Anda di halaman 1dari 13

Karakteristik Permen Jelly Jantung Buah Nanas....

Jurnal Agroteknologi Vol. 13 No. 02 (2019)

KARAKTERISTIK PERMEN JELLY JANTUNG BUAH NANAS DENGAN VARIASI


KONSENTRASI KARAGENAN DAN SUHU PEMANASAN
Variations of Carrageenan Concentration and Cooking Temperature in Production of
Pineapple Core Jelly Candies

-Giyarto Giyarto1)*, Sony Suwasono1), Putri Oktavilia Surya1),


1)
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember
Jalan Kalimatan No. 37 Jember, 68121
*Korespondensi Penulis: giyarto.ftp@unej.ac.id

ABSTRACT

Utilization of pineapple waste as by-product of pineapple fruit consumption such as peel,


fruit eyes, and the core of the pineapple is still low. The middle part of the pineapple fruit called
core has elongated shape, rather hard texture, and slightly of sweet and sour taste. Sweet and
sour taste from the pineapple core had good nutritional content, so it enabling to be developed
into more economically products, such as jelly candy. Chewy texture, transparent colors,
sweetness, and fruity aroma as the jelly candy’s properties are strongly influenced by the
gelling components and the temperature processing. The use of right combination between
carrageenan concentration, pineapple core, and heating temperature can produced a good
quality jelly candy. This research was carried out with Randomized Complete Block Design
(RAK) method with two factors, i.e. variations of carrageenan (2%, 3% and 4% (b/v) and
heating temperature (70°C, 80°C, 90°C). The aims of the research were to known
characteristic of pineapple core jelly candy and determined the best formulation of it based on
pishical, chemical and organoleptic characteristic. The result showed that the variation of 3%
carrageenan and cooking temperature of 90°C was the best formulation of the pineapple core
jelly candy with an effectiveness value of 0.66. It has texture value of 376.47 ± 0.71 g/mm;
moisture content of 16.16 ± 0.37%; ash content of 1.26 ± 0.24%; vitamin C of 12.80 ± 0.69
mg/100g; reduction sugar of 11.90 ± 0.02%; and sucrose of 28.55 ± 0.24%. Based from
organoleptic of jelly candy, the panelists like of texture (4.6), chewy texture (4.76) and rather
like of the color (3.76), taste (4.28), aroma (4.04), overall organoleptic (4.12).

Keywords: carrageenan, core of the pineapple, cooking temperature, organoleptic

PENDAHULUAN Jantung buah nanas merupakan bagian


Buah nanas (Ananas comosus (L.) tengah buah berbentuk memanjang, tekstur
Merr.) mengandung air 90%, gula, kalium, agak keras, dan rasanya agak asam manis.
kalsium, natrium, fosfor, magnesium, zat Rasa asam manis dan kandungan nutrisi
besi, iodium, sulfur, khlor, biotin, bromelin, yang baik memungkinkan jantung buah
vitamin A, vitamin B12, vitamin C, vitamin nanas dapat dikembangkan menjadi produk
E, dan (Prahasta, 2009). Jenis gula dalam olahan yang memiliki nilai ekonomi,
buah nanas yaitu glukosa 2,32%, fruktosa seperti permen jelly.
1,42% dan sukrosa 7,89%. Buah nanas Unsur utama pada pembuatan permen
kaya asam-asam organik diantaranya asam jelly adalah pektin, gula (sukrosa), asam,
sitrat (78% dari total asam), asam malat, dan pengenyal (Margono, 1997). Sukrosa
dan asam oksalat (Irfandi, 2005). memberikan rasa dan tekstur produk
Konsumsi buah nanas menghasilkan pangan yang khas. Gula bisa mengawetkan
limbah kulit, mata, dan jantung buah nanas. makanan karena mampu mengikat air,

