Anda di halaman 1dari 30

DOKUMENTASI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN DIAGNOSA RISIKO BUNUH DIRI

OLEH:

GITA APRILYA

R011181030

KELOMPOK 2 RB

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2020
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Ruang rawat : Melati Tanggal dirawat: 26 November 2020

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Nn. L ( P ) Umur : 18 thn No. RM : -

II. ALASAN MASUK


- Selalu tampak murung dan sedih.
- Setiap orang yang mendekatinya akan selalu dijauhi.
- Sering kali mengatakan “ segala sesuatu akan lebih baik jika tanpa saya, saya adalah orang
yang selalu membawa musibah, sudah sepantasnya saya pergi jauh dari sini selamanya
sehingga semua orang akan baik – baik saja.

(Kondisi ini mulai terjadi sejak 2 hari yang lalu semenjak sahabatnya yang bernama Nn. P
meninggal dunia karena tenggelam terseret oleh arus ombak ketika mereka sedang berenang
berdua di laut. Ibu dan ayah Nn. L sangat cemas melihat kondisi anaknya sekarang ini)

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu ?
 Tidak
2. Pengobatan sebelumnya
 Perlu pengkajian lebih lanjut
3. Trauma usia pelaku korban saksi
 Aniaya fisik …… ……. ……. …..
 Aniaya seksual …… ……. …… ……
 Penolakan …… …… …… ……
 Kekerasan dalam
keluarga …… …… ……. ..…..

 Tindakan criminal …… ……. …… …...

Jelaskan : Perlu pengkajian lebih lanjut

Masalah keperawatan : Perlu pengkajian lebih lanjut


4. Anggota keluarga yang gangguan jiwa ?
 Tidak
Kalau ada :

Hubungan keluarga : -

Gejala : -

Riwayat pengobatan : -

Masalah keperawatan : Perlu pengkajian lebih lanjut

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : Perlu pengkajian lebih lanjut
Masalah keperawatan : Perlu pengkajian lebih lanjut

IV. PEMERIKSAAN FISIK

1. TTV : TD : 140/80 mmHg N : 100X/mnt


S : 35°C P : 24X/mnt

2. Ukur : BB : 78 kg, TB : 120 cm


3. Keluhan fisik :
- Merasa lemas dan kurang focus karena selalu teringat temannya yang meninggal
- Takut kejadian akan terulang kembali

Masalah keperawatan : Ansietas

V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram :
Jelaskan : Dari genogram diatas, dapat kita lihat bahwa Nn. L merupakan anak tunggal dan
tinggal serumah dengan ayah, ibu, dan neneknya ( ibu dari ayah Nn. L). Tampak
pada genogram bahwa disini kakek Nn. L (Ayah dari bapak Nn. L) sudah
meninggal. Ayah Nn. L tidak memiliki saudara (anak tunggal) sedangkan ibu dari
Nn. L mempunyai saudara laki-laki (paman dari Nn. L)

Masalah keperawatan : Perlu pengkajian lebih lanjut

2. Konsep diri
a. Citra tubuh :
- Mengungkapkan perasaan keputusasaan dan merasa ingin mati
- Berniat untuk menyakiti dirinya dengan menyayat tangannya menggunakan pisau
- Benci diri sendiri
b. Identitas :
- Pasien masih berstatus pelajar
c. Peran :
- Merasa tidak berguna dan merasa bahwa orang – oraang tidak membutuhkannya
- Merasa lebih baik jika dirinya pergi selamanya
- Menjauhi semua orang – orang yang mencoba untuk mendekatinya
d. Ideal diri :
- Selalu ingin untuk mengakhiri hidupnya
- Pasien merasa putus asa
e. Harga diri :
- Memandang rendah dirinya karena menyebabkan temannya meninggal
- Kurang percaya diri

f. Masalah keperawatan : Risiko Bunuh Diri

3. Hubungan sosial

a. Orang yang berarti : Sahabat ( sudah meninggal) dan keluarganya


b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : -
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Merasa tidak
berguna dan kurang percaya diri, sehingga selalu menjauhi orang – orang yang
mendekatinya. Dan tidak mau mendekati orang lain karena menganggap dirinya
pembawa bencana.
Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah Kronik dan Isolasi Sosial

