Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin
CONGENITAL TALIPES EQUINO VARUS
Congenital Talipes Equino Varus (CTEV) atau biasa disebut Clubfoot merupakan
istilah yang umum digunakan untuk menggambarkan deformitas umum dimana kaki berubah
dari posisi normal yang umum terjadi pada anak- anak. CTEV adalah suatu kondisi dimana
kaki pada posisi plantar fleksi talocranialis karena m. Tibialis anterior lemah, Inversi ankle
karena m. Peroneus longus, brevis dan tertius lemah, adduksi subtalar dan midtarsal
Usia : 17 Tahun
Pekerjaan : Siswa
Anak Ke :2
Hobby : Membaca
Agama : Islam
Chief Of Complaint
Posisi kaki melengkung ke dalam dan sering nyeri saat berjalan lama.
History
Sejak lahir.
Menurut mama, awalnya ada anak tetangganya yang kakinya juga seperti ini,
terus mama mengejek. Setelah esok harinya, mama check up saat usia kandungan
sekitar 5 atau 6 bulan ke dokter dan diberitahukan bahwa kaki anaknya juga
Tidak ada
Tidak
Karena takut.
perubahan seperti teman-teman yang lain ada yang semakin ke dalam kakinya.
10. Apakah anda tahu kapan mulai bisa jalan saat masih kecil?
Saat berjalan.
Belum pernah.
Assymetris
1. Inspeksi statis
b. Bentuk kaki pasien yaitu talipes ekuino varus/ clubfoot ( kaki tertekuk
d. Warna kulit normal tapi ada bagian tertentu yang terlihat ada penebalan
2. Inspeksi Dinamis
b. Kurangnya gerakan hip dan knee saat berjalan, seperti gerakan semifleksi
3. Palpasi
d. Kontur kulit normal tapi ada bagian tertentu yang terjadi penebalan kulit
(kapalan/ callus).
Ankle
fleksi ada nyeri tidak ada nyeri tahanan, tidak ada nyeri
Plantar Terbatas, tidak Springy endfeel, terbatas, Mampu melawan
fleksi ada nyeri tidak ada nyeri tahanan, tidak ada nyeri
Inversi Terbatas, tidak Springy endfeel, terbatas, Mampu melawan
Knee
tidak ada nyeri terbatas, tidak ada nyeri tahanan, tidak ada nyeri
Ekstensi Tidak terbatas, Hard endfeel, tidak Mampu melawan
tidak ada nyeri terbatas, tidak ada nyeri tahanan, tidak ada nyeri
Hip
tidak ada nyeri terbatas, tidak ada nyeri tahanan, tidak ada nyeri
Ekstensi Tidak terbatas, Soft endfeel, tidak Mampu melawan
tidak ada nyeri terbatas, tidak ada nyeri tahanan, tidak ada nyeri
Eksorotasi Tidak terbatas, Elastic endfeel, tidak Mampu melawan
tidak ada nyeri terbatas, tidak ada nyeri tahanan, tidak ada nyeri
Endorotasi Tidak terbatas, Elastic endfeel, tidak Mampu melawan
tidak ada nyeri terbatas, tidak ada nyeri tahanan, tidak ada nyeri
Abduksi Tidak terbatas, Soft endfeel, tidak Mampu melawan
tidak ada nyeri terbatas, tidak ada nyeri tahanan, tidak ada nyeri
Adduksi Tidak terbatas, Soft endfeel, tidak Mampu melawan
tidak ada nyeri terbatas, tidak ada nyeri tahanan, tidak ada nyeri
Restrictive
Pasien mengalami keterbatasan Range of Motion (ROM) pada semua gerakan ankle
Tissue Impairment
ankle.
longus).
Specific Test
Nyeri diam :2
Nyeri Gerak :5
Nyeri tekan :0
Total nilai : 15
3. Gait Analysis
Hasilnya :
Pasien tidak dapat melakukan fase menapak (heel srike, foot flat, mid stance, heel
off, toe off ) serta fase mengayun (initial swing, mid swing, terminal swing) dengan
4. ROM Test
Active ROM
Pasive ROM
Ankle
Knee
Hip
6. Tes Kontraktur
Hasil :
7. Tes Antropometri
• Leg length (pemeriksaan panjang tungkai)
Dekstra Sinistra
87 cm 87 cm
Interpretasi : Tidak terdapat perbedaan panjang tungkai bawah pasien.