118
Karakteristik Permen Jelly Jantung Buah Nanas....
Jurnal Agroteknologi Vol. 13 No. 02 (2019)

sehingga pembentukan kristal bisa dicegah Karagenan jenis iota yang digunakan
(Rohjani, 2000). Deversifikasi dan inovasi permen jelly. Jenis ini banyak ditemukan
permen jelly dapat dilakukan dengan pada Euchema spinosum (rumput laut kelas
penambahan sari buah alami, baik dari Rhodophyceae atau ganggang merah).
buah, kulit, atau jantung buahnya. Karagenan ini bersifat stabil pada larutan
Penelitian Kurnia et al. (2017) menjelaskan asam dan membentuk gel yang kuat pada
bahwa permen jelly sari kulit buah naga larutan mengandung garam kalsium, gel
dan ekstrak angkak terbaik didapat pada yang dihasilkan tidak keras, lembut, elastis,
komposisi kulit buah naga 30% dan ekstrak cenderung stabil tanpa sineresis (Diharmi et
angkak 2%. Permen tersebut memiliki nilai al., 2011), serta memiliki viskositas tinggi.
kekerasan 98,0 mm/50g/5detik; pH 4,49; Viskositas yang tinggi menghasilkan laju
kadar air 19,42%; gula reduksi 14,64%; pelelehan rendah dan pembentukan gel
aktivitas antioksidan 5,97% dan sensoris yang lebih tinggi. Iota-karagenan bersifat
rasa, warna, aroma, dan tekstur dapat hidrofilik dengan gugus 2-sulfat berfungsi
diterima panelis. Dian et al. (2019), untuk netralisasi 3.6-anhidro-D-galaktosa
menyatakan sifat permen jelly kulit anggur yang kurang hidrofilik (Imeson, 2006).
hitam terbaik didapat dengan penambahan Sifat penting karagenan ialah mampu
karagenan 2%, dan atribut warna, aroma, mengubah cairan menjadi padatan atau
tekstur, rasa manis dan penerimaan secara mengubah bentuk solid menjadi gel yang
keseluruhan disukai panelis. Khalieda et al. reversible. Kemampuan itu menjadikan
(2019) melakukan inovasi permen jelly karagenan dapat digunakan secara luas.
dengan memanfaatkan kulit buah kopi Karagenan berguna untuk pengawet alami,
ditambah gelatin dan sari lemon (Citrus penstabil es krim, dan pembentuk gel dalam
limon L.), dengan perlakuan terbaik adalah permen jelly. Penggunaan karagenan akan
rasio gelatin dan lemon 15% : 10%. Permen menghasilkan permen jelly dengan tekstur
memiliki kadar air 21,75%; pH 4,44; kokoh, tapi mudah dikunyah saat dimakan.
aktivitas antioksidan 14,09%; vitamin C Winarno (1990) menjelaskan penggunaan
3,03 mg/100 g; dan sensoris warna, aroma, karagenan biasanya sebesar 0,005-3% atau
rasa, tekstur netral, serta panelis menerima. tergantung produk yang ingin diproduksi.
Pemanfaatan limbah jantung buah Potensi limbah jantung buah nanas
nanas berpotensi besar, karena bahan masih yang besar untuk pengolahan permen, maka
mengandung gizi hampir sama dengan perlu dilakukan penelitian pembuatan dan
buahnya, yaitu: kalori 52,00 kal, protein karakterisasi permen jelly berbahan jantung
0,40 g, lemak 0,20 g, karbohidrat 16,00 g, buah nanas dengan variasi konsentrasi
fosfor 11,00 mg, besi 0,30 mg, vitamin A karagenan dan suhu pemanasan. Formulasi
130,00 mg, vitamin B1 0,08 mg, vitamin C yang tepat dapat menghasilkan permen jelly
24,00 mg, dan air 85,30 g/100 g bahan jantung buah nanas karakteristik yang baik.
(Direktorat Gizi Depkes RI, 1981). Jantung
buah nanas memiliki kadar pektin rendah, METODE PENELITIAN
(Albrecht, 2010) sehingga kemampuannya
membentuk gel kurang kuat. Gelatin adalah Alat dan Bahan
bahan pembentuk gel yang banyak dipakai. Alat pembuatan sari jantung nanas dan
Status kehalalan gelatin menjadi pembatas permen jelly meliputi neraca, pisau, blender,
pemakaiannya di industri pangan. Bahan kompor, penyaring, dan cetakan. Alat
pembentuk gel lain yang digunakan adalah analisis yaitu neraca analitik, tanur, rheotex
karagenan. Karagenan rumput laut secara type SD-70011, waterbath (Memmert type
fungsional mampu menjadi pembentuk gel, 600), oven (Memmert), blender, hotplate,
penstabil, pengental, dan mempengaruhi stopwatch, desikator, kertas saring, cawan
sifat permen jelly (Paramita, 2010). aluminium, cawan porselin, dan glassware.

