Anda di halaman 1dari 21

LANJUTAN AUDIT

REPORT
CHAPTER 3
PEMBAHASAN TENTANG KONDISI YANG
MEMERLUKAN PENYIMPANGAN

• Ruang Lingkup Auditor Dibatasi Ada dua kategori utama


pembatasan ruang lingkup audit: pembatasan yang
disebabkan oleh klien dan disebabkan oleh kondisikondisi
yang berada di luar kendali klien maupun auditor. Kedua
jenis pembatasan ruang lingkup tersebut memiliki pengaruh
yang sama terhadap laporan auditor, tetapi interpretasi
materialitasnya mungkin berbeda. Bila ada pembatasan
ruang lingkup audit, maka respon yang tepat adalah
menerbitkan pendapat wajar tanpa pengecualian, kualifikasi
(pengecualian) ruang lingkup dan pendapat audit, atau
menolak memberikan pendapat, tergantung pada
materialitasnya. Apabila pembatasan ruang lingkup audit
disebabkan oleh kondisi-kondisi yang berada diluar kendali
klien, maka ruang lingkup dan pendapat wajar dengan
pengecualian mungkin akan diterbitkan
Dua jenis pembatasan yang terkadang diberlakukan oleh klien
adalah diberlakukan oleh klien oleh ruang lingkup auditor berkaitan
dengan observasi fisik persediaan serta konfirmasi piutang usaha,
tetapi jenis pembatasan lainnya juga dapat terjadi. • Laporan
Tidak Sesuai Dengan GAAP Apabila auditor mengetahui bahwa
laporan keuangan dapat menyesatkan karena tidak disiapkan sesuai
dengan GAAP, dank lien tidak mampu atau tidak bersedia
mengoreksi sdalah saji itu, ia harus menerbitkan pendapat wajar
dengan pengecualian dan pendapat tidak wajar, tergantung pada
materialitas pos yang dipertanyakan.
Apabila klien gagal memasukan informasi yang diperlukan
untuk meenyajikan secara wajar laporan keuangan didalam laporan
tersebut atau dalam catatan kaki terkait, maka merupakan
tanggung jawab auditor untuk menyajikan informasi tersebut dalam
laporan audit dan menerbitkan pendapat wajar dengan
pengendalian atau pendapat tidak wajar. • Laporan peraturan 203
menentukan apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai
dengan GAAP dapat menjadi tugas yang sulit. • Auditor Tidak
Independen Jika auditor tidak memenuhi persyaratan independensi
yang dinyatakan dalam kode perilaku professional, maka penolakan
memberikan pendapat harus dilakukan walaupun semua prosedur
audit yang dianggap perlu dalah situasi tersebut telah dilaksanakan
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN AUDITOR
UNTUK LAPORAN AUDIT

• Menentukan Apakah Ada Kondisi Yang Memerlukan


Penyimpangan Dari Laporan Wajar Tanpa Pengecualian Standar.
Para auditor mengidentifikasi kondisi-kondisi tersebut ketika
mereka melaksanakan audit dan mencantumkan informasi
tentang kondisi itu dalam file audit sebagai dahan diskusi guna
pelaporan audit.
• Memutuskan Materialitas Untuk Setiap Kondisi. Apabila ada
kondisi yang memerlukan penyimpangan dari pendapat wajar
tanpa pengecualian standar mengevaluasi pengaruh potensinya
terhadap laporan keuangan.
• Memutuskan Jenis Laporan Audit Yang Tepat Untuk Kondisi
Tertentu Berdasarkan Tingkat Materialitas. Setelah membuat
dua keputusan pertama, maka mudah untuk memutuskan jenis
pendapat yang tepat dengan menggunakan alat bantu pembuat
keputusan.
• Menuliskan Laporan Audit. Sebagian besar kantor akuntan
public memiliki template computer yang berisi kata-kata yang
tepat untuk situasi yang berbeda guna membantu auditor
menuliskan laporan audit.
Ada Lebih Dari Satu Kondisi Yang Membutuhkan
Penyimpangan Atau Modifikasi

