http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jeec
Alamat korespondensi: p-ISSN 2301-7341
Kampus Unnes Bendan Ngisor, Semarang, 50233
e-ISSN 2502-4485
E-mail: awan_putrakencana@yahoo.co.id
100
Agus Kurniawan, dkk. /Journal of Economic Education 5 (1) (2016)
PENDAHULUAN
Boga dan Tata Kecantikan sedangkan di SMK
Indonesia merupakan salah satu negara lainnya program keahliannya rata-rata adalah
yang sedang berkembang, namun apabila dilihat teknik. Selain itu tujuan SMK Negeri 1 Salatiga
dari sumber daya manusianya Indonesia salah satunya adalah mengembangkan
memiliki tingkat pengangguran yang tinggi. keterampilan kewirausahaan, sesuai dengan misi
Tingginya tingkat pengangguran tersebut dari pendidikan menengah kejuruan yaitu
dikarenakan peluang kesempatan kerja lebih mendidik dan melatih peserta didik memiliki
sedikit dibandingkan dengan jumlah lulusan keterampilan sesuai kompetensi keahliannya
yang mencari kerja diberbagai jenjang dan menumbuhkan jiwa dan semangat
pendidikan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) wirausaha. Akan tetapi apabila dilihat dari
tahun 2015 mencatat bahwa jumlah jumlah lulusan SMK Negeri 1 Salatiga dan
pengangguran tertinggi di Indonesia adalah kemudian dibandingkan antara yang
lulusan SMK yaitu sebesar 12,65%. Ditingkat berwirausaha, bekerja dan melanjutkan
Provinsi, jumlah pengangguran di Provinsi Jawa keperguruan tinggi, maka jumlah persentase
Tengah sebesar 4,99%. Ditingkat Eks untuk berwirausaha masih sangat begitu rendah
Karesidenan, jumlah pengangguran di Eks dibanding mereka setelah lulus ingin bekerja dan
Karesidenan Semarang sebesar 5,64%. Ditingkat melanjutkan keperguruan tinggi.
Kabupaten/Kota, jumlah pengangguran di Kota Berdasarkan hasil wawancara dengan
Salatiga sebesar 4,47%. Dan di Kota Salatiga beberapa siswa kelas XI SMK Negeri 1 Salatiga
berdasarkan jenjang pendidikan, persentase yang dari berbagai progam keahlian yang ada,
pengangguran tertinggi adalah lulusan SMK diketahui bahwa ketika setelah lulus nanti
yaitu sebesar 6,65%. Untuk mengurangi jumlah mereka akan bekerja dan ada yang melanjutkan
pengangguran tersebut, maka salah satu upaya keperguruan tinggi dari pada berwirausaha.
yang dapat dilakukan adalah dengan Banyak alasan yang menjadi penyebab siswa
berwirausaha (Soemanto 2002:7). Akan tetapi kelas XI SMK Negeri 1 Salatiga tidak mau
pada kenyataannya sampai saat ini jumlah berwirausaha ketika lulus sekolah, diantaranya
penduduk khususnya di Jawa Tengah yang adalah adanya pandangan bahwa menjadi
melakukan wirausaha masih sangat sedikit. pegawai lebih bergengsi dari pada menjadi
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pencipta lapangan kerja, mereka beranggapan
(BPS) tahun 2015 jumlah wirausaha di provinsi bahwa untuk menjadi seorang wirausahawan
jawa tengah masih sangat rendah yaitu sebesar membutuhkan modal yang besar dan
2,80%. Ditingkat eks karesidenan, jumlah kemampuan serta pengalaman yang cukup agar
wirausaha di eks karesidenan Semarang adalah tidak mengalami kerugian, serta tidak
sebesar 15,81%, Ditingkat Kabupaten/Kota, dimilikinya kepercayaan diri dan keberanian
jumlah wirausaha di Kota Salatiga sebesar siswa dalam mengambil resiko. Tidak hanya itu,
4,33%. Dan dari 19 SMK yang ada di Kota alasan siswa tidak mau berwirausaha adalah
Salatiga rata-rata yang menjadi wirausaha pada tidak adanya minat serta dukungan dari
masing-masing SMK masih dibawah 50%. Akan keluarga, karena rata-rata 70% orang tua siswa
tetapi dari 19 SMK yang ada di Kota Salatiga pekerjaannya adalah sebagai petani. Disamping
SMK Negeri 1 Salatiga mempunyai persentase itu masih kurangnya motivasi dalam diri siswa
yang tinggi untuk kegiatan wirausaha yaitu untuk mampu bergerak dalam menentukan
sebesar 4,70%, ini dikarenakan di SMK Negeri 1 pilihan bahwa wirausaha adalah sebuah karir
adalah satu-satunya SMK yang memiliki yang menjanjikan.
