Anda di halaman 1dari 3

Nama : Mariana Hutapea

NIM : 042020011

Judul : Simulasi Kelainan Hipermetropia Yang Berhubungan Dengan Kinerja Akademik Pada
Siswa Sekolah Dadar Swasta Jembar Bandung Tahun 2018

Penulis : Rohayati - SDIT Nur Al Rahman Kota Cimahi Jawa Barat

Publikasi : Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online) (URL: http://e-jurnalmitrapendidikan.com)

Latar belakang : Kelainan refraksi mata adalah suatu keadaan dimana bayangan tidak dibentuk
tepat diretina, melainkan dibagian atau belakang bintik kuning dan tidak terletak pada satu titik
yang tajam. Kelainan refraksi dikenal dalam beberapa bentuk, yaitu: miopia, hipermetropia dan
astigmatisma (Ilyas, 2017).
Kelainan refraksi memiliki prevalensi cukup tinggi di Indonesia, yaitu sebesar 24,7 dan pada
anak-anak usia sekolah dasar sebesar 10% dari 66 juta anak Indonesia, kelainan refraksi
merupakan kelainan kondisi mata yang paling sering terjadi (Saboe, 2009).
Orang-orang yang mengalami kelainan refraksi tidak saja harus menanggung beban fisik,
melainkan mereka juga memiliki konsekuensi sosial dan finansial. Penglihatan merupakan
sesuatu yang secara signifikan memberikan pengaruh dalam pilihan karir dan aktivitas seseorang.
Contohnya saja pada anak-anak yang memiliki kelainan refraksi di temukan 25% mereka tidak
mampu menunjukan performa yang maksimal dalam bidang akademik dibandingkan dengan
anak-anak yang tidak mengalami kelainan refraksi, selain itu, 60% anak-anak dengan masalah
belajar di laporkan juga mengalami kelainan pada penglihatan nya (Hedge, et al, 2015).
Kelainan Hipermetropia atau rabun dekat merupakan keadaan gangguan kekuatan pembiasan
mata saat sinar sejajar jauh tidak cukup dibiaskan sehingga titik fokusnya terletak di belakang
retina. Pada hipermetropia sinar sejajar difokuskan di belakang makula lutea (Ilyas, 2017).

Tujuan : Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk untuk
mengetahui hubungan simulasi kelainan hipermetropia yang berhubungan dengan kinerja
akademik (membaca, menulis dan menggambar) pada siswa Sekolah Dasar Jembar Bandung
tahun 2018.

Sampel : Berdasarkan hasil observasi di SD Jembar Bandung pada hari Senin 26 Maret
2018. Peneliti mengambil 3 sampel untuk mensimulasikan kelainan hipermetropia dengan
ketentuan siswa dan siswi tersebut dalam kondisi tidak ada kelainan refraksi (Emmetropia) dan
harus mencapai visus 6/6. Pada sempel pertama dan kedua ketika di beri lensa minus dengan
skalaringan dan sedang, objek menyatakan bahwa masih bisa membaca, menulis dan
menggambar atau mengenali gambar. Saat diberikan lensa minus dengan skala ukuran berat
siswa menyatakan kesulitan dalam membaca, menulis dan menggambar. Sedangkan pada sempel
ketiga saat diberi lensa dengan skala ringan objek menyatakan masih bisa membaca, menulis dan
menggambar.Ketika di berikan lensa minus dengan skala ringan dan berat objek menyatakan
tidak bisa membaca, menulis dan menggambar.
Berdasarkan ketiga sampel tersebut 100% terganggu ketika disimulasikan kelainan
hipermetropia berat dan 33% terganggu kegiatan kinerja akademiknya ketika disimulasikan
hipermetropia sedang. Berdasarkan uraian dan data diatas, penel menarik untuk mensimulasikan
kelainan hipermetropia yang berhubungan dengan kinerja akademik siswa Sekolah Dasar Jembar
Bandung tahun 2018.

Metode Penelitian:
Waktu, Tempat dan Subjek Penelitian

1 dari 3
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Swasta yaitu Sekolah Dasar Jembar Bandung, sekolah ini
didirikan pada tahun 1971 yang berlokasi di Propinsi Jawa Barat Kabupaten Kota Bandung
Kecamatan Batununggal Desa Kebon Waru terletak di jalan Jatinegara No.1 yang merupakan
salah satu SD dengan luas wilayah 150 m². SD Jembar Bandung ini mepunyai 6 ruang kelas
dengan jumlah siswa seluruhnya 81 siswa, selain itu Guru yang mengajar di SD Jembar ini
berjumlah 7 orang Guru. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga Mei 2018.

Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. Peneliti akan melakukan
pengukuran variabel independen dan dependen, kemudian akan menganalisa data yang
terkumpul untuk mencari hubungan antara variabel.

