Anda di halaman 1dari 28

KEPERAWATAN ANAK I

PERSPEKTIF KEPERAWATAN ANAK DALAM

KONTEKS KELUARGA

NAMA: GITA APRILYA

NIM: R011181030

PRODI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Perspektif Keperawatan Anak dalam Konteks
Keluarga” dengan tepat waktu.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Perspektif Keperawatan


Anak dalam Konteks Keluarga” dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.

                                                                             Makassar, 19 Maret 2020

    
                                                  Penyusun

ii
Keperawatan Anak
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar .......................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................ 2
1.3. Tujuan Penulisan .......................................................... 3
BAB II. PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Keperawatan Anak...................................... 4
2.2. Perspektif Keperawatan Anak ...................................... 5
2.3. Family Centered Care (FCC)........................................ 19
BAB III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan ................................................................... 24
3.2. Saran ............................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 25

iii
Keperawatan Anak
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Filosofi keperawatan anak merupakan keyakinan atau pandangan yang dimiliki
perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan pada anak yang berfokus pada
keluarga (family centered care), pencegahan terhadap trauma (atraumatic care) dan
manjemen kasus.
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan
dengan kita. Keadaan ini perlu kita sadari sepenuhnya bahwa setiap individu
merupakan bagiannya dan di keluarga juga semua dapat diekspresikan tanpa
hambatan yang berarti. Tahun 1960, keluarga di Indonesia sekitar 30 juta, tahun
1990-an menjadi 35-40 juta, dan pada awal abad ke-21 diperkirakan berlipat
jumlahnya menjadi 60-65 juta (BKKBN, 1996). Friedman (1998) mendefinisikan
bahwa keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing
merupakan bagian dari keluarga. Pakar konseling keluarga dari Yogyakarta,
Sayekti (1994) menulis bahwa keluarga adalah suatu ikatan/persekutuan hidup atas
dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama
atau seorang laki-laki atau scorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau
tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah
tangga.
Indonesia merupakan salah satu negara yang menjunjung tinggi adar ketimuran
yang menekankan bahwa keluarga harus dibentuk atas dasar perkawinan, seperti
yang tertulis dalam "Peraturan Pemerintah (PP) No. 21 tahun 1994 bahwa keluarga
dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah. keberadaan keluarga di tengah-
tengah anak sangat penting, baik dalam perawatan anak kala sehat maupun selama
anak dalam perawatan di rumah sakit. Keluarga adalah pemberi perawatan terbaik
bagi anak. Demikian besarnya pengaruh keluarga dalam upaya pemeliharaan dan

1
Keperawatan Anak
peningkatan kesehatan anak sehingga dalam melaksanakan asuhan keperawatan
pada anak, hendaknya perawat menyadari pentingnya keberadaan keluarga untuk
terlibat secara aktif dan bekerja sama dengan petugas kesehatan. Untuk itu penting
sekali bagi mahasiswa keperawatan memahami konsep dasar keluarga dan
pengaruhnya terhadap upaya peningkatan kesehatan anak serta tumbuh dan
kembang anak
Berbicara tentang “Perspektif Keperawatan Anak dalam Konteks Keluarga”,
kita perlu mengetahui bahwa keperawatan anak merupakan suatu profesi yang
berfokus pada konsep perawatan terhadap anak dengan bantuan keluarga sebagai
mediator utama dalam perawatan anak. Dewasa ini keperawatan anak telah
mengalami pergeseran yang sangat mendasar. Anak sebagai klien tidak lagi
dipandang sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai makhluk unik yang
memiliki kebutuhan spesifik dan berbeda dengan orang dewasa. Demikian juga
keluarga, tidak lagi dipandang hanya sebagai pengunjung bagi anak yang sakit,
melainkan sebagai mitra bagi perawat dalam menentukan kebutuhan anak dan
pemenuhannya dalam bentuk pelayanan yang berpusat pada keluarga (family
centred care). Tindakan yang dilakukan dalam mengatasi masalah anak, apapun
bentuknya, harus berlandaskan pada prinsip atraumatic care atau asuhan yang
terapeutik. Setiap perawat perlu memahami perspektif keperawatan anak sehingga
dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada anak selalu berpegang pada prinsip
dasar ini.
Adanya hal ini maka penting diketahui bagaimana Perspektif Keperawatan
Anak dalam Konteks keluarga, yang akan saya bahas pada makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan keperawatan anak?


2. Bagaimana perkembangan keperawatan anak?
3. Jelaskan falsafah keperawatan anak?
4. Bagaimana prinsip-prinsip keperawatan anak yang berfokus pada keluarga?

2
Keperawatan Anak
5. Bagaimana peran perawat anak dalam konteks keluarga?
6. Apa itu Family Centered Care (FCC)?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui definisi dari keperawatan anak.


