KONTEKS KELUARGA
NIM: R011181030
UNIVERSITAS HASANUDDIN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Perspektif Keperawatan Anak dalam Konteks
Keluarga” dengan tepat waktu.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
Penyusun
ii
Keperawatan Anak
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar .......................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................ 2
1.3. Tujuan Penulisan .......................................................... 3
BAB II. PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Keperawatan Anak...................................... 4
2.2. Perspektif Keperawatan Anak ...................................... 5
2.3. Family Centered Care (FCC)........................................ 19
BAB III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan ................................................................... 24
3.2. Saran ............................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 25
iii
Keperawatan Anak
BAB I
PENDAHULUAN
1
Keperawatan Anak
peningkatan kesehatan anak sehingga dalam melaksanakan asuhan keperawatan
pada anak, hendaknya perawat menyadari pentingnya keberadaan keluarga untuk
terlibat secara aktif dan bekerja sama dengan petugas kesehatan. Untuk itu penting
sekali bagi mahasiswa keperawatan memahami konsep dasar keluarga dan
pengaruhnya terhadap upaya peningkatan kesehatan anak serta tumbuh dan
kembang anak
Berbicara tentang “Perspektif Keperawatan Anak dalam Konteks Keluarga”,
kita perlu mengetahui bahwa keperawatan anak merupakan suatu profesi yang
berfokus pada konsep perawatan terhadap anak dengan bantuan keluarga sebagai
mediator utama dalam perawatan anak. Dewasa ini keperawatan anak telah
mengalami pergeseran yang sangat mendasar. Anak sebagai klien tidak lagi
dipandang sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai makhluk unik yang
memiliki kebutuhan spesifik dan berbeda dengan orang dewasa. Demikian juga
keluarga, tidak lagi dipandang hanya sebagai pengunjung bagi anak yang sakit,
melainkan sebagai mitra bagi perawat dalam menentukan kebutuhan anak dan
pemenuhannya dalam bentuk pelayanan yang berpusat pada keluarga (family
centred care). Tindakan yang dilakukan dalam mengatasi masalah anak, apapun
bentuknya, harus berlandaskan pada prinsip atraumatic care atau asuhan yang
terapeutik. Setiap perawat perlu memahami perspektif keperawatan anak sehingga
dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada anak selalu berpegang pada prinsip
dasar ini.
Adanya hal ini maka penting diketahui bagaimana Perspektif Keperawatan
Anak dalam Konteks keluarga, yang akan saya bahas pada makalah ini.
2
Keperawatan Anak
5. Bagaimana peran perawat anak dalam konteks keluarga?
6. Apa itu Family Centered Care (FCC)?
3
Keperawatan Anak
BAB II
PEMBAHASAN
4
Keperawatan Anak
masyarakat dan rumah sakit dengan menerapkan berbagai teori, konsep dan
prinsip perawatan anak.
Akhir abad ke-19 dikatakan sebagai abad kegelapan untuk kesehatan anak
(the dark age of paediatric). Sampai pada pertengahan tahun 1800 mulai ada studi
kesehatan anak yang dilakukan seorang tokoh kesehatan anak, yaitu Abraham
Jacobi yang melakukan penyelidikan tentang penyakit pada anak. la
memperhatikan kesehatan anak, khususnya pada tunawisma dan buruh. Upayanya
didukung oleh seorang wanita yang bernama Lilian Wald, yang mengembangkan
pelayanan keperawatan yang juga berfokus pada kegiatan sosial, program sosial,
dan pendidikan khusus untuk orang tua dalam hal perawatan anak sakit.
Selanjutnya, tumbuh upaya kesehatan anak sekolah (UKS) dan berkembang
kursus-kursus kesehatan sekolah.