Teknik Pengumpulan Data


Populasi penelitian ini dibatasi yaitu pada siswa kelas 3, 4 dan 5 yang berjumlah 42 orang.
Penelitian dengan cross-sectional dengan 3 kelompok penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar
Jembar Bandung dalam rentang waktu bulan Februari sampai bulan Mei 2018. Sampel penelitian
ini menggunakan metode total samping. Dalam penelitian ini sampel yang diteliti adalah siswa
dan siswi kelas3, 4 dan 5 sebanyak 42 orang. Sampel diambil berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan peneliti yaitu responden dengan mata normal (emmetropia) dan visus mencapai 6/6.

Pembahasan :
Penelitian ini dilakukan pada bulan 25 Mei tahun 2018 bertempat di SD Jembar Bandung. Pada
penelitian ini Simulasi Hipermetropia dilakukan pada 30 siswa masing- masing dengan 3
kategori hipermetropia yaitu : hipermetropia ringan, hipermetropia sedang dan hipermetropia
berat,sehingga peneliti mendapatkan 90 data peneltian.
Simulasi hipermetropia pada penelitian ini dilihat dari kinerja akademik dalam membaca,
menulis dan menggambar. Apabila penglihatan siswa tidak terkoreksi sejak dini maka akan
terganggu atau berpengaruh pada kinerja akademiknya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Charenton (2012), bahwa masalah penglihatan dapat menyebabkan efek yang
tidak diinginkan pada komprehensi dan kinerja dalam membaca dan menulis, yang menyusun
hampir tiga perempat kegiatan belajar di sekolah. Terdapat banyak studi yang menemukan
hubungan antara gangguan penglihatan dan buruknya kinerja siswa di sekolah. Penglihatan
merupakan bagian besar dari proses belajar, 80% dari apa yang anak-anak pelajari didapatkan
melalui pemprosesan informasi secara visual. Untuk memastikan kemampuan anak-anak untuk
belajar, penglihatan yang jelas dan nyaman adalah hal yang penting.
Hasil ini menunjukan bahwa simulasi hipermetropia berhubungan dengan kinerja akademik
siswa. Kemampuan akademik yang meliputi menulis, membaca dan menggambar siswa akan
menurun apabila semakin besar hipermetropia yang dialami siswa. Hal ini sesuai dengan teori
yang dikemukakan oleh Ilyas (2017), yaitu kelainan Hipermetropia atau rabun dekat merupakan
keadaan gangguan kekuatan pembiasan mata dimana sinar sejajar jauh tidak cukup dibiaskan
sehingga titik fokusnya terletak di belakang retina yang mengakibatkan terganggunya
penglihatan dekat penderitanya.
Menurut Jobke, 2008 salah satu gangguan tajam penglihatan pada anak adalah hipermetropia.
Pada anak yang mengalami hipermetropia lebih mudah terkena ambliopia dibandingkan dengan
miopia. Dari hasil penelitian di Jerman, menunjukan prevalensi kelainan refraksi hipermetropia
berdasarkan klasifikasi usia 2-6 tahun, 7-11 tahun, dan 12-17 tahun dibedakan antara laki-laki
dengan perempuan sebagai berikut; pada usia 2-6 tahun untuk laki-laki 8,3% dan perempuan
10,9%. Pada usia 7-11 tahun untuk laki-laki 5,6% dan untuk perempuan 7,2%. Pada usia 12-17
tahun untuk laki-laki 8,2% dan untuk perempuan 0,9%.

2 dari 3
Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian mengenai Simulasi Kelainan Hipermetropia yang
Berhubungan dengan Kinerja Akademik pada Siswa Sekolah Dasar Jembar Bandung Tahun
2018, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa ada hubungan simulasi hipermetropia dengan
kinerja akademik (membaca, menulis dan menggambar) pada siswa Sekolah Dasar Jembar
Bandung 2018.

Saran :
1. Bagi Sekolah Dasar Jembar Bandung
Diharapkan dengan adanya penelitian ini, dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi
pihak sekolah yaitu kelinan refraksi sehingga dapat dijadikan dasar dalam meningkatkan
status kesehatan untuk siswa yang mengalami kelaianan hipermetropia yang berhubungan
dengan kinerja Akademik dilihat dari membaca, menulis, dan menggambar.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya


Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian tentang Simulasi Kelainan
Hipermetropia Yang Berhubungan Dengan Kinerja Akademik dalam waktu yang lebih lama
agar hasilnya lebih efektif. Untuk penelitian selanjutnya menggunakan teknik mix method,
yaitu dengan pengumpulan data secara kualitatif dan kuantitatif.

3. Bagi Institusi Pendidikan


Diharapkan bagi institusi pendidikan untuk menambah referensi terkait dengan fenomena
Simulasi Kelainan Hipermetropia yang Berhubungan dengan Kinerja Akademik (membaca,
menulis, dan menggambar) pada Siswa Sekolah Dasar.

3 dari 3

Anda mungkin juga menyukai