Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

ACARA III : MAGNETIC SEPARATOR

FITRI FEBRIANA
D111 18 1009

DEPAERTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

GOWA
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wrb.

Segala puji bagi Allah swt. Karena atas nikmat dan karunia-Nya kita diberikan
nikmat hidup dan kesehatan yang kita miliki saat ini, dan tidak lupa juga pada Nabi
Muhammad Saw Karena atas perjuangan Beliaulah sehingga kita dapat keluar dari
jaman kegelapan ke jaman yang terang benderang seperti sekarang. Melalui kata
pengantar ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu saya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktikum III : Magnetic
Separator dari mata kuliah Pengolahan Bahan Galian. Mulai dari dosen pengampu mata
kuliah Pengolahan bahan galian, kakak-kakak asisten yang mendampingi selama
kegiatan praktikum, dan teman-teman dari angkatan 2018 yang bersama-sama melalui
praktikun yang sama.

Saya bersyukur dengan adanya kegiatan lab walaupun ditengah berbagai


keterbatasan yang ada sekarang ini bisa meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
kami mengenai materi mata kuliah yang telah disampaikan oleh dosen. Semoga dari
laporan yang saya susun ini bisa bermanfaat bukan hanya untuk diri saya pribadi
melainkan juga bagi orang lain. Saya mohon maaf jika dalam penyusunan laporan ini
terdapat kesalahan karena sebagai penyusun juga tidak luput dari namanya salah.

Wassalamualaikum Wr. Wrb.

Gowa, 13 Oktober 2020

ii
Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL i

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii

DAFTAR ISI .iii

DAFTAR GAMBAR iv

DAFTAR TABEL iv
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Tujuan 2

1.3 Manfaat 2

1.3 Ruang Lingkup 2


BAB II MAGNETIC SEPARATOR

2.1 Pasir Besi 3

2.2 Mekanisme Pemisahan Secara Magnetik 4

iii
2.3 Magnetic Separator 5
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan 8

3.2 Prosedur Percobaan12


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil 15

4.2 Pegolahan Data 16

4.3 Pembahasan 17
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan 20

5.2 Saran 20

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Zona Keterdapan Pasir Besi..............................................................3

Gambar 2.2 Susceptibilitas beberapa tipe mineral................................................4

Gambar 2.3 Tipe Concurrent..............................................................................6

Gambar 2.4 Tipe Countercurrent........................................................................6

Gambar 2.5 Tipe Counter-rotation......................................................................7

Gambar 3.1 Magnetic separator.........................................................................8

iv
Gambar 3.2 Alat tulis........................................................................................8

Gambar 3.3 Kacamata safety.............................................................................9

Gambar 3.4 Kuas..............................................................................................9

Gambar 3.5 Sarung tangan...............................................................................9

Gambar 3.6 Neraca digital.................................................................................10

Gambar 3.7 Kamera handphone........................................................................10

Gambar 3.8 Nampan.........................................................................................10

Gambar 3.9 Kertas HVS....................................................................................11

Gambar 3.10 Kantong sampel besar....................................................................11

Gambar 3.11 Masker...........................................................................................11

Gambar 3.12 Sampel pasir besi...........................................................................12

Gambar 3.13 Menimbang umpan seberat 1 Kg.....................................................12

Gambar 3.14 Mengatur kecepatan alat.................................................................12

Gambar 3.15 Masukan feed ke magnetic separator...............................................13

Gambar 3.16 Mengabil produk hasil separasi........................................................13

Gambar 3.17 Menimbang produk hasil separasi....................................................13

Gambar 4.1 Grafik Hubungan nilai Konsentrat....................................................15

Gambar 4.2 Grafik Hubungan nilai Middling........................................................16

Gambar 4.3 Grafik Hubungan nilai tailing...........................................................16

v
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Percobaan...................................................................................15

