Anda di halaman 1dari 6

1.

1 Lesi Mukosa Oral


1.1.1 Pengertian
Lesi mukosa oral adalah suatu perubahan abnormal pada warna, aspek permukaan,
adanya pembengkakan, atau hilangnya integritas pada permukaanmukosa mulut. Lesi
dermatologis diklasifikasikan berdasarkan gambaran klinisnya. Istilah-istilah yang digunakan
untuk mengklasifikasikan lesi di mukosa mulut antara lain: makula, papula, nodula, pustula,
plak, vesikel, bula, erosif, ulserasi, dan purpura. Berdasarkan jumlahnya, lesi mukosa oral
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu lesi tunggal dan lesi multipel. Berdasarkan warna dari
gambaran klinis lesi mukosa oral tersebut, dapat diklasifikasikan menjadi lesi putih (white
lesions) dan lesi merah (red lesions). 5
1.1.2 Etiologi dan Faktor Predisposisi
Lesi mukosa oral dapat disebabkan oleh berbagai etiologi, yaitu faktor genetik,
penyakit sistemik, penyakit autoimun, infeksi, dan kebiasaan buruk. Lesi putih disebabkan
oleh berbagai faktor, yaitu adanya peningkatan produksi keratin pada jaringan epitel
(hiperkeratosis) atau adanya penebalan yang tidak normal namun jinak di stratum spinosum
(acanthosis), juga adanya akumulasi cairan ekstraseluler dalam epitel yang dapat
menyebabkan pemutihan klinis. Terjadinya nekrosis jaringan epitel juga dapat dianggap
sebagai lesi putih, yang terjadi ketika mukosa mulut terpapar zat toksik dari bahan kimia.
Mikroba, terutama jamur, dapat menyebabkan adanya pseudomembran berwarna putih yang
terdiri dari selsel epitel yang mengelupas, miselium jamur, dan neutrofil, yang melekat secara
longgar di mukosa mulut. Lesi merah pada mukosa mulut dapat terjadi karena adanya epitel
yang mengalami atrofi, ditandai dengan pengurangan jumlah sel epitel atau peningkatan
vaskularisasi.5
1.1.3 Klasifikasi Jenis-jenis Lesi Mukosa Oral
1.1.3.1 Makula
Makula adalah jenis lesi yang datar dan terlihat karena adanya perbedaan dengan warna
kulit atau mukosa normal.22–24 Lesi ini sering ditemukan berwarna merah karena
peningkatan vaskularisasi atau peradangan, atau berpigmen karena adanya melanin,
hemosiderin, dan bahan asing (termasuk dari jenis obat tertentu).5 Pigmentasi yang terjadi
pada mukosa mulut seringkali bersifat fisiologis, khususnya pada individu yang memiliki
warna kulit gelap. Namun, pigmentasi juga dapat terjadi dalam kondisi patologis dan
menghasilkan variasi warna dalam mukosa mulut yaitu coklat, biru, abu-abu, dan hitam.
Perubahan warna tersebut sering dikaitkan dengan adanya proses deposisi, terjadinya
produksi atau peningkatan akumulasi berbagai zat yang bersifat endogen seperti
vaskularisasi, melanin, dan bilirubin. Pigmentasi juga dapat terjadi karena zat berpigmen
yang bersifat eksogen yaitu bakteri, logam, obat-obatan, dan grafit. Macam-macam lesi
makula anatara lain makula melanotik, amalgam tattoo, smoker’s melanosis, dan pigmentasi
fisiologis.5

1.1.3.2 Papula, Nodula, dan Pustula


Papula merupakan jenis lesi yang mengalami peninggian namun bersifat dangkal. Lesi
ini dapat terjadi di permukaan kulit ataupun mukosa, berdiameter kurang dari 1,0 cm
(beberapa sumber menggunakan 0,5 cm untuk lesi pada mukosa oral). Gambaran klinis
papula dapat menunjukan warna yang beragam. Papula terlihat dalam berbagai macam
penyakit, yaitu yellow-white papules of pseudomembran candidiasis, papilloma skuamosa,
dan parulis.5,25 Nodula adalah massa jaringan padat yang memiliki dimensi kedalaman. Lesi
ini memiliki diameter yang sama dengan papula, yaitu kurang dari 1 cm, namun lebih meluas
ke dalam dermis. Pendeteksian nodula diperlukan palpasi. Tumor mesenkhimal jinak seperti
fibroma, limfoma, lipofibroma, dan neuroma sering muncul sebagai nodul oral. 5,25 Pustula
adalah lesi yang mengalami peninggian dan mengandung bahan purulen akibat adanya
infeksi sehingga tampak berwarna kekuningan. Pustula biasanya muncul sebagai benjolan
putih yang dikelilingi oleh kulit atau mukosa berwarna kemerahan. Pustula berdiameter
kurang dari 1 cm dan lesi ini biasanya didahului oleh vesikel atau papula. Pustula yang
berada pada intraoral biasanya menunjuk pada abses. Contoh diagnosa pada lesi jenis ini
adalah Herpes zoster yang memproduksi pustula yang sebelum menjadi ulserasi dan
menyebabkan nyeri yang hebat.5,25

