercatat sebagai tokoh yang mendirikan aliran jahmiyah dalam kalanganMurji'7ah. Ia adalah
sekretaris Juraih bin Al-Haris dan selalu menemaninya dalam gerakan melawan Bani Umayah.
Sebenarnya Faham al-Jabar sudah muncul jauh sebelum kedua tokoh diatas. Benih-benih itu terlihat
dalam peristiwa sejarah berikut ini

a. Suatu ketika nabi menjumpai sahabatnya yang sedang bertengkar dalam masalah takdir tuhan.
Nabi melarang mereka untuk mendebatkan persoalan tersebut, agar terhindar dari kekeliruan
penafsiran tentang ayat-ayat tuhan mengenai takdir.

b. Khalifah umar bin khattab pernah menangkap seseorang yang ketahuan mencuri. Ketika
dientrogasi, pencuri itu berkata"tuhan telah menentukan aku mencuri" mendengar ucapan itu,
umar marah sekali dan menganggaporang itu telah berdusta kepada tuhan. Oleh karena itu, umar
memberikan dua jenis hukuman kepada pencuri itu. Pertama, hukuman potong tangan.kedua,
hukuman dera karena menggunakan dalil takdir tuhan.

c. Ketika Ali bin Abu Thalib ditanya tentang kadar Tuhan dalam kaitanya dengan siksa dan pahala.
Grangan itu bertanya apabila (perjalanan menuju perang Siffin) itu terjadi dengan qadha dan
qadar Tuhan, tidak ada pahala sebagai balasannya. Kemudian Ali menjelaskannya bahwa qadha
danqadar Tuhan bukanlah sebuah paksaan. Sekiranya qadha dan qadar itu merupakan paksaan,
maka tidak ada pahala dengan siksa, gugur pula janji dan dan ancaman Sllah, dan tidak ada pujian
bagi orang yang baik dan tidak ada celaan bagi orang berbuat dosa.

d. Pada pemerintahan daulah Bani Umayyah, pandangan tentang al-jabar semakin mencuat ke
permukaan. Abdullah bin Abbas, melalui suratnya memberikan reaksi kertas kepada penduduk
syria yang diduga berfaham jabariyah.

Halaman 13 dari 20
e. Berkaitan dengan kemunculan aliran jabariyah, ada yang mengatakan bahwa kemunculannya di
Libatkan oleh pengaruh pemikiran asing, yaitu pengaruh agama yahudi bermazhab Qurra dan
agama kristen bermazhab Yacobit.18

2.Tokoh dan Pemikiran jabariyah

Sebelum membahas lebih jauh tentang pemuka dan doktrin Jabariyah,maka perlu dipahami
dengan seksama, jika terdapat beberapa penggolongan tentang aliran-aliran dalam Islam,
sebagaimana yang dikutip oleh Hanafi dalam bukunya as-syihritsani. Penggolongan tersebut
sebagai berikut.

Sifat - Sifat Tuhan dan pengEsaan sifat. Perselisihan tentang pokok persoalan ini menimbulkan
aliran-aliran Asy-Ariyah, karramiah, Mujassimah dan Mu'tazilah.Qadar dan Keadilan Tuhan.
Perselisihan tentang soal ini menimbulkan golongan-golongan"Qodariah, Nijariah, jabariyah

Sama dan Akal (maksudnya apakah kebaikan dan keburukan hanyaditerima dari syara' atau dapat
diketemukan akal pikiran), keutamaan nabi danimamah (khalifah). Persoalan ini menimbulkan
aliran6 Syi'ah, Khawarij,Mu'tazilah, Karramah dan Asy'Ariyah. 19

Menurut Asy-Syahratsani, jabariyah dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, ekstrim dan
moderat. Diantara dokrin jabariyah ekstrim adalah pendapatnya bahwa segala perbuatan manusia
bukan merupakan perbuatan yang timbul dari kemauannya sendiri, tetapi perbuatan yang
dipaksakan oleh dirinya.Misalnya, kalau seseorang mencuri, perbuatan mencuri itu bukanlah
terjadi atas kehendak sendiri, tetapi timbul karena qadha dan qadhar tuhan yang menghendaki
demikian.20

Diantara pemuka jabariyah ekstrim adalah sebagai berikut:

a. Jahm bin shofwan, nama lengkapnya adalah Abu Mahrus Jaham Bin Shafwan. Ia barasal dari
Khurasan bertempat tinggal di kuffah.Pendapat jahm yang berkaitan dengan persoalan teologi
adalah sebagai berikut ini .

