Perencanaan dalam pembangunan sebuah gedung membutuhkan perencanaan
tidak hanya dari arsitektur dan struktur bangunan saja, namun juga memerlukan perencanaan sistem plambing (Ramachandran 2016). Perencanaan sistem plambing yang baik sangat penting untuk menjamin instalasi efisien dan aman. Perencanaan yang baik juga akan menjamin instalasi yang tepat untuk berbagai keadaan yang dilayaninya (WHO 2006). Perencanaan sistem plambing harus didasarkan pada persyaratan teknis dan peraturan yang berlaku. Selain system plambing untuk penyediaan air bersih, terdapat juga system plambing untuk pembuangan air kotor dan vent yang mutlak diperlukan. Hal tersebut dikarenakan seluruh kegiatan manusia pasti dan akan menghasilkan air buangan. Sebesar 60-80% air bersih yang digunakan akan menjadi air kotor. Oleh karena itu, praktikum ini dibutuhkan untuk merencanakan jalur dan dimensi perpipaan system plambing untuk pipa air buangan dan vent. TINJAUAN PUSTAKA Sistem perpipaan adalah suatu sistem yang digunakan untuk transportasi fluida antar peralatan (equipment) dalam suatu pabrik atau dari suatu tempat ke tempat yang lain sehingga proses produksi dapat berlangsung. Sistem perpipaan (piping system) secara umum terdiri dari komponen-komponen seperti pipa, katup, fitting (elbow, reducer, tee), flange, nozzle, instrumentasi (peralatan untuk mengukur dan mengendalikan parameter aliran fluida, seperti temperatur, tekanan, laju aliran massa, level ketinggian), peralatan atau equipment (alat penukar kalor, bejana tekan, pompa compressor), penyangga pipa (pipe support dan pipe hanger) dan komponen khusus (strainer, drain, vent). Air limbah adalah air yang telah mengalami penurunan kualitas karena pengaruh manusia. Air limbah perkotaan biasanya dialirkan di saluran air kombinasi atau saluran sanitasi, dan diolah di fasilitas pengolahan air limbah atau septic tank. Air limbah yang telah diolah dilepaskan ke badan air penerima melalui saluran pengeluaran. Air limbah, terutama limbah perkotaan, dapat tercampur dengan berbagai kotoran seperti feses maupun urin. Sistem pembuangan air limbah adalah infrastruktur fisik yang mencakup pipa, pompa, penyaring, kanal, dan sebagainya yang digunakan untuk mengalirkan air limbah dari tempatnya dihasilkan ke titik dimana air akan diolah atau dibuang. Sistem pembuangan air ditemukan di berbagai tipe pengolahan air limbah, kecuali septic tank yang mengolah air limbah di tempat. System plambing air buangan dibutuhkan untuk mengalirkan air buangan dari fasilitas sanitasi terpasang dalam bangunan menuju ke saluran pembuangan kota. Hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan system plambing air buangan yaitu pengalirannya pada tekanan atmosfir, dimensi selalu dinyatakan dalam dimensi dan slope pipa. Selain itu, sambungan dalam perpipaan air buangan harus menggunakan Y-tee atau Y-cross dan harus dibuat bersamaan dengan perpipaan vent terutama pada bangunan berlantai banyak (Reza et al. 2017). Tahap perencanaan sistem penyaluran air buangan meliputi penentuan jenis sistem penyaluran air buangan yang digunakan, mendesain jalur perpipaan, menghitung dimensi pipa air buangan, menghitung dimensi pipa air hujan, dan serta isometri air buangan (Riyanti et al. 2018). Ramachandran. 2016. Nuances of plumbing in high rise buildings. International Journal of Research in Engineering and Technology. 5(20): 20-15. Reza SK, Pharmawati K, Nurprabowo A. 2017. Perencanaan system instalasi plambing air buangan Gedung Hotel Tebu. Jurnal Online Institut Teknologi Nasional. 5(1): 1-11. Riyanti A, Marhadi, Saputra NW. 2018. Perencanaan system plambing air bersih dan air buangan Gedung SMK Negeri 3 Kota Jambi. Jurnal Daur Lingkungan. 1(1): 35-40. World Health Organization. (2006). Health Aspects of Plumbing.