5
Keperawatan Anak
1940 ditemukan efek psikologis dari tindakan isolasi, yaitu anak menjadi stres
selama berada di rumah sakit. Karena anak stres dan gelisah serta tidak tenang
berada di rumah sakit tanpa ada orang tua di sampingnya, orang tua pun semakin
stres. Akhirnya, orientasi pelayanan keperawatan anak berubah menjadi rooming
in, yaitu orang tua boleh tinggal bersama anaknya di rumah sakit selama 24 jam.
Selain itu, mainan boleh dibawa ke rumah sakit, dan penting untuk perawat atau
tenaga kesehatan mempersiapkan anak dan orang tuanya sebelum dirawat di
rumah sakit.
6
Keperawatan Anak
komponen, di antaranya manusia dalam hal ini anak, keperawatan, sehat-sakit dan
lingkungan yang dapat digambarkan berikut ini:
a. Manusia (Anak)
Dalam keperawatan anak yang menjadi individu (klien) adalah
anak yang 1diartikan sebagai seseorang yang usianya kurang dari 18
(delapan belas) tahun dalam masa tumbuh kembang, dengan kebutuhan
khusus yaitu kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan spiritual.
Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang
perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Dalam
proses berkembang anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola
koping dan perilaku sosial. Ciri fisik pada semua anak tidak mungkin
pertumbuhan fisiknya sama, demikian pula pada perkembangan
kognitif adakalanya cepat atau lambat. Perkembangan konsep diri
sudah ada sejak bayi akan tetapi belum terbentuk sempurna dan akan
mengalami perkembangan seiring bertambahnya usia anak. Pola koping
juga sudah terbentuk sejak bayi di mana bayi akan menangis saat lapar.
Perilaku sosial anak juga mengalami perkembangan yang terbentuk
mulai bayi seperti anak mau diajak orang lain. Sedangkan respons
emosi terhadap penyakit bervariasi tergantung pada usia dan
7
Keperawatan Anak
pencapaian tugas perkembangan anak, seperti pada bayi saat perpisahan
dengan orang tua maka responsnya akan menangis, berteriak, menarik
diri dan menyerah pada situasi yaitu diam.
Dalam memberikan pelayanan keperawatan anak selalu
diutamakan, mengingat kemampuan dalam mengatasi masalah masih
dalam proses kematangan yang berbeda dibanding orang dewasa
karena struktur fisik anak dan dewasa berbeda mulai dari besarnya
ukuran hingga aspek kematangan fisik. Proses fisiologis anak dengan
dewasa mempunyai perbedaan dalam hal fungsi tubuh dimana orang
dewasa cenderung sudah mencapai kematangan. Kemampuan berpikir
anak dengan dewasa berbeda dimana fungsi otak dewasa sudah matang
sedangkan anak masih dalam proses perkembangan. Demikian pula
dalam hal tanggapan terhadap pengalaman masa lalu berbeda, pada
anak cenderung kepada dampak psikologis yang apabila kurang
mendukung maka akan berdampak pada tumbuh kembang anak
sedangkan pada dewasa cenderung sudah mempunyai mekanisme
koping yang baik dan matang.
b. Sehat-sakit
Sehat dalam keperawatan anak adalah sehat dalam rentang
sehat-sakit. Sehat adalah keadaan kesejahteraan optimal antara fisik,
mental, dan sosial yang harus dicapai sepanjang kehidupan anak dalam
rangka mencapai tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang optimal
sesuai dengan usianya. Dengan demikian, apabila anak sakit, hal ini
akan memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan fisik, psikologis,
intelektual, sosial, dan spiritual. Sehat-sakit berada dalam suatu rentang
mulai dari sehat optimal pada satu kutub sampai meninggal pada kutub
lainnya seperti terlihat berikut ini.
