Anda di halaman 1dari 2

TINJAUAN PUSTAKA

Untuk mengolah air limbah domestik proses yang umum digunaan adalah
proses pengolahan secara biologis, yakni menggunakan aktifitas mikro-organisme
untuk menguraikan senyawa polutan organik yang ada di dalam air limbah.
Pengolahan air limbah secara biologis secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga
yakni proses biologis dengan biakan tersuspensi (suspended culture), proses
biologis dengan biakan melekat (attached culture) dan proses pengolahan dengan
sistem lagoon atau kolam. Proses biologis dengan biakan tersuspensi adalah
sistem pengolahan dengan menggunakan aktifitas mikro-organisme untuk
menguraikan senyawa polutan yang ada dalam air dan mikro-organime yang
digunakan dibiakkan secara tersuspesi di dalam suatu reaktor. Beberapa contoh
proses pengolahan dengan sistem ini antara lain : proses lumpur aktif standar atau
konvesional (standard activated sludge), step aeration, contact stabilization,
extended aeration, oxidation ditch (kolam oksidasi sistem parit) dan lainya (Said
dan utomo 2017)
Prinsip pengolahan limbah dengan sistem Lumpur aktif pada dasarnya terdiri
atas dua unit proses utama, yaitu bioreaktor (tangki aerasi) dan tangki sedimentasi.
Dalam sistem lumpur aktif, limbah cair dan biomassa dicampur secara sempurna
dalam suatu reaktor dan diaerasi. Lumpur aktif (activated sludge) adalah suatu
gabungan flok (massa) yang mengandung beberapa mikroba yang heterogen yang
terdiri dari berbagai bakteri, yeast, jamur dan protozoa, dan juga “organic matter”
serta “slime material”. Umumnya lumpur aktif mempunyai komposisi 70% - 90%
bahan organik dan 10% bahan anorganik. Struktur flok lumpur aktif cenderung
bermuatan negatif sebagai hasil interaksi kimia-fisika antara mikroorganisme
(khususnya bakteri), partikel organik (oksida silikat, fosfat, besi), polimer
eksoseluler dan berbagai kation. Proses ini pada dasarnya merupakan pengolahan
aerobik yang mengoksidasi material organik menjadi CO2, H2O, NH4 dan sel
biomassa baru. Proses ini menggunakan udara yang disalurkan melalui pompa
blower atau melalui aerase mekanik. Sel mikroba membentuk flok yang
membentuk flok yang akan mengendap di tangki pengendapan (Sari 2013)
Pengolahan air limbah domestik dengan proses lumpur aktif konvensional
secara umum terdiri dari bak pengendap awal, bak aerasi dan bak pengendap
akhir, serta bak khlorinasi untuk membunuh bakteri patogen. Bak pengendap awal
berfungsi untuk menurunkan padatan tersuspensi (Suspended Solids) sekitar 30 -
40 %, dan BOD sekitar 25 %. Air limpasan dari bak pengendap awal dialirkan ke
bak aerasi secara gravitasi. Di dalam bak aerasi ini air limbah dihembus dengan
udara sehingga mikro organisme yang ada akan menguraikan zat organik yang ada
dalam air limbah. Energi yang didapatkan dari hasil penguraian zat organik
tersebut digunakan oleh mikrorganisme untuk proses pertumbuhannya. Dengan
demikian didalam bak aerasi tersebut akan tumbuh dan berkembang biomasa
dalam jumlah yang besar. Biomasa atau mikroorganisme inilah yang akan
menguraikan senyawa polutan yang ada di dalam air limbah (Said dan Utomo
2017)
Dafpus
Said, Utomo. 2007. Pengolahan air limbah domestik dengan proses lumpur aktif
yang diisi dengan media bioball. Jurnal Air Indonesia. 3(2):160-174
Sari FR. 2013. Perbandingan limbah dan lumpur aktif terhadap pengaruh sistem
aerasi pada pengolahan limbah CPO. Konversi. 2(1):39-44.

Anda mungkin juga menyukai