Anda di halaman 1dari 49

PERANAN MEKANIKA BATUAN

DALAM PEMBANGUNAN
TEROWONGAN DI INDONESIA

Dr. Ir. Singgih Saptono, MT.


(Dosen Mekanika Batuan)
Email: singgihsaptono@upnyk.ac.id

Program Studi Teknik Pertambangan, Jurusan Teknik Pertambangan,


Fakultas Teknologi Mineral – UPN “Veteran” Yogyakarta
7 Agustus 2020 @SSPN
PENDAHULUAN
Terowongan Ijo baru ini berada di
sebelah utara terowongan lama.
Terowongan baru tersebut memiliki
panjang 581 m dan diameter 9 m
serta mampu menampung dua jalur
kereta api sekaligus. Kedua jalur
tersebut merupakan slab track, yang
mana jalur relnya diikat dengan
bantalan beton yang ditanam dalam
landasan beton cor tanpa adanya
batu balast/kricak sama sekali.

Selain itu, dibangun juga Stasiun Ijo


baru untuk menggantikan Stasiun Ijo
lama. Sejak 21 April 2020,
terowongan dan stasiun baru tersebut
diaktifkan sebagian dan baru bisa
digunakan sepenuhnya sejak 5 Mei
2020 bersamaan dengan
diaktifkannya jalur ganda lintas
Kroya–Kutoarjo, sedangkan
terowongan dan stasiun lama
© Alqhaderi Aliffianiko, Licensed with CC BY-SA 4.0. dinonaktifkan dan dijadikan cagar
budaya

@SSPN
Terowongan Garahan
adalah terowongan kereta
api yang terletak di dekat
Stasiun Garahan, termasuk
wilayah Garahan, Silo,
Kabupaten Jember.
Terowongan ini dibangun
antara tahun 1901-1902
oleh Staatsspoorwegen
(SS), perusahaan kereta
api Hindia Belanda, dengan
panjang 113 m. Di sebelah
tenggaranya, terdapat
Terowongan Mrawan

Terowongan Garahan ketika selesai dibangun, 1902

@SSPN
DAFTAR TEROWONGAN KERETA API DI INDONESIA

@SSPN
Tunnel Tol Cileunyi Sumedang Dawuan (Cisumdawu) di Jalan
Pamulihan, Kabupaten Sumedang. Terowongan sepanjang 472
meter ini dapat digunakan sebagai alternatif jalur mudik
untuk menghindari kemacetan yang sering terjadi di kawasan
Cadas Pangeran.

@SSPN
RENCANA PEKERJAAN KERETA CEPAT JAKARTA-BANDUNG

@SSPN
TEMPO.CO, Jakarta - The construction of the Jakarta-Bandung fast train has reached 32.8 percent
progress in September 2019. PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) is confident that the project
can be completed on time, and that the train can start operations in 2021.
@SSPN
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan didampingi Menteri
Perhubungan, Ignasius Jonan, Menteri PPN/Bappenas, Sofyan
Djalil, dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat
kembali meninjau proyek pembangunan stasiun bawah tanah
Mass Rapid Transit (MRT) di lokasi Stasiun MRT Senayan,
Jakarta Pusat, Rabu (23/12/2015). Hingga hari ini mesin bor
Antareja telah berhasil membuat terowongan MRT sepanjang 321
meter dari lokasi Patung Pemuda Senayan sampai menembus
titik Stasiun Senayan, sejak diresmikan Jokowi pada 21
September lalu. Tribunnews/HO/Laily Rachev/Setpres @SSPN
KEUNIKAN GEOLOGI UMUM INDONESIA
• Ada tiga fenomena menarik dalam geologi Indonesia. 1) sekitar 80-90%
daratan Indonesia diselimuti oleh sedimen quarter yang disebut
sedimen alluvial, clastic, dan pyroclastic yang dihasilkan dari aktivitas
gunung berapi, trass alluvial, dan tanah hasil pelapukan. 2) bahwa
formasi batuan di Indonesia masih dikategorikan sangat muda dan 3) di
Indonesia sering terjadi aktivitas tektonik.

• Formasi batuan muda ternyata belum terkompaksi dengan baik dan


formasi batuan ini terdiri dari variasi jenis batuan yang sangat beragam.
Batuan ini tidak terlalu berat, lebih berporositas daripada formasi
batuan tua.

