Anda di halaman 1dari 9

PENGAUDITAN MANAJEMEN

UJIAN AKHIR SEMESTER

Oleh:
Arista Wahyuni Putri
119211414

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL
DENPASAR
2020
LAPORAN AUDIT MANAJEMEN PADA PT KERTAS LECES Tbk.
PROBOLINGGO

BAB I
DESKRIPSI PERUSAHAAN
1.1 Sumber Dana
PT. Kertas Leces (Persero) adalah perusahaan berbentuk Badan Usaha Milik Negara yang
berkedudukan di Leces, Probolinggo dan bergerak di bidang produksi kertas. PT. Kertas Leces
adalah pabrik kertas tertua nomor dua di Indonesia, setelah pabrik kertas Padalarang, yangmana
didirikan pada masa penjajahan Belanda, tepatnya tahun 1939 dan mulai beroperasi tahun 1940
dengan kapasitas produksi sebesar 10 ton/hari, menghasilkan kertas print yang memproses bahan
baku jerami dan dilakukan proses pensodaan. Setelah manajemen ditangani oleh pemerintah
Indonesia, PT. Kertas Leces mengalami perkembangan pembangunan fisik melalui empat tahapan
yang dimulai pada tahun 1960 dan berakhir tahun 1986, yang menghasilkan pabrik kertas dan pulp
terintegrasi. Kepemilikan saham 100% dimiliki oleh pemerintah, dan bentuk dari usaha ini adalah
BUMN. Sehingga semua sumber dananya juga berasal dari pemerintah.
Terhitung sejak Mei 2010, PT. Kertas Leces berhenti beroperasi. Alasan dari pemberhentian
operasi ini adalah karena Perusahaan Gas Negara (PGN) menghentikan pasokan gasnya, lantaran
PT. Kertas Leces sudah menunggak utang sebesar Rp. 41 miliar dan pada 4 Juni 2012, PT. Kertas
Leces mulai beroperasi kembali. Hal ini disampaikan sendiri oleh Direktur Utama PT. Kertas Leces,
Budi Kusmarwoto. Dengan bahan yang masih tersisa di pabrik, PTKL akan memproduksi kertas
jenis Medium Liner, Kertas HVS untuk buku tulis, dan Kertas Tissue, MG Paper, dengan proyeksi
jumlah produksi ± 5.000 Ton/bulan.
Dengan alasan ini melalui menteri BUMN Dahlan Iskan berencana akan memeberikan kucuran
dana Rp50 miliar yang bersumber dari PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) untuk mencegah
kebangkrutan PT Kertas Leces. Pemasukan dana lainnya juga bersumber dari hasil penjualan aset
dicibitung bekasi berupa penjualan aset gudang dan tanah PT Leces senilai Rp 16 miliar. Uang itu
juga jadi modal awal produksi PT Leces yang dijadwalkan beroperasi lagi akhir Mei 2012.

1.2 Kondisi Industri


Bisa dikatakan bahwa PT Kertas Leces adalah perusahaan yang sedang terlahir kembali. Karena
terhitung semenjak mei 2010 perusahaan ini berhenti beroprasi, dan pada 4 Juni 2012, PT Kertas
leces mulai beroprasi kembali. Pada awal operasinya PTKL hanya mengoperasikan tiga mesin yaitu
mesin 1, 3, 4 dengan memproduksi kertas Medium Liner, Kertas HVS untuk buku tulis, dan kertas
tissue, MG Paper, dengan proyeksi jumlah produksi ±5.000 ton/bln. Sementara 2 Mesin Kertas yang
lain yaitu Mesin Kertas 2 dan 5 akan menyusul berikutnya sambil menunggu bahan baku datang
yang rencananya akan memproduksi Security Paper (kertas berpengaman).
Akan tetapi, selama empat bulan beroperasi dengan dioperasikannya tiga mesin utama, PTKL
masih mengalami kerugian dikarenakan jumlah produksi yang hanya sebesar 20%. Maka dari itu,
untuk menghindari kerugian tersebut, rencananya PTKL akan mengoperasikan dua mesin lagi untuk
mencapai tingkat produksi 100%, karena untuk mencapai titik impas saja PTKL harus berproduksi
sebesar 60%.
1.3 Produk dan Jasa
 Kertas Industri
Brief Card Paper 120,150,160,180 gsm (trim width 2360 mm)
Corrugating Medium 120,125 gsm (trim width 2400 mm)
 Kertas Tisu
Facial Tissue 13,13.5 gsm (trim width 2200 mm)
Toilet Tissue 15,16.5,18,21 gsm (trim width 2200 mm)
Napkin Tissue 20,22 gsm (trim width 2200 mm)
MG Tissue 14,17,18,19 gsm (trim width 2200 mm)
Towel Tissue 25,24 gsm (trim width 2200 mm)
 Kertas Koran
Newsprint 45,48.8 gsm (trim width 6350 mm)
 Kertas Tulis Cetak
Woodfree Writing 50,55,58,60 gsm (trim width 6350 mm)
Woodfree Offset & Printing 70,80,100 gsm (trim width 5350 mm)
Copy Paper 70, 80 gsm (trim width 5350 mm)
Duplicating 69 gsm (trim width 2360 mm)
Drawing Paper 70,90,100,120 gsm (trim width 2360 mm)

