Anda di halaman 1dari 4

1.

Definisi

Keracunan karbon monoksida biasanya terjadi karena menghirup karbon monoksida

(CO) pada tingkat yang berlebihan. Keadaan ini menyebabkan karbon monoksida menumpuk di

aliran darah dan berikatan dengan hemoglobin menggantikan oksigen. Kondisi ini merupakan

kondisi serius, berisiko, dan termasuk dalam kegawatdaruratan medis karena dapat menyebabkan

kerusakan jaringan yang serius, atau bahkan kematian.

Karbon Monoksida atau yang sering disebut “silent killer” merupakan senyawa gas yang

tidak berwarna, tidak berbau yang dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna bahan yang

mengandung zat arang atau bahan organik, baik dari kegiatan industri ataupun lingkungan. CO

terdiri dari satu atom karbon yang berikatan dengan satu atom oksigen. Karena berat jenis CO

adalah 0,97, ia sedikit lebih ringan dari udara.1

2. Faktor Risiko

Setiap orang memiliki risiko terkena keracunan karbon monoksida, akan tetapi terdapat

beberapa faktor tertentu yang membuat paparan karbon monoksida sangat berbahaya. Faktor-

faktor tersebut antara lain:

a) bayi yang belum lahir

Sel darah janin lebih mudah menyerap karbon monoksida daripada sel darah orang

dewasa. Hal ini membuat bayi yang belum lahir lebih rentan terhadap bahaya keracunan

karbon monoksida.

b) Anak-anak

Anak-anak kecil bernapas lebih sering daripada orang dewasa, yang mungkin membuat

mereka lebih rentan terhadap keracunan karbon monoksida dan bermanifestasi klinis

lebih parah dibandingkan orang dewasa.


c) Orang tua

Orang tua yang mengalami keracunan karbon monoksida memiliki risiko lebih tinggi

mengalami kerusakan otak. Kelompok ini lebih cenderung memiliki gangguan

pernapasan atau jantung yang dapat menyebabkan mereka mengalami keracunan CO

yang lebih parah

d) Orang dengan penyakit tertentu

Orang dengan riwayat anemia dan masalah pernapasan juga lebih mungkin jatuh sakit

akibat paparan karbon monoksida.

e) Orang yang mengalami keracunan CO dalam keadaan tidak sadarkan diri

Keracunan CO sangat berbahaya bagi orang yang mungkin sedang tidur atau berada di

bawah pengaruh alkohol. Orang-orang dalam situasi ini dapat menghirup CO dalam

jumlah yang beracun tanpa mengenali gejala keracunan CO. Sebuah studi yang

dilakukan pada penyebab kematian yang tidak disengaja akibat keracunan CO di

California menemukan bahwa alkohol berperan dalam banyak kematian ini. Karena

orang dengan pengaruh alcohol cenderung tidak sadarkan diri dan menghirup gas CO

dalam jumlah besar.

f) Ras/etnis

Penelitian menunjukkan bahwa populasi Hispanik dan Hitam mungkin berisiko lebih

besar untuk keracunan CO daripada populasi kulit putih. Sebuah studi yang dilakukan di

negara bagian Washington mengungkapkan bahwa populasi Hispanik dan Black

mengalami morbiditas terkait keracunan CO yang tidak disengaja daripada populasi kulit

putih. Demikian pula, sebuah studi yang dilakukan di California menemukan bahwa pria
dan populasi kulit hitam mengalami kematian tidak sengaja tertinggi karena keracunan

CO.

g) Penggunaan peralatan dan mesin pembakaran bahan bakar yang menghasilkan gas CO

Penggunaan peralatan dan mesin pembakaran bahan bakar yang menghasilkan gas CO

tanpa pengamanan dan penggunaan yang tepat dapat meningkatkan risiko terjadinya

keracunan gas CO. Peralan ini diantaranya: peralatan pemanas atau memasak,

pemanggang arang, mesin kecil, atau peralatan berkemah.2

3. Prognosis

Prognosisnya tergantung pada tingkat keparahan keracunan karbon monoksida dam

kondisi pasien (usia dan penyakit penyerta). Di antara orang dengan gejala parah, sebanyak

dua dari tiga orang mungkin mengalami komplikasi jangka panjang, terutama masalah

neurologis. Pada orang dengan gejala ringan hingga sedang, sebanyak satu dari lima dapat

mengembangkan masalah neurologis yang bertahan lama. Masalah neurologis berkisar dari

perubahan kepribadian ringan hingga gangguan intelektual yang parah, kebutaan, dan tuli.

Pada ibu hamil, keracunan bisa menyebabkan kematian janin atau cerebral palsy pada anak.

Tingkat kematian tertinggi pada orang berusia 65 ke atas dan bayi/anak-anak.2,3

Daftar pustaka:

1. Rose JJ, Wang L, Xu Q, et al., Carbon monoxide poisoning: pathogenesis, management,

and future directions of therapy. Am J Respir Crit Care Med. 2017;195(5):596-606.

2. Chen L, Huilai M. Risk factors of non-occupational carbon monoxide poisoning during

the 2008 ice storm in Guiyang County, Hunan Province, China. Public Health Rep.

2010;125(4):605-10.
3. Kinoshita H, Turkan H, Vucinic S, et al., Carbon monoxide poisoning. Toxicol Rep.

2020;7:169-73.

Anda mungkin juga menyukai