program keahlian yang berbeda dengan SMK Melihat kenyataan yang dihadapi
lain yang ada di Kota Salatiga. SMK Negeri 1 tersebut, maka perlu adanya arah pembentukan
Salatiga memiliki 6 program keahlian siswa sebagai individu yang mampu
diantaranya adalah Akuntansi, Administrasi menciptakan pekerjaan bukan lagi sebagai
Perkantoran, Pemasaran, Tata Busana, Tata pencari pekerjaan, melainkan dengan
101
Agus Kurniawan, dkk. /Journal of Economic Education 5 (1) (2016)
terhadap minat wirausaha. Hal ini berarti individu yang matang baik secara fisik maupun
lingkungan keluarga berperan dalam upaya psikologi”. Karakteristik kepribadian individu
menumbuhkan minat wirausaha siswa. sangat berpengaruh terhadap keberasilan usaha.
Sedangkan menurut Majdi (2012) dan Muzakki Seorang wirausaha yang mempunyai jiwa
(2014), dalam penelitiannya menjelaskan bahwa kepemimpinan, siap mental untuk menghadapi
lingkungan keluarga tidak berpengaruh terhadap segala resiko dan akan tertantang untuk
minat wirausaha. Serta Paulina dan Wardono mendirikan sebuah usaha. Karena dengan
(2012), hasil penelitiannya menyatakan bahwa kepribadian yang matang untuk menghadapi
variabel lingkungan keluarga tidak berpengaruh segala permasalahan merupakan sikap yang baik
terhadap minat wirausaha. bagi seorang wirausaha. dengan adanya
Motivasi wirausaha siswa kerap dianggap pembentukan kepribadian wirausaha para siswa,
sebagai akar dari permasalahan banyaknya maka akan memberikan pengaruh positif
pengangguran. Seperti halnya di SMK Negeri 1 terhadap minat siswa untuk berwirausaha.
Salatiga, motivasi siswa untuk mampu bergerak Berdasarkan penelitian Lutfiadi (2011),
dalam menentukan pilihan berwirausaha masih kepribadian wirausaha cukup berperanan
sangat rendah, terlihat hanya 4,70% yang terhadap minat wirausaha. Aprilianty tahun
menjadi wirausaha dari total jumlah siswa yang (2012), Penelitian menunjukkan potensi
ada. Hal ini dikarenakan siswanya belum kepribadian wirausaha memberi pengaruh
memiliki motivasi yang tinggi dalam dirinya cukup berarti terhadap minat wirausaha.
untuk bekerja secara mandiri mampu Sedangkan menurut Husna dkk (2015),
berwiruasaha. Kebanyakan dari mereka hanya menyatakan bahwa variabel kepribadian tidak
mau bekerja menjadi karyawan atau ikut dengan berpengaruh terhadap minat wirausaha,
orang lain. Motivasi wirausaha menjadi hal selanjutnya menurut Pujiastuti (2013), diperoleh
yang sangat penting dan merupakan salah satu hasil bahwa tidak terdapat pengaruh yang
faktor dari dalam diri siswa yang juga signifikan antara kepribadian terhadap minat
menentukan berhasil tidaknya siswa untuk wirausaha.
menjadi wirausaha. Menurut Owoseni dan Dari semua hasil penelitian yang telah
Olakitan (2014), dalam penelitiannya diperoleh dipaparkan, dapat diketahui bahwa masih
hasil bahwa terdapat hubungan antara motivasi adanya perbedaan hasil penelitian antara
terhadap minat wirausaha. Kumalasari (2013), penelitian satu dengan penelitian yang lain,
berdasarkan analisis deskriptif menunjukkan maka untuk itu perlu dimunculkan solusi untuk
bahwa motivasi berpengaruh terhadap minat menjawab masalah dalam perbedaan hasil
wirausaha. Akan tetapi Menurut Janah dan penelitian tersebut yaitu dengan memunculkan
Winarno (2015), Hasil penelitian menunjukan mediasi self efficacy. Self efficacy merupakan
bahwa motivasi tidak berpengaruh terhadap istilah dalam psikologi, yaitu penilaian individu
minat wirausaha. Sedangkan menurut Rosmiati terhadap kemampuan untuk mengorganisasikan
dkk (2015), dalam penelitiannya diperoleh hasil dan melaksankan sejumlah tingkah laku yang
penelitiannya bahwa variabel sikap dan motivasi sesuai dengan unjuk kerja (Bandura 1997:21).
