Anda di halaman 1dari 8

PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA

SEPTIK TANK

Diajukan untuk memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Rekayasa
Lingkungan

M. Dhony Febriansyah
TS20100073

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PANDANARAN
SEMARANG
2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Subhanahu wa ta'ala yang senantiasa melimpahkan rahmat, dan
hidayah-Nya sehingga makalah dengan judul “Pengolahan Limbah Rumah Tangga Septic
Tank” dapat terselesaikan dengan baik.

Terima kasih kepada:

1. Sri Subekti, S.T, M.T selaku dosen pengampu mata kuliah Rekayas Lingkungan.

2. Kedua Orang Tua terima kasih atas masukan, motivasi dan dukungan yang diberikan

3. Rekan-rekan S1 Program Studi Teknik Sipil terima kasih atas dukungan yang diberikan.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi bahan rujukan makalah selanjutnya.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan, oleh
karena itu saran dan masukan dari pembaca diharapkan menjadi bahan perbaikan untuk
makalah selanjutnya.

Manado, 7 November 2020

M. Dhony Febriansyah P
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR ............................................................................………….. ii

DAFTAR ISI ………..............................................................................………….. iii

BAB I PENDAHULUAN ………........................................................................... 1

BAB II PERMASALAHAN ………....................................................................... 3

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN …..……………………………….......... 4

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

Pada setiap harinya permukiman rumah tinggal keluarga membuang air kotor yang
harus di tampung dan diolah secara saniter. Yang dimaksut air kotor adalah air limbah yang
berasal dari kloset, peturasan, bidet dan air buangan mengandung kotoran manusia yang berasal
dari alat-alat plumbing lainnya. Sofyan, Morimura, 1984.
Teknologi dalam pengolahan air limbah dapat dibagi menjadi 2 (dua) jenis berdasarkan
pengguna fasilitas tersebut yaitu pengolahan air limbah domestik individual dan pengolahan
air limbah domestik komunal. Tangki septik adalah Suatu ruangan kedap air terdiri dari
satu/beberapa kompartemen yang berfungsi menampung dan mengolah air limbah rumah
tangga dengan kecepatan aliran yang lambat, sehingga memberi kesempatan untuk terjadi
pengendapan terhadap suspensi benda-benda padat dan kesempatan untuk penguraian bahan-
bahan organik oleh jasad anaerobic membentuk bahan-bahan larut air dan gas.
Proses ini berjalan secara alamiah yang sehingga memisahkan antara padatan berupa
lumpur yang lebih stabil serta cairan (supernatant). Proses anaerobik yang terjadi juga
menghasilkan biogas yang dapat dimanfaatkan.
Cairan yang terolah akan keluar dari tangki septik sebagai effluent dan gas yang
terbentuk akan dilepas melalui pipa ventilasi. Sementara lumpur yang telah matang (stabil)
akan mengendap di dasar tangki dan harus dikuras secara berkala setiap 2-5 tahun bergantung
pada kondisi. Effluent dari tangki septik masih memerlukan pengolahan lebih lanjut karena
masih tingginya kadar organik didalamnya. Pengolahan lanjutan yang dapat digunakan berupa
sumur resapan (bidang resapan) dan small bore sewerage.

Tata cara perencanaan tangki septik dengan pengolahan lanjutan (sumur resapan,
bidang resapan, up flow filter, kolam sanita) SNI 2398:2017
Tata cara perencanaan tangki mengatur kriteria dan perencanaan teknis tangki septik
sebagai pengolahan awal air limbah rumah tangga dilanjutkan dengan bidang resapan, sumur
resapan, up flow filter, dan taman sanita. Tangki septik dengan pengolahan lanjutan ini untuk
jumlah pemakai maksimal 50 jiwa.
Persyaratan umum dalam perencanaan tangki septik dengan pengolahan lanjutan, antara lain :
a). Ketersediaan lahan untuk tangki septik dan pengolahan lanjutan.
b). Efluen dari tangki septik dapat dialirkan melalui pengolahan lanjutan, dapat berupa :
1) Sistem penyaringan dengan up flow filter pada daerah air tanah tinggi;
2) Bidang resapan, sumur resapan pada daerah air tanah rendah;
3) Taman sanita pada daerah air tanah rendah dan air tanah tinggi;
4) Jarak unit pengolahan lanjutan terhadap bangunan tertentu sesuai dengan Tabel 1;
terkecuali ada perlakuan khusus.
BAB II
PERMASALAHAN

Kenyataan di lapangan menunjukan bahwa banyak tangki septik yang tidak memenuhi
syarat kontruksi serta tidak memiliki pengolahan lanjutan tengki septik. Berikut permasalahan-
permasalahan yang sering dijumpai di lapangan antara lain :
1. Kapasitas tangki septik (Ukuran panjang, lebar, dan kedalaman) tidak sesuai syarat.
2. Di Indonesia sendiri masih banyaknya tangki septik yang tidak memiliki saluran
perembesan atau media resapan, jadi hasil dari Effluent langsung di buang ke badan air
dalam keadaan yang membahayakan kesehatan dan lingkungan.

Kesalahan tersebut seharusnya dapat dicegah apabila di buat perencanaan yang benar serta
diawasai dlaam proses pelaksanaannya. Jika hal ini tidak dilakukan, sulit untuk mengetahui
adanya kesalahan karena tangki septik tertutup tanah.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dimensi tangki septik dapat dilihat pada tabel-tabel yang telah ditentukan pada SNI 03-
2398-2002 berdasarkan jumlah pemakai serta Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes)
Nomor 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Oleh karena itu,
penentuan dimensi tangki tidak memerlukan perhitungan lagi tetapi hanya mencocokkan
jumlah pemakai dengan tabel-tabel yang tersedia. Namun, perlu diperhatikan jenis air limbah
yang akan diolah apakah air limbah dari kakus saja atau air limbah campuran. Selanjutnya,
penentuan dimensi tangki septik ini berdasarkan pada frekuensi pengurasan 3 tahun.

Serta sebagai tambahan Informasi bahwa Effluen dari tangki septik tidak boleh
langsung di buang ke lingkungan, disyaratkan pengolahan lanjutan sebagai berikut :
a. Sistem Resapan
b. Upflow Filter
c. Kolam sanita
BAB IV
DAFTAR PUSAKA

Anonim, 2017, “Tata cara perencanaan tangki septik dengan pengolahan lanjutan (sumur
resapan, bidang resapan, up flow filter, kolam sanita)” SNI 2398:2017.

Soufyan, Morimura, 1984, ”Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing”, PT. Pradya
Paramita, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai