MODULEKONOMIKESEHATAN
MODULEKONOMIKESEHATAN
net/publication/340593302
CITATIONS READS
0 12,649
1 author:
Munadhir Nadhir
Universitas Pejuang Republik Indonesia
17 PUBLICATIONS 1 CITATION
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Munadhir Nadhir on 12 April 2020.
DISUSUN OLEH :
MUNADHIR, S.Pd, M.Pd
BAHAN AJAR
TAHUN 2017
UNIVERSITAS PEJUANG REPUBLIK INDONESIA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT (FKM)
Jl. Gunung Bawakaraeng No. 72 Telp. (0411) 3635438 Makassar
SURAT TUGAS
No. 186/D/FKM-UPRI/V/2017
1. Ekonomi Kesehatan
Demikian surat tugas ini diberikan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya, dan
melaporkan hasil penelitian pada Pimpinan.
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, atas segala karunianya sehingga kita
sebagai ciptaannya diberikan kesehatan untuk tetap dapat menjalani aktifitas
ibadah sebagaimana yang menjadi petunjuk-Nya. Dalam penyusunan modul ini,
saya sebagai tenaga pengajar pada mata kuliah ekonomi kesehatan menformulasi
materi agar dapat lebih mudah untuk dipahami oleh mahasiswa sehingga substansi
mata kuliah dapat tercapai dan terserap sebaik mungkin.
Dengan keberadaan modul, saya sebagai tenaga pengajar pada mata kuliah ekonomi
kesehatan berharap terjadi kemudahan transformasi pengetahuan kepada
mahasiswa, selain itu saya juga ingin mengucapkan terima kasih atas dukungan dan
kerjasama baiknya pada tenaga tenaga pengajar di lingkup FKM UPRI yang
memberikan masukan untuk peyempurnaan modul. Wassalam.
Salam Sukses,
Munadhir, S.Pd.,M.Pd
Daftar Isi
I. Ekonomi
II. Ilmu Ekonomi
III. Ekonomi Kesehatan
IV. Need, Demand, Want
V. Demand & Supply
VI. Efektifitas dan Efisiensi Sistem Kesehatan
VII. Sistem Kesehatan di Indonesia
VIII. Karakteristik Pelayanan Kesehatan
IX. Ciri-ciri Sektor Kesehatan
X. Efisiensi Sistem Kesehatan
XI. Keseimbangan Pasar
XII. Teori Permintaan
XIII. Perdebatan Permintaan Jasa Pelayanan Kesehatan
XIV. Perdebatan Teori Kebutuhan Dasar Manusia
XV. Perbedaan permintaan (demand), kebutuhan (need), dan keinginan
(wants) atas kesehatan.
XVI. Permintaan Jasa Pelayanan Kesehatan
XVII. Karakteristik Permintaan Jasa Pelayanan Kesehatan dalam Konteks
Ekonomi
XVIII. Daftar Pustaka
KONSEP DASAR EKONOMI KESEHATAN
I. Ekonomi
Ekonomi adalah ilmu untuk membuat pilihan. Sumber daya di alam terbatas, sedang
keinginan (wants) manusia tidak terbatas. Demikian juga jumlah dokter, perawat,
obat-obatan, tempat tidur kesehatan meningkat. Karena itu sumber daya kesehatan
kepututsan rumah tangga dan perusahaan, atau kita dapat mempelajari interaksi
rumah tangga dan perusahaan pada pasar barang dan jasa tertentu. Kita juga dapat
merupakan jumlah dari segala kegiatan para pembuatan kepututsan ini pada semua
Menurut Lubis (2009) secara garis besar teori ekonomi dapat dibagi atas dua yaitu:
1. Micro Economics
sebagai bagian dari ilmu ekonomi yang menganalisis bagian-bagian yang kecil dari
seluruh kegiatan perekonomian. Hal yang dianalisis adalah bagian dan sistem
2. Macro Economics
Merupakan sesuatu yang bersifat Agregat dan merupakan analisis atas seluruh
Yang termasuk didalamnya antara lain: Fiskal dan moneter terhadap pembiayaan
Ilmu Ekonomi menurut Samuelson (1995) adalah ilmu mengenai pilihan yang
pilihan penggunaannya, untuk keperluan konsumsi saat ini atau dimasa mendatang.
Ilmu ini mengkaji semua biaya dan manfaat dari perbaikan pola alokasi sumber daya
yang ada.
Definisi ini tidak terbatas hanya pada kegiatan yang berkaitan dengan manusia saja,
akan tetapi dapat diterapkan pada semua kegiatan yang menghadapi keterbatasan
atau kelangkaan sumber daya sehingga pilihan harus ditentukan. Oleh karena itu
sering dijelaskan bahwa ekonomi adalah suatu ilmu mengenai keterbatasan atau
kelangkaan sumber daya dan penentuan pilihannya. Batasan tersebut terlihat pada
analisis untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan sumber daya dan
pilihannya. Bidang dari ilmu ekonomi ini disebut dengan Positive economics.
Positive economics merupakan bidang yang berkaitan dengan “Apa yang terjadi”,
atau “apa yang telah terjadi”, dan “Apa yang akan terjadi”. Positive Ekonomi
merupakan ilmu ekonomi yang bersifat deskriptif, mempelajari tentang bagaimana
Disamping itu ada lagi yang disebut dengan Normative Economics, yaitu bidang
ilmu ekonomi yang lebih banyak membicarakan tentang “apa yang seharusnya
terjadi”, bukan apa yang terjadi. Normative economics selalu berkaitan dengan
adanya pasar bebas bagi jasa pelayanan kesehatan merupakan hal yang berkaitan
dilaksanakan, akan tetapi bidang ini tetap penting bagi pembuatan kebijaksanaan.
Misalnya sebagai pedoman dalam memperkirakan akibat dari berbagai tujuan dan
Menurut UU kesehatan tahun 2009 Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara
fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Menurut Mills dan Gillson (1999)
Ilmu ekonomi kesehatan merupakan ilmu-ilmu sosial yang berarti tidak bebas nilai,
dan merupakan salah satu cabang dari ilmu ekonomi seperti halnya cabang lainnya
penerapan teori, konsep dan teknik ilmu ekonomi dalam sektor kesehatan. Ekonomi
aplikasi ekonomi dalam bidang kesehatan. Secara umum ekonomi kesehatan akan
berkonsentrasi pada industri kesehatan. Ada 4 bidang yang tercakup dalam
1. Peraturan (regulation)
2. Perencanaan (planning)
Pembahasan dalam ilmu ekonomi kesehatan mencakup costumer (dalam hal ini
dalam bidang kesehtan, maka kegiatan yang akan di laksanakan harus memenuhi
kriteria efisiensi atau apakah kegitan tersebut bersifat Cost Efective. Ada kalanya
PPEKI (1989), menyatakan bahwa ilmu ekonomi kesehatan adalah penerapan ilmu
untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Perubahan mendasar terjadi pada
sumberdaya yang tersedia (khususnya dana) semakin hari semakin jauh dari
ekonomi kesehatan sebagai ilmu yang mempelajari suplai dan demand sumber daya
populasi. Tentu saja definisi hanya merepresentasikan sebagian kecil topik yang
contoh:
4. Kepala rumah tangga pencari nafkah yang tidak sehat atau sakit
menurunan produktivitas
Jadi pelayanan kesehatan yang lebih baik akan memberikan manfaat bagi individu
dan masyarakat keseluruhan jika membawa kesehatan yang lebih baik. Status
Need (kebutuhan) adalah kuantitas barang atau pelayanan yang disecara objektif
Demand (permintaan) adalah barang atau pelayanan yang sesungguhnya dibeli oleh
pasien. Permintaan tersebut dipengaruhi oleh pendapat medis dari dokter, dan juga
faktor lain seperti pendapatan dan harga obat. Demand berbeda dengan need dan
want. Wants (keinginan) adalah barang atau pelayanaan yang diinginkan pasien
karena dianggap terbaik bagi mereka (misalnya, obat yang bekerja cepat). Wants
Demand (permintaan) adalah apa yang diminta orang. Penyediaan (supply) adalah
apa yang disediakan. Salah satu prinsip ekonomi menyatakan, pada pasar sempurna
atau turun hingga jumlah yang disuplai sama dengan jumlah yang diminta, yaitu
tercapainya ekuilbrium. Prinsip dasar ekonomi lainnya menyatakan, demand akan
sama dengan supply pada pasar sempurna. Meskipun demand dan supply
1 Bed occupancy
Sistem
diinterpretasikan ada dua prinsip dasar suatu sistem, yakni: (1) elemen, komponen
atau bagian pembentuk sistem; dan (2) interconnection, yaitu saling keterkaitan
bagian, orang atau organisasi sekalipun, jika tidak mempunyai saling keterkaitan
setiap wilayah, serta negara dan organisasi yang melahirkan sumber daya tersebut,
daya manusia, sumber daya fisik (fasilitas dan alat), serta pengetahuan/teknologi
(WHO SEARO, 2000). Organisasi ini termasuk universitas dan lembaga pendidikan
memproduksi teknologi spesifik seperti produk farmasi, alat dan suku cadang.