tidak berpengaruh signifikan terhadap minat Self efficacy memberikan kontribusi yang besar
wirausaha. terhadap minat wirausaha, persepsi dan
Selanjutnya adalah kepribadian tindakan seseorang dalam berbagai cara. Self
wirausaha, seseorang yang memiliki kepribadian efficacy mencerminkan pemahaman individu
wirausaha akan mampu mandiri, dapat tentang kemampuannya berdasarkan
menghadapi kesulitan hidup dan dapat pengalaman masa lalu dan atribusi terhadap
mengelola peluang kerja bagi dirinya dan orang kinerja dan perhatiannya untuk berusaha. Jadi,
lain. Menurut Alma (2011:79) mengatakan Self efficacy adalah kepercayaan seseorang atas
bahwa “seorang wirausaha adalah orang yang kemampuan dirinya untuk menyelesaikan suatu
memiliki kepribadian yang produktif yaitu pekerjaan.
103
Agus Kurniawan, dkk. /Journal of Economic Education 5 (1) (2016)
Semakin tinggi Self efficacy yang dimiliki (meningkatkan penghasilan) dan mendorong
seseorang maka semakin tinggi pula minat individu untuk memusatkan perhatiannya, serta
seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan. mempunyai perasaan senang dan mempunyai
Berdasarkan penelitian Utomo (2013) dan keinginan untuk terlibat dalam kegiatan
Zutiasari (2015), self efficacay adalah variabel pengambilan resiko untuk menjalankan
yang terbaik dan mampu memperkuat variabel bisnis/usaha sendiri dengan memanfaatkan
bebas dalam penelitian minat wirausaha. Selain peluang peluang bisnis yang ada untuk
itu juga dalam penelitian yang dilakukan Oyeku menciptakan bisnis baru.
et al., (2014), dari hasil penelitiannya dapat
disimpulkan bahwa self efficacy adalah Self Efficacy
prediktor yang baik terhadap minat wirausaha Menurut Ormrod (2008:20) self efficacy
dan prediktor kuat dari kinerja bisnis. Apabila adalah penilaian seseorang tentang
seseorang tidak percaya akan kemampuan yang kemampuannya sendiri untuk menjalankan
dimiliki, kecil kemungkinan orang tersebut akan perilaku tertentu atau mencapai tujuan tertentu.
memiliki minat dalam berwirausaha. Maka dari Sedangkan menurut Laura (2010:152) self efficacy
beberapa faktor tersebut dapat mempengaruhi adalah keyakinan seseorang sehingga dapat
dan menumbuhkan minat wirausaha siswa dan menguasai suatu situasi dan menghasilkan
harapannya dapat membantu pemerintah dalam berbagai hasil yang bernilai positif dan
mengurangi jumlah pengangguran yang ada bermanfaat. Sedangkan Menurut Mujiadi
dinegara ini. (2003:86) self efficacy merupakan salah satu faktor
Berdasarkan latar belakang masalah di personal yang menjadi perantara atau mediator
atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah dalam interaksi antara faktor perilaku dan faktor
untuk menganalisis adakah pengaruh secara lingkungan.
langsung maupun tidak langsung lingkungan Berdasarkan definisi di atas dapat
keluarga, motivasi wirausaha dan kepribadian disimpulkan bahwa self efficacy adalah keyakinan
wirausaha melalui self efficacy terhadap minat seorang individu terhadap kemampuannya
wirausaha siswa kelas XI SMK Negeri 1 untuk mengatur dan melaksanakan tugas
Salatiga. dengan efektif dan efisien sehingga dapat
mencapai suatu tujuan dimana individu yakin
Minat Berwirausaha mampu untuk menghadapi segala tantangan dan
Menurut Fuadi (2009), “Minat wirausaha mampu memprediksi seberapa besar usaha yang
adalah keinginan, ketertarikan, serta kesediaan dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut.
