Anda di halaman 1dari 1

PENDAHULUAN

Perkembangan dan pertumbuhan penduduk yang pesat mengakibatkan suatu daerah daerah
pemukiman semakin luas dan padat. Peningkatan aktivitas manusia, lebih lanjt menyebabkan
bertambahnya sampah. Factor yang mempengaruhi jumlah sampah selain aktivitas penduduk
antara lain adalah jumlah atau kepadatan penduduk, system pengelolaan sampah, konfisi
geografi, musim dan waktu, kebiasaan penduduk, teknologi serta tingkat social ekonomi.
Penanganan sampah yang selama ini dilakukan belum oada tahap memikirkan proses daur ulang,
penanganan sampah dilakukan dengan hanya mengangkutnya dari tempat sampah dan
membuangnya ke pembuangan sampah terakhir (Firmansyah dan Noor 2016). Sampah
merupakan bahan buangan yang dianggap tidak berguna lagi namun perlu dikelola agar tidak
membahayakan lingkungan dan kesehatan masyarakat. Sampah (limbah padat) adalah segala
bentuk limbah yang ditimbulkan dari kegiatan manusia maupun binatang yang biasanya
berbentuk padat dan secara umum sudah dibuang, tidak bermanfaat atau tidak dibutuhkan lagi
(Tchobanoglous, 1993).
Pembuangan sampah yang hanya mengandalkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tanpa
adanya proses pendahulan. Keadaan seperti ini menyebabkan lahan TPA cepat penuh dan kurang
efektif untuk jangka panjang, karena ketersediaan lahan TPA semakin terbatas. Dalam UU No.
18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari
manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau
anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi
dan dibuang ke lingkungan. Sumber-sumber timbulan sampah yaitu sampah dari pemukiman
penduduk, sampah dari tempat-tempat umum dan perdagangan, sampah dari sarana pelayanan
masyarakat milik pemerintah, sampah dari industri dan sampah pertanian (purnaini 2011)
Pengangkutan sampah adalah proses memindahkan sampah dari suatu tempat atau berbagai
tempat ke suatu lokasi pengumpulan sampah. Operasi pengangkutan yang ekonomis ditentukan
oleh beberapa faktor, antara lain, dipilih rute yang sependek-pendeknya dan sedikit hambatan. ,
mempergunakan truk yang kapasitas daya angkutan maksimal yang memungkinkan,
mempergunakan kendaraan yang hemat bahan bakar, jumlah trip pengangkutan sebanyak
mungkin dalam waktu yang diizinkan (Isa 2010). TPS (Tempat Penampungan Sementara)
merupakan tempat pemindahan sampah dari alat pengumpul ke alat angkut sampah yang dapat
dipindahkan secara langsung atau melalui tempat tempat penampungan sampah sementara (SNI
03-3242-1994).

Daftar Pustaka

Firmansyah Muhamad ,Rijali Noor. 2016. Perencanaan pengelolaan sampah terpadu perumahan
kota citra graha provinsi Kalimantan Selatan. Jurnal Teknik Lingkungan. Vol 2(2):73-82.
Isa, Meykowati. 2010. Sistem Pengelolaan Sampah di Kota Tilamuta Kabupaten Boalemo
Propinsi Gorontalo. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.
Purnaini Rizki. 2011. Perencanaan pengelolaan sampah di kawasan selatan universitas
tanjungpura. Jurnal Teknik Sipil Untan. Vol 11(1):1-18
SNI 03-3242-1994 tentang Pengelolaan Sampah di Permukiman, Badan Standar Nasional (BSN).
Tchobanoglous., G. Theisen. H & Vigil S.A., 1993, Integrated Solid Waste Management
Engineering Principles and Management Issues, Singapore, Mc Graw-Hill

Anda mungkin juga menyukai