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : keyakinan yang masih kurang, karena masih ada keinginan
untuk mengakhiri hidup. Klien menganggap tidak ada jalan lain untuk menyelesaikan
masalahnya kecuali dengan mengakhiri hidupnya. Padahal klien tahu sendiri bahwa
hal itu merupakan perbuatan dosa.
b. Kegiatan ibadah : Perlu pegkajian lebih lanjut
c. Masalah keperawatan : Keputusasaan

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan
 Tidak rapi
Jelaskan : Tampak klien terlalu memikirkan masalah yang dialami, sehingga klien tidak
memperhatikan kerapian dirinya. Perawat yang bertugas merawatnya 2 hari yang
lalu mengatakan bahwa klien belum mau beranjak dari kamarnya, dan belum
pernah mengganti bajunya

Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri

2. Pembicaraan
 Lambat
Jelaskan : Klien berbicara dengan lambat dan selalu menunduk. Topik pembicaraan tentang
kematian dan penyesalan hidup

Masalah keperawatan : Risiko Bunuh Diri

3. Aktivitas Motorik
 Lesu
Jelaskan : Selalu teringat sahabatnya, dan tidak bergairah lagi untuk beraktivitas. Selalu
memikirkan orang lain yang dekat dengannya, takut akan terulang hal yang sama

Masalah keperawatan Ansietas

4. Alam perasaan
 Sedih
 Ketakutan
 Putus asa
 Khawatir
Jelaskan : Perasaan yang campur aduk, dan tidak punya solusi kecuali mengakhiri hidupnya

Masalah keperawatan Koping Individu Tidak Efektiv


5. Afek
 Datar
Jelaskan : Klien selalu menunduk

Masalah keperawatan : Perlu pengkajian lebih lanjut

6. Interaksi selama wawancara


 Kontak mata kurang
Jelaskan : Klien selalu menunduk

Masalah keperawatan : Perlu pengkajian lebih lanjut

7. Persepsi

Halusinasi : -

Jelaskan : -

Masalah keperawatan : Perlu pengkajian lebih lanjut

8. Isi pikir
 Suicidal thaught/ pikiran bunuh diri : isi pikiran yang dimulai dengan memikirkan usaha
bunuh diri sampai terus – terus berusaha untuk dapat bunuh diri
Waham : -

Jelaskan : Perlu pengkajian lebih lanjut

Masalah keperawatan: Perlu pengkajian lebih lanjut

9. Arus pikir :
 Pengulangan pembicaraan/perseverasi

Jelaskan : Perlu pengkajian lebih lanjut

Masalah keperawatan : Perlu pengkajian lebih lanjut

10. Tingkat Kesadaran :


 Bingung
Jelaskan : merasa bingung karena banyak kejadian – kejadian negative dalam hidupnya

Masalah keperawatan : Perlu pengkajian lebih lanjut

11. Memori :-
Jelaskan : -
Masalah keperawatan: Perlu pengkajian lebih lanjut

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung :


- Tidak mampu berkonsentrasi
Jelaskan : Klien tampak memikirkan hal lain diluar topic pembicaraan

Masalah keperawatan : Perlu pengkajian lebih lanjut

13. Kemampuan penilaian :


 Gangguan ringan
Jelaskan : Dapat mengambil keputusan yang sederhana dengan bantuan orang lain

Masalah keperawatan : Perlu pengkajian lebih lanjut

14. Daya tilik diri : -


Jelaskan : Perlu pengkajian lebih lanjut

Masalah keperawatan : Perlu pengkajian lebih lanjut

VII. KEBUTUHAN PERENCANAAN PULANG

1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan


Ya Tidak

 Makanan V ………
 Keamanan ………. V
 Perawatan kesehatan ……… V
 Pakaian ……… V
 Transportasi V ………
 Tempat tinggal ……… V
 Uang ……… V