1.1.3.3 Plak
Plak adalah jenis lesi yang bersifat datar, padat, dan mengalami peninggian sekitar 1 cm
dari jaringan sekitarnya. Plak dapat meluas lebih dalam ke lapisan dermis. Pada bagian tepi
cenderung landai dan terkadang muncul di permukaan mulut yang berkeratin, sehingga
disebut sebagai likenifikasi. Gambaran klinis lesi plak terdapat pada penyakit lichen planus,
leukoplakia, atau melanoma yang awalnya muncul sebagai plak.5,27

1.1.3.4 Vesikobulosa
Vesikel adalah lesi pada mukosa mulut yang berupa lepuhan kecil dan mengandung
cairan bening berdiameter kurang dari 1 cm, sedangkan bula adalah lepuhan tinggi yang
mengandung cairan bening berdiameter lebih dari 1 cm (beberapa menggunakan 0,5 cm
untuk lesi pada oral). Vesikel dan bula pada mukosa oral dapat disebabkan karena adanya
trauma, infeksi, atau penyakit yang berhubungan dengan imunitas. Pada pasien yang
mengalami lesi ini, jarang ditemukan bentuk lesi yang utuh. Sebagian besar lesi telah ruptur
diakibatkan karena adanya trauma mekanis sehingga meninggalkan area erosif dan ulseratif
berupa cekungan.5,27 Lesi vesikel dan bula biasanya terasa nyeri, dan dapat ditemukan di
setiap usia. Diagnosa lesi ini bervariasi dan dapat ditegakkan melalui penelitian
immunofluoresensi pada material biopsi dan serum. Macam-macam diagnosa dari lesi ini
antara lain mukokel, eritema multiformis, bullous pemphigoid, dan mucous membrane
pemphigoid. 5,27

1.1.3.5 Erosif
Erosif adalah istilah klinis untuk menggambarkan suatu lesi jaringan lunak di mana
epitel di atas lapisan sel basal mengalami atrofi. Erosif besifat lembab, permukaannya sedikit
menurun, dan sering disebabkan oleh pecahnya vesikel atau bula karena trauma mekanis.
Lesi ini berwarna merah dan dihasilkan dari penipisan atau atrofi epitel terinflamasi. Penyakit
yang memunculkan gambaran klinis erosif yaitu pemfigoid dan lichen planus. Hasil
penyembuhan lesi ini dapat meninggalkan bekas berupa luka yang tertutupi serat-serat
fibrin.5,27

1.1.3.6 Ulseratif
Ulseratif adalah luka terbuka pada jaringan kulit atau mukosa yang menunjukkan
adanya jaringan disintegrasi dan nekrosis secara bertahap. Gambaran klinis dari lesi ini
adalah berupa cekungan yang ditutupi oleh bekuan fibrin sehingga menghasilkan warna
putih-kekuningan. Ulser meluas sampai lapisan basal, dengan demikian, jaringan parut
terbentuk setelah terjadi penyembuhan. Gambaran klinis ulseratif dapat terjadi akibat
stomatitis aphthousa atau infeksi oleh virus seperti herpes simplex, variola (cacar), dan
varicella zoster (cacar air). 5,27
Ulserasi oral yang disebabkan oleh faktor lokal sering terjadi. Riwayat ulser tunggal biasanya
berdurasi pendek (5-10 hari) dengan etiologi yang jelas. Ulserasi yang terajdi karena trauma
mekanis biasanya terjadi pada lidah lateral, labial, atau mukosa bukal. Selain itu, pemakaian
alat ortodontik atau gigi tiruan (terutama jika pasien pengguna baru) seringkali mengalami
lesi ulserasi.22