• 13% - 17% gunung api aktif dunia berada di Indonesia dan ada 3 sabuk
vulkanik yang memanjang dari Sumatra hingga Papua. Batuan sedimen
dan formasi batuan yang berasal dari aktivitas vulkanik sangat dominan
di Indonesia.

• Ada tiga lempeng tektonik yang berkaitan dengan kepulauan Indonesia


yaitu; Eurasia - Australia - Indian Pacific Ocean, yang saling memotong
di Indonesia, maka sangat tidak mustahil jika aktivitas tektonik yang
sangat berarti dapat terjadi di kepulauan Indonesia.

• Sekitar sepersepuluh gempa di Dunia terjadi di Indonesia yang dapat


menyebabkan terjadinya zona tarikan dan akhirnya mengakibatkan
zona tak stabil.

@SSPN
Lanjutan…
• Curah hujan rata-rata di Indonesia sangat tinggi
sekitar 3000 - 4000 mm & banyaknya terjadi di
Sumatra, Kalimantan & Papua
• Selain curah hujan kepulauan Indonesia juga
mengalami ambient temperatur dan intesitas
ultraviolet yang cukup tinggi. Kedua hal ini
berkontribusi kepada proses pelapukan, khususnya
pelapukan kimia sehingga perubahan atau literasi
batuan sangat mungkin terjadi
• Pelapukan ini menyebabkan perubahan batuan
keras menjadi lunak.
• Laterite dan Lempung Monmorilonite adalah tipikal Granite Lapuk
material yang dihasilkan dari proses pelapukan.

Granite Lapuk

Granite Fresh @SSPN


MAGMATIC BELTS IN INDONESIA

@SSPN
DEFINISI MEKANIKA BATUAN MENURUT
TALOBRE

• Mekanika batuan – Teknik & juga sains yang tujuannya


mempelajari behaviour batuan di tempat asalnya agar
dapat mengendalikan pekerjaan yang dibuat pada batuan
tsb seperti penggalian di bawah tanah dan lain-lainnya.
• Mekanika batuan tidak sama dengan ilmu geologi yang
didefinisikan oleh Talobre sebagai sains deskriptif yang
mengidentifikasi batuan & mempelajari sejarah batuan.
• Mekanika batuan tidak sama dengan ilmu geologi
terapan – banyak yang mengemukakan problem yang
paling sering di hadapi oleh para geologiawan di proyek
bendungan, terowongan. Dengan mencari analogi –
analogi, terutama dari proyek – proyek yang sedang
dikerjakan. Meskipun penyelesaian ini masih secara
empiris dan kualitatif.

@SSPN
DEFINISI MEKANIKA BATUAN MENURUT
COATES (CANADA)

1. Mekanika adalah ilmu yang mempelajari efek dari


gaya atau tekanan pada sebuah benda - percepatan,
kecepatan, perpindahan.

2. Bagi para insinyur, mekanika batuan adalah :


• Analisis dari beban atau gaya yang dikenakan
pada batuan.
• Analisis dari dampak dalam yang dinyatakan
dalam tegangan (stress), regangan (strain) atau
enersi yang disimpan,
• Analisis akibat dari dampak dalam tersebut,
yaitu rekahan (fracture), aliran atau deformasi
dari batuan.

@SSPN
DEFINISI MEKANIKA BATUAN
US NATIONAL COMMITTEE ON ROCK
MECHANICS (ISRM,1984)

Mekanika batuan adalah ilmu


pengetahuan yang mempelajari
perilaku (behaviour) batuan baik
secara teoritis maupun terapan,
merupakan cabang dari ilmu mekanika
yang berkenaan dengan sikap batuan
terhadap medan-medan gaya pada
lingkungannya

@SSPN
DEFINISI MEKANIKA BATUAN
MENURUT HUDSON & HARRISON
• Mekanika batuan adalah ilmu yang mempelajari reaksi batuan yang apabila
padanya dikenai suatu gangguan. Dalam hal material alam, ilmu ini berlaku untuk
masalah deformasi suatu struktur geologi, seperti bagaimana lipatan, patahan,
dan rekahan berkembang begitu tegangan terjadi pada batuan selama proses
geologi.

