Resusitasi
Resusitasi
Resusitasi Neonatus
Resusitasi Neonatus
Definisi
Resusitasi neonatus merupakan suatu prosedur yang diaplikasikan untuk neonatus yang
gagal bernapas secara spontan dan adekuat.
Pemberitahuan
Menginformasikan kepada tim neonatus:
Segera setelah anda menyadari pasien risiko tinggi masuk, informasikan unit neonatologi
bahwa anda mungkin akan memerlukan dukungan mereka.
Segera setelah pasien obstetrik masuk dan dievaluasi, informasikan unit neonatologi
mengenai rencana tatalaksana dan batas waktu potensial untuk persalinan.
Setelah keputusan untuk melakukan persalinan risiko tinggi darurat dibuat, informasikan
unit neonatologi mengenai rencana tatalaksana anda dan batas waktu potensial untuk
persalinan.
Langkah Untuk Keberhasilan Resusitasi
Jangan menunggu Nilai Apgar satu menit untuk memulai resusitasi. Semakin lambat
memulai resusitasi, akan semakin sulit melakukan resusitasi.
Semua petugas yang terlibat dalam persalinan harus:
Telah dilatih secara memadai
Efisien
Dapat bekerja sebagai tim
Semua peralatan yang diperlukan harus tersedia dan berfungsi baik
Persiapan Resusitasi
Informasikan unit neonatologi mengenai adanya persalinan risiko tinggi yang sedang
terjadi. Dokter anak/dokter/petugas kesehatan yang terampil dan terlatih dalam
resusitasi, harus menghadiri semua persalinan risiko tinggi.
Untuk persalinan normal, petugas yang ahli dalam resusitasi neonatus harus hadir.
Untuk persalinan dengan dugaan bayi asfiksia, dua petugas yang ahli dalam resusitasi
dan dua asisten harus hadir.
Semua peralatan harus disiapkan dan dicek sebelum persalinan (lihat daftar
Peralatan dan pasokan untuk Resusitasi Neonatus).
Pemanas radian dinyalakan dan handuk hangat tersedia.
Cek alat pengisap lendir, oksigen, sungkup wajah dengan ukuran yang sesuai serta
balon resusitasi.
Siapkan sebuah pipa endotrakeal (ET) dengan ukuran yang sesuai, potong hingga 13
– 15 cm.
Siapkan obat-obatan, kateter umbilikal dan sebuah baki.
Jika tidak terdapat pernapasan atau bayi megap-megap, ventilasi tekanan positif
(VTP) diawali dengan menggunakan balon resusitasi dan sungkup, dengan frekuensi
40-60 kali/menit.
Jika denyut jantung <100 kali/menit, bahkan bila bayi bernafas, VTP harus dimulai
dengan frekuensi 40-60/menit.
Intubasi endotrakeal diperlukan jika bayi tidak berespon terhadap VTP dengan
menggunakan balon dan sungkup. Lanjutkan VTP dan bersiaplah untuk
memindahkan bayi ke NICU (neonatal intensive care unit).
Kompresi Dada
Jika denyut jantung masih <60 kali/menit setelah 30 detik VTP yang memadai, kompresi
dada harus dimulai.
Kompresi dilakukan pada sternum di proksimal dari prosesus xipoideus, jangan
menekan di atas xifoid. Kedua ibu jari petugas yang meresusitasi digunakan untuk
menekan sternum sementara jari-jari lain mengelilingi dada; atau jari tengah dan
telunjuk dari satu tangan dapat digunakan untuk kompresi sementara tangan lain
menahan punggung bayi. Sternum dikompresi sedalam 1/3 tebal antero-posterior
dada.
Kompresi dada diselingi ventilasi secara sinkron terkoordinasi dengan rasio 3:1.
Kecepatan kombinasi kegiatan tersebut harus 120/menit (yaitu 90 kompresi dan 30
ventilasi). Jadi dalam 30 detik, dilakukan 15 siklus yaitu 45 kompresi dan 15 ventilasi
dengan rasio 3:1. Setelah 30 detik, evaluasi respon. Jika denyut jantung >60
denyut/menit, kompresi dada dapat dihentikan dan VTP dilanjutkan hingga denyut
jantung mencapai 100 kali/menit dan bayi bernapas efektif.
Pemberian obat
Epinefrin
Epinefrin harus diberikan jika denyut jantung tetap <60 kali/menit setelah 30 detik VTP
dan 30 detik lagi VTP dan kompresi dada. Dosis epinefrin adalah 0,1-0,3 mL/kg berat
badan larutan 1:10.000 secara intravena, melalui vena umbilikal. Bila diberikan melalui
pipa endotrakeal, dosis adalah 0,3-1,0 mL/kg berat badan.
Gambaran Umum Resusitasi di Ruang Bersalin, skema dari informasi yang telah dipaparkan
terdahulu ada pada Gambar 1 dan Tabel 1.