Jelaskan : klien mampu memenuhi kebutuhan makanan dan transportasi karena masih
memiliki kesadaran penuh. Namun tidak bisa memenuhi keamanan diri
karena ada risiko bunuh diri, tidak mampu melakukan perawatan kesehatan,
dan kebersihan karena terlalu larut memikirkan sahabatnya. Belum bisa
memenuhi kebutuhan tempat tinggal dan keuangan karena sampai saat ini
masih bergantung dengan orang tua

Masalah keperawatan Defisit Perawatan Diri, Strategi Koping Tidak Efektif, Risiko
Bunuh Diri
2. Kegiatan hidup sehari-hari

a. Perawatan diri BT BM
 Mandi …… V
 Kebersihan …… V
 Makan …… V
 BAB / BAK …… V
 Ganti pakaian …… V

Jelaskan : Dikehidupan sehari – hari klien sangat ceria dan memperhatikan


kebersihan. Namun semuanya berubah ketika sahabatnya mulai
meninggalkannya

Masalah keperawatan : Perlu pengkajian lebih lanjut

b. Nutrisi

Apakah anda puas dengan pola makan anda ?


 Ya
Apakah anda memisahkan diri ?
 Tidak

Frekuensi makan sehari: .3 X

Frekuensi kudapan sehari :1 X

Nafsu makan :
 Sedikit – sedikit

Berat Badan :
 Menurun

BB terendah : kg BB tertinggi : - kg

Jelaskan : Perlu pengkajian lebih lanjut

Masalah keperawatan : Perlu pengkajian lebih lanjut

c. Tidur

1) Apakah ada masalah tidur ?


2) Apakah merasa segar setelah bangun tidur ?
3) Apakah ada kebiasaan tidur siang ?
4) Lama tidur siang :................jam
5) Apa yang menolong tidur ? .............................
6) Tidur malam jam : ........, bangun jam .............
7) Apakah ada gangguan tidur ?
 Sulit untuk tidur
 Bangun terlalu pagi
 Somnambulisme
 Terbangun saat tidur
 Gelisah saat tidur
 Berbicara saat tidur

Jelaskan : Klien ada masalah tidur karena selalu memikirkan sahabatnya. Merasa segar
setelah bangun tidur. Klien memang sangat sering tidur apalagi jika banyak
masalah. Biasanya tidur siang selama 3 jam, sambil mendengarkan lagu. Pada
malam hari biasanya tidur jam 00.00 dan bangun sholat subuh namun tidur
lagi setelahnya sekitar jam 10.00. Tidak ada masalah tidur

Masalah keperawatan : Perlu pengkajian lebih lanjut

3. Kemampuan klien dalam :

Mengantisipasi kebutuhan sendiri


 Ya
Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri
 Ya
Mengatur penggunaan obat
 Tidak

Melakukan pemeriksaan kesehatan


 Ya
Jelaskan : Klien sadar penuh. Namun masih merasa sedih dengan kepergian
temannya, dan selalu merasa bersalah lalu mencoba untuk menyakiti
dirinya.

Masalah keperawatan : Perlu pengkajian lebih lanjut

4. Klien memiliki sistem pendukung


Keluarga : Ya :.V

Terapis : Ya : V

Teman sejawat : Ya : V

Kelompok sosial : Tidak :V

Jelaskan : Klien masih memiliki keluarga lengkap yang selalu mencemaskan


anaknya, terapis yang selalu mengajak klien berdiskusi.

Masalah keperawatan : Perlu pengkajian lebih lanjut

5. Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan produktif atau hobi ?


Jelaskan : Perlu pengkajian lebih lanjut

Masalah keperawatan : Perlu pengkajian lebih lanjut

VIII. MEKANISME KOPING

Adaptif : Maladaptif :

 Bicara dengan orang lain  Reaksi lambat/ berlebih


 Mampu menyelesaikan masalah  Menghindar
 Teknik relokasi  Mencederai diri
Masalah keperawatan ………………………………..............................................

