Anda di halaman 1dari 10

BISNIS STRATEGIS DAN MANAJEMEN PROYEK

DI TINGKAT PERUSAHAAN
“RISK MANAJEMEN” 

Dosen

Pengampu :

ROSYADA,

S.E.M.M

KELOMPOK 2 :
1. M.JULIANTO PRATAMA 1830603205
2. GINTA PRAYOGA 1830603191
3.FADILA AULIA 1830603185
4.NURUL FAHROJI 1870603286
5.ALMAHDI OKTARIANSYAH 1810603003

SI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

Halamanjudul .......................................................................................… i
Kata pengantar ..........................................................................................ii

Daftar isi .............................................................................................


iii

BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1

1.1Latar Belakang .............................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................ 1

BAB II
PEMBAHASAN ................................................................................................................... 2

A. Manajer proyek efektif

1. Contingency Plan …………………………………………………………… 1


2. Pengertian menejemen Resiko …………………………………………………………… 1
3. Jenis-jenis Risiko …………………………………………………………… 1
4. Identifikasi Risiko ……………………………………………………………1
5. Kuantifikasi dan Evaluasi Risiko …………………………………………………………1

BAB III
PENUTUP .......................................................................................................................... 19
3.1.Kesimpulan ............................................................................................... 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari kata Resiko sudah sangat sering kita dengarkan dan biasa
dipakai dalam percakapan oleh kebanyakan orang. Resiko merupakan bagian dari kehidupan
kerja individual maupun organisasi. Resiko terdiri dari berbagai macam, seperti resiko
kebakaran, resiko kecelakaan baik kecelakaan kerja maupun kecelakaan lalulintas, resiko terkena
banjir di musim hujan dan sebagainya, dapat menyebabkan kita menanggung kerugian jika
resiko-resiko tersebut tidak kita antisipasi dari awal. Resiko dikaitkan dengan kemungkinan
kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
Sebagaimana kita pahami dan sepakati bersama bahwa tujuan perusahaan adalah membangun
dan memperluas keuntungan kompetitif organisasi.
Resiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi karena kurang atau tidak tersedianya
cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti dapat berakibat
menguntungkan atau merugikan. Menurut Wideman, ketidakpastian yang menimbulkan
kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang sedangkan ketidakpastian yang
menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan istilah resiko (risk). Dalam beberapa tahun
terakhir, manajemen resiko menjadi trend utama baik dalam perbincangan, praktik, maupun
pelatihan kerja. Hal ini secara konkret menunjukkan pentingnya manajemen resiko dalam bisnis
pada masa kini.
Secara umum resiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau
perusahaan di mana terdapat kemungkinan yang merugikan. Bagaimana jika kemungkinan yang
dihadapi dapat memberikan keuntungan yang sangat besar, dan walaupun mengalami kerugian
sangat kecil sekali. Misalnya membeli lotere. Jika beruntung maka akan mendapat hadiah yang
sangat besar, tetapi jika tidak beruntung uang yang digunakan membeli lotere relatif kecil.
Apakah ini juga tergolong resiko? Jawabannya adalah hal ini juga tergolong resiko. Selama
mengalami kerugian walau sekecil apapun hal itu dianggap resiko. Mengapa resiko harus
dikelola? Jawabannya tidak sulit ditebak, yaitu karena resiko mengandung biaya yang tidak