119
Karakteristik Permen Jelly Jantung Buah Nanas....
Jurnal Agroteknologi Vol. 13 No. 02 (2019)

Bahan yang digunakan meliputi buah hingga mencapai suhu 70°C, 80°C, 90°C.
nanas varietas Cayenne umur panen 8 Adonan permen jelly dituang dalam
bulan, warna kulit buah kuning orange cetakan dan didinginkan pada suhu ruang
belang hijau dan aroma khas. Nanas didapat sekitar 30 menit. Lembaran permen jelly
dari pasar Tanjung Jember, karagenan, dipotong kotak-kotak dan dikeringkan di
sukrosa, dan air. Bahan analisis meliputi bawah sinar matahari selama 2 hari.
aquades, amilum 1% (merk Merck), iodin Permen jelly yang dihasilkan diuji kadar
(merk AnalaR), HCl 4N (merk SmarLab), air, kadar abu, vitamin C, gula reduksi,
indikator PP (merk Merck), NaOH 50% kadar sukrosa, tekstur dan uji organoleptik.
(merk Merck), larutan luff schoorl, H2SO4
20% dan 15% (merk SmartLab), KI 20% Rancangan Percobaan
(merk Merck), Nathiosulfat 0,1N (merk Penelitian dilakukan dengan rancang-
Merck), dan Al(OH) (merk Merck). an acak kelompok (RAK) dengan dua
faktor, yaitu variasi konsentrasi karagenan
Tahapan Penelitian (A) meliputi 2%, 3%, 4% (b/v) dan suhu
Penelitian Pendahuluan pemanasan (B) 70°C, 80°C, dan 90°C.
Penelitian pendahuluan dilakukan Percobaan diulang sebanyak 3 kali. Data
untuk menentukan mutu pembentukan gel hasil pengujian diolah menggunakan
dan suhu pemanasan yang terjadi pada saat ANOVA (α = 5%) dan diuji lanjut
pembuatan permen jelly jantung buah menggunakan DMRT sedangkan data
nanas. Sebanyak 100 mL sari jantung buah organoleptik diolah menggunakan Chi-
nanas dicampur dengan tepung karagenan square (α = 5%).
0,75%, 1,50%, dan 2,25% (b/v), serta
sukrosa 30% (b/v). Campuran dipanaskan Metode Analisis
pada suhu 70°C, 90°C dan 110°C selama 15 Permen jelly jantung buah nanas diuji
menit. Campuran yang telah masak sifat fisik, kimia dan organoleptik untuk
didinginkan pada suhu ruangan selama 30 mengetahui penerimaan oleh konsumen.
menit dan ditambahkan asam sitrat 0,1% Uji fisik meliputi tekstur metode rheotex
(b/v). Campuran dituang dalam cetakan dan (Subagio et al., 2003). Uji kimia meliputi kadar
dikeringkan dalam oven suhu 50°C selama air (AOAC, 2005), kadar abu (AOAC,
24 jam. Permen jelly yang telah kering 2005), kadar gula reduksi metode luff
didinginkan suhu 18°C selama 12 jam. schoorl (Sudarmadji et al., 1989), dan kadar
vitamin C (Apriyantono et al., 1989).
Pembuatan Sari Jantung Buah Nanas Pengujian sensoris menggunakan
Jantung buah nanas dicuci dengan air metode hedonik (Stone dan Joel, 2004),
bersih, dan dipotong dengan ukuran 1 x 1 oleh 25 panelis semi terlatih. Parameter
cm. Potongan jantung buah nanas sebanyak yang diuji meliputi warna, rasa, tekstur,
100 g dan air matang sebanyak 100 mL aroma, kekenyalan dan keseluruhan.
dihancurkan dengan blender selama 5 Panelis menilai tiap sampel menurut tingkat
menit. Hancuran campuran yang diperoleh kesukaan dengan skala penilaian yaitu 1
disaring untuk memisahkan sari jantung (sangat tidak suka), 2 (tidak suka), 3 (agak
buah nanas dan ampasnya. Sebanyak 100 tidak suka), 4 (agak suka), 5 (suka), 6
mL sari jantung buah nanas ditampung. (sangat suka), 7 (amat sangat suka).
Uji efektivitas bertujuan menentukan
Pembuatan Permen Jelly Sari Jantung perlakuan terbaik sesuai indeks efektivitas
Buah Nanas (De Garmo et al., 1984), dengan prosedur:
Sari jantung buah nanas sebanyak a. Memberi bobot nilai setiap variabel
100 mL ditambah sukrosa 50 g, karagenan dengan angka relatif sebesar 0 - 1. Bobot
2%, 3%, 4% (b/v) dicampur dan dipanaskan

