Anda di halaman 1dari 10

1.1.

Komponen, Sumber, dan Fungsi Lipid Tubuh


1.1.1. Definisi Lipid
Lipid adalah senyawa organik yang dapat ditemukan pada organisme
hidup serta larut dalam pelarut organik nonpolar (Bruice, 2004). Sama halnya
dengan karbohidrat, lipid terdiri dari atom C, H dan O. Pada struktur lipid,
proporsi antara atom O elektronegatif lebih kecil dari karbohidrat, sehingga ikatan
kovalen polar yang terbentuk lebih sedikit juga. Akibatnya, sebagian besar lipid
tidak larut dalam pelarut polar seperti air. Untuk dapat menjadi lebih larut dalam
plasma darah yang bersifat polar, molekul lipid berikatan dengan molekul protein
hidrofilik membentuk kompleks lipid-protein yang disebut lipoprotein. Lipid
membentuk 8-25% dari massa tubuh pada orang dewasa kurus (Tortora, 2014).

1.1.2. Komponen Lipid Tubuh


1.1.2.1. Kolesterol
Kolesterol merupakan jenis lipid yang menjadi prekursor dari
semua senyawa steroid di dalam tubuh. Kolesterol terdapat dalam jaringan
dan lipoprotein plasma. Kolesterol berasal dari makanan dan biosintesis
dengan jumlah yang kurang lebih sama, sedikit lebih dari jumlah
kolesterol tubuh berasal dari sintesis dan sisanya berasal dari makanan
sehari-hari (Mayes, 2003).

Gambar 1. Struktur Kolesterol


Kolesterol disintesis di banyak jaringan dari asetil-KoA. Asetil-
KoA merupakan sumber semua atom karbon pada kolesterol. Terdapat
lima tahap pembentukan kolesterol oleh tubuh, yaitu (Murray dkk, 2009):
a) Asetil-KoA membentuk HMGKoA (3-hydroxy-3-methylglutaryl-CoA).
HMGKoA dikonversi menjadi mevalonat dengan dikatalis oleh enzim
HMGKoA reduktase.
b) Mevalonat membentuk unit isoprenoid yang aktif, yaitu isopentenil
difosfat.
c) Enam unit isoprenoid membentuk skualen.
d) Skualen dikonversi menjadi lanosterol.
e) Lanosterol dikonversi menjadi kolesterol.
Kolesterol sangat diperlukan dalam berbagai proses metabolisme
tubuh misalnya: sebagai bahan pembentuk dinding sel, membuat asam
empedu, membuat vitamin D, dan sebagai bahan pembuat hormon
(Murray, 2003).

1.1.2.2. Trigliserida
Trigliserida merupakan penyimpan lipid yang utama di dalam
jaringan adiposa. Penyusun trigliserida yang paling utama adalah minyak
nabati dan lemak hewani yang terbentuk dari 3 asam lemak dan gliserol.
Lemak juga disimpan dalam tubuh dalam bentuk trigliserida (Madja,
2007).
Trigliserida adalah salah satu bentuk lipid yang diserap oleh tubuh
setelah mengalami hidrolisis. Trigliserida masuk ke dalam plasma darah
dalam bentuk, yaitu sebagai kilomikron dan VLDL (Very Low Density
Lipoprotein). Kilomikron berasal dari penyerapan usus, sedangkan VLDL
dibentuk oleh hepar dengan bantuan insulin (Murray dkk, 2009).