2. Mengetahui perkembangan keperawatan anak.
3. Mengetahui prinsip – prinsip keperawatan anak yang berfokus pada keluarga
4. Mengetahui peran perawat anak dalam konteks keluarga
5. Mengetahui apa itu Family Centered Care (FCC)

3
Keperawatan Anak
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Keperawatan Anak

Menurut  UU RI No. IV th 1979 tentang kesejahteraan anak, disebutkan


bahwa anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum
menikah Sedangkan menurut UU RI No. I th 1974 Bab IX ps 42 disebutkan
bahwa anak  yang sah adalah yang dilahirkan dalam atau sebagai perkawinan
yang sah.Dari kedua pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian
anak adalah seseorang yang dilahirkan dalam atau sebagai perkawinan yang sah
yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum menikah. Di Indonesia anak
dipandang sebagai pewaris keluarga, yaitu penerus keluarga yang kelak akan
melanjutkan nilai – nilai dari keluarga serta  dianggap sebagai seseorang yang
bisa memberikan perawatan dan perlindungan ketika kedua orang tua sudah
berada pada tahap lanjut usia ( jaminan hari tua  ) . Anak masih dianggap
sebagai  sumber tenaga murah yang dapat membantu ekonomi keluarga.
Keberadaan anak  dididik menjadi pribadi yang mandiri.

Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu,


keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat.
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik di
dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan. Keperawatan anak merupakan bagian
dari disiplin Ilmu keperawatan yang terdiri atas dua bidang ilmu keperawatan
yaitu keperawatan anak dan keperawatan maternitas. Ilmu keperawatan anak
merupakan dasar dalam menghantarkan peserta didik agar mampu mamberikan
asuhan keperawatan yang aman dan efektif bagi anak (infant, toddler, prasekolah,
sekolah dan remaja) sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan, baik
sehat maupun sakit, baik langsung maupun tidak langsung, baik di rumah,

4
Keperawatan Anak
masyarakat dan rumah sakit dengan menerapkan berbagai teori, konsep dan
prinsip perawatan anak.

2.2 Perspektif Keperawatan Anak

PERKEMBANGAN KEPERAWATAN ANAK

Untuk dapat memahami perkembangan keperawatan anak, kita diajak untuk


mempelajari evolusi kesehatan anak dan keperawatan anak. Sebelum abad ke-19,
kesehatan anak kurang mendapat perhatian dari berbagai pihak. Jumlah tenaga
kesehatan terutama dokter dan bidan sangat sedikit, sementara epidemik terjadi di
banyak tempat dan tidak ada kontrol. Selain itu, buku-buku informasi tentang
kesehatan anak sangat sedikit. Pelayanan kesehatan yang dijalankan untuk anak
hanya terbatas pada daerah perkotaan dan dalam bentuk pelayanan keliling dan
perawatan tradisional. Statistik tentang status kesehatan anak tidak ada, padahal
wabah penyakit pada anak banyak terjadi, seperti cacar, flu, difteri, dan terjadi
epidemik secara perlahan, terutama karena penyakit TBC dan gangguan gizi.

Akhir abad ke-19 dikatakan sebagai abad kegelapan untuk kesehatan anak
(the dark age of paediatric). Sampai pada pertengahan tahun 1800 mulai ada studi
kesehatan anak yang dilakukan seorang tokoh kesehatan anak, yaitu Abraham
Jacobi yang melakukan penyelidikan tentang penyakit pada anak. la
memperhatikan kesehatan anak, khususnya pada tunawisma dan buruh. Upayanya
didukung oleh seorang wanita yang bernama Lilian Wald, yang mengembangkan
pelayanan keperawatan yang juga berfokus pada kegiatan sosial, program sosial,
dan pendidikan khusus untuk orang tua dalam hal perawatan anak sakit.
Selanjutnya, tumbuh upaya kesehatan anak sekolah (UKS) dan berkembang
kursus-kursus kesehatan sekolah.

Awal tahun 1900, perawatan isolasi berkembang sejak ditemukannya


penyakit menular. Orang tua dilarang untuk mengunjungi anak dan membawa
barang-barang atau mainan dari rumah ke rumah sakit. Akan tetapi, pada tahun

5
Keperawatan Anak
1940 ditemukan efek psikologis dari tindakan isolasi, yaitu anak menjadi stres
selama berada di rumah sakit. Karena anak stres dan gelisah serta tidak tenang
berada di rumah sakit tanpa ada orang tua di sampingnya, orang tua pun semakin
stres. Akhirnya, orientasi pelayanan keperawatan anak berubah menjadi rooming
in, yaitu orang tua boleh tinggal bersama anaknya di rumah sakit selama 24 jam.
Selain itu, mainan boleh dibawa ke rumah sakit, dan penting untuk perawat atau
tenaga kesehatan mempersiapkan anak dan orang tuanya sebelum dirawat di
rumah sakit.

Dengan demikian, pendidikan kesehatan untuk orang tua menjadi sangat


penting untuk dilakukan oleh perawat. Kerja sama antara orang tua dan tim
kesehatan dirasakan besar manfaatnya dan orang tua didorong untuk
berpartisipasi aktif dalam perawatan anaknya dan orang tua tidak hanya sekadar
pengunjung bagi anaknya. Beberapa bukti ilmiah menunjukkan pentingnya
keterlibatan orang tua dalam perawatan anaknya di rumah sakit (Darbyshire, 1992
dan Carter & Dearmun, 1995).

Keberadaan orang tua terutama kelompok orang tua yang anaknya


mempunyai jenis penyakit yang sama ternyata dapat membuat orang tua lebih
percaya diri dalam merawat anaknya dan merasa ada dukungan psikologis
sehingga diharapkan dapat bekerja sama sebagai mitra tim kesehatan.

