Anda di halaman 1dari 7

I.

Tujuan
- Untuk mengetahui pengertian dari reaksi osmosis.
- Untuk membuktikan reaksi osmosis pada telur.
- Untuk mengetahui pengaruh tekanan osmotik terhadap wortel.
- Untuk mengetahui dampak yang terjadi terhadap kedua bahan tersebut dengan adanya
reaksi osmosis.

II. Alat dan Bahan


a. Alat
- Timbangan
- Pisau / cutter
- 2 buah aqua gelas
- 2 buah aqua botol
- Tissue
- Sendok
b. Bahan
- 1 botol asam cuka
- 1 butir telur
- 2 buah wortel
- 1 bungkus garam dapur
- Air mineral

III. Teori
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada
macamnya zat terlarut tetapi hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi
zat terlarut). Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan
sifat Larutan itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan
jumlah partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini
dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non
elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan
atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit.
Bila suatu zat terlarut dilarutkan dalam suatu pelarut, sifat larutan itu berbeda dari pelarut
murni. Terdapat empat sifat koligatif larutan, yang berubah secara perbandingan lurus
dengan banyaknya partikel zat terlarut yang terdapat, yaitu :
a. Penurunan tekanan uap jenuh (∆P)
b. Peningkatan titik didih (∆Tb)
c. Penurunan titik beku (∆Tf)
d. Tekanan osmotik (π)
Osmosis adalah perpindahan molekul pelarut (misalnya air) melalui selaput
semipermiabel dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat atau dari bagian
yang konsentrasi pelarut (misalnya air) tinggi ke konsentrasi pelarut (misalnya air)
rendah. Membran semipermeabel harus dapat dilewati oleh pelarut, tetapi tidak oleh zat
terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran.
Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tetapi dapat dihambat secara buatan
dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi
bagian dengan konsentrasi yang lebih cair. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk
mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan
dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik
merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat
terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.
Faktor yang mempengaruhi osmosis:
 Ukuran molekul yang meresap: Molekul yang lebih kecil daripada garis pusat
lubang membran akan meresap dengan lebih mudah.
 Keterlarutan lipid: Molekul yang mempunyai keterlarutan yang tinggi meresap
lebih cepat daripada molekul yang kelarutan yang rendah seperti lipid.
 Luas permukaan membran: Kadar resapan menjadi lebih cepat jika luas
permukaan membran yang disediakan untuk resapan adalah lebih besar.
 Ketebalan membran: Kadar resapan sesuatu molekul berkadar songsang dengan
jarak yang harus dilaluinya. Berbanding dengan satu membran yang tebal, kadar
resapan melalui satu membran yang tipis adalah lebih cepat.
 Suhu: Pergerakan molekul dipengaruhi oleh suhu. Kadar resapan akan menjadi
lebih cepat pada suhu yang tinggi dibandingkan dengan suhu yang rendah.
Osmosis merupakan difusi air melintasi membran semipermeabel dari daerah dimana air
lebih banyak ke daerah dengan air yang lebih sedikit . Osmosis sangat ditentukan oleh
potensial kimia air atau potensial air, yang menggambarkan kemampuan molekul air
untuk dapat melakukan difusi. Sejumlah besar volume air akan memiliki kelebihan energi
bebas daripada volume yang sedikit, di bawah kondisi yang sama. Setelah terjadinya
reaksi osmosis maka akan terjadi tekanan osmotik. Tekanan osmotik adalah tekanan
yang dibutuhkan untuk mempertahankan kesetimbangan osmotik antara suatu larutan dan
pelarut murninya yang dipisahkan oleh suatu membran yang dapat ditembus hanya oleh
pelarut tersebut. Dengan kata lain, tekanan osmotik adalah tekanan yang diperlukan
untuk menghentikan osmosis, yaitu gerakan molekul pelarut melewati membran
semipermeabel ke larutan yang lebih pekat.
Larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah dari yang lain disebut
larutan Hipotonis. Larutan yang mempunyai tekanan lebih tinggi dari yang lain disebut
larutan Hipertonis. Larutan yang mempunyai tekanan osmosis sama disebut Isotonis.
IV. Prosedur dan Pengamatan
a. Prosedur dan pegamatan pada Telur
1. Masukkan telur ke dalam aqua gelas yang kosong.
2. Tuangkan asam cuka ke dalam aqua gelas yang berisi telur sampai tidak ada yang
tersisa di botolnya.
3. Letakkan botol asam cuka tadi di atas aqua yang sudah berisi telur dan asam cuka.
Lalu rendam selama satu hari.
4. Setelah didiamkan selama satu hari, buang asam cuka lalu cuci dan bersihkan
telur. Pada tahap ini, pengelupasan kulit telur terjadi terjadi karena ada reaksi
antara kulit telur dan asam.
Keadaan Cangkang
awal telur telur telah
sebelum terkelupas
cangkang setelah
terkelupas, didiamkan
terdapat selama satu
gelembung – hari.
gelembung.
5. Ukur massa telur sekarang dengan timbangan. Setelah
ditimbang terlihat bahwa massa telur adalah 62,0 gram.
6. Setelah diukur massanya, masukkan telur ke dalam aqua gelas yang berisi air
mineral. Lalu diamkan selama 15 menit.
7. Setelah itu keringkan telur lalu timbang massa telur setelah didiamkan di dalam
air.
8. Lihatlah perbedaan masssa telur

sebelum dan sesudah dimasukkan ke dalam air.

