Anda di halaman 1dari 5

YAYASAN ABDI MASYARAKAT KOTA SEMARANG

UNIVERSITAS PANDANARAN SEMARANG


FAKULTAS TEKNIK
Kampus : Jl. Banjarsari Barat No.1 Banyumanik Semarang
Telp. (024) 76482711, 08112707974 Fax. (024) 76482711 Semarang
Website : www.unpand.ac.id Email : info@unpand.ac.id

LEMBAR JAWABAN

NAMA : M. Dhony Febriansyah P


NIM : TS20100073
JURUSAN/SEMESTER : Teknik Sipil (S1) / III
MATA KULIAH : Jalan Rel
TANGGAL UJIAN : Minggu, 14 November 2021

1) Jalan rel → Sebuah konstruksi dalam satu kesatuan yang dapat terbuat dari beton, baja,
maupun bahan konstruksi lain di suatu permukaan tergantung area dan arahnya.

2) Pembangunan jalur kereta api di Indonesia pertama kali dilakukan pada jalur semarang –
vorstenlanden (solo-yogyakarta) di desa kemijen oleh Gubernur Jendereal Hindia Belanda Mr.
L.A.J Baron Sloet van de beele tanggal 17 Juni 1864. Pembangunan dilaksanakan oleh
perusahaan swasta Naamlooze Venootschap Nederlansch Indische Spoorweg Maatcshappij,
menggunakan lebar kereta 1.435 m .
Sementara itu, pemerintah Hindia Belanda membangun jalur kereta api negara melalui
staatssporwegen (SS) pada tanggal 8 april 1875. Rute pertama SS meliputi Surabaya-
Pasuruan-Malang. Keberhasilan NISM dan SS mendorong investor swasta membangun jalur
kereta api seperti Semarang Joana Stoomtram Maatschappij (SJS). Semarang Cheribon
Stoomtram Maatschappij (SCS), Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS), Oost Java
Stoomtram Maatschappij (OJS), Pasoeroean Stoomtram Maatschappij (Ps.SM), Kediri
Stoomtram Maatschappij (KSM), Probolinggo Stoomtram Maatschappij (Pb.SM),
Modjokerto Stoomtram Maatschappij (MSM), Malang Stoomtram Maatschappij (MS),
Madoera Stoomtram Maatschappij (Mad.SM), Deli Spoorweg Maatschappij (DSM).
Selain di Jawa, pembangunan jalur kereta api dilaksanakan di Ach (1876), Sumatera utara
(1889), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), dan Sulawesi (1922). Sementara itu
di Kalimantan, Bali, dan Lombok hanya dilakukan studi mengenai kemungkinan pemasangan
jalan rel, belum sampai tahp pembangunan. Sampai akhir tahun 1928, panjang jalan kereta api
dan trem di Indonesia mencapai 7.464 km dengan perincian rel milik pemerintah sepanjang
4.089 km dan swasta sepanjang 3.375 km.
Jenis jalan rel di Indonesia dibedakan dengan lebar sepur 1.067 mm; 750 mm (di Aceh)
dan 600 mm di beberapa lintas cabang dan tram kota. Jalan rel yang dibongkar semasa
pendudukan jepang (1942 – 1943) sepanjang 473 km, sedangkan jalan KA yang dibangun
semasa pendudukan jepang adalah 83 km antara bayah – Cikara dan 220 km antara Muaro –
Pekanbaru. Ironisnya, dengan teknologi yang seadanya, jalan KA Muaro – Pekanbaru
diprogramkan selesai pembangunannya selama 15 bulan yang mempekerjakan 27.500 orang,
YAYASAN ABDI MASYARAKAT KOTA SEMARANG
UNIVERSITAS PANDANARAN SEMARANG
FAKULTAS TEKNIK
Kampus : Jl. Banjarsari Barat No.1 Banyumanik Semarang
Telp. (024) 76482711, 08112707974 Fax. (024) 76482711 Semarang
Website : www.unpand.ac.id Email : info@unpand.ac.id

25.000 dianataranya adalah romusha. Jalan yang melintasi rawa-rawa, perbukitan, serta
sungai yang deras arusnya ini, banyak menelan korban yang makamnya bertebaran sepanjang
Muaro – Pekanbaru.

3)

Keunggulan Kelemahan

Mengangkut banyak orang dan barang Memerlukan bahan bakar.

Tidak terjebak macet, banjir, dan Memerlukan jalur khusus agar bisa beroperasi
sebagainya
Biayanya murah Tidak menjangkau pelosok atau tempat kecil

Tidak fleksibel, akibatnya harus terhubung


dengan alat transportasi lainnya.