FALSAFAH KEPERAWATAN ANAK

Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa keperawatan anak telah mengalami


beberapa perubahan yang sangat mendasar, terutama dalam cara memandang terhadap
klien anak itu sendiri dan pendekatan dalam pelayanan keperawatan anak

Paradigma Keperawatan Anak

Paradigma keperawatan anak merupakan suatu landasan berpikir dalam


penerapan ilmu keperawatan anak. Landasan berpikir tersebut terdiri dari empat

6
Keperawatan Anak
komponen, di antaranya manusia dalam hal ini anak, keperawatan, sehat-sakit dan
lingkungan yang dapat digambarkan berikut ini:

Gambar 1.1 Empat Komponen Landasan Berpikir Paradigma Keperawatan Anak

a. Manusia (Anak)
Dalam keperawatan anak yang menjadi individu (klien) adalah
anak yang 1diartikan sebagai seseorang yang usianya kurang dari 18
(delapan belas) tahun dalam masa tumbuh kembang, dengan kebutuhan
khusus yaitu kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan spiritual.
Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang
perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Dalam
proses berkembang anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola
koping dan perilaku sosial. Ciri fisik pada semua anak tidak mungkin
pertumbuhan fisiknya sama, demikian pula pada perkembangan
kognitif adakalanya cepat atau lambat. Perkembangan konsep diri
sudah ada sejak bayi akan tetapi belum terbentuk sempurna dan akan
mengalami perkembangan seiring bertambahnya usia anak. Pola koping
juga sudah terbentuk sejak bayi di mana bayi akan menangis saat lapar.
Perilaku sosial anak juga mengalami perkembangan yang terbentuk
mulai bayi seperti anak mau diajak orang lain. Sedangkan respons
emosi terhadap penyakit bervariasi tergantung pada usia dan

7
Keperawatan Anak
pencapaian tugas perkembangan anak, seperti pada bayi saat perpisahan
dengan orang tua maka responsnya akan menangis, berteriak, menarik
diri dan menyerah pada situasi yaitu diam.
Dalam memberikan pelayanan keperawatan anak selalu
diutamakan, mengingat kemampuan dalam mengatasi masalah masih
dalam proses kematangan yang berbeda dibanding orang dewasa
karena struktur fisik anak dan dewasa berbeda mulai dari besarnya
ukuran hingga aspek kematangan fisik. Proses fisiologis anak dengan
dewasa mempunyai perbedaan dalam hal fungsi tubuh dimana orang
dewasa cenderung sudah mencapai kematangan. Kemampuan berpikir
anak dengan dewasa berbeda dimana fungsi otak dewasa sudah matang
sedangkan anak masih dalam proses perkembangan. Demikian pula
dalam hal tanggapan terhadap pengalaman masa lalu berbeda, pada
anak cenderung kepada dampak psikologis yang apabila kurang
mendukung maka akan berdampak pada tumbuh kembang anak
sedangkan pada dewasa cenderung sudah mempunyai mekanisme
koping yang baik dan matang.
b. Sehat-sakit
Sehat dalam keperawatan anak adalah sehat dalam rentang
sehat-sakit. Sehat adalah keadaan kesejahteraan optimal antara fisik,
mental, dan sosial yang harus dicapai sepanjang kehidupan anak dalam
rangka mencapai tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang optimal
sesuai dengan usianya. Dengan demikian, apabila anak sakit, hal ini
akan memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan fisik, psikologis,
intelektual, sosial, dan spiritual. Sehat-sakit berada dalam suatu rentang
mulai dari sehat optimal pada satu kutub sampai meninggal pada kutub
lainnya seperti terlihat berikut ini.

8
Keperawatan Anak
Gambar 2.1 rentang sehat-sakit

Rentang sehat-sakit merupakan batasan yang dapat diberikan


bantuan pelayanan keperawatan pada anak adalah suatu kondisi anak
berada dalam status kesehatan yang meliputi sejahtera, sehat optimal,
sehat, sakit, sakit kronis dan meninggal. Rentang ini suatu alat ukur
dalam menilai status kesehatan yang bersifat dinamis dalam setiap
waktu. Selama dalam batas rentang tersebut anak membutuhkan
bantuan perawat baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti
apabila anak dalam rentang sehat maka upaya perawat untuk
meningkatkan derajat kesehatan sampai mencapai taraf kesejahteraan
baik fisik, sosial maupun spiritual. Demikian sebaliknya apabila anak
dalam kondisi kritis atau meninggal maka perawat selalu memberikan
bantuan dan dukungan pada keluarga. Jadi batasan sehat secara umum
dapat diartikan suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan
sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit dan kelemahan.
Dalam keadaan sehat optimal pun anak memerlukan bantuan
perawat, misalnya untuk upaya pencegahan dan promosi kesehatan,
seperti pelayanan imunisasi atau peningkatan pengetahuan tentang
kebersihan perseorangan dan gizi yang memenuhi syarat kesehatan.
Apabila terjadi perbedaan persepsi antara orang tua dan perawat
tentang konsep sehat-sakit tersebut, timbul masalah pemahaman
keluarga tentang makna sehat-sakit. Kondisi sehat yang berat menurut
persepsi perawat, dapat dipersepsikan sebagai suatu kondisi yang biasa
saja oleh orang tua. Untuk itu diperlukan bantuan perawat untuk
menyamakan persepsi tersebut. Pada kutub ekstrem, yaitu kematian
anak, orang tua tetap memerlukan bantuan perawat untuk
mengantarkan anak pada kematian yang tenang melalui perawatan