sedikit. Bayangkan suatu kejadian di mana suatu perusahaan sepatu yang mengalami kebakaran.
Kerugian langsung dari peristiwa tersebut adalah kerugian finansial akibat asset yang terbakar
(misalnya gedung, material, sepatu setengah jadi, maupun sepatu yang siap untuk dijual). Namun
juga dilihat kerugian tidak langsungnya, seperti tidak bisa beroperasinya perusahaan selama
beberapa bulan sehingga menghentikan arus kas. Akibat lainnya adalah macetnya pembayaran
hutang kepada supplier dan kreditor karena terhentinya arus kas yang akhirnya akan menurunkan
kredibilitas dan hubungan baik perusahaan dengan partner bisnis tersebut. Resiko dapat
dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui manajemen resiko. Peran dari manajemen resiko
diharapkan dapat mengantisipasi lingkungan cepat berubah, mengembangkan corporate
governance, mengoptimalkan strategic management, mengamankan sumber daya dan asset yang
dimiliki organisasi, dan mengurangi reactive decision making dari manajemen puncak.
1.1.1.      Presentasi Tentang Proyek
Sebelum mengerjakan suatu proyek, kita juga harus melakukan yang namanya presentasi
tentang proyek itu sendiri. Hal ini dilakukan supaya apabila nantinya ada sesuatu yang mungkin
kurang tepat dalam penyampaiannya dapat dilakukan pembenahan kembali. Presentasi proyek
yang akan dijalankan sebaiknya melibatkan banyak pihak karena melalui presentasi ini banyak
pendapat-pendapat yang dapat membantu menyempurnakan proyek kita. Dalam presentasi ini
juga kita dapat mempromosikan proyek kita sehingga pihak-pihak yang menjadi audiens merasa
yakin dan dapat membantu mengerjakan proyek ini menjadi lebih baik.Dan pendapat-pendapat
mereka inilah yang nantinya dapat menjadi tolak ukur keberhasilan dalam perencanaan proyek
kita.
Dalam penyampaian presentasi harus diperhatikan etika penulisan yang benar karena
untuk menyakinkan pihak-pihak yang ikut dalam presentasi ini. Apabila dalam penyampaiannya
sudah tidak beretika atau kurang sopan maka yang menjadi audienpun menjadi tidak
bersemangat.Yang menjadi moderatorpun juga demikian karenayang dilihat bukan hanya
penyampaiannya tetapi juga etika dalam penyampaiannya.seorang proyek manajer harus mampu
mempresentasikan hasil temuannya dan meyakinkan semua pihak untuk menggunakan idenya.
Dalam berpresentasi dibutuhkan:
Seorang presentator harus memiliki pengetahuan topik yang mendalam sehingga mampu
meyakinkan pihak lain. Presentator harus juga menempatkan dirinya sebagai pendengar sehingga
tahu bagaimana kondisi saat presentasi dan apa yang layak dipresentasikan. Presentator juga
harus bisa mengawali/membuka presentasi dengan menarik untukmenarik perhatian pendengar .
Presentasi juga harus mampu meyakinkan pendengar
bahwa apa yang dipresentasikan itu akan memberi nilai tambah bagi proyek, dalam hal ini
presentator harus memiliki bukti-bukti kuat yang meyakinkan, baik dari segi teknis maupun
praktis.Untuk menjamin bahwa presentasi sukses, seorang presentator harus mampu
mambawakan dirinya di hadapan pemirsa. Pembawaan harus tenang, bicara tidak terburu-
buru,dan pengucapan harus jelas sehingga pendengar dapat mengikuti presentasi dengan baik
dan sesuai dengan target, yaitu: ide proyek dan teknologi dapat diterima oleh semua pihak.
Dengan demikian Inti presentasi sebenarnya adalah: Menjual sebuah produk agar proposal dapat
diterima oleh perusahaan terkait. Untuk memberikan gambaran tentang manajemen proyek ,
selanjutnya diuraikan ruang lingkup manajemen proyek, seperti definisi manajemen proyek,
karakteristik manajemen proyek,macam-macam proyek, batasan suatu proyek, diuraiakan berikut
ini:
1. Manajemen Proyek