Mengingat maksud tersebut di atas, maka termasuk dalam hal ini tidak saja
pelayanan kesehatan formal, tapi juga tidak formal, seperti halnya pengobatan
sistem.
Indonesia sebenarnya telah memiliki sistem kesehatan sejak 1982 melalui sistem
dengan nama SKN (Sistem Kesehatan Nasional) yang ditetapkan dengan keputusan
tahun 1982 yang sudah tidak relevan akibat perubahan iklim politik di Indonesia
(Adisamito, 2010).
2. Fungsi pelayanan
3. Fungsi pendanaan
1. Desa
2. Kecamatan
3. Kabupaten
4. Propinsi
5. Negara
Undang-undang No 22 tahun 1999 dan Undang-undang No 32 tahun
unggulan nasional
BP swasta, Puskesmas
dan RS Swasta
3. Pelayanan Farmasi
komoditi dagang
Pelayanan kesehatan atau pelayanan medis sangat heterogen, terdiri atas banyak
pasien, bervariasi.
rumah sakit per 1,000 penduduk) atau penggunaan (jumlah konsultasi atau
Aplikasi ilmu ekonomi pada sektor kesehatan perlu mendapat perhatian terhadap
sifat dan ciri khususnya sektor kesehatan. Sifat dan ciri khusus tersebut
menyebabkan asumsi-asumsi tertentu dalam ilmu ekonomi tidak berlaku atau tidak
seseorang akan menghadapi suatu risiko akan sakit dan oleh karena
penyakit tersebut.
dari private marginal benefit bagi individu tersebut. Oleh karena itu
keseluruhan biaya.
Oleh sebab itu sering sekali sektor kesehatan ada pada urutan
11. Banyak teori dan praktek yang telah dikembangkan dibidang ini,
Ada beberapa aspek sistem kesehatan yang dapat dilihat efisiensinya yakni sebagai
berikut :
diobati”
perbaikan kesjahteraan.
Keseimbangaan Ekonomi
dan tidak adanya pengaruh eksternal, (keseimbangan) nilai dan variabel ekonomi
tidak akan berubah. Ini adalah titik di mana kuantitas yang diminta dan kuantitas
yang ditawarkan sama. Keseimbangan pasar, misalnya, mengacu pada suatu kondisi
dimana harga pasar yang dibentuk melalui kompetisi seperti bahwa jumlah barang
atau jasa yang dicari oleh pembeli adalah sama dengan jumlah barang atau jasa yang
dihasilkan oleh penjual. Pasar suatu macam barang dikatakan berada dalam
sama dengan jumlah barang yang ditawarkan. Secara matematik dan grafik hal ini
dengan kurva penawaran. Pada posisi keseimbangan pasar ini tercipta harga
keseimbangan (equilibrium price) dan jumlah keseimbangan (equilibrium
quantity).
ditentukan oleh permintaan dan penawaran pasar dari komoditi yang bersangkutan
dalam suatu sistem bebas usaha. Harga keseimbangan adalah tingkat harga dimana
jumlah suatu komoditi yang ingin dibeli oleh konsumen dalam suatu saat tertentu
tepat sebanding atau sama dengan jumlah penawaran yang ingin ditawarkan oleh
para produsen. Pada tingkat harga yang lebih tinggi jumlah barang yang diminta
akan lebih sedikit dari pada jumlah yang ditawarkan. Akibatnya terjadi
Ditingkat harga yang berada dibawah tingkat keseimbangan, jumlah barang yang
diminta melebihi jumlah yang ditawarkan. Maka akibat yang ditimbulkan yakni
Catatan:
barang. Pasar tidak harus banyak pembeli dan ditempat tertentu, tetapi
pasar bisa terjadi hanya oleh satu orang pembeli dan penjual.
barang, dia berani membeli dengan harga tinggi, dalam kurva permintaan
yang biaya produksi rendah akan menawarkan harga rendah dan sebaliknya.
membeli barang. Pengusaha yang biaya produksi lebih mahal tidak akan
menawarkan barangnya.