4)

Jalan Raya Jalan rel

Perkerasan fleksibel, perkerasan kaku Berupa batang diatas pondasi elstic

Penggunaannya berbagai jenis lalulintas, Hanya disediakan untuk pergerakan kerta


dari pejalan kaki sampai kendaraan berat api berjadwal

Tegangan diteruskan ke tanah dasar melalui Beban berat dari lokomotif dan gerbong
lapis perkerasan diterima oleh sepur sehingga struktur sepur
harus sangat kuat

Kecepatan kendaraan harus dibatasi Kecepatan laju relatif tinggi

Kendaraan berjalan karena adanya gesekan Kereta api berjalan karena adanya gesekan
antara roda dengan permukaan jalan antara kepala rel (baja) dengan roda baja
YAYASAN ABDI MASYARAKAT KOTA SEMARANG
UNIVERSITAS PANDANARAN SEMARANG
FAKULTAS TEKNIK
Kampus : Jl. Banjarsari Barat No.1 Banyumanik Semarang
Telp. (024) 76482711, 08112707974 Fax. (024) 76482711 Semarang
Website : www.unpand.ac.id Email : info@unpand.ac.id

5) Struktur jalan rel dibagi menjadi dua, yaitu :


a. Jalan rel konstruksi timbunan

b. Jalan rel konstruksi galian

Struktur jalan rel dibagi dalam dua bagian yang terdiri dari kumpulan komponen-komponen
jalan rel, yaitu :
1. Struktur bagian atas (superstructure) : Rel (rail), penambat (fastening), dan
bantalan(sleeper)
2. Struktur bawah (substructure) : balas (ballast), subbalas (subballast), tanah dasar, dan
tanah asli.

Konstruksi jalan rel merupakan suatu sistem struktur yang menghimpun komponennya
seperti rel, bantalan, penambat dan lapisan pondasi serta tanah dasar secara terpadu dan
disusun dalam sistem konstruksi dan analisis tertentu untuk dapat dilalui kereta api secara
aman dan nyaman.
YAYASAN ABDI MASYARAKAT KOTA SEMARANG
UNIVERSITAS PANDANARAN SEMARANG
FAKULTAS TEKNIK
Kampus : Jl. Banjarsari Barat No.1 Banyumanik Semarang
Telp. (024) 76482711, 08112707974 Fax. (024) 76482711 Semarang
Website : www.unpand.ac.id Email : info@unpand.ac.id

 Rel (rail)
Rel merupakan batangan baja longitudinal yang berhubungan secara langsung dan
memberikan tuntunan serta tumpuan terhadap pergerakan roda kereta api secara
berterusan.

 Penambat (Fastening System)


Untuk menghubungkan antara bantalan dengan rel digunakan sistem penambat
dengan jenis dan bentuk yang bervariasi sesuai jenis bantalan yang digunakan serta
klasifikasi jalan rel yang haru dilayani.

 Bantalan (Sleeper)
Memiliki beberapa fungsi antara lain menerima beban daril dan mendistribusikannya
kepada lapisan balas dengan tingkat tekanan kecil, mempertahankan sistem
penambat untuk mengikat rel pada kedudukannya, dan menahan pergerakan rel arah
longitudinal, lateral, dan vertikal. Bantalan terbagi menurut bahan konstruksinya
yakni bantalan besi, kayu dan beton.

 Lapisan pondasi Atas atau balas (Ballast)


Konstruksi lapisan balas terdiri dari material butiran/granular yang diletakan sebagai
lapisan permukaan atas dari konstruksi substruktur. Lapisan ini berfungsi untuk
menahan gaya vertikal (uplift), lateral dan longitudinal yang dibebankan kepada
bantalan sehingga bantalan dapat mempertahankan jalan rel pada posisi yang
disyaratkan.

 Lapisan Pondasi bawah atau subbalas (subbalast)


Lapisan diantara apisan balas dan lapisan tanah dasar adalah lapisan subbalas.
Lapisan ini berfungsi sebagaimana lapisan balas yaitu, mengurangi tekanan di bawah
balas sehingga dapat didistribusikan kepada lapisan tanah dasar sesuai tingkatannya.
YAYASAN ABDI MASYARAKAT KOTA SEMARANG
UNIVERSITAS PANDANARAN SEMARANG
FAKULTAS TEKNIK
Kampus : Jl. Banjarsari Barat No.1 Banyumanik Semarang
Telp. (024) 76482711, 08112707974 Fax. (024) 76482711 Semarang
Website : www.unpand.ac.id Email : info@unpand.ac.id

 Lapisan Tanah dasar (subgrade)


Lapisan ini merupakan lapisan dasar struktur jalan rel yang hharus dibangun terlebih
dahulu. Fungsi utamanya adalah menyediakan landasan yang stabil untuk lapisan
balas dan subbalas. Lapisan ini adalah komponen substruktur yang sangat penting
sebab memiliki peranan signifikan terkait sifat teknis dan perawatan jalan rel.

Anda mungkin juga menyukai