1.1.3.7 Purpura
Purpura adalah suatu lesi yang ditandai dengan adanya gumpalan darah yang
terekstravasasi. Lesi ini Ini berwarna kemerahan dan keunguan yang disebabkan oleh
rupturnya darah dari pembuluh yang masuk ke jaringan ikat. Lesi ini tidak memucat saat
ditekan. Purpura diklasifikasikan berdasarkan ukurannya yaitu petechiae (0,3 cm) dan
ekimosis (lebih dari 1 cm). 5,27 Petechiae sering ditemukan pada palatum, dan dapat menjadi
tanda awal dari mononukleosis menular, demam berdarah, leukemia, diatesis perdarahan,
atau diskrasia darah. Petechiae juga dapat menunjukkan pecahnya kapiler di palatal
dikarenakan batuk, bersin, atau muntah. 5,27 Ekimosis biasanya disebut memar. Melibatkan
area darah yang terekstravasasi berdiameter lebih besar 1 cm. Dapat disebabkan karena
trauma mekanik, gangguan hemostatik, penyakit neoplastik, idiopatik primer atau sekunder,
atau penggunaan obat antikoagulan seperti bishydroxycoumarin, warfarin, atau heparin.5,27
Etiologi purpura dapat berupa iatrogenik, atau trauma pada jaringan pembuluh darah yang
terkandung dalam dermis atau submukosa. Selain itu juga bisa disebabkan karena adanya
defisit pada trombosit atau terdapat kerapuhan kapiler darah. Purpura dapat berwarna merah
terang, merah kehitaman, biru keunguan, dan coklat-kekuningan. Purpura dapat memudar
seiring berjalannya waktu dan tidak memerlukan perawatan khusus.5,27

HASIL
L P N Umur Lesi Mukosa Oral Rata-rata P
11 15 26 3-74 th 0 0 0%

PEMBAHASAN
Pada penelitian ini lesi mukosa oral memiliki skor 0 dan prevalensi 0%. Hal tersebut
menunjukkan bahwa tidak terdapat orang yang mengalami lesi mukosa oral. Lesi mukosa
oral adalah suatu perubahan abnormal pada warna, aspek permukaan, adanya pembengkakan,
atau hilangnya integritas pada permukaan mukosa mulut. Lesi mukosa oral dapat disebabkan
oleh berbagai etiologi, antara lain: faktor genetik, penyakit sistemik, penyakit autoimun,
infeksi, dan kebiasaan buruk. Lesi pada mukosa mulut diklasifikasikan antara lain: berupa
makula adalah jenis lesi yang datar dan terlihat karena adanya perbedaan dengan warna kulit
atau mukosa normal, papula merupakan jenis lesi yang mengalami peninggian namun bersifat
dangkal., nodula adalah massa jaringan padat yang memiliki dimensi kedalaman, pustule
adalah lesi yang mengalami peninggian dan mengandung bahan purulen akibat adanya
infeksi sehingga tampak berwarna kekuningan., plak adalah jenis lesi yang bersifat datar,
padat, dan mengalami peninggian sekitar 1 cm dari jaringan sekitarnya., vesikel adalah lesi
pada mukosa mulut yang berupa lepuhan kecil dan mengandung cairan bening berdiameter
kurang dari 1 cm, bula adalah lepuhan tinggi yang mengandung cairan bening berdiameter
lebih dari 1 cm, erosive epitel di atas lapisan sel basal mengalami atrofi, ulserasi luka terbuka
pada jaringan kulit atau mukosa yang menunjukkan adanya jaringan disintegrasi dan nekrosis
secara bertahap, dan purpura suatu lesi yang ditandai dengan adanya gumpalan darah yang
terekstravasasi. Apabila pada kondisi rongga mulut pasien terdapat salah satu dari
karakteristik klasifikasi tersebut maka dapat dikatakan memiliki lesi mukosa oral. Lesi
mukosa oral dapat terus berkembang apabila tidak segera dilakukan perawatan bahkan dapat
menjadi sebuah lesi keganasan atau tumor. Lesi mukosa oral dengan manifestasi klinik yang
sama terkadang menunjukkan adanya gambaran lesi yang serupa atau mirip satu sama lain.
Dalam menegakkan diagnosis akurat diperlukan anamnesa dan pemeriksaan klinik yang
lengkap. Bila dari pemeriksaan tersebut diagnosis belum dapat ditegakkan maka diperlukan
pemeriksaan penunjang, seperti histopatologis atau mikrobiologi. Dengan demikian diagnosis
yang tepat dapat ditegakkan dan terapi yang adekuat dapat dilakukan. Selain itu adanya faktor
predisposisi juga sedapat mungkin ditelusuri dan digali sehingga dapat dieleminasi.

Anda mungkin juga menyukai