120
Karakteristik Permen Jelly Jantung Buah Nanas....
Jurnal Agroteknologi Vol. 13 No. 02 (2019)

nilai tergantung pada kontribusi setiap Konsentrasi karagenan 4% dan suhu


variable terhadap sifat mutu produk. pemanasan 90°C menghasilkan nilai
b. Menentukan nilai terbaik dan terjelek tekstur permen jelly jantung nanas tertinggi
dari data pengamatan. yaitu 383,6 g/mm, dan nilai tekstur
c. Menentukan bobot normal variabel yaitu terendah didapat pada konsentrasi 2% dan
bobot variabel dibagi bobot total. pemanasan 70°C sebesar 204,4 g/mm.
d. Menghitung nilai efektivitas yaitu: Penurunan jumlah karagenan pada permen
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 jelly akan menurunkan nilai teksturnya.
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑗𝑒𝑙𝑒𝑘 Demikian juga sebaliknya. tekstur permen
=
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑎𝑖𝑘 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑗𝑒𝑙𝑒𝑘 jelly juga dipengaruhi suhu pemanasan.
Peningkatan suhu pemanasan cenderung
e. Menjumlahkan nilai hasil dari semua menyebabkan tekstur permen jelly yang
variabel dengan kombinasi perlakuan dihasilkan semakin keras, dan begitu juga
terbaik dipilih dari kombinasi perlakuan sebaliknya. Hal tersebut dikarenakan suhu
dengan nilai total tertinggi. pemasakan yang rendah (60-70°C) kurang
mendukung gelatinisasi yang sempurna,
sehingga tekstur permen lunak. Menurut
HASIL DAN PEMBAHASAN Diniyah et al. (2012), peningkatan waktu
penguapan dimulai dari suhu rendah hingga
Tekstur Permen Jelly Jantung Buah suhu tinggi menyebabkan kenaikan
Nanas viskositas. Hal ini disebabkan air yang
Nilai tekstur permen jelly jantung menguap semakin banyak dan total padatan
buah nanas ditentukan menurut besar beban terlarut semakin banyak sehingga
(g) untuk menetrasi permen jelly jantung viskositasnya mengalami peningkatan.
nanas. Hasil sidik ragam mengindikasikan Kemampuan mengikat air karagenan
bahwa konsentrasi karagenan, dan suhu sangat baik, sehingga peningkatan jumlah
pemanasan, serta interaksi keduanya karagenan yang ditambahkan pada permen
berpengaruh nyata pada tekstur permen jelly akan meningkatkan jumlah air yang
jelly jantung buah nanas yang dihasilkan terikat permen. Rantai polimer karagenan
(p<0,05) (Gambar 1). saling melilit membentuk double helix yang
memerangkap air bebas, dan saat dilakukan
383,60i pendinginan membentuk massa gel yang
400 376,47h
335,00f
323,63e 357,40g kokoh (Therkelsen, 1993). Menurut Fardiaz
Tekstur (g/mm)

300
303,33d
233,37c
(1989) pembentukan gel oleh karagenan
221,30b terjadi akibat penggabungan atau ikatan
204,40a
200
silang antar rantai-rantai polimer sehingga
terbentuk jala 3 dimensi bersambungan.
100
Jaringan akan menyerap air di dalamnya
dan membentuk struktur kuat dan kenyal.
0
Kadar Air Permen Jelly Jantung Buah
Nanas
Variasi konsentrasi karagenan dan suhu Kadar air sangat menentukan tekstur,
pemanasan performa, cita rasa dan gizi bahan pangan.
Gambar 1. Nilai tekstur permen jelly jantung buah
Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa
nanas dengan perlakuan variasi variasi konsentrasi karagenan dan suhu
konsentrasi karagenan (A1: 2%; A2: pemanasan berpengaruh nyata terhadap
3%; A3: 4%) dan suhu pemanasan (B1: kadar air permen jelly jantung buah nanas
70°C; B2: 80°C; B3: 90°C) pada p < 0,05. Interaksi kedua perlakuan