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suatu mineral belum bisa di proses secara langsung lebih lanjut sesaat setelah
ditambang, hal ini dikarenakan mineral tersebut masih tercampur dengan pengotornya
(gangue). Pengolahan mineral merupakan suatu meteode yang digunakan untuk
meningkatkan mutu dan kualitas pada suatu bahan galian mineral. Pengolahan mineral
(mineral dressing) adalah salah satu tahapan dalam kegiatan pertambangan dimana
tujuan dari pengolahan mineral adalah untuk meningkatkan kadar logam berharga
dengan cara membuang bagian-bagian bijih yang tidak diinginkan. Mineral juga perlu
diolah sesuai dengan keperluan, misalnya suatu mineral harus memiliki tingkat ukuran
tertentu untuk dapat bisa masuk dalam suatu proses kimia dalam proses pengolahan
berikutnya. Secara umum, setelah proses mineral dressing akan dihasilkan tiga
kategori produk, yaitu tailing, konsentrat, dan middling [ CITATION Err82 \l 1057 ].
Proses pemisahan dilakukan secara mekanis dengan memanfaatkan perbedaan
sifat-sifat fisik mineral yang akan dipisah adapun sifat-sifat fisik yang dimiliki oleh
mineral adalah sifat kemagnetan, kelistrikan/konduktivitas, density, sifat permukaan,
tekstur, dan warna. Pada dasarnya setiap usaha pengolahan selalu memiliki tujuan
yang harus dicapai, begitu juga dengan pengolahan bahan galian bijih/mineral. Ada
dua tujuan yang ingin dicapai pada pengolahan ini, yaitu tujuan teknis dan tujuan
ekonomis [ CITATION Bar88 \l 1057 ].
Teknik pengolahan mineral bermacam-macam. Pengaplikasiannya sangat
tergantung pada jenis bijih atau mineral yang akan ditingkatkan konsentrasinya.
Pemilihan teknik didasarkan pada perbedaan sifat-sifat fisik dari mineral-mineral yang
ada dalam bijih tersebut. Melatarbelakangi hal tersebut, kegiatan praktikum
Pengolahan Bahan Galian dengan acara ketiga yakni magnetic separator dilakukan
dalam rangka mempraktekkan secara langsung bagaimana proses dari salah satu
proses dari mineral dressing dan bagaimana proses pemisahan magnetik ini dengan
menggunakan alat magnetic separator. Dalam laporan ini berisi mengenai hasil dari
kegiatan praktikum tersebut. Dalam kegiatan praktikum yang kami lakukan, proses

1
pemisahan dengan teknik magnetik yang dilakukan pada suatu sampel pasir besi yang
telah disiapkan oleh praktikan sebelumnya.
1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai dari praktikum ini adalah :


A. Mengetahui prinsip kerja magnetic separator
B. Mengetahui waktu penggerusan yang dibutuhkan untuk memperoleh material
ferromagnetic dengan persentase berat material
C. Mengetahui pengaruh kecepatan dan waktu terhadap proses pemisahan
partikel menggunakan magnetic separator

1.3 Manfaat Praktikum

Adapun manfaat dari kegiatan praktikum ini adalah :


1. Menngetahui cara kerja dari magnetic separator
2. Dapat membuktikan hubungan waktu penggerusan yang dibutuhkan untuk
memperoleh material ferromagnetic dengan persentase berat material
3. Dapat membuktika pengaruh kecepatan dan waktu terhadap proses pemisahan
partikel menggunakan magnetic separator

1.4 Ruang Lingkup

Kegiatan praktikum Pengolahan Bahan Galian yang dilaksanakan pada hari


Jumat, 9 Oktober 2020 bertempat di Laboratorium Analisis Pengolahan Bahan Galian
Departemen Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Kegiatan
praktikum yang dilakukan yaitu proses pemisahan dengan menggunaan magnetic
separator.

