Neoplasma Jinak Laring
Neoplasma Jinak Laring
https://elearning.kolegiumthtkl.com/mod/book/tool/print/index.php?id=88 1/15
18/03/2021 10. Neoplasma jinak laring
Table of contents
1. NEOPLASMA JINAK LARING
1.1. Papilomatosis laring (recurrent papilomatosis)
1.2. Kondroma
1.3. Hemangioma
1.4. Tumor sel granular
1.5. Tumor glandular
1.6. Rhabdomyoma
1.7. Hamartoma
1.8. Fibroma
1.9. Schwannoma
2. Pemeriksaan
3. Penatalaksanaan
4. Komplikasi
https://elearning.kolegiumthtkl.com/mod/book/tool/print/index.php?id=88 2/15
18/03/2021 10. Neoplasma jinak laring
https://elearning.kolegiumthtkl.com/mod/book/tool/print/index.php?id=88 3/15
18/03/2021 10. Neoplasma jinak laring
https://elearning.kolegiumthtkl.com/mod/book/tool/print/index.php?id=88 4/15
18/03/2021 10. Neoplasma jinak laring
1.2. Kondroma
· Umumnya muncul dari kartilago krikoid dan bisa muncul pada area subglotik
· Menyebabkan dyspnoe atau dapat muncul benjolan dari lempeng posterior dari krikoid dan menyebabkan sensasi ganjalan di tenggorokan
dan disfagia.
· Umumnya mengenai laki-laki usia 40-60 tahun.
· Tumor yang terdiri dari sebagian besar kartilago hialin dengan tampilan licin dan merupakan lesi submukosa.
· Lebih sering pada laki-laki daripada perempuan.
· Pertumbuhan tumor lambat dan tidak bermetastase.
· Gejala yang timbul serak, dyspnea, dysphagia dan globus sensation.
· Relatif asimtomatik, namun lesi dapat menyebabkan sumbatan jalan nafas ataupun massa leher eksternal.
· Diagnosis dilakukan dengan endoskopi dan CT scan.
· Penatalaksanaan dilakukan bedah eksisi, thyrotomy.
https://elearning.kolegiumthtkl.com/mod/book/tool/print/index.php?id=88 5/15
18/03/2021 10. Neoplasma jinak laring
1.3. Hemangioma
· Hemangioma infantile melibatkan area subglotik dan muncul keluhan stridor pada 6 bulan pertama kehidupan.
· Sekitar 50% anak memiliki hemangioma di bagian tubuh yang lain khususnya area kepala dan leher.
· Hemangioma cenderung involusi secara spontan namun trakeostomi mungkin dibutuhkan untuk mengurangi obstruksi jalan nafas bila
terjadi.
· Sebagian besar merupakan tipe kapiler dan dapat dibersihkan dengan laser CO2.
· Hemangioma pada dewasa meliputi pita suara atau supraglotik laring. Ada tipe kavernosus dan tidak dapat diterapi dengan laser. Dapat
dibiarkan bila asimptomatik. Untuk yang berukuran lebih besar yang menimbulkan gejala, terapi steroid dan radiasi mungkin dapat dilakukan.
· Hemangioma laring paling sering dijumpai pada populasi anak-anak.
· Selalu muncul pada daerah subglotis, sedangkan pada dewasa muda pada derah supraglotis. Hemangiona biasanya asimptomatis tapi dapat
menimbulkan gejala sumbatan jalan.
· Kortikosteroid, terapi radiasi merupakan pendekatan konservatif yang mendukung.
· Meskipun pada anak-anak berhasil dengan baik, ablasi laser dihindari pada pasien dewasa karena struktur pembuluh darah dapat
melampaui kapasitas koagulasi CO2.
· Propanolol juga berhasil dalam terapi pada anak-anak, tapi tidak ada laporan untuk pasien dewasa.
https://elearning.kolegiumthtkl.com/mod/book/tool/print/index.php?id=88 6/15
18/03/2021 10. Neoplasma jinak laring
https://elearning.kolegiumthtkl.com/mod/book/tool/print/index.php?id=88 7/15
18/03/2021 10. Neoplasma jinak laring
https://elearning.kolegiumthtkl.com/mod/book/tool/print/index.php?id=88 8/15
18/03/2021 10. Neoplasma jinak laring
1.6. Rhabdomyoma
· Merupakan tumor jinak yang terdiri dari striated muscle.
· Lokasi tersering pada laring, namun pernah ditemukan pada otot laring intrinsik dan ekstrinsik.
· Diagnosis dilakukan dengan biopsy atau MRI.
· Penatalaksanaan terapi dilakukan reseksi secara menyeluruh
https://elearning.kolegiumthtkl.com/mod/book/tool/print/index.php?id=88 9/15
18/03/2021 10. Neoplasma jinak laring
1.7. Hamartoma
· Hamartoma jarang dijumpai, lesi jinak dapat berupa malformasi kongenital ataupun lesi lain.
· Terdeteksi secara insidental atau karena adanya gejala saluran nafas yang signifikan, terutama pada anak anak.
· Presentasi dan gejala berhubungan dengan lokasi neoplasma,
· Hamartoma paling sering terdapat pada supraglottis dan subglottis.
