Pembahasan
Alat transportasi adalah kebutuhan masyarakat Indonesia, terlebih disaat
transportasi publik belum tersedia dengan baik, maka sepeda motor menjadi
andalan solusi bagi sebagian besar masyarakat dan keluarga Indonesia.
Penyediaan produk alat transportasi sepeda motor masih dikuasai oleh
pabrikan merek asing yang seolah menggurita dan sulit dilepaskan dalam struktur
industri dan industri komponen dalam negeri. Fenomena kenaikan harga jual
sepeda motor diikuti dengan ironi tekanan dan penurunan harga jual pemasok
komponen dalam negeri. Disaat harga sepeda motor tidak pernah turun tiap
tahunnya, kondisi sebaliknya justru terjadi tekanan kepada industri komponen
sepeda motor dalam negeri yang harus selalu menurunkan harga atas dasar
persaingan dan kualitas yang harus selalu ditingkatkan sebagai syarat kerjasama
antara pemasok komponen dan industri pemegang merek
BAB XIV
Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Sosial
Pasal 33 UUD NRI 1945
(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan
prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi
nasional. (Perubahan keempat)
Transaksi rantai pasok yang tidak seimbang antara industri dalam negeri
pemasok komponen dan pemegang merek yang sebagai penentu harga dan
asimetrik dengan kesepakatan kontrak jual beli dapat ditengarai sebagai pemicu
permasalahan ini. Apabila industri dalam negeri pemasok bertahan dengan harga
yang diharapkan akan mudah terkalahkan dan kehilangan pesanan dari
pemegang merek. Sedangkan persyaratan manajemen dan kualitas produk, yang
menjadi syarat ikatan kerjasama komponen dan pemegang merek, seringkali
membuat industri komponen dalam negeri tidak mempunyai waktu untuk
mengembangkan akses pasar dan membangun sinergitas antar sesama pemasok
dalam negeri.
Trend teknologi ke mesin penggerak rendah polusi dan emisi melalu motor
listrik atau electric vehicle membuka peluang untuk memperbaiki kondisi akut dan
kronis ini. Diperlukan ekosistem dan keberpihakan dari fasilitator dan juga
masyarakat sebagai konsumen untuk mengambil peluang ini.
Gambar 1. Data Penjualan Sepeda Motor 4 tahun sebelum Covid-19
Sumber:
https://otomotif.kompas.com/read/2020/09/25/072200015/resesi-ekonomi-penjualan-motor-nasional-2020-
hanya-3-6-3-7-juta-unit
Penutup
Kebersamaan dan keberpihakan sebagai anak bangsa perlu terus
digaungkan. Indonesia dan motornya biarlah menjadi ciri bangsa ini, tapi marilah
kita mencoba untuk bergeser ke penciptaan nilai tambah dan kesejahteraan lebih
banyak dan dominan di negeri sendiri.
Motor listrik dan Covid 19 adalah kondisi-kondisi yang dapat dijadikan
momentum untuk menggugah kesadaran tersebut. Seluruh negara sedang
mengalami kelesuan dan proses booting restart dalm sendi-sendi ekonomi dan
produksinya, semuanya sendan mendesain ulang kembali sistem dan kegiatan
ekonomi masing-masing. Dan bahkan dengan lebih egois, masing-masing
berpihak kepada kepentingan masyarakat dan anak bangsanya sendiri-sendiri.
Kita percaya anak bangsa ini bisa memulai perubahan, beralih pada
teknologi yang lebih ramah lingkungan, dengan motor listriknya, yang sekaligus
memiliki penciptaan nilai tambah di dalam negeri sendiri. Diiringi dengan
pengendalian atas merek dan eksplorasi desain sesuai kearifan kita sendiri.
Sepeda motor listrik karya anak bangsa, hanya sebagai contoh kisah dari
segelintir dari pola pembelanjaan keuangan kita. Yang kita rela habiskan porsinya
dari penghasilan bulanan kita, untuk keperluan kita sendiri, mengapa aliran
uangnya masih kita biarkan mengalir keluar, memberikan kemakmuran kepada
negeri lain. Sedangkan profil industri kita tetap terengah-engah karena agenda-
agenda negara asing yang sebetulnya tidak kita perlukan.