untuk bekerja keras atau berkemauan keras
untuk berusaha secara maksimal untuk Lingkungan Keluarga
memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa Menurut Ahmadi (2003:177) keluarga
takut dengan resiko yang akan terjadi, serta adalah bentuk masyarakat kecil yang
berkemauan keras untuk belajar dari terdiri dari beberapa individu yang terikat oleh
kegagalan”. Menurut Suryana (2006:18) “minat suatu keturunan, yakni kesatuan
wirausaha adalah kecenderungan hati dalam diri kecil dari bentuk-bentuk kesatuan masyarakat.
seseorang untuk tertarik menciptakan suatu Menurut Soelaeman dalam Djamarah (2004:16)
usaha yang kemudian mengorganisir, mengatur, keluarga secara psikologi adalah sekumpulan
menanggung resiko dan mengembangkan usaha orang yang hidup bersama dalam satu tempat
yang diciptakannya”. tinggal yang masing-masing anggota merasakan
Jadi dapat disimpulkan bahwa minat adanya pertautan batin sehingga saling
wirausaha adalah perasaan menyukai sesuatu berpengaruh, saling memperhatikan dan saling
yang kemudian ia ingin lebih mengetahuinya menyerahkan diri.
dan akan membuktikannya dengan melakukan Dari beberapa uraian di atas dapat ditarik
kegiatan untuk meningkatkan hasil karyanya kesimpulan bahwa lingkungan keluarga
104
Agus Kurniawan, dkk. /Journal of Economic Education 5 (1) (2016)
merupakan pendidikan yang utama dan pertama dengan teknik proportional random sampling
dalam pembentukan kepribadian seorang anak, sebanyak 214 siswa.
Karena kehidupan seorang anak sebagian besar Metode pengumpulan data
terjadi dalam sebuah lingkungan keluarga. menggunakan kuesioner. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Skala
Motivasi Wirausaha Likert, meliputi angka 1 sampai 5. Dengan
Menurut Robbins (2001) motivasi adalah ketentuan sangat setuju (skor 5), setuju (skor 4),
kesediaan individu untuk mengeluarkan ragu-ragu (skor 3), tidak setuju (skor 2), dan
berbagai upaya dalam memenuhi kebutuhan- sangat tidak setuju (skor 1).
kebutuhannya. Motif, dalam bahasa inggrisnya Uji coba instrumen dilakukan pada 30
“motive” berarti gerak atau bergerak. Maka siswa kelas XI, kemudian dilakukan uji validitas
motivasi dipandang sebagai dorongan mental dan reliabilitas. Uji validitas dilakukan dengan
yang menggerakan dan mengarahkan prilaku membandingkan nilai r hitung dengan r tabel
manusia atas dasar kebutuhan (Basrowi, 2011). untuk degree of freedom (df) = n – 2, dalam hal
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat ini n adalah jumlah sampel. Berdasarkan hasil
disimpulkan bahwa Motivasi adalah tenaga uji coba validitas instrumen kuesioner pada 30
yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas siswa kelas XI SMK Negeri 1 Salatiga, dari 62
seseorang agar dapat mencapai suatu tujuan. butir soal diperoleh 54 butir soal dengan kriteria
Dalam wirausaha peran motivasi, terutama valid dan 8 butir soal dengan kriteria tidak valid.
motivasi untuk berhasil menjadi sangat penting. Butir soal dengan kriteria tidak valid dibuang,
karena sudah terwakili oleh butir soal lain.
Kepribadian Wirausaha Kemudian dilakukan uji reliabilitas,
Kepribadian wirausaha menurut Fromm Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan
dalam Alma (2011:78) menyatakan bahwa cara, yaitu one shot atau pengukuran sekali saja.
kepribadian adalah merupakan keseluruhan SPSS memberi fasilitas untuk mengukur
kualitas psikis yang diwarisi atau diperoleh yang reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha
khas pada seseorang yang membuat unik. (a). “Suatu kontruk atau variabel dikatakan
Sedangkan menurut Alisyahbana dalam Alma reliabel jika memberikan nila Cronbach Alpha >
(2011:79) menyatakan bahwa kepribadian 0.70”. Nunnaly dalam Ghozali (2011: 48).
adalah keseluruhan karakteristik dari diri Berdasarkan hasil uji reliabilitas, diketahui
seseorang, bisa berbentuk pikiran, perasaan, kata bahwa nilai Cronbach Alpha lebih besar dari nilai
hati, temperamen dan watak (karakter). Cut Value Cronbach Alpha. Sehingga dapat
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa semua variabel dalam uji
diambil pengertian bahwa kepribadian meliputi reliabilitas dapat dikatakan reliabel.