121
Karakteristik Permen Jelly Jantung Buah Nanas....
Jurnal Agroteknologi Vol. 13 No. 02 (2019)

juga berpengaruh sangat nyata terhadap rantai polimernya. Menurut Harun (2013),
kadar air permen jelly (Gambar 2). semakin tinggi konsentrasi karagenan yang
ditambahkan maka jumlah air bebas yang
30 ada di dalam bahan berkurang sehingga
25 menyebabkan pembentukan struktur gel
Kadar air (%)

17,40c 18,41c 17,09b


18,50c 17,92bc menjadi kuat. Karagenan dalam pembuatan
20 17,44b 17,25b
16,16a 15,76a permen jelly akan mengikat air sehingga
15 disebut dengan air terikat. Semakin tinggi
10 jumlah penambahan karagenan, air yang
5
diikat semakin banyak. Akibatnya jumlah
molekul air bebas akan menurun. Air bebas
0 tersebut akan menguap saat dipanaskan.

Kadar Abu Permen Jelly Jantung Buah


Variasi konsentrasi karagenan dan suhu
Nanas
pemanasan
Abu sebagai residu anorganik hasil
Gambar 2. Kadar air (dry basis) permen jelly jantung pembakaran atau oksidasi komponen
buah nanas dengan perlakuan variasi organik. Hasil sidik ragam menunjukkan
konsentrasi karagenan (A1: 2%; A2:
3%; A3: 4%) dan suhu pemanasan (B1: bahwa variasi konsentrasi karagenan dan
70°C; B2: 80°C; B3: 90°C) suhu pemanasan, serta interaksi keduanya
berpengaruh nyata terhadap kadar abu
Kadar air permen jelly jantung buah permen jelly jantung buah nanas yang
nanas tertinggi diperoleh pada konsentrasi dihasilkan pada p<0,05 (Gambar 3).
karagenan 2% dan suhu pemanasan 70°C Kadar abu permen jelly jantung buah
sebesar 18,50%, sebaliknya nilai terendah nanas tertinggi diperoleh pada konsentrasi
didapat pada konsentrasi karagenan 4% dan karagenan 4% dan suhu pemanasan 90°C
suhu pemanasan 90°C sebesar 15,76%. sebesar 1,31%, dan kadar terendah didapat
Nilai kadar air tersebut memenuhi syarat pada konsentrasi karagenan 2% dan suhu
SNI 3547.2-2008, bahwa kadar air permen pemanasan 70°C sebesar 0,51%. Nilai itu
jelly maksimal 20% (BSN, 2008). Semakin sesuai SNI permen jelly yaitu maksimal 3%
rendah suhu pemanasan, akan menaikkan (BSN, 2008). Semakin rendah konsentrasi
kadar air permen jelly jantung buah nanas, penambahan karagenan maka semakin
sebaliknya peningkatan suhu pemanasan rendah kadar abu permen jelly, sebaliknya
cenderung menurunkan kadar airnya. pemanasan suhu tinggi akan menaikkan
Sesuai penelitian Fitriani (2008) bahwa kadar abunya. Menurut Sudarmadji (1989)
peningkatan waktu pemasakan akan bahwa kadar abu tergantung pada jenis
menurunkan kadar air manisan blimbing bahan, cara pengabuan, waktu dan suhu
wuluh, akibat penguapan air lebih banyak. yang ketika pemanasan. Jika bahan diolah
Peningkatan jumlah karagenan akan dengan suhu pemanasan tinggi maka kadar
menurunkan kadar air permen jelly, dan abunya akan meningkat, karena air yang
sebaliknya penurunan jumlah penggunaan keluar dari bahan semakin besar. Sukri
karagenan, cenderung akan meningkatkan (1999) menyatakan kenaikan konsentrasi
kadar airnya. Menurut Juwita et al. (2014) karagenan akan meningkatkan kadar abu,
pada produksi permen jelly jahe, setiap sebab karagenan mengandung mineral Na,
peningkatan konsentrasi karagenan maka Ca, K, Cl, Mg, Fe, S dan Iod yang tinggi
jumlah padatan akan semakin banyak dan sebagai sumber abu.
kadar airnya akan menurun. Karagenan
bersifat mengikat air, karena memiliki
gugus sulfat bermuatan negatif sepanjang