disebut pembeli marjinal, bila harga naik diatas harga tersebut dia tidak akan
membeli. Penjual yang biaya produksi sama dengan harga pasar tidak akan
6. Permintaan yang didukung dengan daya beli paling sedikit sama dengan
Keseimbanagn pasar dalam ekonomi kesehatan lebih kepada keadilan yang harus
dicapai. Keadilan (equity) tidak sama dengan kesamaan (equality). Untuk bisa adil
Ekonomi kesehatan sebagai ilmu yang mempelajari suplai dan demand sumber daya
populasi. Tentu saja definisi hanya merepresentasikan sebagian kecil topik yang
Ada beberapa aspek sistem kesehatan yang dapat dilihat efisiensinya yakni efisiensi
mampu meningkatkan status kesehatan masyarakat secara adil (equal) bila tidak
yang teapt juga akan membuat suatu negara mencapai tujuan normatif sistem
pelayanan kesehatan.
Keseimbangan ekonomi adalah keadaan di mana kekuatan ekonomi yang seimbang
dan tidak adanya pengaruh eksternal, (keseimbangan) nilai dan variabel ekonomi
tidak akan berubah. Ini adalah titik di mana kuantitas yang diminta dan kuantitas
yang ditawarkan sama. Keseimbangan pasar, misalnya, mengacu pada suatu kondisi
dimana harga pasar yang dibentuk melalui kompetisi seperti bahwa jumlah barang
atau jasa yang dicari oleh pembeli adalah sama dengan jumlah barang atau jasa yang
dilakukan adalah pemilihan atas berbagai barang dan jasa yang dibutuhkan. Selain
itu juga dilihat apakah harganya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Jika
harganya tidak sesuai, maka ia akan memilih barang dan jasa yang sesuai dengan
(Samuelson & Nordhaus, 1992), yang mengatakan bahwa bila harga suatu barang
atau jasa naik, maka jumlah barang dan jasa yang diminta konsumen akan
mengalami penurunan. Dan sebaliknya bila harga dari suatu barang atau jasa turun,
maka jumlah barang dan jasa yang dimintai konsumen akan mengalami kenaikan
(ceteris paribus).
tahap konsumen hanya memiliki keinginan atau kemampuan saja maka permintaan
suatu barang belum terjadi, kedua syarat willing dan ability harus ada untuk
komoditas (barang dan jasa) dan juga menerangkan hubungan antara jumlah yang
diminta dan harga serta pembentukan kurva permintaan (Sugiarto, 2005). Dalam
Permintaan/ demand adalah sejumlah barang atau jasa yang diminta oleh
konsumen pada beberapa tingkat harga pada suatu waktu tertentu dan pada tempat
atau pasar tertentu (Palutturi, 2005). Menurut Lipsey (1990), demand adalah
jumlah yang diminta merupakan jumlah yang diinginkan. Jumlah ini adalah berapa
banyak yang akan dibeli oleh rumah tangga pada harga tertentu suatu komoditas,
Hubungan antara harga satuan komoditas (barang dan jasa) yang mau
dibayar pembeli dengan jumlah komoditas tersebut dapat disusun dalam suatu
tabel yaitu daftar permintaan. Data yang diperoleh dari daftar permintaan tersebut
dapat digunakan pula untuk menggambarkan sifat hubungan antara harga suatu
komoditas dengan jumlah komoditas tersebut yang diminta dalam suatu kurva
permintaan. Perlu dibedakan antara permintaan dan jumlah barang yang diminta.
Kurva permintaan dapat bergeser ke kiri atau ke kanan sebagai efek faktor
bukan harga. Secara umum faktor penentu permintaan yaitu harga barang itu
sendiri, harga barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut, pendapatan
dalam masyarakat, cita rasa masyarakat, jumlah penduduk, dan ramalan mengenai
asumsi ceteris paribus. Nilai elastisitas permintaan terhadap harga merupakan hasil
bagi antara persentase perubahan harga. Nilai yang diperoleh tersebut merupakan
2005).
Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan yaitu banyaknya
persentase pendapatan yang dibelanjakan dan jangka waktu dimana permintaan itu
(Sugiarto, 2005).
menggunakan sarana alat tukar (uang) guna memanfaatkan sumber daya yang
diantara mereka bagi keperluan konsumsi, pada waktu sekarang atau dimasa yang
Dari masalah utama itulah, lahir 2 alasan yang mendasari kehadiran ilmu
ekonomi sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Pertama, adanya
manusia dan masyarakat tidak dapat terpenuhi dengan sempurna. Dari kedua
kesehatan. Dalam teori ini disebutkan bahwa seseorang melakukan investasi untuk
yang membedakan dengan pendekatan tradisional demand dalam sektor lain: yang
pada umumnya berbeda dengan demand untuk pelayanan hotel; masyarakat tidak
Secara umum keadaan demand dan need jasa pelayanan kesehatan dapat
dilukiskan dalam suatu konsep yang disebut fenomena gunung es atau ice-berg
phenomenon. Konsep ini mengacu pada pengertian bahwa demand yang benar
seharusnya merupakan bagian dari need. Secara konseptual, need akan jasa
Dalam pemikiran yang rasional semua orang ingin menjadi sehat. Kesehatan
Latar belakang inilah yang membuat orang ingin menjadi sehat. Ada keinginan yang
bersumber dari kebutuhan hidup. Tentunya demand utuk menjadi sehat tidaklah
kesehatannya tentu akan mempunyai demand yang lebih tinggi akan status
konsep ini dinilai sulit untuk menerangkan hubungan antara demand terhadap
bekerja. Jasa pelayanan kesehatan, termasuk rumah sakit merupakan salah satu
input yang digunakan untuk proses produksi yang akan menghasilkan kesehatan.
Demand terhadap jasa pelayanan pada rumah sakit tergantung terhadap demand
lain oleh Abraham Maslow pada tahun 1970 dengan hipotesisnya kebutuhan
Menurut Maslow terdapat lima tingkatan kebutuhan yang berjajar dalam prioritas
dari urutan terendah hingga urutan yang tertinggi. Tingkatan-tingkatan ini masuk
kedalam tiga tingkatan kategori dasar, yaitu (1) kelangsungan hidup dan keamanan,
(2) interaksi manusia, cinta dan afilasi, (3) aktualisasi diri (kompetensi, ekspresi
disusun berjenjang dengan urutan manusia. Orang akan tetap berada dalam sebuah
baru muncul pada tingkat yang lebih tinggi. Untuk kebutuhan pengetahuan dan
seperti makan, minum dan perumahan. Menurut Mills dan Gilson (1990) kesehatan
merupakan suatu kebutuhan (need) yang diartikan secara umum yang merupakan
perbandingan antara situasi nyata dan standar teknis tertentu yang telah disepakati.
Selain itu juga kesehatan merupakan kebutuhan yang dirasakan (felt need) yaitu
XV. Perbedaan permintaan (demand), kebutuhan (need), dan keinginan (wants) atas
kesehatan.
udara untuk hidup. Manusia tidak hanya membutuhkan makanan dan minuman,
kebutuhan itu tidak terpenuhi, mereka akan merasa tidak bahagia, ada yang
kompleks.
kehidupannya.
Untuk membahas pengertian ini, model dari Cooper (Posnett 1988) dalam
Palutturi (2005) juga sangat menarik untuk dibahas. Dalam model Cooper,
keinginan (wants) diartikan sebagai keinginan seseorang untuk menjadi lebih sehat
dalam hidup. Keinginan ini didasarkan pada penilaian diri terhadap status
karena ketiga istilah tersebut kerap digunakan secara bergantian satu sama lain.
Ada 3 situasi yang dapat diperhatikan atas tingkat persoalan kesehatan dan
yang diperlukan dapat dijelaskan tentang mengapa dan bagaimanam kerap timbul
Prinsip dasar teori ekonomi menyatakan bahwa suatu barang atau jasa
sebagai faktor produksi mempuyai harga dapat ditukar dengan barang lain atau
mempunyai kegunaan dan bersifat langka (jumlah yang tersedia sangat sedikit
dapat dikatakan sebagai komoditas ekonomi yang dikonsumsi individu atau rumah
commodity) sebab dapat membuat pembelinya merasa dirinya lebih baik dan
artinya bila keadaan sehat maka semua waktu yang tersedia dapat digunakan secara
seseorang bisa merupakan mulai menurunnya kondisi kesehatan yang lebih baik;
pemakai jasa pelayanan kesehatan dan sebagainya; dan demand terhadap jasa
pelayanan kesehatan melibatkan banyak hal, antara lain penyediaan dan tingkat
keterampilan petugas kesehatan yang ada, dimana peran ganda yang dimilikinya
(penyedia jasa pelayanan medis dan wakil pasien) dapat menciptakan motif
Menurut Fuchs (1998), Dunlop dan Zubkoff (1981) dalam Laksono (2005)
demografis dan umur dan jenis kelamin. Disamping faktor-faktor tersebut masih
ada faktor lain misalnya: pengiklanan, pengaruh jumlah dokter dan fasilitas jasa
(Palutturi: 2005).