8
Keperawatan Anak
Gambar 2.1 rentang sehat-sakit
9
Keperawatan Anak
menjelang ajal (dying care).
c. Lingkungan
Lingkungan dalam paradigma keperawatan anak yang dimaksud
adalah lingkungan eksternal maupun internal yang berperan dalam
perubahan status kesehatan anak. Lingkungan internal, yaitu genetik
(keturunan), kematangan biologis, jenis kelamin, intelektual, emosi,
dan adanya predisposisi atau resistensi terhadap penyakit. Contoh
kelainan internal seperti anak lahir dengan kelainan bawaan maka di
kemudian hari akan terjadi perubahan status kesehatan yang cenderung
sakit, sedangkan lingkungan eksternal, yaitu status nutrisi, orang tua,
saudara sekandung (sibling), masyarakat/kelompok sekolah,
kelompok/geng, disiplin yang ditanamkan orang tua, agama, budaya,
status sosial-ekonomi, iklim, cuaca sekitar dan lingkungan
fisik/biologis baik rumah maupun sanitasi di sekelilingnya.
Perkembangan anak sangat dipengaruhi rangsangan terutama dari
lingkungan eksternal, yaitu lingkungan yang aman, peduli, dan penuh
dengan kasih sayang.
d. Keperawatan
Komponen ini merupakan bentuk pelayanan keperawatan yang
diberikan kepada anak dalam mencapai pertumbuhan dan
perkembangan secara optimal dengan melibatkan keluarga. Upaya
tersebut dapat tercapai dengan keterlibatan langsung pada keluarga
mengingat keluarga merupakan sistem terbuka yang anggotanya dapat
dirawat secara efektif dan keluarga sangat berperan dalam menentukan
keberhasilan asuhan keperawatan, di samping keluarga mempunyai
peran sangat penting dalam perlindungan anak dan mempunyai peran
memenuhi kebutuhan anak. Peran lainnya adalah mempertahankan
kelangsungan hidup bagi anak dan keluarga, menjaga keselamatan anak
dan mensejahterakan anak untuk mencapai masa depan anak yang lebih
10
Keperawatan Anak
baik, melalui interaksi tersebut dalam terwujud kesejahteraan anak
(Wong, 2009).
Untuk memperoleh pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal, perawat dapat membantu anak dan keluarganya memenuhi
kebutuhan yang spesifik dengan cara membina hubungan terapeutik
dengan anak/leluarga melalui perannya sebagai pembela,
pemulih/pemelihara kesehatan, koordinator, kolaborator, pembuat
keputusan etik dan perencana kesehatan.
Fokus utama dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan adalah
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, dengan falsafah
utama, yaitu asuhan keperawatan yang berpusat pada keluarga dan
perawatan yang terapeutik. Selama proses asuhan keperawatan
dijalankan, keluarga dianggap sebagai mitra bagi perawat dalam rangka
mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Dua konsep
yang mendasari dalam kerja sama orang tua-perawat ini adalah
memfasilitasi keluarga untuk aktif terlibat dalam asuhan keperawatan
anaknya di rumah sakit dan memberdayakan kemampuan keluarga baik
dari aspek pengetahuan, keterampilan maupun sikap dalam
melaksanakan perawatan anaknya di rumah sakit, melalui interaksi
yang terapeutik dengan keluarga (empowering). Bentuk intervensi
utama yang diperlukan anak dan keluarganya adalah pemberian
dukungan, pemberian pendidikan kesehatan, dan upaya rujukan kepada
tenaga kesehatan lain yang berkompeten sesuai dengan kebutuhan
anak.
11
Keperawatan Anak
terbuka selama 24 jam, tersedia aktivitas bermain dan layanan
pendidikan kesehatan pada orang tua yang terprogram secara reguler.
Anak membutuhkan orang tua selama proses hospitalisasi.
12
Keperawatan Anak
sebagai subjek yang punya potensi untuk melaksanakan perawatan
pada anaknya. Diharapkan selama perawatan anaknya di rumah sakit,
terjadi proses belajar pada orang tua, peran dan tugasnya merawat anak
selama di rumah sakit. Perawat juga mempunyai peran penting untuk
meningkatkan kemampuan orang tua dalam merawat anaknya. Orang
tua dipandang sebagai subjek yang punya potensi untuk melaksanakan
perawatan pada anaknya. Diharapkan selama perawatan anaknya di
rumah sakit, terjadi proses belajar pada orang tua, baik dalam hal
peningkatan pengetahuan maupun keterampilan yang berhubungan
dengan keadaan sakit anaknya. Dengan demikian, pada saat anak
diperbolehkan pulang ke rumah, orang tua sudah memiliki seperangkat
ilmu pengetahuan dan keterampilan tentang perawatan anaknya.