Pada gambar Setelah telur


terlihat dimasukkan
massa telur ke dalam air
sebelum mineral,
dimasukkan massa telur
ke dalam air berubah
adalah 62,0 menjadi 67,9
gram. gram.
Berdasarkan pengamatan terhadap gambar – gambar di atas, telur yang
didiamkan selama satu hari bersama asam cuka, cangkangnya akan
mengelupas. Lalu massa telur bertambah ketika telur dimasukkan ke dalam air
mineral selama 15 menit, penambahan massa pada telur adalah 5,9 gram.

b. Prosedur dan pengamatan pada wortel


1. Ambil cutter/pisau lalu potong ¼ bagian atas dari kedua botol aqua tersebut.
2. Masukkan 2 sendok garam pada botol pertama, lalu pada botol kedua masukkan
5 sendok garam.
3. Selanjutnya masukkan air ke dalam kedua botol tersebut. Aduk garam dan air
menggunakan sendok.
4. Setelah itu, masukkan wortel ke dalam masing – masing botol.
5. Lalu diamkan selama satu hari.
6. Setelah didiamkan selama satu hari, lihat apa yang terjadi kepada kedua wortel
tersebut.

Keadaan awal wortel pada larutan


Setelah didiamkan selama satu hari di
garam. Botol sebelah kiri kadar
dalam larutan garam, wortel mengerut.
garamnya sebanyak 2 sendok sedangkan
botol sebelah kanan 5 sendok garam.

Setelah didiamkan selama satu hari, kedua wortel tersebut


mengkerut. Namun, kerutan pada kedua wortel tersebut
sangat berbeda. Wortel yang dimasukkan ke dalam larutan 5
sendok garam lebih mengkerut dibandingkan dengan wortel yang berada di dalam
larutan 2 sendok garam.

V. Kesimpulan & Saran


a. Kesimpulan
1. Telur
o Setelah melakukan pengamatan terhadap telur, adanya gelembung gas ketika
dimasukkannya telur kedalam larutan asam cuka diakibatkan adanya gas CO2
yang merupakan hasil pengionisasian H2CO3.
CaCO3 + 2CH3COOH → Ca(CH3COO)2 + H2CO3
H2CO3 → CO2 + H2O
o Pada bagian telur, terjadinya pengelupasan cangkang telur diakibatkan adanya
reaksi asam cuka dengan kulit dimana asam cuka bersifat korosif sehingga
cangkang telur terkelupas.
o Pada bagian telur, setelah didiamkan dalam air selama lima belas menit terjadi
penambahan massa. Dalam hal ini terjadi reaksi osmosis yang mengakibatkan
masuknya air dari lingkungan luar (air dari dalam aqua gelas) ke dalam telur yang
mengakibatkan massa pada telur bertamabah. Dari data di atas dapat dikatakan
bahwa reaksi osmosis tersebut berhenti akibat adanya tekanan osmotik yang
mengakibatkan berhentinya reaksi osmosis. Dapat disimpulkan telur bersifat
hipotonis air sehingga air masuk ke dalam telur.

2. Wortel
 Setelah melakukan pengamatan terhadap wortel, wortel mengalami pengerutan
diakibatkan keluarnya air dari dalam sel wortel (plasmolisis). Keluarnya air dari
dalam sel diakibatkan wortel bersifat hipertonis terhadap larutan garam tersebut.
 Pada bagian wortel, ada wortel yang sangat kerut dibandingkan dengan wortel
yang satu lagi. Hal ini diakibatkan wortel tersebut diletakkan pada larutan garam
yang konsentrasinya lebih tinggi dibandingkan dengan wortel yang satunya lagi.

b. Saran
Ketika melakukan pengamatan telur, penahan telur pada botol harus ada untuk
menahan telur tersebut tetap di dalam asam cuka. Jika tidak, telur tersebut akan
mengambang ketika dimasukkan ke dalam larutan asam cuka. Tujuannya adalah agar
semua kulit telur dapat terkelupas. Sama seperti telur, pada saat pengamatan wortel
haruslah seluruh bagian dari pada wortel tertupi oleh larutan garam, maka dari itu
dalam pemotongan botol kita harus mencocokkan ukuran botol dengan wortel. Dan
yang terakhir, ketika hendak membersihkan telur kita harus sangat berhati-hati
dikarenakan telur sangat mudah pecah.
VI. Daftar Pustaka
Purba, Michael. 2018. Kimia Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam.
Jakarta: Erlangga
https://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_osmotik diakses tanggal 29 Agustus 2019.
https://www.studiobelajar.com/sifat-koligatif-larutan/ diakses tanggal 29 Agustus 2019.

Laporan Praktikum Kimia

Reaksi Osmosis

Febby Rachel Eunike Saragih


XII IPA 3

SMA Santo Thomas 1 Medan


2019

Anda mungkin juga menyukai