segala corak perilaku dan sifat yang khas dan
dapat diperkirakan pada diri seseorang, yang HASIL DAN PEMBAHASAN
digunakan untuk bereaksi dan menyesuaikan
diri terhadap rangsangan, sehingga corak Berdasarkan hasil uji statistik dengan
tingkah lakunya itu merupakan satu kesatuan menggunakan SPSS, maka dapat diketahui
fungsional yang khas bagi individu itu. bahwa lingkungan keluarga, motivasi
wirausaha, dan kepribadian wirausaha,
METODE PENELITIAN berpengaruh terhadap minat wirausaha melalui
self efficacy. Hasil uji tersebut dapat dilihat pada
Penelitian ini menggunakan pendekatan tabel dibawah ini:
kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa kelas XI SMK Negeri 1 Kota Salatiga
tahun ajaran 2015/2016, yang berjumlah 458
siswa. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
105
Agus Kurniawan, dkk. /Journal of Economic Education 5 (1) (2016)
Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi 1 Berdasarkan Tabel 4.9, 4.10 dan gambar 4.1
Variabel Beta T Sig. diatas menunjukan hasil output SPSS dengan
(Constant) -9.324 -2.659 0.008 jelas bahwa:
Lingkungan keluarga 0.294 5.535 0.000
Motivasi wirausaha 0.260 4.724 0.000 Pengaruh Lingkungan Keluarga, Motivasi
Kepribadian 0.152 3.047 0.003 Wirausaha, Kepribadian Wirausaha dan Self
wirausaha Efficacy Terhadap Minat Wirausaha
Self efficacy 0.337 6.828 0.000 Berdasarkan hasil uji statistik dengan
R Square = 0.577 SPSS pada variabel lingkungan keluarga
Adjusted R = 0.569 diperoleh nilai t hitung = 5,535 dengan sig. =
Square 0,000 < 0,05, hal ini berarti bahwa lingkungan
F Hitung = 71.308 keluarga berpengaruh terhadap minat wirausaha
sebesar 0,294. Artinya semakin tinggi
Sumber: Data primer diolah, 2016. lingkungan keluarga maka semakin tinggi
pengaruhnya terhadap minat wirausaha. Hasil
Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi 2 uji statistik dengan SPSS pada variabel motivasi
Variabel Beta T Sig. wirausaha diperoleh nilai t hitung = 4,724
(Constant) 16.673 7.195 0.000 dengan sig. = 0,000 < 0,05, hal ini berarti bahwa
Lingkungan 0.220 3.022 0.003 motivasi wirausaha berpengaruh terhadap minat
keluarga wirausaha sebesar 0,260. Artinya semakin tinggi
Motivasi wirausaha 0.161 2.117 0.035 motivasi wirausaha maka semakin tinggi
Kepribadian 0.150 2.166 0.031 pengaruhnya terhadap minat wirausaha. dan
wirausaha hasil uji statistik dengan SPSS pada variabel
R Square = 0.170 kepribadian wirausaha diperoleh nilai t hitung =
Adjusted R = 0.158 3,047 dengan sig. = 0,003 < 0,05, hal ini berarti
Square bahwa kepribadian wirausaha berpengaruh
F Hitung = 14.296 terhadap minat wirausaha sebesar 0,152.
Artinya semakin tinggi kepribadian rwirausaha
Sumber: Data primer diolah, 2016 maka semakin tinggi pengaruhnya terhadap
minat wirausaha. serta hasil uji statistik dengan
SPSS pada variabel self efficacy diperoleh nilai t
hitung = 6,828 dengan sig. = 0,000 < 0,05, hal
ini berarti bahwa self efficacy berpengaruh
terhadap minat wirausaha sebesar 0,337.
Artinya semakin tinggi self efficacy maka semakin
tinggi pengaruhnya terhadap minat wirausaha.
Pengaruh Lingkungan Keluarga, Motivasi
Wirausaha dan Kepribadian Wirausaha
Bandura, A. 1997. Self Efficacy The Exercise Of a Di Kota Bekasi”. Jurnal Agribisnis dan
Control New York, W.H. Freeman and Pengembangan Wilayah, Vol. 3. No. 1.
company. Majdi, M. Z. 2012. “Pengaruh Pembelajaran
Basrowi. 2011. Kewirausahaan Untuk Perguruan Kewirausahaan, Internalisasi Nilai
Tinggi. Bogor: Ghalia Indonesia. Kewirausahaan di Keluarga dan Motivasi
Budiati, Y., Yani, T. E., & Univesari, N. 2012. Minat Kewirausahaan”. Jurnal Education,
“Minat Mahasiswa Menjadi Wirausaha Vol. 7 No. 2. Hal: 1-25.