Misalnya, pada saat seorang ibu yang mempunyai anak sakit panas dan
dirawat di rumah sakit, jika pada awal masuk rumah sakit orang tua
tidak tahu tentang perawatan anak panas, saat keluar dari rumah sakit
mereka sudah dapat memberikan kompres hangat dan mengukur suhu
dengan termometernya sendiri secara benar. Untuk itu, pendidikan
kesehatan perawat menjadi begitu penting untuk dilaksanakan. Proses
perawatan anak di rumah sakit harus memberikan kesempatan belajar
pada orang tua untuk merawat anak. Kesabaran perawat diperlukan
dalam merawat anak secara langsung dan dalam mengajarkan orang tua
merawat anak sesuai dengan kapasitasnya.
13
Keperawatan Anak
(Department of Health, 1991). Keluarga adalah pusat kehidupan
keluarga sehingga fokus perencanaan asuhan keperawatan anak harus
mencerminkan kerja sama orang tua dengan perawat/ tim kesehatan.
Dengan demikian, family centred care dapat diterima sebagai filosofi
dalam keperawatan anak. Pada perawatan pasien dewasa, yang menjadi
kliennya adalah pasien itu sendiri, sedangkan pada keperawatan anak
selain anak itu sendiri, keluarganya juga merupakan klien dari perawat
anak.
14
Keperawatan Anak
kondisi tertentu ketika orang tua harus meninggalkan anak
sesaat (misalnya, membeli obat, pergi ke kamar kecil),
perawat harus siap menggantikannya (misalnya, bila bayi
menangis, perawat peilu menggendong, meninabobokan).
Sebaliknya, orang tua harus beläjar melakukan tindakan
keperawatan, seperti memberikan "kompres, mengukur
suhu, atau mengobservasi gejala panas pada anak, melalui.
prases pendidikan kesehatan
d. Keberhasilan dari pendekatan ini bergantung pada
kesepakatan tim kesehatan untuk mendukung kerja sama
yang aktif dari orang tua. Kesepakatan untuk menggunakan
pendekatan family centred tidak cukup hanya dari perawat,
tetapi juga seluruh petugas kesehatan yang ada.
PERAN PERAWAT ANAK
Perawat merupakan anggota dari tim pemberi asuhan keperawatan anak dan
orang tuanya. Perawat dapat berperan dalam berbagai aspek dalam memberikan
pelayanan kesehatan dan bekerjasama dengan anggota tim lain, dengan keluarga
terutama dalam membantu memecahkan masalah yang berkaitan dengan
perawatan anak. Mari kita bahas secara jelas tentang peran perawat anak. Perawat
merupakan salah satu anggota tim kesehatan yang bekerja dengan anak dan orang
tua. Beberapa peran penting seorang perawat, meliputi:
a. Sebagai pendidik.
Perawat berperan sebagai pendidik, baik secara langsung dengan memberi
penyuluhan/pendidikan kesehatan pada orang tua maupun secara tidak
langsung dengan menolong orang tua/anak memahami pengobatan dan
perawatan anaknya. Kebutuhan orang tua terhadap pendidikan kesehatan
dapat mencakup pengertian dasar penyakit anaknya, perawatan anak selama
dirawat di rumah sakit, serta perawatan lanjut untuk persiapan pulang ke
15
Keperawatan Anak
rumah. Tiga domain yang dapat dirubah oleh perawat melalui pendidikan
kesehatan adalah pengetahuan, keterampilan serta sikap keluarga dalam hal
kesehatan khususnya perawatan anak sakit
b. Sebagai Konselor
Suatu waktu anak dan keluarganya mempunyai kebutuhan psikologis berupa
dukungan/dorongan mental. Sebagai konselor, perawat dapat memberikan
konseling keperawatan ketika anak dan keluarganya membutuhkan. Hal inilah
yang membedakan layanan konseling dengan pendidikan kesehatan. Dengan cara
mendengarkan segala keluhan, melakukan sentuhan dan hadir secara fisik maka
perawat dapat saling bertukar pikiran dan pendapat dengan orang tua tentang
masalah anak dan keluarganya dan membantu mencarikan alternatif
pemecahannya.