122
Karakteristik Permen Jelly Jantung Buah Nanas....
Jurnal Agroteknologi Vol. 13 No. 02 (2019)

3 Kadar vitamin C tertinggi diperoleh


3
pada konsentrasi karagenan 2% dan suhu
pemanasan 70°C sebesar 13,73 mg/100g,
Kadar abu (%)

2 sebaliknya kadar terrendah terdapat pada


1,26de
1,31e konsentrasi karagenan 4% dan suhu
2 1,23d 1,25d
1,08d pemanasan 90°C sebesar 12,28 mg/100g.
1 0,88c Karagenan tidak mengandung vitamin C,
0,77b
0,51a0,61ab maka peningkatan konsentrasi karagenan
1
cenderung menurunkan kadar vitamin C
0 permen jelly. Vitamin C mudah mengalami
oksidasi oleh panas. Pemanasan suhu tinggi
cenderung menurunkan vitamin C permen
Variasi konsentrasi karagenan dan suhu jelly jantung buah nanas. Selaras pendapat
pemanasan Octaviani (2014) bahwa semakin tinggi
Gambar 3. Kadar abu permen jelly jantung buah nanas suhu dan lama pemanasan mengakibatkan
dengan perlakuan variasi konsentrasi degradasi vitamin C makin besar. Oksidasi
karagenan (A1: 2%; A2: 3%; A3: 4%) vitamin C akan mengubah asam askorbat
dan suhu pemanasan (B1: 70°C; B2:
menjadi asam L-dehidro-askorbat yang
80°C; B3: 90°C)
labil dan dapat mengalami perubahan lebih
Kadar Vitamin C Permen Jelly Jantung lanjut menjadi asam L-diketogulonat yang
Buah Nanas tidak memiliki keaktifan vitamin C.
Hasil sidik ragam menjelaskan bahwa
konsentrasi karagenan dan variasi suhu Kadar Sukrosa Permen Jelly Jantung
pemanasan berpengaruh nyata terhadap Buah Nanas
vitamin C permen jelly jantung buah nanas Hasil sidik ragam menjelaskan bahwa
yang dihasilkan pada taraf p<0,05. Interaksi variasi konsentrasi karagenan berpengaruh
keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap nyata, dan suhu pemanasan berpengaruh
vitamin C permen jelly jantung buah nanas sangat nyata terhadap kadar sukrosa
(Gambar 4). permen jelly jantung buah nanas yang
dihasilkan pada taraf p<0,05. Interaksi
kedua perlakuan tersebut tidak berpengaruh
20 nyata terhadap kadar sukrosa permen jelly
18 jantung buah nanas (Gambar 5).
Vitamin C (mg/100g)

13,46b
16 13,73d 13,59c 12,69a 12,80a
Penambahan karagenan 4% dan suhu
13,43b 12,90a
14 12,85a 12,28a
pemanasan 90°C menghasilkan permen
12
10 jelly jantung buah nanas dengan kadar
8 sukrosa tertinggi yaitu 28,75%, dan kadar
6 sukrosa terendah didapat pada konsentrasi
4 karagenan 2% dan pemanasan 70°C sebesar
2 27,48%. Peningkatan jumlah karagenan
0
dan suhu pemanasan akan menaikkan kadar
sukrosa permen jelly. Wahyuni (1998)
menyatakan penggunaan sukrosa murni
Variasi konsentrasi karagenan dan suhu pada permen memudahkan kristalisasi.
pemanasan
Selama pemasakan bisa terjadi reaksi
Gambar 4. Kadar vitamin C permen jelly jantung buah maillard dan pada suhu lebih tinggi akan
nanas dengan perlakuan variasi terjadi karamelisasi. Reaksi maillard terjadi
konsentrasi karagenan (A1: 2%; A2:
3%; A3: 4%) dan suhu pemanasan (B1: antara grup amino dan hidroksil. Saat gula
70°C; B2: 80°C; B3: 90°C) dipanaskan, molekul gula akan membentuk

123
Karakteristik Permen Jelly Jantung Buah Nanas....
Jurnal Agroteknologi Vol. 13 No. 02 (2019)

molekul primer yang lebih besar. Molekul 16


primer tersebut berubah warna menjadi 11,66d 11,90ef

Gula reduksi (%)