Dekstra Sinistra
23 cm 23 cm
Interpretasi : Tidak terdapat perbedaan lingkar otot tungkai bawah atas pasien.
DIAGNOSIS
Gangguan aktifitas fungsional berjalan pada region ankle akibat Congenital Equines Talipes
Varus (CTEV).
PROBLEMATIK FT
a. Problem Primer
b. Problem Sekunder
- Cemas
- Kontraktur m. Tricep surae dan m. Tibialis anterior
- Penurunan ROM
- spasme otot inversi telapak kaki ( m. Tibialis posterior dan flexor hallucis
longus).
c. Problem Kompleks
TUJUAN FT
a. Jangka Pendek :
- Mengurangi spasme otot inversi telapak kaki ( m. Tibialis posterior dan flexor
hallucis longus).
b. Jangka Panjang
Intervensi Fisioterapi
I = Pasien fokus
T = Komunikasi langsung
T = 3 menit
Spasme otot inversi Preelemenary exercise F = 1x sehari
Exercise F = 1x sehari
I = 15 hitungan, 3 kali
repetisi
relaks
T = 5 menit
Kontraktur Tricep surae Exercise F = 1x sehari
I = 15 hitungan, 3 kali
repetisi
T = Stretching pasif
T = 5 menit
Kelemahan grup otot Exercise F = 1 kali sehari
repetisi
T = Strengthening exc.
T = 5 menit
Keterbatasan ROM Exercise F = 1 kali sehari
I = 8 hitungan, 3 kali
repetisi
T = 5 menit
Home program
Evaluasi
No Problem
Parameter Hasil Interpretasi
Sebelum Sesudah
1. Kecemasan 15 4 G3
psikis
berkura
ng
2. Nyeri 8 3 Nyeri menurun
berkurang
4. Kontraktur
Stretching +++++++++ ++++++ Terdapat
pemanjangan
otot
5. Kelemahan 3 4 Dpt melawan
otot tahanan
optimal
6. Keterbatasan ROM Aktif Aktif ROM
Pasif Pasif
Alat ukur ini terdiri 14 kelompok gejala yang masing- masing kelompok
dirinci lagi dengan gejala- gejala yang lebih spesifik. Masing- masing kelompok
gejala diberi penilaian angka (skore) antara 0-4, yang artinya adalah
Nilai 3 = gejala berat / lebih dari separuh dari gejala yang ada
dijumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat kecemasan
seseorang, yaitu:
28 – 41 = kecemasan berat
1. Perasaan cemas 0 1 2 3 4
a. Cemas
b. Firasat buruk
d. Mudah tersinggung
2. Ketegangan 0 1 2 3 4
a. Merasa tegang
b. Lesu
d. Mudah terkejut
e. Mudah menangis
f. Gemetar
g. Gelisah
3. Ketakutan 0 1 2 3 4
a. Pada gelap
b. Pada orang asing
c. Ditinggal sendiri
4. Gangguan tidur 0 1 2 3 4
a. Sukar tidur
5. Gangguan kecerdasan 0 1 2 3 4
a. Sukar konsentrasi
a. Hilangnya minat
b. Sedih
d. Perasaan berubah-rubah
b. Kaku
c. Kedutan otot
d. Gigi gemerutuk
b. Penglihatan kabur
d. Merasa lemas
9. Gejala kardiovaskuler 0 1 2 3 4
b. Berdebar-debar
c. Nyeri di dada
b. Rasa tercekik
d. Nafas pendek/sesak
a. Sulit menelan
b. Perut melilit
c. Gangguan pencernaan
a. Mulut kering
b. Muka merah
c. Mudah berkeringat
b. Gelisah
c. Tidak tenang
d. Jari gemetar
e. Kerut kening
f. Muka tegang
g. Otot tegang/mengeras
JENIS AKTIVITAS
NO KRITERIA
FUNGSIONAL
1 Berpakaian 0 = tidak dapat melakukan