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL & LINGKUNGAN


 Masalah dengan dukungan kelompok, uraikan : -
 Masalah dengan pendidikan, uraikan : -
 Masalah dengan pekerjaan, uraikan : -
 Masalah dengan perumahan, uraikan : -
 Masalah dengan ekonomi, uraikan : -
 Masalah dengan pelayanan kesehatan, uraikan : -
 Masalah lainnya, uraikan : -

Masalah keperawatan : Perlu pengkajian lebih lanjut

X. KURANG PENGETAHUAN TENTANG

 Koping
Masalah keperawatan : Koping Individu Tidak Efektif

XI. ASPEK MEDIK


Diagnosis medik : Perlu pengkajian lebih lanjut

Terapi medik : Perlu pengkajian lebih lanjut

B. ANALISIS DATA

Initial Klien : Nn. L Tanggal : 26 November 2020

Ruangan : Melati

No Tanggal Data Masalah Keperawatan

1. 26 Data Objektif : Risiko Bunuh Diri


Novembe
- Sedih
r 2020
- Tampak menjauh / menarik diri
- Cemas
- Bicara lambat
- Kontak mata kurang ( selalu
menunduk)
- Keputusasaan
- Murung
- Kebersihan kurang

Data Subjektif :

- Klien mengangggap semuanya


akan baik jika tanpa dirinya
- Klien mengatakan dirinya sudah
sepantasnya untuk pergi dari dunai
ini
- Berniat menyakiti diri sendiri
dengan menyaya tangannya
menggunakan pisau
- Klien merasa kurang percaya diri
- Klien merasa dirinya tidak berguna
atau bahkan lebih rendah dari
orang lain
- Klien selalu mengatakan bahwa
dirinya salah
- Klien selalu berfikir untuk
mengakhiri hidup dengan
menyayat tangan menggunakan
pisau
- Klien membenci dirinya sendiri
C. POHON MASALAH
D. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Menurut [ CITATION Azi16 \l 1033 ] dalam bukunya yang berjudul Keperawatan Kesehatan Jiwa

NO. Tanggal Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional

Risiko Bunuh Diri TUM :


Klien tidak
melakukan bunuh
diri

TUK 1 1. 1.1 Beri salam / panggil nama Hubungan saling percaya


Klien dapat membina 2. a. merupakan dasar untuk
hubungan saling 3. b. memperlancar interaksi
percaya 4. hubungan interaksi yang selanjutnya akan
c. dilakukan. Tindakan akan
yang akan dibuat membina klien dalam
d. berinteraksi secara baik dan
empati benar, sehingga klien
e. bersedia mengungkapkan isi
tapi sering hatinya.

TUK 2 Klien terlindung dari perilaku 2.1 modifikasi lingkungan klien Modifikasi lingkungan,
Klien dapat bunuh diri a. Jauhkan klien dari benda mengawasi klien, dan
melindungi diri dari – benda yang dapat mengajarkan bagaimana
perilaku bunuh diri digunakan untuk bunuh mengatasi dorongan bunuh
diri diri merupakan suatu
b. Tempatkan klien di tindakan terapeutik yang
ruangan yang nyaman dilakukan oleh perawat
dan mudah terlihat oleh untuk dapat meminimalisir
perawat risiko terjadinya bunuh diri
terhadap klien tersebut
2.2 Awasi klien secara ketat
setiap saat

2.3 mengajarkan cara


mengendalikan dorongan
bunuh diri

TUK 3 1. Klien
3.1 dapat meningkatkan
Bantu klien Adanya rasa tidak berguna
Klien dapat harga dirinya mengeksplorasikan perasaan ataupun harga diri yang
meningkatkan harga 2. Klien a.
dapatBiarkan
mengidentifikasi klien rendah pada klien akan
diri aspek positif yang mengungkapkan mendorong perasaan kurang
dimiliki perasaannya percaya diri sehingga klien
3. Klien b.
dapatAjak
membuat
klien untuk akan menarik diri dari
rencana masa depan yang berbincang – bincang lingkungannya. Hal ini
realistis mengenai perasaannya memicu munculnya rasa
namun jangan ingin bunuh diri pada klien
memaksa – klien tertentu. Oleh karena
3.2 identifikasi aspek positif itu penting untuk
yang dimiliki klien meningkatkan harga diri
3.3. bantu mengidentifikasi klien dengan
sumber – sumber harapan mengeksplorasi perasaan,
(misal ; hubungan antar identifikasi aspek positif,
sesame, keyakinan, hal – identifikasi sumber –
hal untuk diselesaikan) sumber harapan, dan
3.4 bantu klien merencanakan membantu merencanakan
masa depan yang realistis masa depan