9
Keperawatan Anak
menjelang ajal (dying care).
c. Lingkungan
Lingkungan dalam paradigma keperawatan anak yang dimaksud
adalah lingkungan eksternal maupun internal yang berperan dalam
perubahan status kesehatan anak. Lingkungan internal, yaitu genetik
(keturunan), kematangan biologis, jenis kelamin, intelektual, emosi,
dan adanya predisposisi atau resistensi terhadap penyakit. Contoh
kelainan internal seperti anak lahir dengan kelainan bawaan maka di
kemudian hari akan terjadi perubahan status kesehatan yang cenderung
sakit, sedangkan lingkungan eksternal, yaitu status nutrisi, orang tua,
saudara sekandung (sibling), masyarakat/kelompok sekolah,
kelompok/geng, disiplin yang ditanamkan orang tua, agama, budaya,
status sosial-ekonomi, iklim, cuaca sekitar dan lingkungan
fisik/biologis baik rumah maupun sanitasi di sekelilingnya.
Perkembangan anak sangat dipengaruhi rangsangan terutama dari
lingkungan eksternal, yaitu lingkungan yang aman, peduli, dan penuh
dengan kasih sayang.
d. Keperawatan
Komponen ini merupakan bentuk pelayanan keperawatan yang
diberikan kepada anak dalam mencapai pertumbuhan dan
perkembangan secara optimal dengan melibatkan keluarga. Upaya
tersebut dapat tercapai dengan keterlibatan langsung pada keluarga
mengingat keluarga merupakan sistem terbuka yang anggotanya dapat
dirawat secara efektif dan keluarga sangat berperan dalam menentukan
keberhasilan asuhan keperawatan, di samping keluarga mempunyai
peran sangat penting dalam perlindungan anak dan mempunyai peran
memenuhi kebutuhan anak. Peran lainnya adalah mempertahankan
kelangsungan hidup bagi anak dan keluarga, menjaga keselamatan anak
dan mensejahterakan anak untuk mencapai masa depan anak yang lebih

10
Keperawatan Anak
baik, melalui interaksi tersebut dalam terwujud kesejahteraan anak
(Wong, 2009).
Untuk memperoleh pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal, perawat dapat membantu anak dan keluarganya memenuhi
kebutuhan yang spesifik dengan cara membina hubungan terapeutik
dengan anak/leluarga melalui perannya sebagai pembela,
pemulih/pemelihara kesehatan, koordinator, kolaborator, pembuat
keputusan etik dan perencana kesehatan.
Fokus utama dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan adalah
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, dengan falsafah
utama, yaitu asuhan keperawatan yang berpusat pada keluarga dan
perawatan yang terapeutik. Selama proses asuhan keperawatan
dijalankan, keluarga dianggap sebagai mitra bagi perawat dalam rangka
mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Dua konsep
yang mendasari dalam kerja sama orang tua-perawat ini adalah
memfasilitasi keluarga untuk aktif terlibat dalam asuhan keperawatan
anaknya di rumah sakit dan memberdayakan kemampuan keluarga baik
dari aspek pengetahuan, keterampilan maupun sikap dalam
melaksanakan perawatan anaknya di rumah sakit, melalui interaksi
yang terapeutik dengan keluarga (empowering). Bentuk intervensi
utama yang diperlukan anak dan keluarganya adalah pemberian
dukungan, pemberian pendidikan kesehatan, dan upaya rujukan kepada
tenaga kesehatan lain yang berkompeten sesuai dengan kebutuhan
anak.

Asuhan yang Berpusat Pada Keluarga

Pada dasarnya setiap asuhan pada anak yang dirawat di rumah


sakit memerlukan keterlibatan orang tua (Platt, 1959 dalam Farrell,
1992). Waktu kunjungan bagi orang tua terhadap anaknya harus

11
Keperawatan Anak
terbuka selama 24 jam, tersedia aktivitas bermain dan layanan
pendidikan kesehatan pada orang tua yang terprogram secara reguler.
Anak membutuhkan orang tua selama proses hospitalisasi.

Terjadinya perpisahan orang tua dan anak karena harus dirawat


di rumah sakit dapat menimbulkan dampak psikologis pada anak.
Apabila anak mengalami kecemasan tinggi saat dirawat di rumah sakit,
orang tua menjadi stres. Selanjutnya, apabila orang tua stres, anak pun
menjadi semakin stres. Hal ini terjadi seperti satu lingkaran (Supartini,
2000).

Untuk mencapai tujuan dari upaya pencegahan dan pengobatan


pada anak yang dirawat di rumah sakit, sangat diperlukan kerja sama
antara orang tua dan tim kesehatan dan asuhan pada anak baik sehat
maupun sakit paling baik dilaksanakan oleh orang tua, dengan bantuan
tenaga kesehatan yang kompeten sesuai kebutuhannya (Casey, 1997).
Lebih lanjut Casey mengemukakan bahwa prinsip pelayanan
keperawatan pada anak harus berfokus pada anak dan keluarga, untuk
memenuhi kebutuhan anak dan keluarga.