2
BAB II

MAGNETIC SEPARATOR

2.1 Pasir Besi

Pasir besi merupakan salah satu bahan galian dari kelompok bijih besi, sejenis
pasir berwarna gelap yang mengandung partikel bijih besi (magnetit) yang terdapat di
sepanjang pantai. Umumnya, pasir besi terdiri atas mineral opak yang telah bercampur
dengan butiran-butiran dari mineral non-logam, seperti kuarsa, kalsit, feldspar,
piroksen dan biotit. Mineral opak yang terkandung dalam pasir besi antara lain
magnetit, titaniferous magnetit, ilmenit, limonit dan hematit. Pasir besi memiliki warna
hitam, kilap logam, berat jenis 1,8 ton/m 3 , dan ukuran butirnya adalah dari 16 mm
sampai 2 mm. Pasir besi memiliki sifat kemagnetan yang tinggi [CITATION Afd12 \l
1057 ]
Endapan pasir besi memiliki bentuk endapan sekunder berupa endapan
sedimenter pantai (beach placer). Endapan sedimenter pantai memiliki beberapa
karakteristik, yakni menunjukkan variasi lapisan yang berbeda dan cebakan terbentuk
di sepanjang garis pantai oleh pemusatan gelombang, air laut serta aktivitas angin.
Endapan sedimenter pantai juga terjadi pada kondisi topografi berbeda yang
disebabkan oleh perubahan muka air laut. Variasi lapisan pada endapan sedimenter
pantai akan membentuk perlapisan yang profil endapannya menunjukkan urutan
terbalik dari ukuran dan berat partikel. Endapan pasir besi memiliki bentuk endapan
sekunder berupa endapan sedimenter pantai (beach placer) [CITATION Afd12 \l 1057 ].

3
Gambar 2.1 Zona Keterdapan Pasir Besi [CITATION Afd12 \l 1057 ]

2.2 Mekanisme Pemisahan Secara Magnetik

Magnetic separation merupakan proses pemisahan satu mineral atau lebih


dengan mineral lainnya yang memanfaatkan perbedaan sifat kemagnetan dari mineral-
mineral tersebut. Mineral yang akan tertarik oleh medan magnet dikelompokkan
sebagai mineral magnetic, sedangkan yang tidak tertarik oleh medan magnet
dikelompokkan sebagai mineral non-magnetic. Berdasarkan pada magnetic
susceptibility mineral dibagi menjadi tiga kelompok yaitu [ CITATION Ash16 \l 1057 ] :
1. Mineral paramagnetic, Yaitu mineral-mineral yang memiliki sifat kemagnetan
yang rendah, artinya mineral-mineral ini hanya memberikan respon terhadap
medan magnet yang besar. Contoh mineral paramagnetik adalah mineral
hematit, ilmenit, dan pyrhotit
2. Mineral diamagnetic, Yaitukelompok mineral yang tidak memiliki sifat
kemagnetan. Kelompok minera ini tidak memberikan respon terhadap medan
magnet. Contoh mineral diamagnetik adalah kuarsa felspar.
3. Mineral ferromagnetic, Mineral magnetit merupakan mineral yang memiliki sifat
kemagnetan yang tinggi. Magnetit akan tertarik oleh medan magnet yang relatif
rendah sekalipun. Karena sifatnya ini, maka mineral magnetit dikelompokkan
dengan besi sebagai ferromagnetik.

Gambar 2.2 Susceptibilitas beberapa tipe mineral


[ CITATION DAC91 \l 1057 ]

Pemisahan secara magnetik yang diaplikasikan untuk bijih tergantung pada


kompetisi dari gaya gaya yang dimiliki oleh tiap-tiap partikel mineral. Gaya yang
bekerja pada setiap partikel mineral tergantung separator yang dipakai. Ada