TUK 4 1. Klien dapat menyebutkan 4.1 Diskusikan kegiatan fisik Pendemonstrasian cara fisik
Klien dapat contoh pencegahan bunuh yang biasa dilakukan klien. untuk mencegah bunuh diri
mendemonstrasikan diri secara fisik:a. Tarik 4.2 Beri pujian atas kegiatan membantu klien dan dapat
cara fisik untuk nafas dalam. fisik klien yang biasa meyakinkan perawat bahwa
mencegah bunuh diri 2. Klien dapat dilakukan. klien betul – betul paham
mendemonstrasikan cara 4.3 Diskusikan satu cara fisik dalam mengambil tindakan
fisik untuk mencegah yang paling mudah apa yang nantinya akan
perilaku bunuh diri. dilakukan Untuk mencegah dilakukan jika keinginan
3. Klien mempunyai jadwal perilaku bunuh diri yaitu: bunuh diri ini muncul
untuk melatih cara tarik nafas dalam
pencegahan fisik yang 4.4 Diskusikan cara melakukan
telah dipelajari nafas dalam dengan klien.
sebelumnya. 4.5 Beri contoh klien tentang
4. Klien mengevaluasi cara menarik nafas dalam.
kemampuan dalam 4.6 Minta klien mengikuti
melakukan cara fisik sesuai contoh yang diberikan
jadwal yang telah disusun. sebanyak 5 kali.
4.7 Beri pujian positif atas
kemampuan klien
mendemonstrasikan cara
nafas menarik dalam.
4.8 Tanyakan perasaan klien
setelah selesai bercakap-
cakap.
4.9 Anjurkan klien menggunakan
cara yang telah dipelajari
saat bunuh diri itu muncul.
4.10 Lakukan hal yang sama
dengan 6.2.1 sampai 6.2.6
untuk cara fisik lain
dipertemuan yang lain.
4.11 Diskusikan dengan klien
mengenai frekuensi latihan
yang akan dilakukan sendiri
oleh klien.
4.12 Susun jadwal kegiatan
untuk melatih cara yang telah
dipelajari.
4.13 Klien mengevaluasi
pelaksanaan latihan, cara
pencegahan perilaku bunuh
diri yang telah dilakukan
dengan mengisi jadwal
kegiatan harian (self-
evaluation).validasi
kemampuan klien dalam
melaksanakan latihan.

TUK 5 1. Klien dapat menyebutkan 5.1 Diskusikan cara bicara Sama halnya dengan cara
Klien dapat cara bicara(verbal) yang yangbaik dengan klien fisik, cara social juga
mendemonstrasikan baik dalam mencegah 5.2 Beri contoh cara bicara yang dilakukan untuk
cara sosial untuk bunuh diri. baik meminimalisir keinginan
mencegah bunuh a. Meminta dengan baik a. Meminta dengan baik bunuh diri klien, yaitu
diri. b. Menolak dengan baik b. Menolak dengan baik dengan cara bersosialisasi
c. Mengungkapkan c. Mengungkapkn perasaan atau berdiskusi dengan
erasaan dengan baik dengan baik orang – orang disekitar,
2. Klien dapat 5.3 Meminta klien mengikuti baik itu dengan perawat,
mendemonstrasikan cara contoh cara bicara yang baik. maupun dengan keluarga
verbal yang baik a. Meminta maaf dengan atau teman yang datang
3. Klien mempunyai jadwal baik“Saya minta uang membesuk klien
untuk melatih cara bicara untuk beli makan”
yang baika. Klien b. Menolak dengan baik
melakukan evaluasi “Maaf,, saya tidak
terhadap kemampuan cara bisa melakukan
bicara yang sesuai dengan karena ada kegiatan
jadwal yang telah disusun lain”
c. Mengungkapkn
perasaan dengan baik
“Saya kesal karena
permintaan saya tidak
dikabulkan”
5.4 Minta klien mengulangi
sendiri
5.5 Beri pujian atas keberhasilan
pasien
5.6 Diskusikan dengan klien
tentang waktu dan kondisi
cara bicara yang dapat dilatih
di ruangan, misalnya:
Mmeminta obat, baju dlll,
menolak ajakan merokok,
tidur tidak tepat pada
waktunya, menceritakan
kekesalan pada perawat.
5.7 Susun jadwal kegiatan untuk
melatih cara yang telah
dipelajari
5.8 Klien mengevaluasi
pelaksanaan latihan cara
bicara yang baik dengan
mengisi jadwal kegiatan
5.9 Validasi kemampuan klien
dalam melaksanakan latihan
5.10 Beri pujian atas
keberhasilan klien, tanyakan
kepada klien, “Bagaimana
perasaan klien setelah latihan
bicara yang baik? apakah
keinginan bunuh diri
berkurang?”