1.Syurga dan neraka tidak kekal. Tidak ada yang kekal selain tuhan.

2.Iman adalah ma'rifat atau membenarkan dalam hati. Dalam hal ini pendapatnya sama dengan
aliran kaum Murji'ah.

3. Dalam tuhan adalah mahluk. Allah maha suci dari segala sifat dan keserupaan dengan manusia
seperti berbicara, mendengar dan melihat.

18
Sahiludin A.Natsir,Pengantar Ilmu kalam .Jakarta :Rajawali ,hlm .133

19
M.Hanafi Teologi Islam ,1992,Jakarta Pustaka Al-Husna hlm .58

20
Harun Nasution ,teologi isalam 1986.Jakarta UI-Press Hlm 286-287
Halaman 14 dari 20
4.Allah tidak memiliki sifat-sifat azaly, karena hal ini akan menjadikan Allah serupa dengan
makhluk.Pendapat ini sama dengan apa yang dikemukakan oleh Mu'tazilah.

5.Bidah jabr. yaitu pernyataan bahwa manusia tidak mempunyai kemampuan dan daya upaya
sama sekali, bahkan semua kehendaknyamuncul karena dipaksa oleh Allah Swt.

6.Bidah irja yaitu bahwa iman cukup hanya dengan ma'rifat. barang siapa yang inkar di lisan
maka hal tersebut tidak membuatnya kafir sebab ilmu dan ma'rifat tidak bisa lenyap karena
ingkar, dan keimanan tidak berkurang dan semua hamba setara dalam keimanannya sertaiman
dan kufur hanya dalam hati tidak dalam perbuatan.

b .Ja'ad bin Dirham. Ia dibesarkan dalam lingkungan orang kristen yang senang membicarakan
tentang teologi. Ia adalah seorang maulana dari bani Hakam dan tinggal di Damaskus. Ia dibunuh
pancung oleh Gubernur Kufah yaitu Khalid bin Abdullah El-qsri. pokok Ja'ad secara umum sama
dengan Fikiran jahm Al- Ghuraby yang menjelaskan sebagai berikut:

Al-qur'an itu adalah mahluk, oleh karena itu dia baru. Sesuatu yang baru itu tidak dapat disifatka
kepada Allah.

2.Allah tidak mempunyai sigat yang serupa dengan mahluk, seperti berbicara, melihat, dan
mendengar.

3.Manusia terpaksa oleh Allah dalam segala-galanya.

Berbeda dengan jabariyah ekstrim, jabariyah moderat mengatakan bahwa Tuhan memang menciptakan
perbuatan manusia, baik perbuatan jahat maupunyang baik. Tetapi manusia mempunyai bagian dalamnya.
orang termasuk tokoh jabariyah moderat adalah sebagai berikut:

a.An-Najjar, nama lengkapnya adalah husain bin muhammad an-najar, para pengiktnya disebut
An-Najariyyah atau Al -Husainiyah. Najjariyyah juga terbagi menjadi beberapa kelompok kecil
(Barghutsiyah, Za'faraniyah dan Mustadrikah), tetapi mereka tidak berbeda dalam prinsip-prinsip
pokok dalam aliran Jabariyah. Diantara pendapat!pendapatnya adalah sebagai berikut :

1.Tuhan menciptakan segala perbuatan manusia, tetapi manusia mengambil bagian atau peran
dalam mewujudkan perbuatan-perbuatan itu. Itulah yang disebut kasab dalam teori Al-Asy'ry

2.Tuhan tidak dapat dilihat diakhirat, akan tetapi ia menyatakan bahwatuhan dapt saja
memindahkan potensi hati (ma'rifat) pada mata Sehingga manusia dapat melihat tuhan.