Dua konsep yang mendasari asuhan yang berpusat pada


keluarga, yaitu fasilitasi keterlibatan orang tua dalam perawatan dan
peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat anaknya. Perawat
juga punya peran penting untuk memfasilitasi hubungan orang tua dan
anaknya selama di rumah sakit. Harus diupayakan jangan sampai
terjadi perpisahan antara orang tua dan anaknya di rumah sakit. Hal ini
bertujuan agar dengan difasilitasinya hubungan antara orang tua dan
anaknya, orang tua diharapkan mempunyai kesempatan untuk
meneruskan juga mempunyai peran penting untuk meningkatkan
kemampuan orang tua dalam merawat anaknya. Orang tua dipandang

12
Keperawatan Anak
sebagai subjek yang punya potensi untuk melaksanakan perawatan
pada anaknya. Diharapkan selama perawatan anaknya di rumah sakit,
terjadi proses belajar pada orang tua, peran dan tugasnya merawat anak
selama di rumah sakit. Perawat juga mempunyai peran penting untuk
meningkatkan kemampuan orang tua dalam merawat anaknya. Orang
tua dipandang sebagai subjek yang punya potensi untuk melaksanakan
perawatan pada anaknya. Diharapkan selama perawatan anaknya di
rumah sakit, terjadi proses belajar pada orang tua, baik dalam hal
peningkatan pengetahuan maupun keterampilan yang berhubungan
dengan keadaan sakit anaknya. Dengan demikian, pada saat anak
diperbolehkan pulang ke rumah, orang tua sudah memiliki seperangkat
ilmu pengetahuan dan keterampilan tentang perawatan anaknya.
Misalnya, pada saat seorang ibu yang mempunyai anak sakit panas dan
dirawat di rumah sakit, jika pada awal masuk rumah sakit orang tua
tidak tahu tentang perawatan anak panas, saat keluar dari rumah sakit
mereka sudah dapat memberikan kompres hangat dan mengukur suhu
dengan termometernya sendiri secara benar. Untuk itu, pendidikan
kesehatan perawat menjadi begitu penting untuk dilaksanakan. Proses
perawatan anak di rumah sakit harus memberikan kesempatan belajar
pada orang tua untuk merawat anak. Kesabaran perawat diperlukan
dalam merawat anak secara langsung dan dalam mengajarkan orang tua
merawat anak sesuai dengan kapasitasnya.

Etos asuhan yang berpusat pada keluarga pada dasarnya karena


asuhan dan pemberian rasa aman dan nyaman orang tua terhadap
anaknya merupakan asuhan keperawatan anak di rumah sakit sehingga
asuhan keperawatan pada anak di rumah sakit harus berpusat pada
konsep anak sebagai bagian dari keluarga dan keluarga sebagai pemberi
dukungan yang paling baik bagi anak selama proses hospitalisasi

13
Keperawatan Anak
(Department of Health, 1991). Keluarga adalah pusat kehidupan
keluarga sehingga fokus perencanaan asuhan keperawatan anak harus
mencerminkan kerja sama orang tua dengan perawat/ tim kesehatan.
Dengan demikian, family centred care dapat diterima sebagai filosofi
dalam keperawatan anak. Pada perawatan pasien dewasa, yang menjadi
kliennya adalah pasien itu sendiri, sedangkan pada keperawatan anak
selain anak itu sendiri, keluarganya juga merupakan klien dari perawat
anak.

Elemen pokok asuhan yang berpusat pada keluarga .

a. Hubungan anak dan orang tua adalah unik, berbeda antara


yang satu dan yang lainnya. Setiap anak mempunyai
karakteristik yang berbeda dan berespons terhadap sakit dan
perawatan di rumah sakit secara berbeda pula. Demikian
pula orang tua mempunyai latar belakang individu yang
berbeda dalam berespons terhadap kondisi anak dan
perawatan di rumah sakit.
b. Orang tua dapat memberikan asuhan yang efektif selama
hospitalisasi anaknya. Telah terbukti dalam beberapa
penelitian bahwa anak akan merasa aman apabila berada di
samping orang tuanya, terlebih lagi pada saat menghadapi
situasi menakutkan seperti dilakukan prosedur invasif.
Dengan demikian, tujuan asuhan akan tercapai dengan baik
apabila ada kerja sama yang baik antara perawat dan orang
tua.
c. Kerja sama dalam model asuhan adalah fleksibel dan
menggunakan konsep dasar asuhan keperawatan anak. Saat
tertentu perawat dapat melakukan asuhan keluarga dan
keluarga dapat melakukan asuhan keperawatan. Pada

14
Keperawatan Anak
kondisi tertentu ketika orang tua harus meninggalkan anak
sesaat (misalnya, membeli obat, pergi ke kamar kecil),
perawat harus siap menggantikannya (misalnya, bila bayi
menangis, perawat peilu menggendong, meninabobokan).
Sebaliknya, orang tua harus beläjar melakukan tindakan
keperawatan, seperti memberikan "kompres, mengukur
suhu, atau mengobservasi gejala panas pada anak, melalui.
prases pendidikan kesehatan
d. Keberhasilan dari pendekatan ini bergantung pada
kesepakatan tim kesehatan untuk mendukung kerja sama
yang aktif dari orang tua. Kesepakatan untuk menggunakan
pendekatan family centred tidak cukup hanya dari perawat,
tetapi juga seluruh petugas kesehatan yang ada.
PERAN PERAWAT ANAK

Perawat merupakan anggota dari tim pemberi asuhan keperawatan anak dan
orang tuanya. Perawat dapat berperan dalam berbagai aspek dalam memberikan
pelayanan kesehatan dan bekerjasama dengan anggota tim lain, dengan keluarga
terutama dalam membantu memecahkan masalah yang berkaitan dengan
perawatan anak. Mari kita bahas secara jelas tentang peran perawat anak. Perawat
merupakan salah satu anggota tim kesehatan yang bekerja dengan anak dan orang
tua. Beberapa peran penting seorang perawat, meliputi:

a. Sebagai pendidik.
Perawat berperan sebagai pendidik, baik secara langsung dengan memberi
penyuluhan/pendidikan kesehatan pada orang tua maupun secara tidak
langsung dengan menolong orang tua/anak memahami pengobatan dan
perawatan anaknya. Kebutuhan orang tua terhadap pendidikan kesehatan
dapat mencakup pengertian dasar penyakit anaknya, perawatan anak selama
dirawat di rumah sakit, serta perawatan lanjut untuk persiapan pulang ke

