• Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi ini dimaksudkan untuk memberikan kerangka
kerja guna membantu auditor mengumpulkan bukti audit yang cukup kompeten dan
memutuskan bukti audit yang tepat yang harus dikumpulkan bagi kelas transaksi sesuai
dengan penugasan audit.
Enam tujuan audit umum yang dapat diterapkan pada setiap kelas transaksi :
1. Kejadian – Transaksi yang dicatat memang ada
2. Kelengkapan – Transaksi yang terjadi telah dicatat..
3. Keakuratan – Transaksi yang dicatat dinyatakan pada jumlah yang benar.
4. Posting dan Keikhtisaran – Transaksi yang dicatat dimasukkan ke dalam
file induk dan diikhtisarkan dengan benar.
5. Klasifikasi – Transaksi yang dicatat dalam jurnal klien telah diklasifikasikan
secara tepat.
6. Penetapan Waktu – Transaksi dicatat pada tanggal yang benar.
Tujuan
audit khusus
• Sesudah tujuan audit umum ditentukan, maka tujuan audit khusus yang berkaitan dengan
transaksi untuk setiap kelas transaksi yang material dapat dikembangkan. Setidaknya 1
tujuan audit khusus yang berkaitan dengan transaksi harus disertakan pada setiap tujuan
audit umum yang berkaitan dengan transaksi, kecuali auditor yakin bahwa tujuan audit
umum yang berkaitan dengan transaksi tidak relevan atau tidak penting dalam situasi
tersebut.
II. Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Saldo
• Ada dua perbedaan antara tujuan audit yang berkaitan dengan saldo dengan tujuan audit
yang berkaitan dengan transaksi. Pertama, tujuan audit yang berkaitan dengan saldo
diterapkan pada saldo akun seperti piutang usaha dan persediaan, bukan kelas transaksi
seperti transaksi penjualan dan pembelian persediaan. Kedua, ada delapan tujuan audit
yang berkaitan dengan saldo dibandingkan dengan enam tujuan audit yang berkaitan
dengan transaksi.
• Terdapat Delapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo adalah sebagai
berikut :
1) Eksistensi – Jumlah yang tercantum memang ada.
2) Kelengkapan – Jumlah yang ada telah dicantumkan.
3) Keakuratan – Jumlah yang tercantum telah dinyatakan dengan benar.
4) Klasifikasi – jumlah yang tercantum dalam daftar klien telah diklasifikasikan
dengan tepat.
5) Cutoff – transaksi yang mendekati tanggal neraca telah dicatat pada periode yang
tepat.
6) Hubungan yang rinci (Detail Tie-In) – Rincian saldo akun sesuai dengan
jumlah pada file induk yang berkaitan, sesuai dengan total buku besar.
7) Nilai yang dapat direalisasi – Aktiva yang telah dicantumkan dalam jumlah yang
diestimasi akan direalisasi.
8) Hak dan Kewajiban. aktiva harus dipunyai sebelum dapat dicantumkan dalam laporan
keuangan, dan kewajiban harus sudah menjadi milik entitas.
Tujuan audit spesifik yang berkaitan dengan saldo :
Setelah tujuan audit umum berkait-saldo dipahami, perlu dikembangkan tujuan audit spesifik
berkait- saldo.
Minimal akan terdapat satu tujuan audit spesifik yang terkait dengan saldo untuk masing-
masing tujuan audit umum yang terkait dengan saldo, kecuali jika auditor meyakini bahwa
suatu tujuan audit umum yang terkait dengan saldo tidak relevan atau tidak penting dalam
situasi tertentu.
• Tujuan audit ini biasanya identik dengan asersi manajeman untuk penyajian dan
pengungkapan. Konsep yang diterapkan pada tujuan audit yang berkaitan dengan saldo
juga berlaku untuk tujuan audit ini.
X. Bagaimana Tujuan Audit Dipenuhi
• Auditor harus memutuskan tujuan audit yang tepat dan bukti yang harus
dikumpulkan untuk memenuhi tujuan tersebut pada setiap audit.
Hal ini dilakukan dengan cara mengikuti suatu proses audit, yaitu metodologi yang telah
didefinisikan dengan baik untuk menata audit guna memastikan bahwa bukti yang diperoleh
sudah mencukupi serta tepat, dan bahwa semua tujuan audit yang disyaratkan sudah
ditetapkan dan dipenuhi.
Jika klien merupakan sebuah perusahaan publik, auditor juga harus membuat rencana untuk
memenuhi tujuan- tujuan yang berkaitan dengan pelaporan tentang keefektifan
pengendalian internal atas pelaporan keuangan.