OLEH:
GITA APRILYA
R011181030
KELOMPOK 2 RB
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Nn. L ( P ) Umur : 18 thn No. RM : -
(Kondisi ini mulai terjadi sejak 2 hari yang lalu semenjak sahabatnya yang bernama Nn. P
meninggal dunia karena tenggelam terseret oleh arus ombak ketika mereka sedang berenang
berdua di laut. Ibu dan ayah Nn. L sangat cemas melihat kondisi anaknya sekarang ini)
Hubungan keluarga : -
Gejala : -
Riwayat pengobatan : -
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : Perlu pengkajian lebih lanjut
Masalah keperawatan : Perlu pengkajian lebih lanjut
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram :
Jelaskan : Dari genogram diatas, dapat kita lihat bahwa Nn. L merupakan anak tunggal dan
tinggal serumah dengan ayah, ibu, dan neneknya ( ibu dari ayah Nn. L). Tampak
pada genogram bahwa disini kakek Nn. L (Ayah dari bapak Nn. L) sudah
meninggal. Ayah Nn. L tidak memiliki saudara (anak tunggal) sedangkan ibu dari
Nn. L mempunyai saudara laki-laki (paman dari Nn. L)
2. Konsep diri
a. Citra tubuh :
- Mengungkapkan perasaan keputusasaan dan merasa ingin mati
- Berniat untuk menyakiti dirinya dengan menyayat tangannya menggunakan pisau
- Benci diri sendiri
b. Identitas :
- Pasien masih berstatus pelajar
c. Peran :
- Merasa tidak berguna dan merasa bahwa orang – oraang tidak membutuhkannya
- Merasa lebih baik jika dirinya pergi selamanya
- Menjauhi semua orang – orang yang mencoba untuk mendekatinya
d. Ideal diri :
- Selalu ingin untuk mengakhiri hidupnya
- Pasien merasa putus asa
e. Harga diri :
- Memandang rendah dirinya karena menyebabkan temannya meninggal
- Kurang percaya diri
3. Hubungan sosial
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : keyakinan yang masih kurang, karena masih ada keinginan
untuk mengakhiri hidup. Klien menganggap tidak ada jalan lain untuk menyelesaikan
masalahnya kecuali dengan mengakhiri hidupnya. Padahal klien tahu sendiri bahwa
hal itu merupakan perbuatan dosa.
b. Kegiatan ibadah : Perlu pegkajian lebih lanjut
c. Masalah keperawatan : Keputusasaan
2. Pembicaraan
Lambat
Jelaskan : Klien berbicara dengan lambat dan selalu menunduk. Topik pembicaraan tentang
kematian dan penyesalan hidup
3. Aktivitas Motorik
Lesu
Jelaskan : Selalu teringat sahabatnya, dan tidak bergairah lagi untuk beraktivitas. Selalu
memikirkan orang lain yang dekat dengannya, takut akan terulang hal yang sama
4. Alam perasaan
Sedih
Ketakutan
Putus asa
Khawatir
Jelaskan : Perasaan yang campur aduk, dan tidak punya solusi kecuali mengakhiri hidupnya
7. Persepsi
Halusinasi : -
Jelaskan : -
8. Isi pikir
Suicidal thaught/ pikiran bunuh diri : isi pikiran yang dimulai dengan memikirkan usaha
bunuh diri sampai terus – terus berusaha untuk dapat bunuh diri
Waham : -
9. Arus pikir :
Pengulangan pembicaraan/perseverasi
11. Memori :-
Jelaskan : -
Masalah keperawatan: Perlu pengkajian lebih lanjut
Makanan V ………
Keamanan ………. V
Perawatan kesehatan ……… V
Pakaian ……… V
Transportasi V ………
Tempat tinggal ……… V
Uang ……… V
Jelaskan : klien mampu memenuhi kebutuhan makanan dan transportasi karena masih
memiliki kesadaran penuh. Namun tidak bisa memenuhi keamanan diri
karena ada risiko bunuh diri, tidak mampu melakukan perawatan kesehatan,
dan kebersihan karena terlalu larut memikirkan sahabatnya. Belum bisa
memenuhi kebutuhan tempat tinggal dan keuangan karena sampai saat ini
masih bergantung dengan orang tua
Masalah keperawatan Defisit Perawatan Diri, Strategi Koping Tidak Efektif, Risiko