Obat Lain
Cairan penambah volume (Volume expander) diberikan kepada bayi yang telah
diketahui atau dicurigai mengalami kehilangan darah, dan berespon buruk terhadap
tindakan resusitasi lain. Salin normal atau Ringer laktat dapat diberikan dalam
bentuk bolus 10 ml/kg selama 5-10 menit. Jika kehilangan darah akut cukup untuk
menimbulkan syok, maka pemberian darah O Rh negatif dapat dibenarkan. Jika
gawat darurat dan tidak ada darah O Rh negatif, boleh ddigunakan darah O Rh
positif dengan titer rendah atau darah O Rh positif.
Natrium bikarbonat diberikan kepada bayi yang memerlukan resusitasi
berkepanjangan yang tidak berespon terhadap tindakan resusitasi lain.
Nalokson hidroklorida diberikan kepada bayi dengan keadaan sebagai berikut.
Depresi pernapasan memanjang pada bayi dari ibu yang mendapat anestesi narkotik
dalam waktu 4 jam sebelum persalinan, sudah dilakukan langkah resusitasi, dan
frekuensi denyut jantung dan warna bayi normal. Nalokson merupakan
kontraindikasi bagi bayi yang ibunya pecandu narkotika. Nalokson tidak dianjurkan
diberikan di Kamar Bersalin pada resusitasi awal. .
Kateterisasi pembuluh umbilikal direkomendasikan jika akses vaskuler diperlukan.
Vena umbilikal berukuran besar, berada di tengah, memiliki dinding tipis dan datar.
Kateter radioopak 3,5 atau 5,0 Fr diinsersikan ke dalam vena sampai aliran darah
bebas dapat diaspirasi.
Sindrom Aspirasi Mekonium
Sindrom aspirasi mekonium (SAM), yang terdiri dari sumbatan jalan napas kecil,
terperangkapnya udara, dan pneumonitis inflamatoris, paling sering ditemui pada
bayi yang lahir dengan asfiksia dan mekonium kental (pea soup).
Pada bayi dengan mekonium kental dan dalam keadaan apnea atau depresi (tidak
bugar), harus dilakukan hal berikut. Bayi harus diintubasi dan dihisap melalui pipa
endotrakeal dengan menggunakan aspirator meconium, atau dihisap dengan kateter
penghisap lubang besar. Kemudian bayi dikeringkan, dilakukan rangsang taktil, dan
diposisikan kembali. Jika bayi tetap menunjukkan depresi pernapasan, berikan
ventilasi tekanan positif serta segera dipindahkan ke unit neonatologi, untuk
dukungan pernapasan sesuai dengan kebutuhan.
Perawatan Lanjutan
Catat Nilai Apgar untuk menit ke-1 dan ke-5 dalam rekam medis.
Bila resusitasi selesai setelah langkah awal, berikan kepada perawat untuk observasi.
Bila resusitasi selesai setelah tindakan VTP atau selanjutnya, berikan perawatan
pasca resusitasi.
Jika bayi memerlukan asuhan intensif dan rumah sakit tidak mempunyai fasilitas ini,
rujuk ke rumah sakit terdekat yang memiliki kemampuan memberikan dukungan
ventilator, untuk memonitor dan memberikan perawatan pada neonatus.
Jika bayi dalam keadaan stabil, letakkan bayi di atas perut ibu (kontak kulit dengan
kulit), kemudian ibu dan bayi diselimuti dengan kain kering dan biarkan bayi istirahat
dan mulai mencari puting ibu. Proses ini memerlukan waktu satu jam atau lebih.
Pemeriksaan dapat dilakukan tanpa mengganggu kontak kulit dengan kulit. Bayi
sebaiknya memakai topi untuk mempertahankan suhu normal. Pindahkan ke ruang
neonatus untuk dimonitor dan ditindaklanjuti.
Di ruang neonatus, ikuti panduan asuhan neonatus normal untuk pemeriksaan fisik
dan tindakan profilaksis. Selain itu, monitor secara ketat tanda vital, sirkulasi,
perfusi, status neurologis, dan jumlah urin. Promosikan ASI dini dan sering dan
lakukan kontak kulit dengan kulit secara dini dan sering. Uji laboratorium, seperti
analisis gas darah, glukosa dan hematokrit, harus dilakukan.
Jika sudah tidak terdapat komplikasi selama 24 jam, neonatus bisa keluar dari unit
neonatologi. Informasikan kepada petugas, orang tua/keluarga tentang tanda
bahaya.
Perawatan Rutin :
- Berikan kehangatan
- Cukup bulan? - Bersihkan/buka jalan
30 detik
Tidak
- Berikan kehangatan
30 detik
Apnea/ Sianosis
FJ < 100 Kemerahan
Ventilasi efektif
Ventilasi efektif
dan warna
FJ < 60 FJ > 60
Perawatan Observasi
FJ < 60
Beri oksigen
Perawatan Pasca
Berikan ventilasi
tekanan positif Resusitasi
Berikan Epinefrin
- 0,4 mg/ml 1 ml
Nalokson** 0,1 mg/kg IV Berikan dengan cepat
- 1 mg/ml 2 ml
Keterangan:
KesesuaianPersen (%)
Kesesuaian dengan
Indikator
Alasan Utama untuk Ketidaksesuaian
# dan Rencana Perbaikan Mandiri Untuk
YA TIDAK N/A Hal Klinis
Rincian Indikator
1.1 MELENGKAPI RIWAYAT MEDIS
1.1.1 Menanyakan tentang riwayat penyakit maternal
1.1.2 Menanyakan tentang infeksi maternal
1.1.3 Menanyakan tentang obat yang dikonsumsi ibu
1.1.4 Menanyakan tentang riwayat USG sebelumnya
1.1.5 Menanyakan tentang riwayat KPD
Menanyakan tentang riwayat cairan ketuban
1.1.6.
tercemar mekonium
Menanyakan tentang riwayat saudara kandung yang
1.1.7.
sebelumnya mengalami hal yang sama
1.1.8. Menanyakan tentang riwayat kehamilan kembar
1.1.9. Mendokumentasikan lamanya kehamilan
1.1.1 Mendokumentasikan cara persalinan (PN, SC, atau
0 dengan alat)
1.2 MELENGKAPI PEMERIKSAAN FISIK NEONATUS
1.2.1 Menilai saluran napas pasien
1.2.2 Menilai pernapasan
1.2.3 Menilai denyut jantung
1.2.4 Menilai warna
1.2.5 Menilai tonus otot
Memeriksa apakah terdapat malformasi kongenital
1.2.6
(fistula trakeoesofageal, atreasia koana)
MENGINSTRUKSIKAN DAN MENGINTERPRETASIKAN
1.3
PEMERIKSAAN KLINIS YANG SESUAI
Meminta dan menginterpretasi Hb, Ht jika
1.3.1
diperlukan
Meminta dan menginterpretasi elektrolit serum jika
1.3.2
diperlukan
Meminta dan menginterpretasi gula darah sewaktu
1.3.3
jika diperlukan
Meminta dan menginterpretasi gas darah jika
1.3.4
diperlukan
1.4 MEMONITOR SELAMA RAWAT INAP
Memeriksa tanda vital (FJ, frekuensi napas, suhu,
1.4.1
waktu pengisian ulang kapiler/ CRT)
Mendokumentasi skor Apgar: menit pertama dan
1.4.2
kelima
1.5 TATALAKSANAPERTOLONGAN PERTAMA
Mendokumentasikan bahwa peralatan yang
1.5.1
diperlukan tersedia dan bekerja dengan baik
1.5.2 Memulai sebelum menit pertama kehidupan
1.5.3 Menempatkan bayi di bawah pemanas radian
INFORMASI UNTUK HAL YANG TIDAK
SESUAI
INFORMASI INDIKATOR
(Lengkapi Bagian Ini Hanya Jika
(diisi lengkap untuk semua indikator, jika tidak berlaku tandai “N / A” )
Kesesuaian dengan Indikator adalah
"TIDAK")
KesesuaianPersen (%)
Kesesuaian dengan
Alasan Utama untuk Ketidaksesuaian
Indikator
# dan Rencana Perbaikan Mandiri Untuk
YA TIDAK N/A Hal Klinis
Rincian Indikator
Menempatkan bayi dalam posisi terlentang dengan
1.5.4 gulungan handuk di bawah bahu, memastikan jalan
napas tetap terbuka: posisi, pengisapan
1.5.5 Mengeringkan bayi dengan segera dan dengan baik
1.5.6 Menilai status pernapasan
Menangani status pernapasan: jika memadai dan
1.5.7
spontan, berikan oksigen dalam bentuk aliran bebas
Menangani status pernapasan: jika apnea atau
megap-megap/tersengal, berikan rangsangan taktil,
1.5.8 bila tidak ada respon lakukan VTP dengan balon
sungkup, lakukan intubasi endotrakeal sesuai
kebutuhan
Menilai denyut jantung dan menerapkan kompresi
1.5.9 dada jika ada indikasi (DJ <60/menit setelah VTP
yang memadai)
Memberikan epinefrin ketika diindikasikan (DJ < 60
1.5.1
denyut/menit setelah 30 detik VTP dan kompresi
0
dada)
1.5.1 Menangani sindrom aspirasi mekonium dengan baik
1 (intubasi untuk pengisapan trakea, jika diperlukan)
Memindahkan ke ruang bayi atau NICU sesuai
1.5.1
dengan kondisi neonatus. Lakukan kontak kulit
2
dengan kulit
Tetap lakukan kontak kulit dengan kulit hingga
1.5.1
waktu menyusui pertama kali dapat diselesaikan
3
dengan baik
1.6 TATALAKSANA AKTIF
1.6.1 Mempertahankan suhu normal
Mempertahankan dukungan pernapasan sesuai
1.6.2
dengan yang diperlukan
Mempertahankan dukungan kardiovaskuler sesuai
1.6.3
dengan yang diperlukan
PERSENTASE TOTAL KESESUAIAN