15
Keperawatan Anak
rumah. Tiga domain yang dapat dirubah oleh perawat melalui pendidikan
kesehatan adalah pengetahuan, keterampilan serta sikap keluarga dalam hal
kesehatan khususnya perawatan anak sakit
b. Sebagai Konselor
Suatu waktu anak dan keluarganya mempunyai kebutuhan psikologis berupa
dukungan/dorongan mental. Sebagai konselor, perawat dapat memberikan
konseling keperawatan ketika anak dan keluarganya membutuhkan. Hal inilah
yang membedakan layanan konseling dengan pendidikan kesehatan. Dengan cara
mendengarkan segala keluhan, melakukan sentuhan dan hadir secara fisik maka
perawat dapat saling bertukar pikiran dan pendapat dengan orang tua tentang
masalah anak dan keluarganya dan membantu mencarikan alternatif
pemecahannya.
c. Melakukan koordinasi atau kolaborasi
Dengan pendekatan interdisiplin, perawat melakukan koordinasi dan
kolaborasi dengan anggota tim kesehatan lain dengan tujuan terlaksananya
asuhan yang holistik dan komprehensif. Perawat berada pada posisi kunci
untuk menjadi koordinator pelayanan kesehatan karena 24 jam berada di
samping pasien. Keluarga adalah mitra perawat, oleh karena itu kerjasama
dengan keluarga juga harus terbina dengan baik tidak hanya saat perawat
membutuhkan informasi dari keluarga saja, melainkan seluruh rangkaian
proses perawatan anak harus melibatkan keluarga secara aktif.
d. Sebagai pembuat keputusan etik
Perawat dituntut untuk dapat berperan sebagai pembuat keputusan etik
dengan berdasarkan pada nilai normal yang diyakini dengan penekanan pada
hak pasien untuk mendapat otonomi, menghindari hal-hal yang merugikan
pasien dan keuntungan asuhan keperawatan yaitu meningkatkan
kesejahteraan pasien. Perawat juga harus terlibat dalam perumusan rencana
pelayanan kesehatan di tingkat kebijakan. Perawat harus mempunyai suara
untuk didengar oleh para pemegang kebijakan dan harus aktif dalam gerakan

16
Keperawatan Anak
yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anak. Perawat yang paling
mengerti tentang pelayanan keperawatan anak. Oleh karena itu perawat
harus dapat meyakinkan pemegang kebijakan bahwa usulan tentang
perencanaan pelayanan keperawatan yang diajukan dapat memberi dampak
terhadap peningkatan kualitas pelayanan kesehatan anak.
e. Sebagai peneliti
Sebagai peneliti perawat anak membutuhkan keterlibatan penuh dalam upaya
menemukan masalah-masalah keperawatan anak yang harus diteliti,
melaksanakan penelitian langsung dan menggunakan hasil penelitian
kesehatan/keperawatan anak dengan tujuan meningkatkan kualitas
praktik/asuhan keperawatan pada anak. Pada peran ini diperlukan
kemampuan berpikir kritis dalam melihat fenomena yang ada dalam layanan
asuhan keperawatan anak sehari-hari dan menelusuri penelitian yang telah
dilakukan serta menggunakan literatur untuk memvalidasi masalah
penelitian yang ditemukan. Pada tingkat kualifikasi tertentu, perawat harus
dapat melaksanakan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
praktik keperawatan anak.

PRINSIP KEPERAWATAN ANAK

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak tentu berbeda


dibandingkan dengan orang dewasa. Banyak perbedaan-perbedaan yang
diperhatikan dimana harus disesuaikan dengan usia anak serta pertumbuhan dan
perkembangan karena perawatan yang tidak optimal akan berdampak tidak baik
secara fisiologis maupun psikologis anak itu sendiri. Perawat harus
memperhatikan beberapa prinsip, mari kita pelajari prinsip tersebut. Perawat
harus memahami dan mengingat beberapa prinsip yang berbeda dalam penerapan
asuhan keperawatan anak, dimana prinsip tersebut terdiri dari:

a. Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik,

17
Keperawatan Anak
artinya bahwa tidak boleh memandang anak dari segi fisiknya saja
melainkan sebagai individu yang unik yang mempunyai pola pertumbuhan
dan perkembangan menuju proses kematangan.

b. Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai
tahap perkembangannya. Sebagai individu yang unik, anak memiliki
berbagai kebutuhan yang berbeda satu dengan yang lain sesuai tumbuh
kembang. Kebutuhan fisiologis seperti nutrisi dan cairan, aktivitas,
eliminasi, tidur dan lain-lain, sedangkan kebutuhan psikologis, sosial dan
spiritual yang akan terlihat sesuai tumbuh kembangnya.

c. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan penyakit


dan peningkatan derajat kesehatan yang bertujuan untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian pada anak mengingat anak adalah penerus
generasi bangsa.

d. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada


kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara
komprehensif dalam memberikan asuhan keperawatan anak. Dalam
mensejahterakan anak maka keperawatan selalu mengutamakan
kepentingan anak dan upayanya tidak terlepas dari peran keluarga
sehingga selalu melibatkan keluarga.

e. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak dan keluarga


untuk mencegah, mengkaji, mengintervensi dan meningkatkan
kesejahteraan hidup, dengan menggunakan proses keperawatan yang
sesuai dengan aspek moral (etik) dan aspek hukum (legal).

f. Tujuan keperawatan anak dan keluarga adalah untuk meningkatkan


maturasi atau kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sebagai
makhluk biopsikososial dan spiritual dalam konteks keluarga dan

18
Keperawatan Anak
masyarakat. Upaya kematangan anak adalah dengan selalu
memperhatikan lingkungan yang baik secara internal maupun eksternal
dimana kematangan anak ditentukan oleh lingkungan yang baik.

g. Pada masa yang akan datang kecenderungan keperawatan anak berfokus


pada ilmu tumbuh kembang, sebab ini yang akan mempelajari aspek
kehidupan anak

2.3 Family Centered Care (FCC)

Pengertian

Family Centered Care (FCC) atau perawatan yang berpusat pada keluarga
didefinisikan sebagai filosofi perawatan berpusat pada keluarga, mengakui
keluarga sebagai konstanta dalam kehidupan anak. Family Centered Care
meyakini adanya dukungan individu, menghormati, mendorong dan
meningkatkan kekuatan dan kompetensi keluarga. Intervensi keperawatan
dengan menggunakan pendekatan family centered care menekankan bahwa
pembuatan kebijakan, perencanaan program perawatan, perancangan fasilitas
kesehatan, dan interaksi sehari-hari antara klien dengan tenaga kesehatan harus
melibatkan keluarga. Keluarga diberikan kewenangan untuk terlibat dalam
perawatan klien, yang berarti keluarga dengan latar belakang pengalaman,
keahlian dan kompetensi keluarga memberikan manfaat positif dalam perawatan
anak. Memberikan kewenangan kepada keluarga berarti membuka jalan bagi
keluarga untuk mengetahui kekuatan, kemampuan keluarga dalam merawat anak.

Manfaat Penerapan Family Centered Care (FCC)

Manfaat penerapan family centered care adalah sebagai berikut:

a. Hubungan tenaga kesehatan dengan keluarga semakin menguat dalam

19
Keperawatan Anak
meningkatkan kesehatan dan perkembangan setiap anak.

b. Meningkatkan pengambilan keputusan klinis berdasarkan informasi yang


lebih baik dan proses kolaborasi.

c. Membuat dan mengembangkan tindak lanjut rencana perawatan


berkolaborasi dengan keluarga.

d. Meningkatkan pemahaman tentang kekuatan yang dimiliki keluarga dan


kapasitas pemberi pelayanan.

e. Penggunaan sumber-sumber pelayanan kesehatan dan waktu tenaga


profesional lebih efisien dan efektif (mengoptimalkan manajemen
perawatan di rumah, mengurangi kunjungan ke unit gawat darurat atau
rumah sakit jika tidak perlu, lebih efektif dalam menggunakan cara
pencegahan).

f. Mengembangkan komunikasi antara anggota tim kesehatan.

g. Persaingan pemasaran pelayanan kesehatan kompetitif.

h. Meningkatkan lingkungan pembelajaran untuk spesialis anak dan tenaga


profesi lainnya dalam pelatihan-pelatihan.

i. Menciptakan lingkungan yang meningkatkan kepuasan profesional.

j. Mempertinggi kepuasan anak dan keluarga atas pelayanan kesehatan yang


diterima.

Elemen-elemen Family Centered Care (FCC)

Dalam family centered care kebutuhan semua anggota keluarga tidak hanya
harus dipertimbangkan, dengan mengacu pada elemen penting family centered
care yang meliputi:

20
Keperawatan Anak
a. Memasukkan pemahaman ke dalam kebijakan dan praktik bahwa keluarga
bersifat konstan dalam kehidupan anak, sementara sistem pelayanan dari
personal pendukung di dalam sistem tersebut berubah-rubah.

b.Memfasilitasi kolaborasi keluarga/profesional pada semua tingkat


pelayanan keperawatan di rumah sakit, rumah, dan di masyarakat.
Perawatan anak secara individual, pengembangan implementasi dan
evaluasi program serta pembentukan kebijakan.

c. Saling bertukar informasi yang lengkap dan jelas antara anggota keluarga
dan profesional dalam hal dukungan tentang cara yang supportif di setiap
saat.

d. Menggabungkan pemahaman dan penghormatan terhadap


keanekaragaman budaya, kekuatan dan individualitas di dalam dan
diantara seluruh keluarga termasuk keanekaragaman suku, ras, spiritual,
sosial, ekonomi, bidang pendidikan dan geografi ke dalam kebijakan
praktik.

e. Mengenali dan menghormati metode koping yang berbeda dan


menerapkan program dan kebijakan menyeluruh yang menyediakan
pelayanan perkembangan, pendidikan, emosi, lingkungan dan dukungan
keuangan untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang berbeda-beda.

f. Mendorong dan memfasilitasi dukungan dan jaringan kerja sama keluarga


dengan keluarga.

g. Menetapkan bahwa rumah, rumah sakit, dan pelayanan masyarakat dan


sistem pendukung untuk anak-anak yang memerlukan pelayanan
kesehatan khusus dan keluarganya bersifat fleksibel, dapat diakses, dan
komprehensif dalam menjawab pemenuhan kebutuhan keluarga yang
berbeda sesuai yang diperlukan.