b. adh-Dhirar, nama lengkapnya adalah Dhirar Bin Amr. Pendapatnya tentang perbuatan manusia
sama dengan husein an!najjar, bahwa manusia tidak hanya merupakan wayang yang digerakkan
dalang, manusia mempunyai bagian dalam perwujudan perbuatannya dan tidak semata-mata
dipaksa dalam melakukan perbuatan Mengenai ru'yat tuhan diakhirat, Dhirar mengatakan bahwa
Tuhan dapat dilihat diakhirat melalui indera keenam.
Halaman 15 dari 20
Dalil - Dalil yang Menjadi Dasar Ajaran jabariyah

( َ‫) َوٱهَّلل ُ َخلَقَ ُكمۡ َو َما ت َۡع َملُون‬

[Surat Ash-Shaffat 96]

“Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu.”

(‫)فَلَمۡ ت َۡقتُلُوهُمۡ َولَ ٰـ ِك َّن ٱهَّلل َ قَتَلَهُمۡۚ َو َما َر َم ۡیتَ إِ ۡذ َر َم ۡیتَ َولَ ٰـ ِك َّن ٱهَّلل َ َر َم ٰى َولِی ُۡبلِ َی ۡٱل ُم ۡؤ ِمنِینَ ِم ۡنهُ بَاَل ۤ ًء َح َسنً ۚا إِ َّن ٱهَّلل َ َس ِمی ٌع َعلِی ࣱم‬

[Surat Al-Anfal 17]

“Maka (sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, melainkan Allah yang membunuh mereka,
dan bukan engkau yang melempar ketika engkau melempar, tetapi Allah yang melempar. (Allah berbuat
demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin,
dengan kemenangan yang baik. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. ”

(‫ض َواَل ف ِۤی أَنفُسِ ُكمۡ إِاَّل فِی ِك َت ٰـ ࣲب مِّن َق ۡب ِل أَن َّن ۡبرَ أَه َۤۚا إِنَّ َذ ٰلِكَ عَ لَى ٱهَّلل ِ یَسِ ی ࣱر‬
ِ ‫)م َۤا أَصَابَ مِن مُّصِ ی َب ࣲة فِی ٱأۡل َ ۡر‬
[Surat Al-Hadid 22]

“Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis
dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi
Allah.”

Setelah melihat ayat- ayat yang menjadi sandaran bagi kaum Qadriyah dan Jabariyah di atas, maka tidak
mengherankan kalau dua paham ini masih tetap berkembang dalam kalangan umat Islam, walaupun
pelopor-pelopor paham inisudah tiada. Dalam sejarah teologi Islam, selanjutnya paham Qadariyah dianut
oleh kaum Mu'tazilah, sedangkan paham jabariyah, dilanjutkan oleh Asy'ariyah. 21

C.ANALISIS ALIRAN QADARIYAH DAN JABARIYAH

Tuhan adalah pencipta segala sesuatu, pencipta alam semesta termasuk didalamnya perbuatan
manusia itu sendiri. Tuhan juga bersifat Maha Kuasa dan memiliki kehendak yang bersifat mutlak dan
absolut. Dari sini lah banyak timbul pertanyaan sampai di manakah manusia sebagai ciptaan Tuhan
bergantung padakehendak dan kekuasaan mutlak Tuhan dalam menentukan perjalanan hidupnya:Apakah
Tuhan memberi kebebasan terhadap manusia untuk mengatur hidupnya:Ataukah manusia terikat
seluruhnya pada kehendak dan kekuasaan Tuhan yanga bsolut:.Menanggapi pertanyaan-pertanyaan
tersebut maka muncullah dua pahamyang saling bertolak belakang berkaitan dengan perbuatan manusia.
Kedua paham tersebut dikenal dengan istilah Jabariyah dan Qadariyah. Golongan Qadariyah menekankan
pada otoritas kehendak dan perbuatan manusia. Mereka memandang bahwa manusia itu berkehendak dan
melakukan perbuatannya secara bebas.Sedangkan Golongan Jabariyah adalah dari pemahaman
21
Harun Nasution ,teologi isalam 1986.Jakarta UI-Press Hlm 39
Halaman 16 dari 20
Qadariyah yang menekankan pada otoritas Tuhan. Mereka berpendapat bahwa manusia tidak mempunyai
kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan perbuatannya.Berbeda dengan Jabariyah. Hal pertama
yang akan menjadi Fokus utama pembicaraan adalah mengenai iktiqad -abariyah tentang penyerahan
totalitas dalam qada dan qadar kepada Tuhan. Secara tidak langsung, dalam iktiqad ini mereka telah
menuduh Allah .Seolah-olah Dia itu jahat dan zalim kepada umat- Nya.