1.4 Pasar
Produk PT Kertas Leces dipasarkan di Dalam Negeri dan ke Luar Negeri dengan berbagai negara
tujuan.
a. Pasar Dalam Negeri
Pasar Dalam Negeri meliputi hampir seluruh Indonesia yang meliputi Propinsi Jawa Timur,
Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jakarta, serta di luar Jawa seperti Sumatera, Kalimantan, Maluku
dan Irian Jaya.
b. Pasar Luar Negeri
Kertas Tulis Cetak, Kertas Tissue, Kertas Photo Copy, Kertas Koran, Kertas Industri yang
diekspor ke berbagai negara antara lain Singapura, Malaysia, Thailand, Srilanka, India,
Pakistan, Jepang, Taiwan, Myanmar, Papua Nugini, Australia, Selandia Baru, Iran, Korea
Selatan, Syria, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, RRC, Inggris, Belanda dan Afrika Selatan.

1.5 Struktur Organisasi


Struktur Organisasi PT Kertas Leces terdapat di Lampiran 1
BAB II
ANALISIS PEST
Pengaruh lingkungan bisnis perusahaan di bidang Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi terhadap kinerja
fungsi manufaktur PT Kertas Leces diuraikan sebagai berikut:

2.1 Kondisi Politik


Faktor politik yang memengaruhi bisnis PT Kertas Leces yaitu,
1. Adanya UU tentang kehutanan yang dibuat oleh pemerintah mengenai kawasan tentang hutan
produksi yang tercantum di UU no 41 tahun 1999 yang menetapkan tentang batasan dan aturan
pemakaian hutan produksi, sebagai tempat dimana PT Kertas Leces mendapat bahan baku untuk
produksi, akan membuat adanya kebijakan dari perusahaan dalam mengatur bahan baku yang
digunakan saat produksi.
2. Keputusan Pemerintah untuk meningkatkan harga BBM sehubungan dengan kenaikan harga
minyak dunia yang berdampak biaya angkut bahan baku yang meningkat dan juga bahan bakar
yang digunakan mesin dalam produksi , mengakibatkan PT Kertas Leces mengalami kesulitan
dalam produksi.

2.2 Kondisi Ekonomi


Faktor Ekonomi yang mempengaruhi bisnis PT Kertas Leces Indonesia, yaitu:
1. Bahan baku utama dalam memproduksi kertas yaitu kayu semakin mahal . Hal ini diakibatkan
pasokan kayu yang semakin berkurang , karena lahan yang semakin sempit dan meningkatnya
permintaan dibidang furniture sehingga akan menaikkan biaya produksi perusahaan, resiko
perubahan haga bahan bahan baku, ketika arga mengalami kenaikan maka probabilitas
perusahaan akan menurun.

