Anda di halaman 1dari 6

UNDANG-UNDANG DAN ETIKA KEFARMASIAN

BERITA ACARA PERKULIAHAN (BAP)


“ PP No 51 tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian”

Kelompok 1 :
Amylia Muthi'ah (1801045)
Dewi Fitriani (1801050)
Ira Fazira (1801056)
Meyrika Putri W (1801059)
Mustika Arfah (1801061)
Mutiara Septiani (1801062)
Resky Pertiwi (1801069)
Syalshabillah (1801074)
Zalhasmi (1901118)
Dosen Pengampu : apt. Erniza Pratiwi, M.Farm

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

YAYASAN UNIV. RIAU

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

2020
KELOMPOK 1

Hari/Tanggal : 9 Oktober 2020


Waktu : 15.30-17.10 WIB
Topik : PP no 51 tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian
Moderator : Mutiara Septiani ( 1801062)
Operator : Meyrika Putri Wandala (1801059)
Notulen : Syalshabillah ( 1801074 )
Presentator : Amylia Muthiah (1801045)
Ira Fazira ( 1801056 )
Zalhasmi ( 1901118 )

1. Nama yang bertanya : Ibu apt. Erniza Pratiwi, M.Farm


Pertanyaan : Apa saja persyaratan SIPA?
Nama yang menjawab : Meyrika Putri Wandala (1801069)
Jawaban :
1. Memiliki ijazah sesuai dengan pendidikannya
2. Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang meiliki
surat izin praktek.
3. Memiliki rekomendasi tentang kemampuan dari apoteker yang telah memiliki
STRA di tempat Tenaga Teknis kefarmasian bekerja
4. Membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika
kefarmasian.
2. Nama yang bertanya : Ibu apt. Erniza Pratiwi, M.Farm
Pertanyaan : Bagaimana pengurusan apoteker luar negeri untuk bekerja
di Indonesia?
Nama yang menjawab : Meyrika Putri Wandala (1801069)
Jawaban :
1. Harus memiliki STRA khusus
2. STRA khusus dikeluarkan oleh KFN untuk jangka waktu kurang dari 1 tahun.
3. Untuk menjalankan pekerjaan kefarmasian, Apoteker yang telah memiliki
STRA khusus tidak memerlukan SIPA atau SIKA, tetapi wajib melapor
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota
4. Apoteker lulusan luar negeri yang akan menjalankan pekerjaan kefarmasian di
Indonesia harus melakukan adaptasi pendidikan.
5. Adaptasi pendidikan dilakukan pada institusi pendidikan Apoteker yang
terakredasi
6. Ketentuan lebih lanjut mengenai adaptadi pendidikan diatur oleh menteri

3. Nama yang bertanya : Suci Ramahi ( 1801074 )


Pertanyaan : Apa kekurangan dan kelebihan pp no 51 tahun 2009 tentang
pekerjaan kefarmasian?
Nama yang menjawab : Syalshabillah (1801074)
Jawaban :
Keuntungan :
1. Apoteker yang telah melakukan registrasi akan mendapatkan Surat Tanda
Registrasi Apoteker (STRA) sehingga memudahkan mapping untuk apoteker
seluruh Indonesia.
2. Industri Obat Tradisional (IOT) dan pabrik kosmetika harus memiliki minimal 1
orang apoteker sebagai penanggung jawab (Pasal 9 (2)). Sebelum PP 51 : tidak
diharuskan penanggung jawab seorang apoteker.
3. Apoteker dapat menjalankan pelayanan kefarmasian di Puskesmas (Pasal 19).
Kondisi tersebut memungkinkan bagi Apoteker yang bekerja di Puskesmas untuk
meningkatkan jabatannya menjadi Kepala Puskesmas. Sebelum PP 51 : tidak \
4. Apoteker dapat mengangkat seorang apoteker pendamping sehingga pelayanan
kefarmasian dapat terjaga kualitasnya sesuai dengan Standar Prosedur
Operasional (Pasal 24). Sebelum PP 51 : tidak ada apoteker pendamping..
5. Masuknya Apoteker asing ke Indonesia harus menjadi motivasi dalam
meningkatkan pelayanan kefarmasian

Kerugian :
1. Kewajiban mengurus STRA menambah pengeluaran bagi setiap apoteker (Pasal
39).
2. Dokter dan dokter gigi masih melakukan dispensing pada daerah terpencil (Pasal
2). Definisi daerah terpencil harus diperjelas supaya dispensing yang dilakukan
dokter dan dokter gigi menjadi tepat.
3. Substitusi obat merek dagang dengan obat merek dagang lainnya akan
menciptakan monopoli perdagangan
4. Masuknya Apoteker asing ke Indonesia akan mempersempit lahan pekerjaan
(Pasal 42).
5. Pembinaan dan pengawasan pelaksanaa pekerjaan Kefarmasian tidak melibatkan
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) (Pasal 58)

4. Nama yang bertanya : Aidil Fitrah Syah (1801043)


Pertanyaan : Bagaimana penerapan sanksi bila terjadi kesalahan pemberian
obat yang dilakukan apoteker pada pasien selaku konsumen?
Nama yang menjawab : Dewi Fitriani ( 1801050)
Jawaban :
Tanggungjawab dan sanksi yang di terapkan bagi tenaga kesehatan ataupun apoteker
yang melakukan kesalahan atau kelalaian dalam memberikan obat sehingga
mengakibatkan pasien atau dalam hal ini konsumen menderita kerugian materi, fisik
bahkan sampai meninggal dunia maka sanksi yang dapat diberikan adalah sanksi
administrasi berupa teguran sampai pembekuan izin tenaga kesehatan kemudian sanksi
keperdataan berupa ganti rugi dalam hal perbuatan melawan hukum dan wanprestasi
bahkan sanksi pidana berupa hukuman fisik yaitu pemenjaraan dalam waktu tertentu.

Sesuai ketentuan UU No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan Ketentuan Pidana
Pasal 84, sanksi yang diberikan:
1. Setiap tenaga kesehatan yang melakukan kelalaian berat yang mengakibatkan
Penerima Pelayanan Kesehatan luka berat dipidana dengan pidana penjara paling lama 3
(tiga) tahun.
2. Jika kelalaian berat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan kematian,
setiap tenaga kesehatn dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun.

5. Nama yang bertanya : Zamora Melindrawita (1801081)


Pertanyaan : Pada Industri farmasi harus memiliki 3 orang apoteker sbg
penanggung jawab pada bidang pemastian mutu, produksi, dan pengawas mutu sediaan
farmasi. Jelaskan apa2 saja tugas apoteker dalam pemastian mutu, produksi dan
pengawasan mutu?
Nama yang menjawab : Resky Pertiwi (1801059)
Jawaban :
Secara rinci, ruang lingkup tugas dan tanggung jawab seorang penanggungjawab
produksi adalah sebagai berikut:
1. Bertanggungjawab dalam memastikan bahwa obat diproduksi dandisimpan sesuai
prosedur sehingga memenuhi persyaratan mutu yangditetapkan.
2. Bertanggung jawab atas terlaksananya pembuatan obat dari perolehan bahan,
pengolahan, pengemasan, sampai pengiriman obat kegudang jadi.
3. B e r s a m a - s a m a d e n g a n m a n a j e r p e r e n c a n a a n d a n p e n g a d a a n  bahan
menyusun rencana produksi.
4. Bertanggung jawab memeriksa catatan pengolahan bets dan
catatan pengemasan bets serta menjamin bahwa produksi dilaksanakan sesuai prosedur
pengemasan.
5. Membuat laporan anggaran bulanan
6. Membuat anggaran tahunan bagian produksi
7. Mengusahakan perbaikan biaya prouksi

Tambahan jawaban oleh : Mustika Arfah ( 1801062)

Bagian pengawasan mutu dalam suatu pabrik obat bertanggung jawab untuk memastikan bahwa :

Bahan awal untuk produksi obat memenuhi spesifikasi yang ditetapkanuntuk identitas, kekuatan,
kemurnian, kualitas, dan keamanannya.
Tahapan produksi obat telah dilaksanakan sesuai prosedur yang ditetapkan dan telah divalidasi
sebelumnya antara lain melalui evaluasi,dokumentasi, produksi terlebih dahulu.

Semua pengawasan selama proses dan pemeriksaan laboratoriumterhadap suatu batch obat telah
dilaksanakan dan batch tersebut memenuhi spesifikasi yang ditetapkan sebelum didistribusikan

Penanggung jawab pematian mutu bertanggung jawab dalam :


1. Ikut serta dalam memprakarsai pembentukan acuan mutu perusahaan.
2. Memprkarsai dan mengawasi audit internal atau inspeksi diri berkala
3. Melakukan pengawasan terhadap fungsi bagian pengawasan mutu.
4. Memprakarsai dan berpastisitasi dalam program validasi
5. Mengevaluasi dan mengkaji catatan bets.

Anda mungkin juga menyukai