a.  Secara tradisional pengertian manajemen adalah meliputi kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, penempatan orang, pengendalian dan pengarahan.
b. Manajemen Proyek adalah kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan
mengendalikan sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu
dengan sumberdaya tertentu.
c. Manajemen Proyek mempergunakan personil untuk ditempatkan pada tugas tertentu dalam proyek
2. Ciri-ciri Manajemen Proyek
Mekanisme proyek dalam hubungannya dengan pengelolaan, organisasi dan sumber daya
mempunyai ciri-ciri tertentu sebagai berikut :
A. Memimpin organisasi proyek dan beroperasi secara independen.
B. Pembawa tunggal untuk mencapai satu tujuan proyek.
C. Memerlukan bermacam-macam keahlian dan sumber daya.
D. Bertanggung jawab menyatukan orang-orang dari berbagai fungsi/disiplin yang bekerja.
E. Memfokuskan pada ketepatan waktu dan biaya.
3.Macam-macam Proyek
A. Proyek Kapital
Proyek ini biasanya berupa pengeluaran biaya untuk pembebasan tanah, pembelian
peralatan, pemasangan fasilitas dan konstruksi gedung
B. Proyek Penelitian dan Pengembangan
Proyek ini bisa penemuan produk baru, temuan alat baru dll. proyek ini dapat muncul
dilembaga komersial maupun pemerintah.
C. Proyek yang berhubungan dengan manajemen service
Proyek ini sering uncul dalam perusahaan maupun instansi pemerintah. Proyek ini
bisa berupa perancangan struktur organisasi, pembuatan sistem informasi manajemen,
peningkatan produktifitas perusahaan.
4.  Batasan suatu proyek
Batasan suatu proyek menurut teori klasik menyatakan bahwa proyek terdiri atas 3 hal yaitu :
a.  Ruang Lingkup
b.  Waktu
c.  Dana
Seiring dengan perkembang zaman, manajemen proyek memiliki beberapa batasan yang
mencakup :
A. Ruang Lingkup
Ruang lingkup proyek meliputi tata cara untuk menentukan waktu proyek dimulai, perencanaan
lingkup proyek yang akan di garap, pendefinisian ruang lingkup proyek, verifikasi proyek serta
kontrol atas perubahan yang mungkin terjadi saat proyek tersebut di mulai.
B. Waktu
Meliputi tata cara mendefinisikan suatu aktifitas, menentukan urutan-urutan kejadian atas
proyek, mendefinisikan durasi/lama waktu dari setiap pekerjaan, pengembangkan suatu skedul
serta merencanakan kontrol atas skedul tersebut
C. Dana
Meliputi tata cara untuk merencanakan sumber dana proyek, mengestimasikan harga dan sumber
daya, mendefinisikan budget, serta mengontrol keuangan
D. Kualitas
Meliputi kegiatan perencanaan kualitas, perencanaan jaminan atas suatu kualitas berdasarkan
standar tertentu, serta pengontrolan atas kualitas.
E. Resiko
Meliputi perencanaan atas manajemen resiko, mengidentifikasikan resiko yang timbul dari suatu
proyek, menganalisa kuantitatif dan kualitatif suatu resiko, merencanakan tindakan yang akan
diambil dari suatu resiko yang timbul serta memonitor setiap resiko yang mungkin muncul dari
suatu proyek
F. Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia meliputi kegiatan perencanaan atas sumber daya manusia
yang akan mengerjakan proyek, perekrutan tenaga kerja, serta pembangunan team
G. Logistik
Manajemen logistik meliputi tahapan perencanaan kebutuhan sumber daya untuk kegiatan
proyek, perencanaan tender, proses tender dan penentuan pemenang tender, administrasi atas
kontrak pembelian, dan tata cara penutupan kontrak.
H. Komunikasi
Meliputi kegiatan perencanaan komunikasi atas level sumber daya, distribusi informasi, laporan
kemajuan proyek dan pembuatan administrasi akhir proyek sebelum diserah terimakan.
I. Manajemen Integrasi
Merupakan kegiatan yang meliputi perencanaan pengembangan, perencanaan tata pelaksanaan
suatu proyek dan kontrol atas perubahan secara terintegrasi dari suatu proyek.

