KASUS
5. 2. PT Putra Jaya memproses produk melalui 2 departemen, yaitu dept I dan dept II.
Catatan selama Agustus 2020 yang diperoleh dari bagian akuntansi menunjukkan
informasi sbb:
Dept I Dept II
Persed BDP awal bulan 0 Unit 0 Unit
Unit masuk proses 420.000 -
Unit diterima dari dept lain - 360.000 Unit
Persed PDP akhir bulan 60.000 Unit 72.000 Unit
Biaya-biaya:
Biaya Bahan Rp 378.000 Rp -
BTK Rp 260.400 Rp 169.200
BOP Rp 223.200 Rp 135.360
Tingkat penyelesaian Persed PDP akhir
Biaya Bahan 100 %
Biaya konversi 20 % 70 %
Diminta:
Buat laporan Harga Pokok Produksi untuk Dept I dan Dept II
Praktek Metode Harga Pokok Proses ( I )
5.3. CV Kerja Keras pada bulan Maret 2020 memulai proses produksinya untuk
menghasilkan suatu produk tekstil lurik yang diolah melalui 2 departemen yaitu
Departemen Awal dan Departemen Akhir. Bagian akuntansi perusahaan ini telah
mengumpulkan data bulan Maret seperti yang disajikan sbb:
Departemen Awal Departemen Akhir
Unit masuk proses 35.000 unit
Diterima dari Departemen Awal – 30.000 unit
Produk jadi yang ditransfer ke gudang – 21.000 unit
Biaya yang dikeluarkan bulan Maret:
Biaya Bahan Baku Rp 430.000 –
Biaya Tenaga Kerja Rp 620.000 Rp 861.000
Biaya overhead Pabrik Rp 620.000 Rp 738.000
Tingkat penyelesaian Persediaan PDP akhir:
Biaya Bahan Baku 100 %
Biaya Konversi 20 % 40 %
(Tidak ada produk yang hilang dalam proses produksi)
DIMINTA:
Buatlah laporan harga pokok produksi di kedua departemen tersebut.
5.4. PT Portland Cement merupakan perusahaan penghasil berbagai jenis semen. Produk
utama andalannya adalah Portland Composite Cement (PCC). Perusahaan menggunakan
perhitungan biaya berdasarkan proses. Data yang berkaitan dengan operasional tahun
2019 adalah sbb :
Diminta :
a) Buatlah jurnal untuk mencatat biaya yang dibebankan ke departemen produksi, transfer produk
ke gudang, dan produk dalam proses pada akhir periode.
b) Buatlah laporan harga pokok produksi pada departemen produksi tersebut.