Anda di halaman 1dari 3

Peran KPPU dalam Mewujudkan Iklim Usaha yang Kondusif

UMKM merupakan salah satu tonggak lahirnya kemandirian berwirausaha.UMKM


menjadi jenis usaha yang banyak dilakukan para pelaku usaha,baik di Indonesia maupun
dunia.Hampir di seluruh pelosok tanah air dapat kita jumpai beragam jenis
UMKM.Pertumbuhan sektor UMKM sangat diperlukan,mengingat jumlah angkatan kerja
dengan jumlah lapangan kerja di Indonesia yang tidak seimbang.Hal ini dapat mengakibatkan
pengangguran besar-besaran dan kesenjangan sosial yang berkepanjangan.Melalui
pertumbuhan UMKM,diharapkan dapat mendorong para generasi muda dapat menjadi
pencipta lapangan kerja,bukan pencari kerja.

Saat ini pemerintah tengah gencar membangun infrastruktur-infrastruktur guna


mempermudah arus transportasi dan logistik,serta mengadakan sosialisasi dan sejumlah acara
guna memberi inspirasi dan pencerahan pada para pelaku UMKM.Manusia memiliki prinsip
“mengejar nikmat dan menghindari sengsara”,demikian pelaku UMKM sangat
mengharapkan pemerintah mampu berperan menciptakan iklim usaha yang kondusif dan
ramah terhadap UMKM.Iklim usaha yang baik pasti memudahkan UMKM untuk
berkreasi,berinovasi,dan meningkatkan penjualan yang berdampak pada peningkatan
keuntungan.Iklim usaha menurut UU No.20 Tahun 2008 adalah kondisi yang diupayakan
Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk memberdayakan UMKM secara sinergis melalui
penetapan berbagai peraturan perundang-undangan dan kebijakan di berbagai aspek
kehidupan ekonomi agar UMKM memperoleh
pemihakan,kepastian,kesempatan,perlindungan,dan dukungan berusaha yang seluas-luasnya.

Meski UMKM memiliki sumbangsih yang besar terhadap perekonomian bangsa dan
menjaga stabilitas nasional,UMKM tetap mempunyai sejumlah kekurangan.Diantaranya yaitu
: permodalan,pemasaran,SDM,teknologi,dan iklim usaha.Oleh karena itu UMKM
memerlukan mitra kerjasama,salah satunya bekerjasama dengan perusahaan besar.Badan
yang bertugas menegakkan hukum,advokasi,dan pengawasan kemitraan antara UMKM
dengan perusahaan besar adalah KPPU.

KPPU berdiri sejak tahun 2000.Badan ini dibentuk berdasarkan UU No.5 Tahun 1999
tentang Larangan Praktek Monopoli,dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.KPPU mengawasi
pelaku usaha menengah yang memiliki kekayaan bersih Rp 500 juta sampai Rp 10 miliar dan
pelaku besar dengan kekayaan bersih diatas Rp 10 miliar.KPPU mengawasi kedua pelaku
dengan kriteria diatas dengan tujuan agar pelaku menengah dan besar tidak ‘memiliki’
UMKM dan ‘menguasai’ UMKM.Memiliki dalam konteks ini,diartikan sebagai kepemilikan
setengah bahkan seluruh saham,modal atau aset UMKM.Hal ini diperlukan untuk mencegah
penyalahgunaan fasilitas dan bantuan dari pemerintah oleh para pelaku usaha
menengah/besar dengan cara mengatasnamakan UMKM yang menjadi mitranya.Kemudian
mencegah pelaku menengah atau besar ‘menguasai’ UMKM.Menguasai dalam konteks
ini,dapat diartikan sebagai bentuk pengendalian yang sewenang-wenang dari pelaku
menengah/besar terhadap mitra UMKMnya.Biasanya para pelaku menengah/besar yang
bermitra dengan UMKM,merasa bahwa dirinyalah yang paling berjasa pada para
mitranya,sehingga para pelaku menengah/besar beranggapan para mitra UMKMnya harus
menaati keputusan mereka,meskipun keputusan itu hanya menguntungkan para pelaku
menengah/besar.Jika perbuatan ‘memiliki’ dan ‘menguasai’ terus dilakukan oleh pelaku
menengah/besar maka,UMKM tidak dapat mandiri dan tidak dapat meningkatkan posisi
tawar mereka dalam dunia perekonomian.

Selain kedua tugas yang telah disebutkan diatas KPPU juga melakukan tugas
pengawasan,pencegahan, dan pemberantasan terhadap sistem-sistem yang memunculkan
iklim usaha yang tidak kondusif dan mendorong persaingan yang tidak sehat antara lain
yaitu :

1. Monopoli

Monopoli hanya dapat dilakukan oleh pemerintah dan pihak-pihak yang telah mendapat
izin dari pemerintah.Namun,jika dilakukan oleh oknum-oknum tertentu untuk menguasai
pasar,maka akan merugikan banyak orang khususnya pelaku UMKM karena
perusahaan/kelompok yang melakukan monopoli dapat menaikkan harga sesuka
hati,sehingga kesejahteraan pelaku UMKM dan konsumen berkurang.

2. Oligopoli

Kondisi dimana penawaran suatu jenis barang hanya dikuasai kelompok/perusahaan


tertentu.Dalam oligopoli,pesaing baru akan sulit memasuki pasar dan ini mengakibatkan
pertumbuhan UMKM menjadi terhambat.

KPPU perlu bersinergi dengan para pemangku kepentingan seperti pemerintah,dunia


pendidikan,dan koperasi serta UMKM,guna menjalankan fungsi penegakkan hukum atas
dugaan pelanggaran kemitraan.Jika KPPU hanya bekerja sendirian,maka akan sulit
memberantas persaingan dan kemitraan yang tidak sehat dalam perekonomian di negara
Indonesia.Pepatah mengatakan “lebih baik mencegah daripada mengobati”,KPPU tentu tidak
bisa hanya mengambil tindakan ketika terjadi pelanggaran,namun KPPU perlu
mensosialisasikan tentang kemitraan yang baik antara UMKM dengan pelaku menengah atau
besar agar tercipta kerjasama yang saling menguntungkan.KPPU perlu memberi dukungan
dan apresiasi kepada para pelaku menengah atau besar yang telah menjalankan kemitraan
yang saling menguntungkan terhadap UMKM,sehingga mereka termotivasi untuk terus
membangun kemitraan yang baik dengan pelaku UMKM.

Anda mungkin juga menyukai