Gambar 2. Struktur Gliserol, Asam Lemak dan Triasilgliserol

Fungsi utama dari trigliserida adalah sebagai zat energi. Lemak


disimpan di dalam tubuh dalam bentuk trigliserida. Apabila sel
membutuhkan energi, enzim lipase dalam sel lemak akan memecah
trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak kemudian melepasnya ke
pembuluh darah. Trigliserida juga dapat berfungsi sebagai isolator panas
(mengurangi hilangnya panas tubuh yang berlebihan ke lingkungan
sekitar) (Madja, 2007).
Trigliserida menghasilkan lebih dari dua kali lipat energi per gram
yang dihasilkan karbohidrat dan protein. Kapasitas tubuh dalam
menyimpan trigliserida di jaringan adiposa adalah tidak terbatas.
Kelebihan karbohidrat, protein, lemak dan minyak yang berasal dari
makanan akan disimpan di jaringan adiposa sebagai trigliserida. Selain
berfungsi sebagai penyimpanan energi, trigliserida juga dapat berfungsi
dalam hal proteksi dan isolasi energy (Tortora, 2014).
a. Lemak
Lemak adalah trigliserida yang berbentuk solid atau semisolid
pada suhu ruang. Lemak umumnya diperoleh dari hewan dan tersusun
dari sejumlah besar trigliserida baik yang tersusun dari asam lemak
jenuh maupun asam lemak denga satu ikatan rangkap. Trigliserida
dengan ekor asam lemak jenuh tersusun secara berdekatan sehingga
trigliserida memilki titik lebur yang relatif tinggi. Oleh karena itu
trigliserida berbentuk padat pada suhu ruangan (Bruice, 2004).
b. Minyak
Minyak merupakan trigliserida yang berbentuk cair pada suhu
ruangan. Minyak umumnya berasal dari tumbuhan seperti jagung,
kedelai, buah zaitun dan kacang-kacangan. Minyak tersusun dari
trigliserida dengan asam lemak tak jenuh yang tidak bias tersusun
secara berdekatan. Akibatnya, minyak memiliki titik lebur yang relatif
rendah sehingga minyak berbentuk cair pada suhu ruangan (Bruice,
2004). Asam lemak yang terkandung dalam minyak dapat berbentuk
monounsaturated fats dan polyunsaturated fats (Tortora, 2014).
Tabel 1. Contoh Lemak Monounsatured dan Polyunsaturated
Monounsaturated Polyunsaturated
Minyak zaitun Minyak jagung
Minyak kacang Minyak safflower
Minyak Canola Minyak bunga matahari
Kacang-kacangan Minyak kedelai
Alpukat Lemak ikan

1.1.2.3. Asam lemak


Asam lemak terdapat sebagai ester dalam minyak dan lemak alami,
tetapi dalam bentuk tak teresterifikasi merupakan asam lemak bebas, yakni
suatu bentuk transpor yang terdapat dalam plasma. Asam lemak dalam
tubuh manusia biasanya merupakan turunan rantai lurus yang mengandung
atom karbon berjumlah genap antara 16 dan 20, memiliki sebuah gugus
metil di salah satu ujungnya dan gugus karboksil di ujung lainnya. Rantai
tersebut dapat mengandung ikatan rangkap atau ikatan jenuh dan dapat
juga mengandung satu atau lebih ikatan rangkap sebagai ikatan tidak jenuh
(Murray, 2009). Asam lemak disintesis didalam tubuh melalui sintesis de
Novo (Rodwell et al., 2015).
Asam lemak dapat berasal dari makanan, tetapi juga berasal dari
kelebihan glukosa yang diubah oleh hati dan jaringan lemak menjadi
energi yang dapat disimpan. Lebih dari 95% lemak yang berasal dari
makanan adalah trigliserida. Proses pencernaan trigliserida dari asam
lemak dalam diet, dan diantarkan ke aliran darah sebagai kilomikron
(droplet lemak kecil yang diselubungi protein) (Ganong, 2009).
a. Asam Lemak Jenuh
Asam lemak jenuh terdiri dari ikatan kovalen tunggal antar
atom karbon pada rantai hidrokarbon. Karena kekurangan ikatan
kovalen rangkap, maka asam lemak jenuh akan atom hydrogen

Gambar 3. Contoh Struktur Asam Lemak Jenuh


(Tortora, 2014).

Asam lemak jenuh selain banyak ditemukan pada lemak


hewani juga terdapat pada minyak kelapa, kelapa sawit serta minyak
lainnya yang sudah pernah dipakai untuk menggoreng (jelantah)
(Sartika, 2008).
b. Asam Lemak Tak Jenuh
Asam lemak tak jenuh terdiri dari satu atau lebih ikatan
kovalen rangkap antar atom karbon dari rantai hidrokarbon sehingga
asam lemak tidak sepenuhnya jenuh akan atom hydrogen (Tortora,
2014).Ikatan rangkap pada asam lemak tak jenuh umumnya
mempunyai konfigurasi cis. Konfigurasi tersebut menghasilkan
struktur yang membengkok sehingga mencegah molekul tersusun
secara padat seperti asam lemak jenuh. Akibatnya, asam lemak tak
jenuh memiliki interaksi intermolecular yang lebih sedikit daripada
asam lemak jenuh, oleh karena itu asam lemak tak jenuh memiliki titik
lebur yang lebih rendah daripada asam lemak jenuh dengan berat

molekul yang sebanding (Bruice, 2004).

Salah satu contoh asam lemak tak jenuh adalah asam


arachidonat yang menghasilkan derivate yaitu eikosanoid.Terdapat dua
subkelas dari ekosanoid, yaitu prostalglandin dan leukotriens.
Gambar 4.Contoh Struktur Asam Lemak Tak Jenuh
Prostalglandin berperan dalam respon inflamasi, mencegah ulcer perut,
dilatasi paru-paru, mengatur suhu tubuh dan berpengaruh pada
pembekuan darah (Tortora, 2014). Sedangkan leukotriens
berpartisipasi pada reaksi alergi, inflamasi dan serangan jantung
(Bruice, 2004). Asam lemak tak jenuh kebanyakan ditemukan dalam
minyak zaitun, minyak kedelai, minyak kacang tanah, minyak biji
kapas, dan kanola (Sartika, 2008).