TUK 6 1. Klien dapat 6.1 Diskusikan dengan klien Pendemonstrasian


Klien menyebutkan jenis, tentang jenis obat yang kepatuhan klien dalam
mendemonstrasikan dosis, dan waktu diminumnya (nama, warna, meminum obat dilakukan
kepatuhan minum minum obat serta besarnya): Waktu minum agar perawat dapat
obat untuk mencegah manfaat dari obat itu obat (jika 3 kali: pkl. 07.00, memastikan bahwa
bunuh diri (Prinsip 5 benar: benar 13.00, 19.00) cara minum pemberian obat terhadap
orang, obat, dosis, obat. klien ini sudah memenuhi
waktu, dan cara 6.2 Dengan klien tentang prinsip 5 benar.
pemberian). manfaat minum obat secara
2. Klien teratur:
mendemonstrasikan a. Beda perasaan sebelum
kepatuhan minum obat minum obat dan sesudah
sesuai jadwal yang minum obat.
ditetapkan b. Jelaskan bahwa dosis
3. Klien mengevaluasi obat hanya boleh diubah
kemampuan dalam oleh dokter.
mematuhi minum obat. c. Jelaskan mengenai
akibat minum obat yang
tidak teratur, misalnya
penyakit kambuh.
6.3 Diskusikan tentang proses
minum obat:
a. Klien meminta obat
kepada perawat(jika di
rumah sakit), kepada
keluarga (jika di
rumah).
b. Klien memeriksa obat
sesuai dosis.
c. Klien minum obat pada
waktu yang tepat
6.4 Klien mengevaluasi
pelaksanaan minum obat
dengan mengisi jadwal
kegiatan harian (self-
evaluation)
6.5 Validasi pelaksanaan minum
obat
6.6 Beri pujian atas keberhasilan
klien.
6.7 Tanyankan kepada klien: “
bagaimana perasaan anda
dengan minum obat secara
teratur? apakah keinginan
untuk bunuh diri berkurang?

TUK 7 1. Klien mengikuti tak: 7.1 Anjurkan klien untuk ikut Simulasi dilakukan untuk
Klien dapat stimulasi persepsi tak: stimulasi persepsi menguji sampai mana
mengikuti tak pencegahan bunuh diri. pencegahan bunuh diri. tingkat pemahaman klien
stimulasi persepsi 2. Klien mengikuti tak: 7.2 Klien mengikuti tak:stimulasi terhadap tindakan
pencegahan bunuh stimulasi persepsi persepsi pencegahan bunuh pencegahan bunuh diri yang
diri. pencegahan bunuh diri. diri(kegiatan mandiri). pernah diberikan perawat
3. Klien mempunyai 7.3 Diskusikan dengan klien
jadwal. klien tentang kegiatan selama tak.
melakukan evaluasi 7.4 Fasilitasi klien untuk
terhadap pelaksanaan mempraktikkan hasil
tak. kegiatan tak dan beri pujian
atas keberhasilannya.
7.5 Diskusikan dengan klien
tentang jadwal tak
7.6 Masukkan jadwal tak ke
dalam jadwal kegiatan
harian.
7.7 Beri pujian atas kemampuan
mengikuti tak
7.8 Tanyakan kepada klien: “
bagaiman perasaan anda
setelah ikut tak?