4
pemisahan secara induksi menggunakan gulungan (Roll) kering, dan ada juga
pemisahan cara basah menggunakan drum separator. Pemisahan bijih yang
menggunakan drum separator dengan cara basah, maka partikel akan mengalami atau
memiliki empat gaya. Keempat  gaya tersebut adalah gaya magnet yang dinotasikan
dengan Fm (m = magnet), gaya gravitasi dinotasikan dengan F g (g = gravitasi), gaya
drag dinotasikan dengan F d (d = drag ), dan gaya sentrifugal yang dinotasikan dengan
Fc (c = Centrifugal). Gaya-gaya ini akan menentukan posisi dan perilaku partikel mineral
dalam separator [ CITATION Ash16 \l 1057 ].
Partikel mineral akan tertarik atau terlempar dari permukaan drum tergantung
pada nilai entrapment ratio-nya. Entrapment ratio adalah rasio Gaya magnet terhadap
gaya sentrifugal,  gaya gravitasi dan gaya drag. Entrapment ratio dinyatakan dalam
persamaan berikut: Entrapment Ratio, ER = Fm /(Fc + Fg  + Fd) Jika partikel mineral
memiliki nilai entrapment rasio lebih daripada satu, ER > 1, maka partikel tersebut
akan tertarik dan tetap nempel dipermukaan drum separator (mineral magnetic). Pada
kondisi ER > 1, artinya medan magnet memberikan pengaruhnya jauh lebih besar
dibanding dengan total dari tiga gaya lainya. Ketika partikel mineral memiliki
entrapment rasio kurang daripada satu ER < 1, maka partikel tersebut akan terlempar
atau tertolak dari permukaan drum separator (mineral non-magnetic). Pada kondisi ER
< 1, medan magnet kurang berpengaruh dibanding dengan total tiga gaya lainnya.
Jika operasi pemisahan dilakukan pada bijih yang memiliki rentang ukuran yang
sempit,  maka gaya drag dapat diabaikan. Sehingga Entrapment ratio berubah menjadi
rasio gaya magnet terhadap gaya sentrifugal dan gaya gravitasi Entrapment Ratio, ER
= Fm / (Fc + Fg). Partikel mineral akan memiliki tiga gaya yaitu gaya magnet, gaya
sentrifugal dan gaya gravitasi. Posisi dan perilaku partikel selama pemisahan
tergantung pada resultan ketiga gaya ini [ CITATION Ash16 \l 1057 ].

2.3 Alat Pemisah Magnetik

Ditinjau dari keuatan atau intensitas medan magnetnya, magnetic separator


dibagi dalam dua jenis separator yaitu low intensity separator atau LIM separator dan
High Intensity Magnetc Separator atau HIM separator. Baik LIM separator maupun HIM
separator dapat digunakan secara basah atau kering. Pemisahan cara basah umumnya
menggunakan LIM separator, dan digunakan untu mineral yang memiliki susceptibiliti
yang tinggi. LIM separator mampu memisahkan kapasitas rendah dan umumnya
digunakan untuk mineral yang memiliki susceptibiliti rendah[ CITATION MJC73 \l 1057 ].

5
A. Low Intensity Magnetic Separator (LIM Separator)
Secara umum LIM separator terdiri dari tiga tipe-model atau jenis. Ketiga jenis
ini dibedakan dari cara pengumpanan, arah aliran fluida yang membawa tailing
dan distribusi ukuran bijih yang akan diolah. Sehingga sebelum melakukan
pemilihan tipe-model magnetik separator ini, harus benar-benar mengetahui
terlebih dahulu distribusi ukuran bijih yang akan diolah.
1) Tipe concurret
Pada tipe concurret, feed masuk searah dengan putaran drum. Feed masuk
ke daerah medan magnet, atau pick up zone cenderung horizontal. Mineral
dalam zona ini akan memiliki kesempatan untu membentuk lapisan, atau
stratifikasi. Mineral besar dan relatif berat cenderung berada pada posisi
bawah.

Gambar 2.3 Tipe Concurrent [ CITATION GGB50 \l 1057 ]

2) Tipe Countercurrent
Feed masuk kedalam separator secara vertikal ke atas, langsung
membentur permukaan drum. Feed langsung masuk ke daerah medan
magnet, yaitu daerah pick-up zone. Aliran feed tidak mempunyai
kesempatan untuk membentuk stratifikasi.

6
Gambar 2.4 Tipe Countercurrent [ CITATION GGB50 \l 1057 ]
3) Tipe Counter-rotation
Tipe counter-rotation digunakan untuk pemisahan bijih yang berukuran
kurang dari 8 mm, dengan ukuran halus.