Akan tetapi kesimbangan dari analisis di atas, bahwa mempercayai takdir tidak identik dengan
mempercayai paham Jabariyah. Semuanya akan menjadi demikian itu hanya apabila kita tidak
memberikan peranan apapun kepada manusia dalam menciptakan perilakunya sendiri, yakni dengan
menyerahkannya bulat-bulat kepada takdir. Padahal sungguh tak dapat diterima apabila kita mengatakan
bahwa Allah Swt. melakukan segala sesuatu tanpa perantaraan

.qadha dan qadar tidak memiliki arti lain kecuali terbinanya sistem sebab akibat umum atas dasar
pengetahuan dan kehendak Ilahi. di antara konsekuensi penerimaan teori kausal dan kemestian terjadinya
akibat pada saat adanya penyebab, serta keaslian hubungan antara keduanya, ialah bahwa kita harus
mengatakan bahwa nasib setiap yang telah terjadi berkaitan dengan sebab-sebab yang
mendahuluinya.Dari makna ini, kita berani mengatakan bahwa ucapan yang menyebutkan bahwa
kepercayaan Jabariyah berasal dari kepercayaan kepada qadha dan qadar Ilahi, sungguh merupakan
puncak kebodohan. Oleh sebab itu, wajiblah kitamenyanggah kepercayaan seperti ini agar terlepas dari
kesimpulan tersebut.Pandangan sekilas tentang indikasi-indikasi paham Jabariah, merupakan Refleksi
dari kehidupan manusia yang secara langsung maupun tidak lansung,sengaja ataupun tidak berpulang
kepada tawakal atau kepasrahan kepada Tuhannya. Hal ini menimbulkan ketenangan tersendiri setelah
adanya usaha ataupun ikhtiar yang dilakukan oleh seorang hamba.Pada perkembangan selanjutnya,
paham Jabariyah disebut juga sebagai paham tradisional dan konsertatif dalam Islam dan paham
Qadariyah disebut juga sebagai paham rasional dan liberal dalam Islam.Kedua paham teologi Islam
tersebut melandaskan diri di atas dalil-dalil naqli (agama) sesuai pemahaman masing-masing atas nash-
nash agama (Al-qur'an dan hadits-hadits NabiMuhammad) di negeri-negeri kaum Muslimin,seperti di
Indonesia, yang dominan adalah paham Jabariyah. Orang Muslim yang berpaham Qadariyah merupakan
kalangan yang terbatas atau hanya sedikit dari mereka.

Kedua paham itu dapat dicermati pada suatu peristiwa yang menimpa dan berkaitan dengan
perbuatan manusia, misalnya, kecelakaan pesawat terbang. Bagi yang berpaham Jabariyah biasanya
dengan enteng mengatakan bahwa kecelakaan itu sudah kehendak dan perbuatan Alllah. Sedangkan, yang
berpaham Qadariyah condong mencari tahu di mana letak peranan manusia pada kecelakaan itu.Kedua
paham teologi Islam tersebut membawa efek masing-masing. Pada paham Jabariyah semangat melakukan
investigasi sangat kecil, karena semua peristiwa dipandang sudah kehendak dan dilakukan oleh Alllah.
Sedang, pada paham Qadariyah, semangat investigasi amat besar, karena semua peristiwa yang berkaitan
dengan peranan (perbuatan) manusia harus dipertanggung jawabkan olehmanusia melalui suatu
investigasi.Dengan demikian, dalam paham Qadariyah, selain manusia dinyatakan sebagai makhluk yang
merdeka, juga adalah makhluk yang harus bertanggung jawab atas perbuatannya. Posisi manusia

Halaman 17 dari 20
demikian tidak terdapat di dalam paham Jabariyah. Akibat dari perbedaan sikap dan posisi itu, ilmu
pengetahuan lebih pasti berkembang di dalam paham Qadariyah ketimbang Jabariyah.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian dan penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa:

1.Qadariyah adalah sebuah firqah yang mengingkari ilmu Allah terhadap perbuatan hambaNya
dan berkeyakinan bahwa Allah belum membuat ketentuan terhadap makhlukNya.