• Beberapa tipe rekayasa yang melibatkan mekanika batuan adalah pekerjaan sipil,
tambang dan perminyakan.

• Topik utama mekanika batuan adalah batuan utuh, struktur batuan, tegangan,
aliran air, dan rekayasa, yang ditulis secara diagonal dari kiri atas ke kanan bawah
pada Gambar berikut Garis ini sering disebut sebagai diagonal utama. Semua
kotak lainnya menunjukkan interaksi antara satu dengan lainnya.

@SSPN
Matriks
interaksi
mekanika
batuan &
rekayasa
batuan yang
menunjukkan
subyek-
subyek utama
&
interaksinya
(Hudson dan
Harrison,
1990).
@SSPN
SIFAT BATUAN
1. Heterogen 3. Anisotrop
• Jenis mineral pembentuk batuan yang berbeda. Karena sifat batuan heterogen, diskontinu, anisotrope
• Ukuran dan bentuk partikel/butir berbeda di dalam maka untuk dapat menghitung secara matematis
batuan. misalnya sebuah lubang bukaan yang disekitarnya
• Ukuran, bentuk dan penyebaran void berbeda di terdiri dari batuan B1, B2, B3, diasumsikan batuan
dalam batuan. ekivalen B’ sebagai pengganti batuan B1, B2, B3,
yang mempunyai sifat homogen, kontinu dan
2. Diskontinu isotrope
• Massa batuan di alam tidak kontinu (diskontinu)
karena adanya bidang-bidang lemah (crack, joint,
fault, fissure) dimana kekerapan, perluasan dan
orientasi dari bidang-bidang lemah tersebut tidak
kontinu.

Ilustrasi massa batuan kompleks dan asumsi batuan ekivalen


Perubahan bentuk perlapisan (Jones, 2001) untuk mempermudah perhitungan di dalam mekanika batuan
@SSPN
BEBERAPA CIRI DARI MEKANIKA BATUAN

• Dalam ukuran besar, solid & massa batuan yang kuat/keras, maka batuan dapat dianggap kontinu.

• Karena keadaan alamiah & lingkungan geologi, batuan diskontinu karena adanya kekar, fissure, schistosity, crack,
cavities dan diskontinuitas lainnya. Untuk kondisi tertentu, dapat dikatakan bahwa mekanika batuan adalah mekanika
diskontinu atau mekanika dari struktur batuan.

• Secara mekanika, batuan adalah sistem “multiple body “

• Analisis mekanika tanah dilakukan pada bidang, sedang analisis mekanika batuan dilakukan pada bidang dan ruang.

• Mekanika batuan dikembangkan secara terpisah dari mekanika tanah, tetapi ada beberapa yang tumpang tindih.

• Mekanika batuan banyak menggunakan:


• teori elastisitas
• plastisitas
• dan mempelajari batuan, sistem struktur batuan secara eksperimen

@SSPN
TEGANGAN AWAL

Tegangan awal ada 3 Macam, yaitu ;


• Tegangan gravitasi (gravitational stress)
• Tegangan Tektonik (tectonic stress)
• Tegangan sisa (residual stress)

Stress Definitions

In- Situ Stress

@SSPN
MACAM TEGANGAN INSITU
Herget (1988) menyatakan bahwa menurut asal mulanya tegangan
dalam batuan dibagi menjadi 2, yaitu
• tegangan alamiah (natural stresses) dan
• tegangan terganggu (induced stresses) .

@SSPN
DISTRIBUSI TEGANGAN SEBELUM DIBUAT
TEROWONGAN

• Dibuatnya sebuah atau beberapa terowongan di bawah tanah akan


mengakibatkan perubahan distribusi tegangan (stress distribution) di
bawah tanah, terutama di dekat terowongan-terowongan tersebut.
• Sebelum terowongan dibuat, pada titik-titik di dalam massa batuan bekerja
tegangan mula-mula (initial stress).
• Tegangan mula-mula ini sukar diketahui secara tepat, baik besarnya
maupun arahnya.
• Baru sekitar 20 tahun yang lalu dengan cara pengukuran tegangan in-situ
dapat diketahui lebih banyak mengenai tegangan mula-mula ini.