Gambar 2.5 Tipe Counter-rotation [ CITATION GGB50 \l 1057 ]

B. High Intensity Magnetic Separator


Memisahkan material karena perbedaan sifat magnet yang cukup besar
(diamagnetik dan para magnetik).
C. High Gradient
Memisahkan material karena perbedaan sifat magnetnya yang kecil
(paramagnetik dengan paramagnetik atau feromagnetik dengan feromagnetik)
D. Super conducting
Memisahkan material yang memiliki perbedaan sifat magnet yang sangat kecil
(Feromagnetik dengan feromagnetik yang superkonduktor).

7
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum Grinding untuk menunjang
praktikum Pengolahan bahan Galian adalah sebagai berikut:
3.1.1 Alat
Berikut merupakan alat-alat yang digunakan dalam praktikum kali ini beserta
fungsinya sebagai berikut:
1. Magnetic separator, alat yang digunakan untuk mengolah sampel pasir besi.

Gambar 3.1 Magnetic separator

2. Alat tulis, adalah alat yang digunakan untuk memcatat data-data penting hasil
praktikum.

Gambar 3.2 Alat tulis

3. Kacamata safety, adalah alat yang digunakan untuk melindungi mata pada saat
praktikum.

8
Gambar 3.3 Kacamata safety

4. Kuas, adalah alat yang digunakan untuk membersihkan ball mill sebelum dan
sesudah digunakan.

Gambar 3.4 Kuas

5. Sarung tangan, adalah alat yang digunakan untuk melindungi tangan selama
melakukan proses grinding.

Gambar 3.5 Sarung tangan

6. Neraca digital, adalah alat yang digunakan untuk menimbang umpan serta
produk penggerusan.

9
Gambar 3.6 Neraca digital

7. Kamera handphone, adalah alat yang digunakan untuk memotret aktifitas-


aktifitas praktikum.

Gambar 3.7 Kamera handphone

8. Nampan, adalah alat yang digunakan untuk meletakkan umpan atau alat-alat
praktikum lainnya.

Gambar 3.8 Nampan

3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. Kertas HVS, tempat yang di gunakan untuk menulis hasil percobaan kali ini.

10
Gambar 3.9 Kertas HVS

2. Kantong sampel besar, digunakan sebagai wadah untuk hasil keluaran dari
proses grinding.

Gambar 3.10 Kantong sampel besar

3. Masker, digunakan untuk melindungi agar partikel-partikel dari sampel tidak


terhirup di saluran pernapasan.

Gambar 3.11 Masker

4. Pasir besi, merupakan objek praktikum

11
Gambar 3.12 Sampel pasir besi

3.2 Metodologi Percobaan

Prosedur praktikum Magnetic separator melalui tahap-tahap seperti berikut ini:


1. Menyiapkan peralatan yang digunakan pada saat praktikum.
2. Menimbang pasir besi masing-masing 1 kg sebanyak 3 kali.

Gambar 3.13 Menimbang umpan seberat 1 Kg

3. Mengatur alat pada kecepatan 250 rpm.

Gambar 3.14 Mengatur kecepatan alat

12
4. Menyalakan alat, lalu memasukkan feed ke dalam magnetic separator, apabila
feed sudah habis matikan alat.

Gambar 3.15 Masukan feed ke magnetic separator

5. Mengambil material hasil separasi berdasarkan sifat kemagnetannya yang


terletak dibawah alat.

Gambar 3.16 Mengabil produk hasil separasi

6. Menimbang berat dari produk separasi (konsentrat, middling, dan tailing)

Gambar 3.17 Menimbang produk hasil separasi

13
7. Mencatat berat masing-masing produk, lalu memasukkanya ke dalam kantong
sampel

8. Mengulangi langkah 3 sampai 6 tetapi dengan kecepatan alat sebesar 500 rpm
dan 750 rpm.

14
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

4.1.1 Data Percobaan


Hasil percobaan proses pemisahan pasir besi menggunakan alat magnetic
separator adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil Percobaan