c. Melakukan koordinasi atau kolaborasi
Dengan pendekatan interdisiplin, perawat melakukan koordinasi dan
kolaborasi dengan anggota tim kesehatan lain dengan tujuan terlaksananya
asuhan yang holistik dan komprehensif. Perawat berada pada posisi kunci
untuk menjadi koordinator pelayanan kesehatan karena 24 jam berada di
samping pasien. Keluarga adalah mitra perawat, oleh karena itu kerjasama
dengan keluarga juga harus terbina dengan baik tidak hanya saat perawat
membutuhkan informasi dari keluarga saja, melainkan seluruh rangkaian
proses perawatan anak harus melibatkan keluarga secara aktif.
d. Sebagai pembuat keputusan etik
Perawat dituntut untuk dapat berperan sebagai pembuat keputusan etik
dengan berdasarkan pada nilai normal yang diyakini dengan penekanan pada
hak pasien untuk mendapat otonomi, menghindari hal-hal yang merugikan
pasien dan keuntungan asuhan keperawatan yaitu meningkatkan
kesejahteraan pasien. Perawat juga harus terlibat dalam perumusan rencana
pelayanan kesehatan di tingkat kebijakan. Perawat harus mempunyai suara
untuk didengar oleh para pemegang kebijakan dan harus aktif dalam gerakan
16
Keperawatan Anak
yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anak. Perawat yang paling
mengerti tentang pelayanan keperawatan anak. Oleh karena itu perawat
harus dapat meyakinkan pemegang kebijakan bahwa usulan tentang
perencanaan pelayanan keperawatan yang diajukan dapat memberi dampak
terhadap peningkatan kualitas pelayanan kesehatan anak.
e. Sebagai peneliti
Sebagai peneliti perawat anak membutuhkan keterlibatan penuh dalam upaya
menemukan masalah-masalah keperawatan anak yang harus diteliti,
melaksanakan penelitian langsung dan menggunakan hasil penelitian
kesehatan/keperawatan anak dengan tujuan meningkatkan kualitas
praktik/asuhan keperawatan pada anak. Pada peran ini diperlukan
kemampuan berpikir kritis dalam melihat fenomena yang ada dalam layanan
asuhan keperawatan anak sehari-hari dan menelusuri penelitian yang telah
dilakukan serta menggunakan literatur untuk memvalidasi masalah
penelitian yang ditemukan. Pada tingkat kualifikasi tertentu, perawat harus
dapat melaksanakan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
praktik keperawatan anak.
a. Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik,
17
Keperawatan Anak
artinya bahwa tidak boleh memandang anak dari segi fisiknya saja
melainkan sebagai individu yang unik yang mempunyai pola pertumbuhan
dan perkembangan menuju proses kematangan.
b. Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai
tahap perkembangannya. Sebagai individu yang unik, anak memiliki
berbagai kebutuhan yang berbeda satu dengan yang lain sesuai tumbuh
kembang. Kebutuhan fisiologis seperti nutrisi dan cairan, aktivitas,
eliminasi, tidur dan lain-lain, sedangkan kebutuhan psikologis, sosial dan
spiritual yang akan terlihat sesuai tumbuh kembangnya.
18
Keperawatan Anak
masyarakat. Upaya kematangan anak adalah dengan selalu
memperhatikan lingkungan yang baik secara internal maupun eksternal
dimana kematangan anak ditentukan oleh lingkungan yang baik.