TUK 8 1. Keluarga dapat 8.1 Identifikasi kemampuan Dukungan keluarga sangat


Klien mendapatkan mendemonstrasikan keluarga dalam merawat penting. Karena keluargalah
dukungan keluarga cara merawat klien. klien sesuai dengan yang yang paling memahami
dalam melakukan telah dilakukan keluarga klien, dan hanya kepada
cara pencegahan selama ini keluarga klien bisa dengan
bunuh diri 8.2 Jelaskan keuntungan peran mudah membina hubungan
serta keluarga dalam saling percaya tanpa
merawat klien. membutuhkan proses yang
8.3 Jelaskan cara-cara merawat lama. Keluarga juga yang
klien: nantinya akan memberikan
a. Terkait dengan perawatan lebih lanjut
munculnya bunuh diri. terhadap klien.
b. Sikap dan bicara
c. Membantu mengenal
penyebab bunuh diri
dan pelaksanaan
pencegahan bunuh diri
d. Bantu keluarga
mendemonstrasikan
cara merawat klien.
e. Bantu keluarga
mengungkapkan
perasaannya setelah
melakukan
demonstrasi.
f. Anjurkan keluarga
mempraktikkan pada
klien selama dirumah
sakit dan
melanjutkannya setelah
pulang ke rumah
Ancaman/percobaan bunuh diri dengan diagnosis keperawatan risiko bunuh diri

Tindakan Keperawatan untuk Pasien Menurut (Nihayati, 2015) dalam bukunya yang
berjudul keperawatan kesehatan jiwa
Pasien dengan Ancaman/ Percobaan Bunuh Diri
1. Tujuan
Pasien tetap aman dan selamat.
2. Tindakan
Untuk melindungi pasien yang mengancam atau mencoba bunuh diri, maka Anda
dapat melakukan tindakan berikut :
 Menemani pasien terus – menerus sampai dia dapat dipindahkan ke tempat yang
aman
 Menjauhkan semua benda yang berbahaya, misalnya pisau, silet, gelas, tali
pinggang.
 Memeriksa apakah pasien benar-benar telah meminum obatnya, jika pasien
mendapatkan obat.
 Menjelaskan dengan lembut pada pasien bahwa Anda akan melindungi pasien
sampai tidak ada keinginan bunuh diri.

Keluarga dengan Ancaman / Percobaan Bunuh Diri


1. Tujuan
Keluarga berperan serta melindungi anggota keluarga yang mengancam atau
mencoba bunuh diri.

2. Tindakan
 Menganjurkan keluarga untuk ikut mengawasi pasien serta jangan pernah
meninggalkan pasien sendirian.
 Menganjurkan keluarga untuk membantu perawat menjauhi barang-barang
berbahaya di sekitar pasien.
 Mendiskusikan dengan keluarga ja untuk tidak sering melamun sendiri.
 Menjelaskan kepada keluarga pentingnya pasien minum obat secara teratur.

Pasien dengan Isyarat Bunuh Diri

1. Tujuan
 Pasien mendapat perlindungan dari lingkungannya.
 Pasien dapat mengungkapkan perasaanya.
 Pasien dapat meningkatkan harga dirinya.
 Pasien dapat menggunakan cara penyelesaian masalah yang baik.

2. Tindakan
 Mendiskusikan tentang cara mengatasi keinginan bunuh diri, yaitu dengan
meminta bantuan dari keluarga atau teman.
 Meningkatkan harga diri pasien dengan cara berikut:
a. Memberi kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya.
b. Berikan pujian bila pasien dapat mengatakan perasaan yang positif.
c. Meyakinkan pasien bahwa dirinya penting.
d. Membicarakan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh
pasien.
e. Merencanakan aktivitas yang dapat pasien lakukan.
 Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah dengan cara berikut:
a. Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalahnya.
b. Mendiskusikan dengan pasien efektivitas masing-masing cara
penyelesaian masalah.
c. Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalah yang
lebih baik.