Situasi-situasi berikut ini merupakan contoh ketika diperlukan


lebih dari satu modifikasi dalam laporan:
• · Auditor tidak independen serta mengetahui bahwa
perusahaan tidak mengikuti prisip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum
• · Terdapat pembatasan ruang lingkup audit dan ada
keraguan yang substansial tentang kemampuan perusahaan
untuk terus bertahan (going corcern)
• · Terdap[at keraguan yang substansial tentang kemampuan
perusahaan untuk terus bertahan (going concern), dan
informasi mengenai penyebab ketidakpastian ini diungkapkan
secara memadai pada catatan kaki
• · Terdapat deviasi (penyimpangan) terhadap GAAP dalam
penyusunan laporan keuangan dan prinsip akuntansi lainnya
telah diterapkan atas dasar yang tidak konsisten dengan tahun
sebelumnya.
Kondisi yang Menyebabkan Penyimpangan
dari Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian

Terdapat dua kategori yang menyebabkan laporan keuangan


tidak mendapatkan unqualified opinion /WTP yaitu :
• Laporan yang menyimpang dari laporan wajar tanpa
pengecualian yang disebabkan tiga kondisi :
• Pembatasan ruang lingkup pemeriksaan auditor yang
disebabkan oleh klien dan oleh kendala lain di luar
kekuasaan auditor maupun klien .
• Laporan keuangan tidak disajikan sesuai GAAP
• Auditor tidak independen
• Laporan WTP dengan paragraf penjelasan atau modifikasi
kata/kalimat .
KONDISI YANG MEMERLUKAN PEMBEDAAN
TIDAK MATERIAL
MATERIAL /TIDAK MEMPENGARUHI LAPORAN KEUANGAN KESELURUHAN
SANGAT MATERIAL MEMPENGARUHI LAPORAN KEUANGAN KESELURUHAN
Berhubungan dengan Auditing : Ruang Lingkup dibatasi oleh klien atau kondisi
tertentu
Wajar tanpa pengecualian
Pengecualian ruang lingkup, paragraf tambahan, dan pendapat wajar dengan
pengecualian .
Pernyataantidak memberikan pendapat
Penggunaan auditor lain Wajar tanpa pengecualian
Wajar tanpa pengecualian atau modifikasi kalimat
Tidak diterapkan
Berhubungan dengan Akuntansi
Laporan keuangan tidak sesuai standar akuntansi yang berlaku umum .
Wajar tanpa pengecualian
Penambahan paragraf dan pendapat wajar dengan pengecualian .
Pendapattidak
ETIKA PROFESIONAL
Chapter 4
APAKAH ETIKA ITU?

 Etika (ethics)  Serangkaian prinsip atau nilai moral.


 Prinsip atau nilai moral contoh : UU, doktrin gereja,
peraturan
 Etika adalah perekat dalam anggota masyarakat.
 Sedangkan perilaku tidak etis diartikan sebagai
tindakan yang berbeda dengan apa yang mereka anggap
tepat dilakukan dalam situasi tertentu
Ilustrasi Prinsip Etika

Responsibility

Trustworthiness Caring

Core Ethical
Values

Respect Citizenship

Fairness
Prinsip etika Nilai
 Kejujuran  menuntut itikad baik
Dapat dipercaya
untuk mengemukakan kebenaran
(trustworthiness)  Integritas bertindak sesuai
dengan kesadaran yang tinggi,
 Reliabilitas  melakuan semua
usaha yang masuk akal
 Loyalitas  tanggung jawab untuk
megutamakan kepentigan
masyarakat dasn organisasi
tertentu
Penghargaan (respect)  Kepantasan (civility)
 Kesopansantunan
(courtesy)
 Kehormatan
 Toleransi
 Penerimaan
Pertanggungjawaban  Bertanggung jawab atas
(responsibility) tidakan & dapat
menahan diri
 Berusaha sebaik mungkin
untuk memberikan
teladan
Kelayakan (fairness) dan  Sikap tidak memihak
keadilan  Proporsionalitas
 Keterbukaan