Pengertian
Family Centered Care (FCC) atau perawatan yang berpusat pada keluarga
didefinisikan sebagai filosofi perawatan berpusat pada keluarga, mengakui
keluarga sebagai konstanta dalam kehidupan anak. Family Centered Care
meyakini adanya dukungan individu, menghormati, mendorong dan
meningkatkan kekuatan dan kompetensi keluarga. Intervensi keperawatan
dengan menggunakan pendekatan family centered care menekankan bahwa
pembuatan kebijakan, perencanaan program perawatan, perancangan fasilitas
kesehatan, dan interaksi sehari-hari antara klien dengan tenaga kesehatan harus
melibatkan keluarga. Keluarga diberikan kewenangan untuk terlibat dalam
perawatan klien, yang berarti keluarga dengan latar belakang pengalaman,
keahlian dan kompetensi keluarga memberikan manfaat positif dalam perawatan
anak. Memberikan kewenangan kepada keluarga berarti membuka jalan bagi
keluarga untuk mengetahui kekuatan, kemampuan keluarga dalam merawat anak.
19
Keperawatan Anak
meningkatkan kesehatan dan perkembangan setiap anak.
Dalam family centered care kebutuhan semua anggota keluarga tidak hanya
harus dipertimbangkan, dengan mengacu pada elemen penting family centered
care yang meliputi:
20
Keperawatan Anak
a. Memasukkan pemahaman ke dalam kebijakan dan praktik bahwa keluarga
bersifat konstan dalam kehidupan anak, sementara sistem pelayanan dari
personal pendukung di dalam sistem tersebut berubah-rubah.
c. Saling bertukar informasi yang lengkap dan jelas antara anggota keluarga
dan profesional dalam hal dukungan tentang cara yang supportif di setiap
saat.
21
Keperawatan Anak
h. Menghargai keluarga sebagai keluarga, dan anak-anak sebagai anak-anak,
mengakui bahwa mereka memiliki beragam kekuatan, perhatian, emosi
dan cita-cita yang melebihi kebutuhan mereka untuk mendapatkan
layanan dan dukungan kesehatan serta perkembangan khususnya.
c. Mengenali dan memperkuat kelebihan yang ada pada anak dan keluarga.
Mengkaji kelebihan keluarga dan membantu mengembangkan kelebihan
keluarga dalam proses asuhan keperawatan pada klien.
22
Keperawatan Anak
keperawatan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan, nilai, keyakinan
dan budaya pasien dan keluarga.
f. Berbagi informasi secara jujur dan tidak bias dengan anak dan keluarga
sebagai cara untuk memperkuat dan mendayagunakan anak dan keluarga
dalam meningkatkan derajat kesehatan. Petugas kesehatan memberikan
informasi yang berguna bagi pasien dan keluarga, dengan benar dan tidak
memihak. Informasi yang diberikan harus lengkap, benar dan akurat.
g. Memberikan dan menjamin dukungan formal dan informal untuk anak dan
keluarga. Memfasilitasi pembentukan support grup untuk anak dan
keluarga, melakukan pendampingan kepada keluarga, menyediakan akses
informasi support grup yang tersedia dimasyarakat.
23
Keperawatan Anak
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Para penulis semoga dapat memperbaiki makalah ini lebih baik dan
mendapatkan informasi yang lebih banyak mengenai judul dari makalah ini.
Pembaca juga bisa mencari di refrensi lain, mungkin saja ada perbedaan dari
setiap sumber.
24
Keperawatan Anak
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. (E. A. Mardella, Ed.) Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Cahyani, T., Nurlaila, & Utami , W. (2018). Buku Ajar Keperawatan Anak.
Yogyakarta: Leutikaprio
Nining, & Yuliastati . (2016). Keperawatan Anak. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Supartini, Y. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. (M. Ester, Ed.) Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
25
Keperawatan Anak