@SSPN
TEGANGAN INDUCED

• Tegangan induced terjadi karena aktivitas


penggalian dan menjadi perhatian utama
dalam rancangan penggalian bawah tanah.
• Distribusi tegangan di dinding terowongan
berbeda dari tegangan sebelum batuan
digali.
• Jika suatu penggalian dilakukan, batuan
yang tidak tergali menerima beban lebih
besar daripada saat sebelum digali karena
bagian yang harus menerima beban
tersebut telah hilang.

@SSPN
NEAR & FAR FIELD ZONE

• Berdasarkan pengaruh lubang bukaan, kondisi


tegangan dapat dibedakan dalam dua daerah,
yaitu near field zone dan far field zone.

• Dari persamaan Kirsch (1898), dapat diketahui


bahwa untuk k = 1 near field zone terjadi pada
daerah dengan jarak hingga 5 R, sedangkan far
field zone terjadi di daerah yang berjarak lebih
besar daripada 5 R

• Dapat dikatakan bahwa tegangan yang terjadi


pada near field zone merupakan tegangan
induced, dan tegangan yang terjadi pada far
field zone merupakan tegangan asli.

@SSPN

PERSAMAAN KIRSCH r

r

r

 V   H  R2   V   H  4R2 3R4  
 r    
1 2    1 2  4 Cos2 
 
 2  r    2  r r   
R
 V   H  R   V   H  3R
2 4
 
   1 2    1 4 Cos2 
 2  r   2  r  
   H   V  2 R 2 3R 4  
 r      1  2  4  Sin 2  
2 r r r
    
r
/o 2

r
/0 

1

r/0
R
R

r/R
1 2 3 4 5
@SSPN
TEGANGAN GRAVITASI
Sheorey (1994) mengusulkan persamaan:
o = gH
1
k  0.25  7 Eh (0.001  )
o = tegangan mula-mula z
g = bobot isi tanah/batu di atasnya Eh = Modulus deformasi bagian atas dari kulit bumi
yang diukur pada arah horisontal dalam GPa
H = jarak dari permukaan tanah z= kedalaman dalam m

@SSPN
DISTRIBUSI TEGANGAN DI SEKITAR
TEROWONGAN UNTUK KEADAAN IDEAL
• Untuk memudahkan perhitungan distribusi tegangan disekitar terowongan maka
digunakan asumsi-asumsi sebagai berikut :
• Geometri dari terowongan
 Penampang terowongan merupakan sebuah lingkaran dengan jari- jari R.
 Terowongan berada pada bidang horisontal.
 Terowongan terletak pada kedalaman H >> R (H > 20 R).
 Terowongan sangat panjang, sehingga dapat digunakan hipotesa regangan bidang (plane
strain).

• Keadaan batuan.
 Kontinu.
 Homogen.
 Isotrop.

• Keadaan tegangan mula-mula (initial stress) hidrostatik.


 o = gH
 Symmetrical revolution di sekeliling 0z
@SSPN
Peta Tegangan

@SSPN
DISTRIBUSI TEGANGAN DI SEKITAR
TEROWONGAN KEADAAN PALING SEDERHANA

• Geometri terowongan
• Penampang lingkaran, jari-jari R.
• Terowongan horisontal.
• Kedalaman, H > 20R.

• Massa batuan
• Kontinu.
• Homogen.
• Isotrop.

• Tegangan awal hidrostatik:


• v = h = 0

@SSPN
DISTRIBUSI TEGANGAN DI SEKITAR
TEROWONGAN KEADAAN PALING SEDERHANA
1
 R2  2  σ 0 λ  1  σ c  λ 1
σ rr  σ 0  1  2  R'  R  
 r  1 λ σc 
R
 R2  1  sin 
σ  
 σ 01  2  λ
r R’ 1  sin 
 

@SSPN
ROCK MASS RATING (BIENIAWSKI, 1989)

@SSPN
Observasi di Lapangan

Sandy silt, coklat kemerahan,


medium grain sand terdapat
fragmen berukuran gravel, tingkat
pelapukan tinggi.
Upper penggalian terowongan
Lapisan batuan berwarna coklat kekuningan. Kontak litologi antar lapisan batuan tidak dapat diidentifikasi,
berdasarkan ukuran butirnya merupakan sandy silt.
Core penggalian terowongan
terdapat material berupa sandy silt dengan fragmen batuan berupa batupasir berwarna abu-abu dan
batulempung dengan ukuran sekitar < 50 cm. Fragmen batuan ini berbentuk relatif rounded.
Lower penggalian terowongan
merupakan lapisan batuan sandy silt berwarna kecoklatan dengan sisipan lapisan silty clay yang berwarna putih
kecoklatan.