2.3 Kondisi Sosial


Faktor Sosial yang mempengaruhi bisnis PT Kertas Leces Indonesia, yaitu:
1. Keengganan masyarakat untuk menggunakan media kertas sebagai sarana menulis karena
berkembangnya teknologi di era sekarang membuat masyarakat lebih memilih menggunakan
media elektronik misalnya laptop, tablet, smartphone dan lain sebagainya. hal ini akan menjadi
batasan perusahaan dalam merencanakan produksi.
2. Resiko HSE (Health, Safety, And Environment), adalah resiko kesehatan kerja, keselamatan kerja
dan pencemaran lingkungan berpengaruh terhadap proses produksi. Maka perusahaan harus
memiliki kebijakan umum mengenai resiko tersebut agar kegiatan produksi berjalan secara
efektif dan efisien
2.4 Kondisi Teknologi
Faktor teknologi yang mempengaruhi PT kertas leces, yaitu:
1. Perkembangan teknologi kian hari semakin cangih. PT Kertas leces perlu mengikuti
perkembangan teknologi agar tidak tertinggal dari pesaing, khususnya dalam hal mesin yang
dapat meningkatkan produktifitas perusahaan.
2. Proses produksi dengan komputer dan sistem penanganan otomatis dapat membantu PT. Kertas
Leces dalam menjaga kualitas, mempercepat proses produksi dan keamanan produk.
BAB III
ANALISIS SWOT
Pengaruh resiko bisnis perusahaan dilihat dari faktor internal adalah kekuatan (strenght) dan kelemahan
(weakness), sedangkan dari faktor eksternal adalah kesempatan (opportunity) dan ancaman (threats),
diuraikan sebagai berikut:

3.1 Strength (Kekuatan)


Kekuatan pada PT Kertas Leces yaitu :
Adanya sifat kepemimpinan dipihak manajemen yang mampu untuk mengontrol dan mengawasi
karyawan apabila melakukan kelalaian dalam kerja. Rasa percaya diri dan budaya kerja karyawan
yang bekerja di PT Kertas Leces mampu untuk menciptakan inovasi baru yang mendukung
perkembangan PT. Kertas Leces dan juga adanya diskusi diluar jam kerja (informal) untuk
menampung saran dan masukan dari karyawaan mengenai lingkungan perusahaan.

3.2 Weakness (Kelemahan)


Kelemahan PT Kertas Leces yaitu :
1. PT Kertas Leces masih mengalami masalah seperti halnya kekurangan dana dan terbatasnya
bahan baku. hal ini karena PT Kertas Leces hanya mengandalkan sokongan dana dari pemerintah
karena dalam bentuk BUMN.
2. Adanya jenjang karir dalam perusahaan yang tidak pasti. Selain itu juga adanya sistem
outsourcing oleh PT Kertas Leces dan juga memperkerjakan pegawai tidak tetap lebih banyak
dari pada pegawai tetap yang menyebabkan tingkat perputaran pekerja semakin tinggi sehingga
berdampak pada ketidakselarasan tujuan antara tujuan perusahaan dengan pegawai.

3.3 Oportunity (Kesempatan)


Kesempatan yang dimiliki oleh PT Kertas Leces yaitu :
1. Bertambahnya keinginan masyarakat untuk meningkatklan taraf hidup melalui pendidikan yang
lebih tinggi, dimana dalam proses tersebut di perlukan sarana dan prasarana penunjang kegiatan
seperti halnya buku paket, buku tulis yang berbahan kertas. Hal ini menyebabkan kebutuhan akan
kertas yang semakin meningkat.