21
Keperawatan Anak
h. Menghargai keluarga sebagai keluarga, dan anak-anak sebagai anak-anak,
mengakui bahwa mereka memiliki beragam kekuatan, perhatian, emosi
dan cita-cita yang melebihi kebutuhan mereka untuk mendapatkan
layanan dan dukungan kesehatan serta perkembangan khususnya.

Prinsip-prinsip Family Centered Care (FCC)

Beberapa prinsip Family Centered Care meliputi:

a. Menghormati setiap anak dan keluarganya. Perawat dalam melaksanakan


asuhan keperawatan pada anak menghormati anak dan keluarga sebagai
subjek perawatan. Perawat menghormati anak dan keluarga memiliki
pilihan yang terbaik bagi perawatan mereka.

b. Menghargai perbedaan suku, budaya, sosial, ekonomi, agama, dan


pengalaman tentang sehat sakit yang ada pada anak dan keluarga. Perawat
menghargai perbedaan suku, budaya, sosial ekonomi, agama dan
pengalaman tentang sehat sakit anak dan keluarga dalam memberikan
asuhan keperawatan. Pelayanan yang diberikan mengacu kepada standar
asuhan keperawatan dan diperlakukan sama pada semua pasien dan
keluarga.

c. Mengenali dan memperkuat kelebihan yang ada pada anak dan keluarga.
Mengkaji kelebihan keluarga dan membantu mengembangkan kelebihan
keluarga dalam proses asuhan keperawatan pada klien.

d. Mendukung dan memfasilitasi pilihan anak dan keluarga dalam memilih


pelayanan kesehatannya. Memberikan kesempatan kepada keluarga dan
anak untuk memilih fasilitas kesehatan yang sesuai untuk mereka,
menghargai pilihan dan mendukung keluarga.

e. Menjamin pelayanan yang diperoleh anak dan keluarga sesuai dengan


kebutuhan, keyakinan, nilai, dan budaya mereka. Memonitor pelayanan

22
Keperawatan Anak
keperawatan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan, nilai, keyakinan
dan budaya pasien dan keluarga.

f. Berbagi informasi secara jujur dan tidak bias dengan anak dan keluarga
sebagai cara untuk memperkuat dan mendayagunakan anak dan keluarga
dalam meningkatkan derajat kesehatan. Petugas kesehatan memberikan
informasi yang berguna bagi pasien dan keluarga, dengan benar dan tidak
memihak. Informasi yang diberikan harus lengkap, benar dan akurat.

g. Memberikan dan menjamin dukungan formal dan informal untuk anak dan
keluarga. Memfasilitasi pembentukan support grup untuk anak dan
keluarga, melakukan pendampingan kepada keluarga, menyediakan akses
informasi support grup yang tersedia dimasyarakat.

h. Berkolaborasi dengan anak dan keluarga dalam penyusunan dan


pengembangan program perawatan anak di berbagai tingkat pelayanan
kesehatan. Melibatkan keluarga dalam perencanaan program perawatan
anak, meminta pendapat dan ide keluarga untuk pengembangan program
yang akan dilakukan.

i. Mendorong anak dan keluarga untuk menemukan kelebihan dan kekuatan


yang dimiliki, membangun rasa percaya diri, dan membuat pilihan dalam
menentukan pelayanan kesehatan anak. Petugas kesehatan berupaya
meningkatkan rasa percaya diri keluarga dengan memberikan pengetahuan
yang keluarga butuhkan dalam perawatan anak (American Academy of
Pediatric, 2003)

23
Keperawatan Anak
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berbicara tentang “Perspektif Keperawatan Anak dalam Konteks


Keluarga”, kita perlu mengetahui bahwa keperawatan anak merupakan suatu
profesi yang berfokus pada konsep perawatan terhadap anak dengan bantuan
keluarga sebagai mediator utama dalam perawatan anak. Keperawatan anak
merupakan bagian dari disiplin Ilmu keperawatan yang terdiri atas dua bidang
ilmu keperawatan yaitu keperawatan anak dan keperawatan maternitas. Ilmu
keperawatan anak merupakan dasar dalam menghantarkan peserta didik agar
mampu mamberikan asuhan keperawatan yang aman dan efektif bagi anak
(infant, toddler, prasekolah, sekolah dan remaja) sesuai dengan tingkat
pertumbuhan dan perkembangan, baik sehat maupun sakit, baik langsung maupun
tidak langsung, baik di rumah, masyarakat dan rumah sakit dengan menerapkan
berbagai teori, konsep dan prinsip perawatan anak.

3.2. Saran

Para penulis semoga dapat memperbaiki makalah ini lebih baik dan
mendapatkan informasi yang lebih banyak mengenai judul dari makalah ini.
Pembaca juga bisa mencari di refrensi lain, mungkin saja ada perbedaan dari
setiap sumber.

24
Keperawatan Anak
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. (E. A. Mardella, Ed.) Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Cahyani, T., Nurlaila, & Utami , W. (2018). Buku Ajar Keperawatan Anak.
Yogyakarta: Leutikaprio

Nining, & Yuliastati . (2016). Keperawatan Anak. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

Supartini, Y. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.

Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. (M. Ester, Ed.) Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC

25
Keperawatan Anak

Anda mungkin juga menyukai