Bunuh Diri
2. Kegiatan hidup sehari-hari
a. Perawatan diri BT BM
Mandi …… V
Kebersihan …… V
Makan …… V
BAB / BAK …… V
Ganti pakaian …… V
b. Nutrisi
Nafsu makan :
Sedikit – sedikit
Berat Badan :
Menurun
BB terendah : kg BB tertinggi : - kg
c. Tidur
Jelaskan : Klien ada masalah tidur karena selalu memikirkan sahabatnya. Merasa segar
setelah bangun tidur. Klien memang sangat sering tidur apalagi jika banyak
masalah. Biasanya tidur siang selama 3 jam, sambil mendengarkan lagu. Pada
malam hari biasanya tidur jam 00.00 dan bangun sholat subuh namun tidur
lagi setelahnya sekitar jam 10.00. Tidak ada masalah tidur
Terapis : Ya : V
Teman sejawat : Ya : V
Adaptif : Maladaptif :
Koping
Masalah keperawatan : Koping Individu Tidak Efektif
B. ANALISIS DATA
Ruangan : Melati
Data Subjektif :
TUK 2 Klien terlindung dari perilaku 2.1 modifikasi lingkungan klien Modifikasi lingkungan,
Klien dapat bunuh diri a. Jauhkan klien dari benda mengawasi klien, dan
melindungi diri dari – benda yang dapat mengajarkan bagaimana
perilaku bunuh diri digunakan untuk bunuh mengatasi dorongan bunuh
diri diri merupakan suatu
b. Tempatkan klien di tindakan terapeutik yang
ruangan yang nyaman dilakukan oleh perawat
dan mudah terlihat oleh untuk dapat meminimalisir
perawat risiko terjadinya bunuh diri
terhadap klien tersebut
2.2 Awasi klien secara ketat
setiap saat
TUK 3 1. Klien
3.1 dapat meningkatkan
Bantu klien Adanya rasa tidak berguna
Klien dapat harga dirinya mengeksplorasikan perasaan ataupun harga diri yang
meningkatkan harga 2. Klien a.
dapatBiarkan
mengidentifikasi klien rendah pada klien akan
diri aspek positif yang mengungkapkan mendorong perasaan kurang
dimiliki perasaannya percaya diri sehingga klien
3. Klien b.
dapatAjak
membuat
klien untuk akan menarik diri dari
rencana masa depan yang berbincang – bincang lingkungannya. Hal ini
realistis mengenai perasaannya memicu munculnya rasa
namun jangan ingin bunuh diri pada klien
memaksa – klien tertentu. Oleh karena
3.2 identifikasi aspek positif itu penting untuk
yang dimiliki klien meningkatkan harga diri
3.3. bantu mengidentifikasi klien dengan
sumber – sumber harapan mengeksplorasi perasaan,
(misal ; hubungan antar identifikasi aspek positif,
sesame, keyakinan, hal – identifikasi sumber –
hal untuk diselesaikan) sumber harapan, dan
3.4 bantu klien merencanakan membantu merencanakan
masa depan yang realistis masa depan
TUK 4 1. Klien dapat menyebutkan 4.1 Diskusikan kegiatan fisik Pendemonstrasian cara fisik
Klien dapat contoh pencegahan bunuh yang biasa dilakukan klien. untuk mencegah bunuh diri
mendemonstrasikan diri secara fisik:a. Tarik 4.2 Beri pujian atas kegiatan membantu klien dan dapat
cara fisik untuk nafas dalam. fisik klien yang biasa meyakinkan perawat bahwa
mencegah bunuh diri 2. Klien dapat dilakukan. klien betul – betul paham
mendemonstrasikan cara 4.3 Diskusikan satu cara fisik dalam mengambil tindakan
fisik untuk mencegah yang paling mudah apa yang nantinya akan
perilaku bunuh diri. dilakukan Untuk mencegah dilakukan jika keinginan
3. Klien mempunyai jadwal perilaku bunuh diri yaitu: bunuh diri ini muncul
untuk melatih cara tarik nafas dalam
pencegahan fisik yang 4.4 Diskusikan cara melakukan
telah dipelajari nafas dalam dengan klien.
sebelumnya. 4.5 Beri contoh klien tentang
4. Klien mengevaluasi cara menarik nafas dalam.
kemampuan dalam 4.6 Minta klien mengikuti
melakukan cara fisik sesuai contoh yang diberikan
jadwal yang telah disusun. sebanyak 5 kali.