@SSPN
BIDANG DISKONTINU PADA BATU GAMPING

@SSPN
Karakteristik Massa Batuan

Partially weathered
B = 8%
E = 21% Distinctly weathered
C = 13%
Destructed
Hasil pengujian SPT menunjukkan lapisan batuan yaitu Residual
bersifat teguh (firm), kaku (stiff), sangat kaku (very stiff), dan
pada kedalaman 25 – 70 m sebaran nilai N-SPT > 30 dengan D = 58%
sifat keras (hard).

Kelas pelapukan batuan berdasarkan nilai N-SPT (Shirlaw,


2000). @SSPN
GEOLOGICAL STRENGTH INDEX
(HOEK AND BROWN, 1997)

@SSPN
Q-SYSTEM (BARTON, 1993)

@SSPN
@SSPN
@SSPN
PENGUJIAN SWELLING

@SSPN
PENGUJIAN SWELLING

Claystone

Grafik Peak XRD

Peralatan Uji Swelling


(Oedometer) Sampel Claystone

Peralatan XRD

Kurva Grafik Potensial Swelling


@SSPN
@SSPN
PERBEDAAN DISPLACEMENT ANTARA
SWELLING DAN PLASTIK

@SSPN
@SSPN
METODE PENGGALIAN TEROWONGAN

Metode Pengeboran dan Peledakan Variasi Metode NATM

@SSPN
Kegiatan Pemasangan Forepolling
Kegiatan Penggalian Face
Terowongan
@SSPN
Metode Penggalian NATM

1
6
2
3
4
5
7 @SSPN
Tahapan penenentuan Metode Penggalian dan Sistem Penyangga

Pre-support Temporary Support Pre-Support


( Forepolling)

Forepolling Steel rib Wiremesh Shotcrete


Penggalian Terowongan
Y
( Siklus Penggalian)

Temporary Support
Concrete lantai Concrete atap dan dinding Pembesian

Review
Monitoring Kondisi
Primary Support Face Mapping Geologi

Variasi Metode Pre-support


Variasi Metode Penggalian

Metode Penggalian dan


Pre-support yang tepat

PD 1 PD 2
@SSPN
UNDERGROUND MONITORING

Marking

Pekerjaan Monitoring
@SSPN
JENIS MONITORING PADA PENGGALIAN TEROWONGAN
Conventional method
Closed-face TBM Operational tunnel in
(low overburden in
(urban areas) creeping ground
urban areas)
0 VISUAL INSPECTION (face & sidewall)
1 GEOMETRICAL PARAMETERS Convergence meter
Face extrusion (displacement)
Surface settlement
Surface rotation
Extrusion of the ground ahead of tunnel face
(extrusion-meter)
Displacement in borehole (extensometer,
X
inclinometer)
Convergence at sidewall
Crack monitoring
Deformation of permanent lining X X
2 MECHANICAL PARAMETERS
Force (arch base, anchoring rod, rocknolt, etc) X
Stress in ground
Stress in support/lining X
3 HYDRAULIC PARAMETERS
Pumped out water rate
Surface rainfall X X
Piezometric levels in ground
Temperature of leakage X
4 OTHER PARAMETERS
Notes:
Tunnel air temperature X
X Usually secondary parameter
Tunnel air pressure X
Frequently important parameter
Tunnel hygrometry X X
Essentiel parameter, always monitored
Date and time
Essentiel parameter, always monitored when advanve full face with pre-confinement
Vibration from blasting

Reference: : AFTES (2005). Guidelines on Monitoring Method for Underground Structures, Working Group GT 19. @SSPN
THANK YOU
singgihsaptono@upnyk.ac.id
@SSPN

Anda mungkin juga menyukai