1.1.2.4. Fosfolipid
Fosfolipid merupakan unsur utama pembentuk membran lipid.
Struktur fosfolipid terdiri dari 2 rantai asam lemak bersifat nonpolar dan 1
bagian lain sebagai kepala mengandung gugus fosfat yang bersifat polar.
Fosfolipid dalam darah berasal dari hati dan usus, serta dalam jumlah kecil
sintesis di berbagai jaringan. Fosfolipid dalam darah dapat ikut serta
dalam metabolisme sel dan juga dalam koagulasi darah. (Murray dkk,
2009). Sejumlah kecil fosfolipid terdapat pada makanan dan dihidrolisa
sebelum absorbsi pada proses sintesis dan degradasi fosfolipid yang
terdapat dalam sel (Mayes, 2003).

1.1.1.1. Sphingolipid
Sphingolipid juga dapat ditemui pada membran. Sphingolipid merupakan
komponen lipid utama selubung myelin pada jaringan saraf. Pada sphingolipid,
gugus amino sphingosine berikatan dengan gugus asil asam lemak. Dua jenis
sphingolipid yang4.Struktur
Gambar sering ditemui adalah sphingomyelin
Lipid Bilayer dan Perbesarandan serebrosida
pada “Kepala”(Bruice,
Fosfolipid
2004).
1.1.1.2. Steroid
Karena steroid bersifat nonpolar, maka steroid dapat dikategorikan sebagai
lipid. Sifat nonpolar steroid menyebabkan steroid dapat menembus membrane sel,
sehingga steroid dapat keluar dari sel tempat sintesisnya dan memasuki sel target.
Sebagian besar hormone merupakan golongan steroid.
Semua steroid tersusun dari cincin tetrasiklik, tiga cincin merupakan cincin
dengan enam atom C dan satu lainnya adalah cincin dengan lima atom C (Bruice,
2004).

a. Kolesterol
Kolesterol adalah golongansteroid yang paling banyakan ditemukan pada
hewan dan merupakan prekursor dari semua steroid lainnya. Kolesterol
dibiosintesis dari squalen. Kolesterol juga berasal dari makanan. Kolesterol
merupakan kompnen penting pada membrane sel. Struktur cincin pada
kolesterol membuatnya menjadi lebih kaku dari membrane lipid lain (Bruice,
2004).

b. Hormon steroid
1. Glukokortikoid
Hormone glukokortikoid terlibat dalam metabolisme glukosa maupun
metabolisme protein dan asam lemak. Salah satu hormone glukokortikoid
adalah kortison yang memiliki efek antiinflamasi (Bruice, 2004).

2. Mineralkortikoid
Mineralkortikoid menyebabkan peningkatan reabsorpsi Na+, Cl- dan
HCO3- pada ginjal, sehingga dapat meningkatkan tekanan darah. Contoh
hormone mineralkortikoid adalah aldosterone (Bruice, 2004).
3. Adrenokortikal
Hormone adrenokortikal berfungsi untuk membantu mengatur
metabolisme, ketahanan terhadap tekanan dan kesetimbangan kadar garam
dan air (Tortora, 2014).
4. Hormon seks
Hormon seks berfungsi untuk merangsang fungsi reproduktif dan
karakteristik seksual (Tortora, 2014).
Bruice, P.Y. 2004. Organic Chemistry 4th edition. Upper Saddle River, NJ, Pearson/Prentice
Hall. pp 212-214
Ganong, W. F. 2009. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC. pp 82
Madja. 2007. Lemak dalam tubuh : http://madja.wordpress.com. Di unduh tanggal 22 bulan
November tahun 2018. Pukul 23.15 WIB
Mayes, Peter A. 2003. Pengangkutan dan Penyimpanan Lipid dalam : Murray et al, editor :
Biokimia Harper. Edisi 25. Jakarta : EGC. pp 101
Murray, Robert K, dkk. 2009. Biokimia Harper. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. pp 215

Rodwell, V.W. et al. Harper’s Illustrated Biochemistry30th edition. New York : Mc-Graw
Hill Education. pp 193
Sartika, R.A.D. 2008. Pengaruh Asam Lemak Jenuh, Tidak Jenuh dan Asam Lemak Trans
Terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 2, No. 4. Pp 631-640

th
Tortora, G., Derrickson, B. 2014. Principles of Anatomy and Physiology 14 Edition. Usa:
Willey Companies

Anda mungkin juga menyukai