4.7 Beri pujian positif atas
kemampuan klien
mendemonstrasikan cara
nafas menarik dalam.
4.8 Tanyakan perasaan klien
setelah selesai bercakap-
cakap.
4.9 Anjurkan klien menggunakan
cara yang telah dipelajari
saat bunuh diri itu muncul.
4.10 Lakukan hal yang sama
dengan 6.2.1 sampai 6.2.6
untuk cara fisik lain
dipertemuan yang lain.
4.11 Diskusikan dengan klien
mengenai frekuensi latihan
yang akan dilakukan sendiri
oleh klien.
4.12 Susun jadwal kegiatan
untuk melatih cara yang telah
dipelajari.
4.13 Klien mengevaluasi
pelaksanaan latihan, cara
pencegahan perilaku bunuh
diri yang telah dilakukan
dengan mengisi jadwal
kegiatan harian (self-
evaluation).validasi
kemampuan klien dalam
melaksanakan latihan.
TUK 5 1. Klien dapat menyebutkan 5.1 Diskusikan cara bicara Sama halnya dengan cara
Klien dapat cara bicara(verbal) yang yangbaik dengan klien fisik, cara social juga
mendemonstrasikan baik dalam mencegah 5.2 Beri contoh cara bicara yang dilakukan untuk
cara sosial untuk bunuh diri. baik meminimalisir keinginan
mencegah bunuh a. Meminta dengan baik a. Meminta dengan baik bunuh diri klien, yaitu
diri. b. Menolak dengan baik b. Menolak dengan baik dengan cara bersosialisasi
c. Mengungkapkan c. Mengungkapkn perasaan atau berdiskusi dengan
erasaan dengan baik dengan baik orang – orang disekitar,
2. Klien dapat 5.3 Meminta klien mengikuti baik itu dengan perawat,
mendemonstrasikan cara contoh cara bicara yang baik. maupun dengan keluarga
verbal yang baik a. Meminta maaf dengan atau teman yang datang
3. Klien mempunyai jadwal baik“Saya minta uang membesuk klien
untuk melatih cara bicara untuk beli makan”
yang baika. Klien b. Menolak dengan baik
melakukan evaluasi “Maaf,, saya tidak
terhadap kemampuan cara bisa melakukan
bicara yang sesuai dengan karena ada kegiatan
jadwal yang telah disusun lain”
c. Mengungkapkn
perasaan dengan baik
“Saya kesal karena
permintaan saya tidak
dikabulkan”
5.4 Minta klien mengulangi
sendiri
5.5 Beri pujian atas keberhasilan
pasien
5.6 Diskusikan dengan klien
tentang waktu dan kondisi
cara bicara yang dapat dilatih
di ruangan, misalnya:
Mmeminta obat, baju dlll,
menolak ajakan merokok,
tidur tidak tepat pada
waktunya, menceritakan
kekesalan pada perawat.
5.7 Susun jadwal kegiatan untuk
melatih cara yang telah
dipelajari
5.8 Klien mengevaluasi
pelaksanaan latihan cara
bicara yang baik dengan
mengisi jadwal kegiatan
5.9 Validasi kemampuan klien
dalam melaksanakan latihan
5.10 Beri pujian atas
keberhasilan klien, tanyakan
kepada klien, “Bagaimana
perasaan klien setelah latihan
bicara yang baik? apakah
keinginan bunuh diri
berkurang?”
TUK 7 1. Klien mengikuti tak: 7.1 Anjurkan klien untuk ikut Simulasi dilakukan untuk
Klien dapat stimulasi persepsi tak: stimulasi persepsi menguji sampai mana
mengikuti tak pencegahan bunuh diri. pencegahan bunuh diri. tingkat pemahaman klien
stimulasi persepsi 2. Klien mengikuti tak: 7.2 Klien mengikuti tak:stimulasi terhadap tindakan
pencegahan bunuh stimulasi persepsi persepsi pencegahan bunuh pencegahan bunuh diri yang
diri. pencegahan bunuh diri. diri(kegiatan mandiri). pernah diberikan perawat
3. Klien mempunyai 7.3 Diskusikan dengan klien
jadwal. klien tentang kegiatan selama tak.
melakukan evaluasi 7.4 Fasilitasi klien untuk
terhadap pelaksanaan mempraktikkan hasil
tak. kegiatan tak dan beri pujian
atas keberhasilannya.