3.4 Threats (Ancaman)


Ancaman Pada PT Kertas Leces yaitu :
1. Produk yang dihasilkan memiliki kesamaan dengan produk yang dihasilkan oleh pesaingnya.
2. Kuliatas produksi yang dihasilkan produk pesaing lebih beik dibandingkan dengan produk
sendiri seperti pada produk.
BAB IV
PROGRAM AUDIT
Dalam melakukan audit pada PT Kertas Leces kami menyusun program audit sebagai berikut:
1. Meminta rancangan perencanaan produksi pada fungsi produksi bagian perencanaan dan
pengembangan produk. Hal ini kami lakukan untuk mengetahui penggunaan bahan-bahan, efesiensi
waktu, dan jumlah biaya yang akan digunakan untuk proses produksi.
2. Melakukan analisis terhadap rancangan perencanaan produksi. Analisis yang kami lakukan ini
bertujuan untuk mengetahui spesifikasi jenis-jenis bahan yang digunakan dalam proses produksi.
3. Meminta dokumen pembelian bahan baku pada fungi pembelian. Dalam hal ini tujuan kami adalah
untuk mengetahui kualitas dan kuantitas bahan baku yang akan di produksi.
4. Wawancara dengan supervisior dengan kepala bagian pembelian. Hal ini kami lakukan dengan untuk
memastikan apakah ada pengawasan selama proses pembelian, disamping itu kami juga ingin
mengetahui pengendalian manajemen dalam proses pembelian.
5. Memeriksa kelayakan mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi. Analisis ini kami
lakukan untuk mengetahui apakah mesin dan peralatan yang digunakan perusahaan masih dapat
berfungsi secara maksimal. Selain itu untuk megetahui apakah mesin dan peralatan tersebut sebaiknya
tetap dioperasikan atau tidak.
6. Memeriksa panduan pengoperasian mesin yang digunakan untuk proses produksi. Hal ini kami
lakukan untuk mengetahui apakah perusahaan telah mengoperasikan mesin sesuai dengan panduan
yang telah ditetapkan sebelumnya di SOP (Standar Operasional Perusahaan).
BAB V
TAHAP-TAHAP AUDIT MANAJEMEN
Kami melakukan survey pendahuluan untuk memperoleh gambaran awal dan informasi umum untuk
memahami aktivitas operasi PT Kertas Leces Indonesia, diuraikan sebagai berikut.
5.1. Survey Pendahuluan
Kami melakukan survey pendahuluan terhadap PT Kertas Leces Indonesia dengan mempelajari
informasi umum perusahaan yang kami dapatkan dari laporan PT Kertas Leces Indonesia.
Berdasarkan hasil survey, kami mengetahui bahwa PT Kertas Leces merupakan perusahaan
manufaktur yang memproduksi kertas, dari mulai kertas industri sampai kertas tissue.
Kami juga melakukan studi kelayakan produk pada PT Kertas Leces Indonesia. Dalam studi ini,
kami menemukan tiga masalah yang ada di PT Kertas Leces, yang pertama adalah masalah tentang
kualitas produk. PT Kertas Leces memproduksi output yang kualitasnya jauh di bawah standar pasar,
sehingga membuat produk-produk kertas PT Kertas Leces kalah bersaing dengan produk para
competitor. Masalah yang kedua yaitu minimnya inovasi produk yang dihasilkan, hal ini membuat
produk-produk PT Kertas Leces tidak mampu memenuhi keinginan konsumen. Masalah yang
terakhir yaitu optimalisasi bahan baku.
5.1.1 Tujuan Audit
Berdasarkan masalah di atas, kami menetapkan tujuan audit yaitu melakukan pemeriksaan
terhadap fungsi produksi PT. Kertas Leces. Pemeriksaan yang kami lakukan meliputi
pemeriksaan pada perencanaan produksi dan pelaksanaan proses produksi pada produk kertas
untuk menemukan sumber dari masalah yang dihadapi PT. Kertas Leces berkaitan dengan
kualitas, desain, dan pengoptimalan penggunaan bahan baku.

5.1.2. Ruang Lingkup Audit


Kami melaksanakan audit pada fungsi produksi di PT Kertas Leces dengan lingkup
terbatas pada:
1. Perencanaan produksi produk Kertas Leces.
2. Penetapan standar bahan-bahan berkaitan dengan produksi Kertas Leces.
3. Peninjauan standar yang telah ditetapkan berkaitan dengan produk Kertas Leces.

5.1.3. Kriteria
1. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi harus lulus uji kelayakan sebelum
diproduksi.
2. Proses pembuatan pulp pada umumnya menggunakan proses kimia, yaitu proses soda,
sulfat (kraft), sulfit, dan organosolv. Dinding kayu dari kayu-kayu lunak yang lebih banyak
digunakan dalam produksi pulp memiliki 40-45 % berat selulosa, 15-25% berat sem
helulosa dan 26-30% berat lignin.

5.2. Perencanaan
Kami melakukan perencanaan sebagai acuan dalam pelaksanaan program audit. adapun perencanaan
yang kami lakukan, diuraikan sebagai berikut:
5.2.1. Jadwal Pelaksanaan Audit
Pelaksanaan audit PT Kertas Leces Indonesia membutuhkan waktu 2 bulan mulai tanggal 1
Maret hingga 30 April 2013 dengan rincian sebagai berikut:
1. Rapat awal dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 2013
2. Pembentukan tim auditor yaitu tanggal 2 Maret 2013 dan menjelaskan tugas masing-
masing anggota tim.
3. Survey pendahuluan untuk memperoleh gambaran awal dan informasi umum untuk
memahami aktivitas operasi PT Kertas Leces Indonesia kami laksanakan pada tanggal 3
Maret 2013 sampai 6 Maret 2013.
4. Observasi lapangan kami lakukan pada tanggal 7 Maret sampai dengan 19 Maret 2013.
Dalam observasi lapangan ini kami mengamati kegiatan produksi mulai dari perencanaan
awal produksi, pelaksanaan proses produksi, hingga uji kelayakan produk sebelum
beredar di pasar.
5. Pengumpulan dokumen terkait proses produksi kami laksanakan pada 20 Maret sampai
dengan 29 Maret 2013. Dokumen–dokumen yang kami kumpulkan meliputi, dokumen
perencanaan produksi, dokumen pembelian bahan baku, dokumen hasil produksi, dan
dokumen hasil uji kelayaan produk.
5.2.2. Pengorganisasian Kegiatan Audit
Kami auditor dari KAP “Yusnianto, dan rekan” memerlukan 5 orang dalam mengaudit fungsi
pemasaran pada PT. Kertas Leces, dengan susunan tugas sebagai berikut:
1. Yusnianto, S.E., M.Si., A.k., sebagai supervisor yang bertugas mengawasi proses audit
yang dilakukan oleh auditor senior dan junior.
2. Syahrul Mubarok, S.E.,M.M., A.k., dan Bagus Teja Wirasukma, S.E., A.k. sebagai auditor
senior yang mengorganisasikan auditor junior.
3. Kardian N.D.P, S.E., A.k., dan Prima Alfasinda, S.E., A.k., sebagai auditor junior yang
bertugas mengumpulkan bukti dan melakukan observasi.

5.2.3. Instrumen
Instrumen audit yang akan kami gunakan adalah :
 Dokumentasi :
Dokumen-dokumen yang akan kami kumpulkan adalah, dokumen perencanaan produksi
dan data hasil produksi, dokumen pembelian, dan dokumen standar proses produksi.
 Wawancara :
Kami akan melakukan wawancara dengan manajer dan supervisor divisi produksi.
 Observasi :
Kami akan melakukan observasi secara langsung terhadap proses produksi di perusahaan.

5.2.4. Program Audit


Kami juga melakukan program audit yang dapat dilihat pada lampiran no 2 dan 3 serta
penjelasanannya secara detail dapat dilihat pada bab 4.

5.3. Pengumpulan Bukti


Dalam melakukan audit fungsi produksi PT Kertas Leces, kami mengumpulkan bukti- bukti
berupa:
1. Dokumen perencanaan produksi dan data hasil produksi. Dengan cara mempelajari dokumen
yang dibuat sebelum proses produksi dilakukan dan data hasil produksi untuk mengetahui
komposisi bahan baku yang digunakan guna mendapatkan kualitas unggulan serta mencocokkan
data tersebut dengan data hasil produksi. Setelah dicocokan dengan data hasil produksi, kami
menemukan bahwa komposisi bahan baku yang direncanakan tidak sesuai dengan rencana
produksi. Hal ini berdampak pada kualitas produk yang dihasilakan pada kertas cetak dan tissue
tidak sesuai dengan standar pasar.
2. Dokumen pembelian. Dalam hal ini tujuan kami adalah untuk mengetahui kualitas dan kuantitas
bahan baku yang akan di produksi.
3. Standart proses produksi yang tercantum dalam SOP (berisi tentang prosses, komposisi, dan
penetapan standar kualitas). Dengan memahami standar yang telah ditetapkan, serta
mencocokannya dengan data hasil produksi, kami menemukan bahwa kualitas output tidak sesuai
dengan kriteria awal perencanaan produksi
5.4. Analisis dan Penyelidikan Deviasi.
Setelah mempelajari kriteria dan mengumpulkan bukti-bukti sebagai bahan audit fungsi
produksi, kami membuat analisis dan penyelidikan terhadap penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi untuk masing-masing kriteria pada fungsi produksi PT Kertas Leces Indonesia
adalah sebagai berikut:
Kriteria : Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi harus lulus uji kelayakan
sebelum diproduksi.
Kondisi : Banyak output yang rusak
Sebab : Bahan baku yang diterima dari supplier tidak sesuai dengan standar kualitas
bahan baku perusahaan
Akibat : Kualitas output produk kertas leces mengalami penurunan
Rekomendasi : Fungsi produksi sebaiknya menerapkan uji kelayakan, alasan yang mendasar
dilakukannya uji kelayakan ini adalah karena kualitas bahan baku dari supplier
yang rendah. Perusahaan mungkin sudah dalam memilih supplier yang tepat

Anda mungkin juga menyukai