Loss
Kecepatan Produk
Umpan (gram)
Putar Drum
(gram) Konsentrat Middling Tailing Total
(rpm)
(gram) (gram) (gram) (gram)
250 1001,9 94,8 80,6 815,5 990,9 11
500 1005,0 45,9 24,3 923,5 993,7 11,3
750 1006,3 29,6 24,9 948,1 1002,6 3,7

4.1.2 Grafik Persen Konsentrat, Middling, Tailing


1. Grafik Hubungan nilai Konsentrat

Grafi k Konsetrat
100
Konsentrat (Gr) Kecepatan Putar Drum (rpm)
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
250 500 750

Kecepatan Putar Drum (rpm)


Gambar 4.1 Grafik Hubungan nilai Konsentrat

2. Grafik Hubungan nilai Middling

15
Grafi k MIDDLING
100
Kecepatan Putar Drum (rpm)
90
80
Middling (Gr)
70
60
50
40
30
20
10
0
250 500 750

Kecepatan Putar Drum (rpm)

Gambar 4.2 Grafik Hubungan nilai Middling

3. Grafik Hubungan nilai Tailing

Grafi k Tailing
1000
Kecepatan Putar Drum (rpm)
Tailing
950 (Gr)
900
850
800
750
700
250 500 750

Kecepatan Putar Drum (rpm)


Gambar 4.3 Grafik Hubungan nilai Tailing

4.2 Pengolahan Data

Pengolahan data hasil percobaan berupa perhitungan persen berat konsentrat,


persen berat middling dan persen berat tailing:
4.2.1 Persen Berat Konsentrat
Berat Material Lolos
% Konsentrat = x 100 %
Total Material Lolos
94,8 gram
1. % Konsentrat sampel 1= x 100 %=0 , 9 %
1001,9 gram
45,9 gram
2. % Konsentrat sampel 2= x 100 %=0 , 4 %
1005,0 gram

16
29,6 gram
3. % Konsentrat sampel 3= x 100 %=0 , 2 9 %
1006,3 gram
4.2.2 Persen Berat Middling
Berat Material Lolos
% Middling = x 100 %
Total Material Lolos
80,6 gram
1. % Middling sampel 1= x 100 %=8,04 %
1001,9 gram
24,3 gram
2. % Middling sampel 2= x 100 %=2,41%
1005,0 gram
24,9 gram
3. % Middling sampel 3= x 100 %=2 , 4 7 %
1006,3 gram
4.2.3 Persen Berat Tailing
Berat Material Lolos
% Tailing sampel 1= x 100 %
Total Material Lolos
815,5 gram
1. % Tailing sampel 2= x 100 %=81,39 %
1001,9 gram
923,5 gram
2. % Tailing sampel 3= x 100 %=91,89 %
1005,0 gram
848,1 gram
3. % Tailing sampel 3= x 100 %=94,2 %
1006,3 gram

Hubungan nilai konsentrat, tailing dan


middling terhadap kecepatan putar drum
konsentrat Middling Tailing
100
90
80
Hasil sampel (%)

70
60
50
40
30
20
10
0
0 100 200 300 400 500 600 700
Kecepatan Putar (RPM)

Gambar 4.4 Grafik hubungan hasil pemisahan dan kecepatan putar

4.3 Pembahasan

Praktikum kali ini dilaksanakan pada tanggal 9 Oktober 2020 di Workshop dan
Laboratorium Analisis Pengolahan Bahan Galian (APBG) Fakultas Teknik, Universitas