7.5 Diskusikan dengan klien
tentang jadwal tak
7.6 Masukkan jadwal tak ke
dalam jadwal kegiatan
harian.
7.7 Beri pujian atas kemampuan
mengikuti tak
7.8 Tanyakan kepada klien: “
bagaiman perasaan anda
setelah ikut tak?
Tindakan Keperawatan untuk Pasien Menurut (Nihayati, 2015) dalam bukunya yang
berjudul keperawatan kesehatan jiwa
Pasien dengan Ancaman/ Percobaan Bunuh Diri
1. Tujuan
Pasien tetap aman dan selamat.
2. Tindakan
Untuk melindungi pasien yang mengancam atau mencoba bunuh diri, maka Anda
dapat melakukan tindakan berikut :
Menemani pasien terus – menerus sampai dia dapat dipindahkan ke tempat yang
aman
Menjauhkan semua benda yang berbahaya, misalnya pisau, silet, gelas, tali
pinggang.
Memeriksa apakah pasien benar-benar telah meminum obatnya, jika pasien
mendapatkan obat.
Menjelaskan dengan lembut pada pasien bahwa Anda akan melindungi pasien
sampai tidak ada keinginan bunuh diri.
2. Tindakan
Menganjurkan keluarga untuk ikut mengawasi pasien serta jangan pernah
meninggalkan pasien sendirian.
Menganjurkan keluarga untuk membantu perawat menjauhi barang-barang
berbahaya di sekitar pasien.
Mendiskusikan dengan keluarga ja untuk tidak sering melamun sendiri.
Menjelaskan kepada keluarga pentingnya pasien minum obat secara teratur.
1. Tujuan
Pasien mendapat perlindungan dari lingkungannya.
Pasien dapat mengungkapkan perasaanya.
Pasien dapat meningkatkan harga dirinya.
Pasien dapat menggunakan cara penyelesaian masalah yang baik.
2. Tindakan
Mendiskusikan tentang cara mengatasi keinginan bunuh diri, yaitu dengan
meminta bantuan dari keluarga atau teman.
Meningkatkan harga diri pasien dengan cara berikut:
a. Memberi kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya.
b. Berikan pujian bila pasien dapat mengatakan perasaan yang positif.
c. Meyakinkan pasien bahwa dirinya penting.
d. Membicarakan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh
pasien.
e. Merencanakan aktivitas yang dapat pasien lakukan.
Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah dengan cara berikut:
a. Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalahnya.
b. Mendiskusikan dengan pasien efektivitas masing-masing cara
penyelesaian masalah.
c. Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalah yang
lebih baik.
Diagnosa
Hari/ tanggal Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Risiko Bunuh Diri Bina hubungan saling percaya, dengan cara : S : klien menyebutkan selamat pagi
a. O : klien mau berjabat tangan, mau duduk
b. berdampingan dan mau mengutarakan
c. masalahnya
d. A : SP1P tahap 1 tercapai
e. P : lanjutkan ke SP1P tahap 2
Memastikan klien tetap aman dan selamat, dengan S : - Klien mengatakan setuju dengan apa
cara : yang disampaikan oleh perawat
a. Menemani pasien terus – menerus sampai dia - Klien mampu mengulangi tindakan
dapat dipindahkan ke tempat yang aman untuk mengurangi keinginan bunuh diri
b. Menjauhkan semua benda yang berbahaya, yang diajarkan oleh perawat
misalnya pisau, silet, gelas, tali pinggang. - Klien mengatakan mau ditemani oleh
c. Memeriksa apakah pasien benar-benar telah perawat
meminum obatnya, jika pasien mendapatkan O : - Klien dapat mengungkapkan
obat. perasaannya
d. Menjelaskan dengan lembut pada pasien bahwa - Klien tampak memberikan izin
Anda akan melindungi pasien sampai tidak ada kepada perawat untuk di periksa
keinginan bunuh diri.
kamarnya
-
A : SP1P tercapai
P ; Lanjutkan ke SP2P (latihan meningkatkan
harga diri)
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, L. M., Imam, Z., & Amar, A. (2016). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Yogyakarta:
Indomedia Pustaka.
Ah, Y., PK, R. F., & Nihayati, H. E. (2015). Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.