1.1.2. Wawancara dengan Pihak Terkait


Selain melalui presentasi, informasi juga dapat diperoleh lewat wawancara langsung dengan
pihak-pihak terkait. Dalam suatu wawancara harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Ø  Tujuan wawancara harus jelas (Purposes)
Ø  Buat daftar hal-hal yang ingin ditanyakan dan berhubungan langsung dengan proyek
(Enumerating activities)
Ø  Harapan dari pemakai akhir (Work methods and Interconnections among users)
 Harapan dari pemberi order (Performance issues)

Seorang pewawancara harus punya pengetahuan yang lebih jauh tentang produk yang akan
diwawancarai melebihi yang narasumber ketahui .Agar pewawancara memiliki tujuan. Sebuah
tujuan wawancara yang hendak dicapai harus jelas. Setelah tahu apa yang hendak dicapai,
pewawancara harus membuat daftar pertanyaan sebagai arahan pada saat mewawancarai. Tidak
boleh dilupakan dalam wawancara, harus juga melibatkan bagaimana sebenarnya produk dari
proyek akan dihasilkan. Apa implikasinya terhadap pengguna dan perusahaan, dan bagaimana
akan diperoleh hasil terbaik.Pada saat wawancara.Seorang pewawancara harus memiliki
ketepatan dalam memperoleh sebuah informasi dari narasumber .Pewawancara harus
menyampaikan informasi yang diperoleh dari narasumber dengan merangkumnya dengan baik
tanpa mengurangi dan menambah informasi yang telah diperoleh dari narasumber , dan disajikan
secara menarik agar audiens dapat memperoleh sebuah ilmu yang bermanfaat.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Manajer Proyek yang Efektif
Manager adalah seseorang yang mencapai suatu tujuan dengan bantuan orang lain. Yang artinya
selain memberi motivasi teamnya, manager juga mempunyai peranan untuk mendelegasikan
sebuah pekerjaan atau tugas ke subordinate dengan baik dan efektif. Seringkali di dalam
pekerjaan kita sebagai seorang manager, kita perlu mendelegasikan pekerjaan kepada
subordinate yang mampu. Tetapi sering kali seorang Manager tidak melakukan tahapan untuk
mendelegasikan pekerjaan yang efektif. Saya ingin berbagi rahasia kepada anda yang akan
menjamin kesuksesan di dalam mendelegasikan pekerjaan anda, sebagai seorang Manager. Ini
rahasianya: jangan pernah bekerja seorang diri ,mungkin anda menyepelekan dan menganggap
remeh, namun ini adalah rahasia untuk mendelegasikan dengan efektif . Kapanpun anda
melakukan apa yang ingin anda delegasikan kepada orang lain, ajaklah orang tersebut bersama
dengan anda. Seorang manajer proyek, memiliki tugas untuk mencari keseimbangan antara
teknologi, konsep, biaya, dan waktu dalam penyelesaian proyek. Peran ini dapat dipenuhi secara
efektif apabila dia mampu untuk:
a.       Berperan sebagai manajer yang berpengertian
b.      Mendelegasikan tugas bila diperlukan
c.       Komunikasi antara atasan dan bawahan
d.      Mengingat peran serta client atau pemakai akhir
e.       Memfokuskan diri pada hasil akhir sesuai tujuan
Apabila hal ini dapat dipenuhi maka proyek akan berjalan sesuai dengan rencana awal dan
berhasil dengan baik.
2.2. Contingency Plan
Contingency plan adalah rencana tindakan yang harus dilakukan jika teridentifikasi
adanya peristiwa resiko .Kadangkala dalam proses penyelesaian proyek dibutuhkan juga suatu
backup-plan (contingency plan atau rencana darurat) apabila ternyata terjadi hal-hal di luar
dugaan.
Dengan rencana darurat ini proyek tetap dapat diselesaikan pada waktunya dan dalam
batasan biaya yang telah direncanakan.Rencana darurat ini dapat juga dikatakan sebagai
alternatif pemecahan masalah dan juga harus mendapat persetujuan dari pihak pemberi
order.Contingency plan dapat disusun bersamaan dengan riset yang dilakukan atau dapat
dikatakan pula, contingency plan merupakan rencana alternatif yang diperoleh dari hasil
riset.Ada baiknya pula rencana darurat disusun sebelum bertemu dengan tim manajemen atau
pemberi order. Hal ini dikarenakan, mereka sering bertanya hal-hal mendasar karena takut
investasinya merugi.
2.3. Pengertian menejemen Resiko
Menurut Djojosoerdarso (2005), manajemen risiko adalah pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen
dalam penanggulangan risiko, terutama risiko yang dihadapi oleh organisasi/perusahaan,
keluarga dan masyarakat. Jadi mencakup kegiatan merencanakan, mengorganisir, menyusun, dan
memimpin, dan mengawasi (termasuk mengevaluasi) program penanggulangan risiko.
Jadi manajemen risiko adalah suatu proses identifikasi, mengatur risiko, serta membentuk
strategi untuk mengelolanya melalui sumber daya yang tersedia. Strategi yang dapat digunakan
antara lain mentransfer risiko pada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek buruk dari
risiko, dan menerima sebagian maupun seluruh konsekuensi dari risiko tertentu.
Adapun dalam manajemen risiko tujuan yang hendak dicapai adalah:
a.       Identifikasi terhadap risiko.
b.      Evaluasi (analisa) risiko dan (estimasi) pengaruhnya terhadap proyek.
c.       Mengembangkan responsi terhadap risiko.
d.      Mengontrol responsi risiko