17
Hasanuddin dengan ruang lingkup Magnetic Separator. Praktikum ini menggunakan
tiga sampel pasir besi yang telah dikeringkan, masing-masing sampelnya mempunyai
berat berkisar 1 kg, setiap sampel memiliki kecepatan putar drum (rpm) masing-
masing yaitu, sampel pertama diseparasi dengan kecepatan 250 rpm menggunakan
magnetic separator, sampel kedua diseparasi dengan kecepatan 500 rpm dan sampel 3
diseparasi dengan kecepatan 750 rpm.
Material dalam keadaan kering, diusahakan ukurannya tidak terlalu halus agar
tidak menghambat proses kerja. Jika ukuran material terlalu halus, maka biasanya
pemisahan dilakukan dengan cara basah agar debu yang dihasilkan menjadi
berkurang. Produk dari proses konsentrasi ini yaitu mineral-mineral magnetik sebagai
konsentrat, middling, dan mineral non-magnetic sebagai ampas (tailing).
Berdasarkan tabel 4.1 Hasil Percobaan, terdapat beberapa kategori pada tabel
yaitu, pertama kecepatan putar drum (rpm) adalah kecepatan putar magnet pemisah
pada alat magnetic separator. Seperti yang telah dijelaskan di atas, pada percobaan
kali ini memakai 3 kecepatan putar drum, yang pertama kecepatan drum sebesar 250
rpm untuk sampel 1, kedua memakai kecepatan 500 rpm untuk sampel dua dan yang
terakhir memakai kecepatan 750 rpm untuk sampel yang ketiga. Masing-masing
sampel yang diolah atau diseparasi menggunakan alat magnetic separator akan
terpisah menjadi 3 bagian yaitu, konsentrat sebagai mineral magnetic atau
ferromagnetic, middling sebagai mineral paramagnetic dan tailing sebagai mineral non-
magnetic atau diamagnetic.
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa terdapat beberapa nilai yang ada,
yaitu kecepatan putar drum yang terdiri dari 250 rom, 500 rpm, dan 750 rpm. Selain
itu terdapat nilai umpan yang dimasukan yang terdiri dari 1001,9 gr, 1005,0 gr, dan
1006,3 gr. Dari hasil proses pemisahan menggunakan alat magnetic separator
didapatkan 3 produk yaitu konsentrat, middling, dan tailing yang memiliki nilai yang
berbeda-beda. Tetapi bisa dilihat bahwa semakin tinggi kecepatan putarnya maka nilai
konsentratnya akan semakin kecil, hal itu bisa dilihat dari tabel 4.2 dimana yang pada
kecepatan 250 rpm konsentrat yang dihasilkan 94,8 gram, pada kecepatan 500 rpm
konsentrat menjadi 45,9 gr dan pada kecepatan 750 rpm nilainya menjadi 29, 6 gram.
Tetapi berbeda pada nilai dari produk tailing dimana semakin cepat kecepatan putar
drum maka produk taiing yang dihasilkan semakin besar, mulai dari kecepatan 250
rpm hingga 750 rpm berturut-turut yaitu 815,5 gr, 923,7 gr, 948,1 gr. Setelah nilai
produk kita bisa melihat total dari jumlah produk baik dari konsentrat, middling dan

18
tailing, hal itu membutktikan bahwa tidak semua sampel umpan yang kita masukan
kedalam mesin dapat ikut terambil, hal inilah yang disebut loss. Kehilangan berat (loss)
disebabkan oleh beberapa faktor seperti, masih adanya sampel yang menempel atau
tertinggal di alat, adanya sampel yang beterbangan dan adanya sampel yang jatuh
pada saat proses pemindahan ke kantong sampel. Jika dilihat dengan seksama, sampel
2 lah yang mengalami loss terbesar karena disebabkan ketidaktelitian dari praktikan
dalam memindahkan sampel yang telah diseparasi.
Data-data pada tabel tersebut kemudian diolah pada sub bab 4.2 pengolahan
data. Pengolahan data hasil percobaan berupa perhitungan persen berat konsentrat,
persen berat middling dan persen berat tailing. Perhitungan persen berat konsentrat,
middling dan tailing sebenarnya sama dimana nilai produk baik konsentrat, middling
maupun tailing dibagi dengan jumlah umpan yang dimasukan dalam alat dan dikalian
dengan 100%. Setelah datanya diolah menggunakan rumus yang telah dijelaskan
sebelumnya, maka didapatkan hasil konsentrat yang berurut dari kecepatan terendah
hingga tertinggi yaitu 0,9%, 0,4%, dan 0,29%, sedangkan pada middling yaitu 8,04%,
2,41%, dan 2,47% lalu yang terakhir yaitu tailing 81,39%, 91,89%, dan 94,2%
Setelah datanya diolah, kemudian hasil data yang telah didapatkan dibuat
dalam bentuk grafik, yaitu grafik hubungan antara kecepatan putar drum (rpm)
dengan persen konsentrat, middling dan juga tailing. Pada grafik yang telah ada pada
pengolahan data, kita coba berfokus pada grafik hubungan persen konsentrat dengan
grafik hubungan persen tailing saja. Pada kedua grafik tersebut terlihat berbanding
terbalik antara hasil produk yang dihasilkan pada kecepatan putar drum yang berbeda,
terlihat pada grafik hubungan persen konsentrat mengalami penurunan dan pada
grafik hubungan persen tailing mengalami kenaikan. Dapat disimpulkan bahwa
kecepatan putar drum (rpm) juga dapat mempengaruhi hasil dari produk, dimana jika
semakin cepat drum berputar maka semakin sedikit produk konsentrat yang dihasilkan
karena dengan kecepatan yang tinggi sampel tidak sempat melekat pada medan
magnet yang menyebabkan sampel terlempar dan masuk ke dalam kategori middling
ataupun tailing dan begitupun sebaliknya.