(Studi Pada Mahasiswa Fakultas Mujiadi. 2003. Psikologi Perkembangan. Bogor:
Ekonomi Universitas Semarang)”. Jurnal Ghalia Indonesia.
Dinamika Sosbud, Vol. 14 No. 1. Hal: 89- Ormrod, J. E. 2008. Psikologi Pendidikan
101. Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang.
Djamarah, S. B. 2004. Pola Komunikasi Orangtua Jakarta: Erlangga.
& Anak Dalam Keluarga. Jakarta: Rineka Owoseni, & Olakitan, O. 2014. “The Influence
Cipta. of Some Personality Factors on
Fuadi, I, F. 2009. “Hubungan Minat Entrepreneurial Intentions”. International
Berwirausaha dengan Prestasi Praktik Journal of Business and Social Science, Vol. 5
Kerja Industri Siswa Kelas XII Teknik No. 1.
Otomotif SMK Negeri 1 Adiwerna Oyeku, O. M., Oduyoye, O. O., Kabouh, M.,
Kabupaten Tegal”. Jurnal PTM, Vol 9 des Elemo, G. N., Karimu, F. A., &
2009, 92-98. Akindoju A. F. 2014. “On
Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Entrepreneurial Self Efficacy and
dengan Program Ibm SPSS19. Semarang: Entrepreneurial Success: A Conceptual
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. and Theoretical Framework”. European
Husna, N., Yuhelmi., & Trianita, M. 2015. Journal of Business and Management, Vol. 6.
“Pengaruh Kepribadian dan Mata Kuliah No. 26.
Kewirausahaan Terhadap Intensi Paulina, I. & Wardoyo. 2012. “Faktor
Berwirausaha Pada Mahasiswa Penerima Pendukung Terhadap Intensi
Dana Program Mahasiswa Wirausaha Berwirausaha Pada Mahasiswa”. Jurnal
(PMW) di Fakultas Ekonomi Universitas Dinamika Manajemen, Vol. 3, No. 1.
Bung Hatta”. Jurnal Apresiasi Ekonomi, Pujiastuti, E. E. 2013. “Pengaruh Kepribadian
Vo. 3. No. 2. Hal: 167-171. dan Lingkungan Terhadap Minat
Kumalasari. 2013. “Pengaruh Motivasi dan Berwirausaha Pada Usia Dewasa Awal”.
Hasil Belajar Kewirausahaan Terhadap Jurnal Buletin Ekonomi, Vol. 11. No. 1.
Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII Di Hal: 1-86.
SMK Negeri 4 Purworejo”. Putri, T. S., Garnasih, R. L., & Ibrahim, R.
JurnalOikonomia, Vol. 2 No. 2. 2014. “Pengaruh Sosio Demografi dan
Laura, K. 2010. Psikologi Umum. Jakarta: Kemampuan Terhadap Minat
Salemba Humanika. Berwirausaha Mahasiswa Fakultas
Lestari., Indah, D., Harnanik., & Hadi, S. 2012. Ekonomi di Universitas Islam Riau”.
“Pengaruh Prakerin, Prestasi Belajar, Jurnal Jom FEKON, Vol. 1 No. 2.
Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Robbins, S. P. 2001. Organization Behavior. New
Berwirausaha Siswa”. Jurnal Pendidikan Jersey: Prentice-Hall.
Ekonomi FE Unnes, Vol.1 No. 2. Rosmiati., Junias, D. T. S., & Munawar. 2015.
Lutfiadi, R. & Rahmanto, M. I. 2011. “Analisis “Sikap, Motivasi, dan Minat
Peran Pendidikan Kewirausahaan, Berwirausaha Mahasiswa”. Jurnal JMK,
Kepribadian, dan Lingkungan Terhadap Vol. 17. No. 1. Hal: 21-30.
Minat Siswa SMK Untuk Berwirausaha Soemanto, W. 2002. Pendidikan Wiraswasta.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
108
Agus Kurniawan, dkk. /Journal of Economic Education 5 (1) (2016)
109