Jenis-jenis Risiko
Menurut IRM (2002), ada setidaknya 4 jenis risiko yang selama ini sudah dikenal orang, yakni:
1.       Risiko Operasional, yakni risiko yang berhubungan dengan operasional organisasi, antra lain
misalnya risiko yang mencakup sistem organisasi, proses kerja, teknologi dan sumber daya
manusia.
2.      Risiko Finansial, yakni risiko yang berdampak pada kinerja keuangan organisasi seperti
kejadian risiko akibat dari fluktuasi mata uang, tingkt suku bunga termasuk risiko pemeberian
kredit, likuiditas da kondisi pasar.
3.       Hazard Risk, yaitu risiko yang terkait dengan kecelakaan fisik seperti kerusakan karena
kebakaran, gempa bumi, ancaman fisik dll.
4.       Risiko strategic, yaitu risiko yang ada hubungannya dengan strategi perusahaan, politik,
ekonomi, hukum. Risiko ini juga terkait dengan reputasi kepemimpinan organisasi dan
perubahan selera pelanggan.
2.4. Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko terdiri atas pengawasan dan penentuan risiko apa saja yang dapat
mempengaruhi proyek serta mendokumentasikan setiap dari risiko tersebut. Identifikasi tidak
hanya dilakukan sekali, namun harus dilakukan sepanjang perjalanan proyek dari awal sampai
akhir.
Tujuan Identifikasi Risiko :
1.      Mengembangkan daftar komprehensif dan menyeluruh tentang sumber risiko, dan kejadian
yang mempunyai pengaruh terhadap pencapaian sasaran UPR.
2.      Melakukan formulasi dan kategorisasi risiko dengan komponen: apa yang mungkin terjadi
(event identification), penyebab terjadinya risiko, waktu terjadinya dan dampak negatif dari
risiko tersebut.
Melakukan penggolongan atau kategorisasi risiko menurut penyebabnya kedalam jenis risiko
sesuai dengan kategori risiko yang tertuang dalam PMK 191 tahun 2008.
Faktor internal di dalam serta eksternal di luar proyek harus diidentifikasi. Faktor internal antara
lain penugasan anggota tim kerja, perhitungan biaya dan waktu, serta support dan pengaruh dari
tim manajemen. Faktor eksternal antara lain melibatkan kebijaksanaan pemerintah, bencana
alam, dan hal-hal lain di luar kontrol atau pengaruh tim proyek. Identifikasi terhadap risiko harus
melibatkan pengaruh baik maupun pengaruh buruk dari pengaruh faktor-faktor penentu risiko.

2.5  Kuantifikasi dan Evaluasi Risiko


Kuantifikasi risiko meliputi pengevaluasian serta interaksi antara risiko dan akibatnya.
Input:
a. Toleransi dari stakeholders dan sponsor: setiap organisasi memiliki toleransi yang berbeda-beda
terhadap risiko. Ada yang hanya 10% dari modal, tapi ada juga yang berani hingga 40% dari
modal proyek, asalkan proyek selesai tepat waktu.
b. Sumber risiko (dibahas di atas).
c.  Kejadian yang berpotensi menjadi risiko(dibahas di atas).
d.  Estimasi waktu dan biaya (akan dibahas pada Manajemen waktu dan biaya).
Teknik:
1.  Perkiraan nilai moneter: bagaimana efek sebuah risiko yang telah dievaluasi nilainya? Mungkin
ada yang risiko yang kemungkinannya kecil, tapi nilai risikonya dapat membuat proyek berhenti.
Ada pula risiko yang kemungkinannya besar, tetapi efeknya kecil terhadap jalannya proyek.
2.  Perhitungan statistik: menghitung jangkauan (range) perhitungan minimum dan maksimum untuk
biaya dan penjadwalan kerja proyek.
3  Simulasi model: dengan bantuan model yang disimulasikan dapat diketahui estimasi yang lebih
tepat, contoh: penggunaan model statistik Monte Carlo untuk menghitung estimasi durasi proyek
4.   Decision trees: diagram yang memberikan alur kemungkinan dan interaksi antara keputusan serta
akibatnya.
5.  Penilaian ahli: penilaian ahli dapat digunakan sebagai masukan tambahan setelah penggunaan
teknik-teknik di atas.

Output:
Setelah dianalisis, manajer proyek harus mampu memutuskan tindakan terhadap risiko yang
mungkin ada. Menerimanya, membuat rencana lanjutan atau mencari alternatif lain yang tidak
menyebabkan risiko .

BAB III
KESIMPULAN
3.1.Kesimpulan
Dari paparan di atas kita dapat menyimpulkan bahwa manajemen risiko merupakan
kegiatan yang memang harus dilakukan karena dengan adanya manajemen risiko kita dapat
menganalisa hal-hal yang mungkin terjadi nanti dalam proyek kita. Dengan menganalisa risiko
yang mungkin terjadi dapat mengurangi kemungkinan gagal dalam proses pengerjaan proyek
tersebut sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan sebelumnya.Dengan demikian kita
dapat menyelesaikan setiap permasalahan yang terjadi pada proyek kita .
Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang
berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima
oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan,
teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan
segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko (manusia,
staff, dan organisasi).

Anda mungkin juga menyukai