Perhatian (caring)  Bersungguh-sungguh


memperhatikan
kesejahteraan pihak lain
 Memperhatikan
kepentingan sesame
 Memperlihatkan perbuata
baik

Kewarganegaraan  Kepatuhan pada


(citizenship) undang-undang
Dua alasan utama mengapa
seseorang bertindak tidak etis :
1. Standar etika seseorang berbeda
dengan standar etika yang berlaku di
masyarakat
2. Atau individu tersebut memilih untuk
mementingkan diri sendiri
DILEMA ETIKA

 adalah situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana dia


harus mengambil keputusan tentang perilaku yang
kurang tepat.
 Co : auditor akan memilih untuk tetap memberikan
pedapat sesuai penemuannya walaupun terancan
digantikan dengan auditor baru atau tetap
mempertahankan pendapatnya.
Merasionalkan Perilaku Tidak Etis

 Ada alternative untuk menyelesaikan dilemma etika :


(namun sering kali mengakibatkan tindakan tidak etis
)
1. Alasan bahwa setiap orang melakukan co : mencontek saat ujian
2. Jika sah menurut hukum, hal itu etis co : argument bahwa semua perilaku
yang sah menurut hukum adalah perilaku etis  tergantung pada
kesempurnaan hukum tsb.
3. Kemungkinan penemuan dan ada konsekuensinya  filosofinya bergantung
pada evaluasi atas kemungkinan bahwa orang lain akan menemukan perilaku
tersebut.
Menyelesaikan Dilemma Etika

Enam langkah berikut diharapkan dapat menjadi pendekatan yang relative


sederhana untuk menyelesaikan dilemma etika :
1. Memperoleh fakta yang relevan
2. Mengidentifikasi isu-isu etis berdasarkan fakta tersebut
3. Menentukan siapa yang terpengaruh oleh akibat dari dilemma tersebut
dan bagaimana setiap orang atau kelompok terpengaruhi
4. Mengidentifikasikan alternative yang tersedia bagi orang yang harus
menyelesaikan dilemma tersebut
5. Mengidentifikasikan konsekuensi yang mungkin terjadi dari setiap
alternative
6. Memutuskan tindakan yang tepat
KEBUTUHAN KHUSUS AKAN
PERILAKU ETIS DALAM PROFESI

 Professional  diharapkan dapat berperilaku pada


tingkatan yang lebih tinggi dari yang dilakukan oleh
sebagian besar anggota masyarakat lain.
 Professional adalah tanggung jawab untuk bertindak
lebih dari sekedar memenuhi tanggung jawab diri
sendiri maupun ketentuan umum dan peraturan
masyarakat.
 Auditor sebagai profesioanl mempunyai tanggung jawab :
 Masyarakat
 Klien
 Rekan se profesi
 Alasan mengharapkan tingkat perilaku yang professional yang lebih tinggi
 muncul karena kebutuhan akan kepercayaan publik atas kualitas jasa
yang diberikan profesi, tanpa memandang individu yang menyediakan jasa
tersebut.
Perbedaan antara Kantor Akuntan
Publik dan professional lainnya

 Jika pengacara bertugas dan dibayar oleh kliennya 


bertugas membela kliennya
 Auditor di bayar oleh kliennya  yang mendapat
manfaat adalah pengguna laporan keuangan dari klien
 belum tentu pernah bertemu.
 Bagi pemakai laporan keuangan sangat penting untuk
memandang bahwa kantor akuntan public adalah
sebagai pihak yang kompeten dan objektif.
Cara Akuntan Publik Untuk
Memperlakukan Diri Mereka Profesional

GAAS &
Ujian interpertasi
Pendidikan yg
CPA berkelanjutan

Pengendalian
Mutu Perilaku
personil Kewajiban
hukum
KAP
Peer
Review

Seksi praktik
PCAOB DAN AICPA
Kode Perilaku
SEC Profesional

Anda mungkin juga menyukai