2.Jabariyah adalah paham yang mena$ikan perbuatan dari hamba secara hakikat dan
menyerahkan perbuatan tersebut kepada Allah Swt. Artinya,manusia tidak punya andil sama
sekali dalam melakukan perbuatannya,Tuhanlah yang menentukan segala-galanya.

3.Takdir adalah sesuatu yang harus kita imani, dan ini merupakan salah satu rukun dari enam
rukun iman.

4.Agama kita adalah agama rasional, . Takdir merupakan ketentuan Allah swt terhadap hukum
alam semestasejak Zaman azali, yaitu hukum yang dalam Al-Qur'an disebut sunnatullah,seperti
matahari terbit dari timur T

Halaman 18 dari 20
.Semoga makalah ini dapat bermanFaat , terutama dalam memahami paham-paham Qadariyah
dan Jabariyah. Namun kami menyadari bahwa makalahini masih jauh dari sempurna, baik dari
segi bahasa, sistematika penulisan, danlain lain. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangundari para pembaca.Kami mohon maaf atas semua kekurangan dan
keterbatasan. Terima kasihatas kerjasama dan sararan dari pembaca semua wasalam mualaikum
wr. Wb.

DAFTAR PUSTAKA

AB. Hadariansyah,Pemikiran-pemikiran Teologi dalam Sejarah Pemikiran

Islam. 2008 Banjarmasin Antasari Press.

Ahmad Amin, Fajr Islam. 1965.kairo al-Nahdhah.

Ali Musthafa al-Ghurabi,Tarikh al-firaq al-Islamiyah. 1958 kairo t.t.

Al khendra, Pemikiran Kalam. 2000. Bandung Al abeta.

Al quran In Eord persion 1.2. by Mohamad Taufiq

Aziz Dhlan,Sejarah Pemikiran Perkembangan dalam Islam. 1987.

Jakarta Beunneubi Cipta.

Harun Nasution, Idologi Islam Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan, 1986. Jakarta6 UI
press, Cet ke 5

Jhon M.Jchols,Kamus Inggris Indonesia, Cet. XXVIII. 2006. Jakarta

Gramedia.

Sejarah Islam Tarikh Pramodern Cet. Ke-3.2000 Jakarta PT. Raja GraFindo Persada.

M. Hanafi Theologi Islam. 1992. Jakarta Pustaka Al-hsna.

Manna kalil al-Qaththan,Studi Ilmu-ilmu Alqur'an, diterjemahkan dari Mabahits Fi Ulum al Qurn. 2004.
Jakarta litera AntarNusa

.Muhammad ibn Abd al-karim al-syahrastani,al-Milal wa al- Nihal.

Beirut Dar al-kutub Ilmiah.

Rosihan Anwar, Ilmu Kalam

Halaman 19 dari 20
. 2006. Bandung Puskata Setia, Cet ke-2.

Sahiludin .A. Nasir, Pengantar Ilmu Kalam, Jakarta Rajawali.

Taib Thakhir Abd. Mu'in, Ilmu Kalam, Cet.Ke. 8. 1980. Jakarta :Penerbit Wijaya.

Tim, Inseklopedi Islam, Jabariyah. Jakarta Ikhtiar Baru Van Hoeve, Cet ke-4

Yusran Asmuni, Dirasah Islamiyah Pengantar Studi Sejarah Kebudayaan Islam dan Pemikira
.Jakarta Raja Grafindo Persada.z

ainuddin, Ilmu Tauhid lengkap(Jakarta Tineka Cipta).

Halaman 20 dari 20

Anda mungkin juga menyukai