· Penatalaksanaan dilakukan biopsi eksisi dan reseksi.
https://elearning.kolegiumthtkl.com/mod/book/tool/print/index.php?id=88 10/15
18/03/2021 10. Neoplasma jinak laring
1.8. Fibroma
· Fibroma laring merupakan kasus yang sangat jarang
· Pemeriksaan histology memperlihatkan matriks ektraseluler yang banyak dengan area pausiseluler yang berselang seling, dan matrik
ekstraseluler cenderung bersusun dengan sebutan •cytologically bland spindle cells."
· Gejala klinis : batuk dan disfoni. Ct scan dan MRI dapat menggambarkan perluasan lesi untuk perencanaan reseksi.
· Eksisi sampai batas tepi lesi meminimalkan kekambuhan.
https://elearning.kolegiumthtkl.com/mod/book/tool/print/index.php?id=88 11/15
18/03/2021 10. Neoplasma jinak laring
1.9. Schwannoma
· Berasal dari lapisan fiber nervus, ditemukan 1% dari seluruh tumor laring.
· Gambaran endoskopi : massa submukosa yang licin pada sinus piriformis atau area eryoepiglotis.
· Gejala klinis sensasi rasa seperti ada benda bulat ditenggorokan, disfagi, disfoni, dan apabila membesar dapat menimbulkan sumbatan jalan
nafas.
· Histopatologi terlihat area Antoni A dan Antoni B dengan schwannoma yang lain.
· Komplikasi postoperatif yang mungkin terjadi disfoni, parese pita suara dan keterlibatan laring.
https://elearning.kolegiumthtkl.com/mod/book/tool/print/index.php?id=88 12/15
18/03/2021 10. Neoplasma jinak laring
2. Pemeriksaan
1. Pemeriksaan fisik: telinga, hidung dan tenggorok, daerah leher dan dada
2. Laringoskopia indirekta
3. Laringoskopia direkta
4. Fiber – Optic Laringoscopy (FOL)
5. Foto polos leher AP dan lateral
6. CT scan leher
c. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Stroboscope, Ro Thorak, pemeriksaan laboratorium.
https://elearning.kolegiumthtkl.com/mod/book/tool/print/index.php?id=88 13/15
18/03/2021 10. Neoplasma jinak laring
3. Penatalaksanaan
Bedah Mikrolaring
Teknik operasi
1. Pasien tidur diatas meja operasi posisi supine
2. Dokter anestesi mengintubasi laring (jika ada penggunaan laser diantisipasi) diarahkan ke sisi kiri mulut
3. Bantalan ditempatkan dibawah bahu supaya bisa ekstensi kepala dan leher secara sempurna.
4. Meja ditempatkan di posisi tredelenburg terbalik agar didapatkan posisi yang nyaman untuk melihat laring melalui mikroskop.
5. Laringoskop dimasukkan seperti yang sebelumnya disebutkan.
6. Saat laring sudah tervisualisasi dengan adekuat, ujung dari laringoskop operator didekatkan ke midline sehingga jaringan yang patologi
terlihat.
7. Laringoskop dimasukkan, epiglotis diungkit, lalu laringoskop dimasukkan untuk mengevaluasi seluruh struktur anterior laring
8. Alat suspension apparatus disambungkan ke laringoskop lalu disambungkan ke Mayo stand atau direkatkan ke meja operasi. Laringoskop
yang tergantung dari meja yang menempel dari tempat tidur membuat pergerakan dari meja tanpa mengganggu posisi laringoskop.
9. Mikroskop didekatkan ke lapangan operasi dan laring divisualisasi dengan lensa pembesaran 400 mm. Instrumen laring dapat digunakan
dengan alat mikro sesuai indikasi (forsep yang sesuai dengan peruntukannya).
10. Bila menggunakan laser CO2 maka wajah harus ditutup dengan handuk yang lembab dan mata ditutup dengan penutup mata yang lembab.
Tidak satupun bagian dari wajah yang boleh terekspos. Petugas kamar operasi harus menggunakan pelindung mata.
11. Bila diperlukan pemeriksaan pada komisura posterior dan area ini tertutup oleh ETT, maka ETT dipindahkan dan ventilasi dilanjutkan dengan
menggunakan alat Venturi Jet. Venturi diletakkan pada saluran cahaya laringoskop dan diposisikan diatas inlet laryngeal. Saat posisi sudah
adekuat, pergerakan dinding dada dapat dilihat dengan baik tanpa obstruksi pada laring.
12. Instrumen kanul penghisap diletakkan di saluran cahaya dapat membantu menghisap asap yang dihasilkan dari prosedur laser. Hal ini
memungkinkan karena pencahayaan untuk prosedur ini dihasilkan dari mikroskop.
13. Di akhir dari prosedur, pasien dapat di intubasi ulang untuk pemulihan anestesi, hal ini dapat dilakukan dengan dua metode:
a. Laringoskop diangkat dan pasien diintubasi seperti biasa
b. Pasien di intubasi ulang dengan laringoskop masih pada posisi
https://elearning.kolegiumthtkl.com/mod/book/tool/print/index.php?id=88 14/15
18/03/2021 10. Neoplasma jinak laring
4. Komplikasi
1. Laringospasme
2. Edema glotik
3. Trauma gigi
https://elearning.kolegiumthtkl.com/mod/book/tool/print/index.php?id=88 15/15