Menurut Santerre dan Neun (2000) dalam Andhika (2010), ada beberapa
rumah tangga, pendapatan bersih (real income), biaya waktu (time cost), termasuk
di dalamnya adalah biaya (uang) untuk perjalanan termasuk muatan bis atau bensin
di tambah biaya pengganti untuk waktu, harga barang substitusi dan komplementer,
gaya hidup, fisik dan mental hidup, status kesehatan serta kualitas pelayanan
(quality of care).
Menurut Mills & Gilson (1990) dalam Andhika (2010), hubungan antara teori
relationship atau yang lebih dikenal dengan supplier - induced demand model.
Sedangkan pendekatan yang kedua yaitu investment model yang diajukan oleh
Grossman (1972).
dokter menetapkan demand pasiennya dengan cara tidak berbasis pada need.
Penetapan ini dilakukan dengan basis usaha meningkatkan demand dari tingkat
Supplier Induced Demand terjadi akibat tidak seimbangnya informasi yang ada
pada sistem pembayaran fee-for-service. Apabila tidak terdapat etika yang kuat,
tersebut.
maka risiko penyimpangan profesi akan semakin tinggi akibat tuntutan investasi.
Pada kasus diatas. Apabila pembelian USG dilakukan atas dasar pinjaman kredit
justru dokter atau rumah sakit menetapkan demand di bawah yang seharusnya.
Pada kasus pasien yang seharusnya diperiksa menggunakan USG. Akan tetapi
memberikan ganti rugi yang di bawah unit cost pemerikasaan USG. Rumah sakit
menghindarkan rumah sakit dari kerugian. Dengan demikian need pasien tersebut
Contoh lain adalah pada sistem pembayaran rumah sakit yang berbasis pada
anggaran, misalnya 90% maka 10% sisanya dapat masuk sebagai jasa rumah sakit.
Dengan konsep seperti ini rumah sakit akan mempunyai insentif untuk melakukan
peranan pasien begitu kecil dibandingkan pada ahli kesehatan/ dokter dalam
peranan pasien begitu kecil dibandingkan pada ahli kesehatan/ dokter dalam
Pokok bahasan dalam ilmu ekonomi akan selalu mengarah pada demand,
bukan kesehatan itu sendiri Dari sudut pandang demand, masyarakat ingin
kesehatan sebagai salah satu cara untuk mencapai status kesehatan yang lebih
tinggi. Sedangkan dari sudut pandang supply / produksi utama dari pelayanan
sendiri tidak dapat diperjualbelikan, dalam pengertian bahwa kesehatan itu tidak
dapat secara langsung dibeli atau dijual di pasar kesehatan merupakan salah satu
memiliki value in use dan bukannya value in exchange (Tjiptoherijanto, 1990 dalam
Andhika, 2010).
melibatkan berbagai informasi tentang berbagai hal, antara lain : aspek status
kesehatan saat ini, informasi status kesehatan yang lebih baik informasi tentang
dan kesehatan.
ekonomi lainnya. Jasa pelayanan kesehatan atau jasa pelayanan medis sangat
heterogen, terdiri atas banyak sekali barang dan pelayanan yang bertujuan
sifatnya yang sangat heterogen, jasa pelayanan kesehatan sulit diukur secara
kuantitatif.
yang tidak bisa dinilai oleh panca indera. Konsumen (pasien) tidak bisa melihat,
kesehatan terjadi secara simultan (bersama). Makanan bisa dibuat dulu, untuk
dikonsumsi kemudian. Tindakan operatif yang dilakukan dokter bedah pada saat
yang sama digunakan oleh pasien. Inventory merupakan karakteristik dimana jasa
pelayanan kesehatan tidak bisa disimpan untuk digunakan pada saat dibutuhkan
pasien dari seorang dokter dari waktu ke waktu, maupun jasa pelayanan kesehatan
Jadi jasa pelayanan kesehatan sulit diukur secara kuantitatif. Biasanya jasa
tempat tidur rumah sakit per 1.000 penduduk) atau penggunaan (jumlah konsultasi
Salemba 4.
Siswanto. 2007. Peran Riset Sistem dan Kebijakan Kesehatan dalam Pembangunan
ekonomi-kesehatan.html#sthash.DGrDAJZI.dpuf