Keluarga dengan Pasien Isyarat Bunuh Diri


1. Tujuan
Keluarga mampu merawat pasien dengan risiko bunuh diri
2. Tindakan
 Mengajarkan keluarga tentang tanda dan gejala bunuh diri.
1. Menanyakan keluarga tentang tanda dan gejala bunuh diri yang pernah
muncul pada pasien.
2. Mendiskusikan tentang tanda dan gejala yang umumnya muncul pada
pasien berisiko bunuh diri.
 Mengajarkan keluarga cara melindungi pasien dari perilaku bunuh diri.
1. Mendiskusikan tentang cara yang dapat dilakukan keluarga bila pasien
memperlihatkan tanda dan gejala bunuh diri.
2. Menjelaskan tentang cara-cara melindungi pasien, antara lain sebagai
berikut.
- Memberikan tempat yang aman. Menempatkan pasien di tempat
yang mudah diawasi. Jangan biarkan pasien mengunci diri di
kamarnya atau meninggalkan pasien sendirian di rumah.
- Menjauhkan barang-barang yang bisa digunakan untuk bunuh diri.
Jauhkan pasien dari barang-barang yang bisa digunakan untuk
bunuh diri, seperti tali, bahan bakar minyak/bensin, api, pisau atau
benda tajam lainnya, serta zat yang berbahaya seperti obat nyamuk
atau racun serangga.
- Selalu mengadakan dan meningkatkan pengawasan apabila tanda
dan gejala bunuh diri meningkat. Jangan pernah melonggarkan
pengawasan, walaupun pasien tidak menunjukkan tanda dan gejala
untuk bunuh diri.
3. Menganjurkan keluarga untuk melaksanakan cara tersebut di atas.
 Mengajarkan keluarga tentang hal-hal yang dapat dilakukan apabila pasien
melakukan percobaan bunuh diri, antara lain sebagai berikut.
1. Mencari bantuan pada tetangga sekitar atau pemuka masyarakat untuk
menghentikan upaya bunuh diri tersebut.
2. Segera membawa pasien ke rumah sakit atau puskesmas mendapatkan
bantuan medis.
 Membantu keluarga mencari rujukan fasilitas kesehatan yang tersedia bagi
pasien.
1. Memberikan informasi tentang nomor telepon darurat tenaga kesehatan.
2. Menganjurkan keluarga untuk mengantarkan pasien berobat/kontrol
secara teratur untuk mengatasi masalah bunuh dirinya.
3. Menganjurkan keluarga untuk membantu pasien minum obat sesuai
prinsip lima benar yaitu benar orangnya, benar obatnya, benar dosisnya,
benar cara penggunakannya, dan benar waktu penggunaannya
E. IMPLEMENTASI ASUHAN

Diagnosa
Hari/ tanggal Implementasi Evaluasi
Keperawatan

Risiko Bunuh Diri Bina hubungan saling percaya, dengan cara : S : klien menyebutkan selamat pagi
a. O : klien mau berjabat tangan, mau duduk
b. berdampingan dan mau mengutarakan
c. masalahnya
d. A : SP1P tahap 1 tercapai
e. P : lanjutkan ke SP1P tahap 2

Memastikan klien tetap aman dan selamat, dengan S : - Klien mengatakan setuju dengan apa
cara : yang disampaikan oleh perawat
a. Menemani pasien terus – menerus sampai dia - Klien mampu mengulangi tindakan
dapat dipindahkan ke tempat yang aman untuk mengurangi keinginan bunuh diri
b. Menjauhkan semua benda yang berbahaya, yang diajarkan oleh perawat
misalnya pisau, silet, gelas, tali pinggang. - Klien mengatakan mau ditemani oleh
c. Memeriksa apakah pasien benar-benar telah perawat
meminum obatnya, jika pasien mendapatkan O : - Klien dapat mengungkapkan
obat. perasaannya
d. Menjelaskan dengan lembut pada pasien bahwa - Klien tampak memberikan izin
Anda akan melindungi pasien sampai tidak ada kepada perawat untuk di periksa
keinginan bunuh diri.
kamarnya
-
A : SP1P tercapai
P ; Lanjutkan ke SP2P (latihan meningkatkan
harga diri)
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, L. M., Imam, Z., & Amar, A. (2016). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Yogyakarta:
Indomedia Pustaka.

Ah, Y., PK, R. F., & Nihayati, H. E. (2015). Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai