Faringitis
Faringitis
Faringitis
1. Faringitis
Site: E-Learning Kolegium THT-KL Printed by: UNHAS dr. Fauzan Rochman
Course: Program Pendidikan Dokter Spesialis THT-KL Date: Thursday, 18 March 2021, 3 57 PM
Book: 1. Faringitis
https://elearning.kolegiumthtkl.com/mod/book/tool/print/index.php?id=79 1/15
18/03/2021 1. Faringitis
Table of contents
1. Faringitis
2. Anatomi
3. Fisiologi Faring
4. Infeksi Penyebab Faringitis
4.1. Infeksi Oleh Karena Bakteri
4.2. Infeksi Oleh Karena Virus
4.3. Infeksi Jamur
4.4. Granulomatous Penyebab Faringitis
4.5. Penyebab Lain Faringitis
https://elearning.kolegiumthtkl.com/mod/book/tool/print/index.php?id=79 2/15
18/03/2021 1. Faringitis
1. Faringitis
Faringitis adalah proses infeksi pada mukosa dan submukosa dari faring. Jaringan yang berpengaruh antara lain orofaring, nasofaring, hypofaring,
tonsil. Penyebab faringitis antara lain infeksi, kongenital dan neoplasma.
Diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis dan umumnya mengalami perbaikan setelah pemberian antibiotika atau pengobatan
simtomatis, kecuali terjadi pada infeksi yang disebabkan oleh kuman oportunis atau neoplasma. Komplikasi yang penting pada faringitis yaitu
sepsis, perdarahan dan obstruksi saluran nafas.
https://elearning.kolegiumthtkl.com/mod/book/tool/print/index.php?id=79 3/15
18/03/2021 1. Faringitis
2. Anatomi
Faring merupakan bagian dari saluran nafas dan pencernaan. Terbentuk dari endodermal foregut primitif dan mempunyai panjang 12 – 14 cm.
Faring berbentuk seperti tabung musculomembraneus mulai dari dasar tengkorak dan belakang dari mulut dan hidung setingkat vertebra cervical
6 sampai esophagus. Mukosa bagian atas berupa epitel pseudostratified bersilia dan bagian bawah berupa epitel squameus.
Di belakang mukosa dinding belakang faring terdapat dasar tulang sphenoid dan dasar tulang oksiput sebelah atas, kemudian bagian depan
tulang atas dan sumbu badan, dan vertebra servikalis. Nasofaring membuka kearah depan ke hidung melalui koana posterior. Superior, adenoid
terletak di atap nasofaring. Muskulus tensor vili palatini merupakan otot yang menegangkan palatum dan membuka tuba eustachii, masuk ke
faring melalui ruangan ini. Otot ini membentuk tendon yang melekat sekitar humulus tulang untuk memasuki palatum mole. Otot tensor vili palatini
dipersyarafi oleh syaraf mandibularis melalui ganglion optic.
Faring dibagi 3 bagian yaitu: nasofaring, orofaring, hypofaring atau laryngofaring. Bagian atas berhubungan dengan hidung melalui choana, muara
tuba eustachii terletak di dinding posterolateral dan dibawah choana. Palatum molle memisahkan nasofaring dan orofaring. Hyphofaring melalui
dasar lidah dan meluas sampai bagian bawah cartilago cricoid. Faring terletak didepan, ephiglotis pada dasar lidah, terletak ditengah dan lateral
glossoepiglotik fold.
Otot pada faring saling overlaping diatas, ditengah dan bawah. Muskulus konstriktor quadrilateral superior faringeal mulai dari prossesus pterigoid
bagian caudal, ramus pterigomandibula, bagian posterior dari garis tengah mandibular myelohyoid, dan dasar lidah. Serabut ini melekat pada
muskulus pterigofaringeal, buccofaringeal, myelofaringeal dan glossofaringeal. Fossa Rossenmuller terletak datas bersebelahan dengan muara
tuba eustachii di nasofaring. Muskulus konstriktor inferior dari permukaan lateral kartilago tyroid dan cricoid. Serabut dari kartilago tiroid ke
dinding poterior faring membentuk muskulus thyrofaringeus, dan dari kartilago cricoid ke dinding faring menjadi muskulus cricofaringeus. Bagian
atas muskulus konstriktor inferior bagian posterior overlaping dengan serabut muskulus konstriktor bagian bawah.Tiga muskulus tambahan
membujur secara miring ke dalam dinding faring yaitu muskulus palatofaringeus, salphingofaringeus dan stylofaringeus. Certain planes ada
dibelakang dan lateral dari muskulus faringeal.
Fascia Buccofaringeal bagian dalam menutupi muskulus faringeal. Muskulus faringeal teroisah dari fascia prevertebra oleh jaringan ikat
membentuk retrofaringeal space, yang tertutup oleh parotid sheats. Dilateral faring membentuk parafaringeal space yang meluas keatas sampai
dasar tengkorak dan batas bawah setingkat os hyoid dengan glandula submandibuler dan stylohyoid dan muskulus digastrikusposterior.
Arteri faring dari cabang mayor arteri carotis eksterna. Termasuk arteri faringeal ascending cabang dari arteri lingua, tonsiler cabang dari arteri
fascialis, dan palatum cabang dari arteri maksillary. Vena faring bagian atas berhubungan dengan pleksus pterigoideus dan pleksus vertebra,
bagian inferior berhubungan dengan vena jugularis interna.
Muskulus styloglosus mendapat inervasi dari nervus glossofaringeal, muskulus faringeal mendapat inervasi dari nervus phagus cabang pleksus
faringeal.
Kelenjar limfatik dari nasofaring ke l.n retropharyng kemudian l.n faring lateralis menuju l.n yugularis. Orofaring ke l.n retrofaring dan l.n cervicalis
superior menuju l.n yugularis. Hipofaring ke retrofaring dan l.n faringeal lateralis, l.n cervicalis dan nodus jugularis
https://elearning.kolegiumthtkl.com/mod/book/tool/print/index.php?id=79 4/15
18/03/2021 1. Faringitis
3. Fisiologi Faring
Fungsi faring terutama untuk pernapasan, penelanan, resonansi suara dan artikulasi.
Proses penelanan dibagi menjadi 3 tahap. Pertama gerakan makanan dari mulut ke faring secara volunter. Tahap kedua transport makanan melalui
faring dan tahap ketiga jalannya bolus melalui esophagus keduanya secara involunter. Langkah yang sebenarnya adalah pengunyahan makanan
dilakukan pada sepertiga tengah lidah. Elevasi lidah dan palatum mole mendorong bolus ke orofaring. Otot suprahioid berkonstraksi, elevasi tulang
hioid dan laring dengan demikian membuka hipofaring dan sinus piriphormis. Secara bersamaan otot laringitis instrinstik berkontraksi dalam
gerakan seperti sfingter untuk mencegah aspirasi. Gerakan yang kuat dari lidah bagian belakang akan mendorong makanan kebawah melalui
orofaring, gerakan dibantu oleh konstraksi otot konstriktor faring media dan superior. Bolus dibawa melalui introitus esophagus ketika otot
konstriktor faring inferior berkontraksi dan otot krikofaringeus berelaksasi. Peristaltik dibantu oleh gaya berat, menggerakkan makanan melalui
esophagus dan masuk ke lambung.
https://elearning.kolegiumthtkl.com/mod/book/tool/print/index.php?id=79 5/15
18/03/2021 1. Faringitis
https://elearning.kolegiumthtkl.com/mod/book/tool/print/index.php?id=79 6/15
18/03/2021 1. Faringitis
· Gejala klinik : batuk dengan inspiratory yang nyaring atau batuk rejan. Masuk ke host melalui inhalasi .
Masa inkubasi kira-kira 1 minggu. Ada 3 stadium :
1. Stadium Cattarhal: Selama 1 -2 minggu
Tanda: demam ringan dan gejala yang berhubungan dengan saluran nafas.
2. Stadium Paroximal: Batuk khas, tidak ada demam
Organisma menghasilkan endotoksin dan agglutinogen pada epitel kolumner bersilia sehingga akan terjadi proliferasi.
Organisma berada pada superfisial epitel sehingga terjadi nekrosisepitel yang ditandai dengan eksudat yang mukopurulent.
Berlangsung: 2 – 4 minggu
3. Masa konvalesen : antara 1 – 2 minggu
· Terapi: self-limiting dan kematian jarang terjadi
a.5 Gonorrhea
Etiologi Neisseria Gonorrhoeae, suatu bekteri gram negatif Pyogenic Diplococcus. Organisme menginfeksi mukosa dan kelenjar sehingga
menyebabkan ulcerasi epitel dan infiltrat lekosit polimorphonuclear . Biasanya asimptomatik, tetapi kadang-kadang faring tampak sakit.
Tampak: Tonsil hipertrofi dan adenopathy cervical.
Penatalaksanaan dengan penisillin, tetrasiklin, cephalosporin atau kuinolon berdasarkan sensitivitas dan kultur test.
a.6 Siphilis
Suatu penyakit kelamin sistemik yang bermanifestasi klinik di kepala dan leher. Etiologi oleh Treponema Pallidum. Masa inkubasi bervariasi dari 3 –
90 hari (rata-rata 3 minggu)
Stadium Siphilis :
1 . Primer
· Papula yang kemudian menjadi ulkus dengan tepi mengalami indurasi.
· Mikroskopis: infiltrasi dan inflamasi terdiri sel plasma histiocyt, limphosit dan polimorphonuklear leukosit.
· Umumnya sembuh spontan dalam 3 – 6 minggu.
2. Sekunder
· Tampak faringotonsilitis.
· Mukosa mengalami erosi yang tidak sakit, dangkal dengan warna keabu-abuan dengan tepi warna merah.
· Sangat menular apabila tidak diobati sepertiga akan sembuh sempurna, sepertiga menjadi carrier dan sepertiga lagi ke stadium tertier.
3. Tersier
· Berkembang beberapa tahun sejak infeksi awal
· Terjadi secara pelan-pelan dan progresif
· Umumnya sistem syaraf dan aorta terkena
· Tampak adanya gumma yang menggambarkan proses granulomatosus pada tepinya dikelilingi polisading machrophage dan fibroblast.
Test serologik pada siphilis ada 2 yaitu:
1. Nonspesifik Nontreponemal Antibody test
· Murah, cepat dan bisa mengetahui adanya aktivitas penyakit
· Dengan test Veneral Desease Reseach Laboratory (VDRL)
https://elearning.kolegiumthtkl.com/mod/book/tool/print/index.php?id=79 8/15
18/03/2021 1. Faringitis
https://elearning.kolegiumthtkl.com/mod/book/tool/print/index.php?id=79 9/15
18/03/2021 1. Faringitis
https://elearning.kolegiumthtkl.com/mod/book/tool/print/index.php?id=79 11/15
18/03/2021 1. Faringitis
https://elearning.kolegiumthtkl.com/mod/book/tool/print/index.php?id=79 12/15
18/03/2021 1. Faringitis
https://elearning.kolegiumthtkl.com/mod/book/tool/print/index.php?id=79 13/15
18/03/2021 1. Faringitis
§ Pada faring sering tampak erytema ringan dan cobblestoning, arythenoid eritema
§ Diagnosis test: pH 24-hour esophageal tetapi test ini invasif dan mehal
§ Penatalaksanaan : memperbaiki gaya hidup dan aturan makan, pemberian histamin-2
e.5 Pfapa
§ Suatu sindrom dengan gejala klinik: Panas berkala (sampai 40,5oC), aphtous stomatitis, faringitis dan cervical adenitis
§ Terutama terjadi pada anak-anak sekitar umur 3 tahun
§ Etiologi tidak diketahui
§ Penatalaksanaan : corticosteroid, cimetidine serta tonsilektomi
e.6 Faringitis Idiopathic
§ Faktor predisposisi: post nasal drip dan refluk asam lambung, minum alkohol, merokok, makanan panas dan pedas
§ Penyebab lain pemberian spray tenggorok yang berisi obat desinfektan dan astrigent, cairan yang bersifat saline, trauma,penggunaan obat bius,
faktor psikis dan emosional
§ Penatalaksanaan sukar, pendekatan psikologis dan pemberian obat simptomatis perlu dipikirkan
https://elearning.kolegiumthtkl.com/mod/book/tool/print/index.php?id=79 15/15