19
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasrkan tujuan dari kegiatan praktikum, kesimpulan dari laporan ini adalah :
A. Prinsip kerja dari magnetic separator adalah melewatkan feed pada suatu
bagian dari magnetic separator  yang diberi medan magnetik, maka padatan
logam akan menempel (tertarik) pada medan magnetik oleh karena adanya
garis-garis medan magnetik sehingga didapat konsentrat, middling, dan tailing.
B. waktu penggerusan yang dibutuhkan untuk memperoleh material
ferromagnetic dengan persentase berat material yaitu waktu dengan kecepatan
250 rpm konsentrat yang dihasilkan 94,8 gram, pada kecepatan 500 rpm
konsentrat menjadi 45,9 gr dan pada kecepatan 750 rpm nilainya menjadi 29, 6
gram. produk taiing yang dihasilkan mulai dari kecepatan 250 rpm hingga 750
rpm berturut-turut yaitu 815,5 gr, 923,7 gr, 1002,6 gr dan pada middling yaitu
80,6 gram, 24,3 gram, dan 24, 9 gram.
C. pengaruh kecepatan dan waktu terhadap proses pemisahan partikel
menggunakan magnetic separator yaitu bahwa kecepatan putar drum (rpm)
juga dapat mempengaruhi hasil dari produk, dimana jika semakin cepat drum
berputar maka semakin sedikit produk konsentrat yang dihasilkan karena
dengan kecepatan yang tinggi sampel tidak sempat melekat pada medan
magnet yang menyebabkan sampel terlempar dan masuk ke dalam kategori
middling ataupun tailing dan begitupun sebaliknya.

5.2 Saran

1. Saran untuk asisten


Adapun saran untuk asisten adalah agar selalu perhatikan praktikan dan
bimbing praktikan dengan baik.
2. Saran untuk Praktikum

20
Semoga kedepannya sarana dan prasarana dalam kegiatan praktikum lebih
banyak dan lebih baik lagi agar lebih meningkatkan kemampuan dari para
praktikan.

21
DAFTAR PUSTAKA

Afdal, L. N., 2012. Karakteritasi sifat magnet dan kandungan mineral pasir besi sungai
batang kuranji padang sumatera barat. Volume IV.

Ashok Gupta, D. Y., 2016. Mineral Processing design and operations an introduction,
second edition. Amsterdam: Elsevier.
Brown, G., 1950. Unit Operation. New York: Modern Asia Edition.

Currie, M., 1973. Unit Operation In Mineral Processing. Columbia: Burnaby.

D.A. Clark, E. D., 1991. Notes on rock. Exploration Geophysics, Volume 22.

Errol G. Kelly, D. J. S., 1982. Introduction to Mineral Processing. New York: John Wiley
& Sons Incorporated.

Wills, B. A., 1988. Mineral Processing Technology. Oxford: Pergamon Press.

22

Anda mungkin juga menyukai