14 10,91a 11,50c 12,00f
11,65d 11,84e
kecoklatan ketika gula dipanaskan terus. 12 10,80a 11,05b
10
8
35 27,72a 28,16b 28,52c 28,75d 6
27,48a
Kadar sukrosa (%)

27,78ab 28,19bc 28,55cd 4


30 27,70a
25 2
0
20
15
10 Variasi konsentrasi karagenan dan suhu pemanasan
5
0 Gambar 6. Nilai gula reduksi permen jelly jantung buah
nanas dengan perlakuan variasi
konsentrasi karagenan (A1: 2%; A2:
3%; A3: 4%) dan suhu pemanasan (B1:
Variasi konsentrasi karagenan dan suhu pemanasan 70°C; B2: 80°C; B3: 90°C)

Gambar 5. Nilai sukrosa permen jelly jantung buah


Kadar gula reduksi permen jelly
nanas dengan perlakuan variasi
konsentrasi karagenan (A1: 2%; A2: jantung buah nanas tertinggi didapat pada
3%; A3: 4%) dan suhu pemanasan (B1: penambahan karagenan 4% dan suhu
70°C; B2: 80°C; B3: 90°C) pemanasan 90°C sebesar 12%. Sebaliknya
kadar gula reduksi terendah terdapat pada
Penambahan karagenan lebih tinggi penambahan karagenan 2% dan pemanasan
menyebabkan kadar sukrosa meningkat. 70°C sebesar 10,8%. Peningkatan jumlah
Hal ini disebabkan karagenan mengandung karagenan dan suhu pemanasan akan
karbohidrat sebesar 61,25% (Istini et al., menaikkan jumlah gula reduksi permen
2006). Kombinasi perlakuan konsentrasi jelly. Pemanasan suhu yang tinggi dapat
karagenan dan suhu pemanasan terhadap menimbulkan perubahan bentuk molekul
kadar sukrosa permen jelly jantung buah gula menjadi amorf dan berwarna coklat.
nanas terbaik diperoleh pada penambahan Pemanasan suhu yang tinggi hingga adonan
4% dan suhu pemanasan 90°C. Hal tersebut permen mengental, berakibat pembentukan
dikarenakan penambahan karagenan dan gula reduksi semakin tinggi.
suhu pemanasan tinggi akan mengurangi Peningkatan gula reduksi akibat
jumlah molekul air dan meningkatkan penambahan karagenan disebabkan pada
jumlah sukrosa permen jelly. struktur karagenan memiliki molekul
galaktan dengan unit utama galaktosa, yang
Kadar Gula Reduksi Permen Jelly mengandung gugus hidroksil (OH) bersifat
Jantung Buah Nanas reaktif dan pereduksi pada ujung struktur
Hasil sidik ragam menyatakan bahwa bangunnya. Jadi semakin tinggi konsentrasi
variasi konsentrasi karagenan dan suhu karagenan yang ditambahkan, maka gugus
pemanasan berpengaruh nyata terhadap reduktifnya semakin tinggi sehingga gula
kadar gula reduksi permen jelly yang reduksi yang dihasilkan akan meningkat.
dihasilkan (p<0,05). Interaksi kedua Menurut Winarno (2004) sifat pereduksi
perlakuan tersebut tidak berpengaruh nyata suatu molekul ditentukan oleh ada tidaknya
terhadap kadar gula reduksi permen jelly gugus hidroksil (OH) bebas yang reaktif.
jantung buah nanas (Gambar 6). Pengaruh kombinasi perlakuan konsentrasi
karagenan dan suhu pemanasan terhadap
gula reduksi permen jelly yang terbaik yaitu

124
Karakteristik Permen Jelly Jantung Buah Nanas....
Jurnal Agroteknologi Vol. 13 No. 02 (2019)

pada penambahan karagenan 4% dan suhu berkurang. Estiasih dan Ahmadi (2009),
pemanasan 90°C. juga menyatakan bahwa karagenan dapat
larut dalam air membentuk larutan kental,
Warna Permen Jelly Jantung Buah dan dapat mempengaruhi warna permen
Nanas jelly yang dihasilkan.
Warna berperan menentukan persepsi
konsumen terhadap bahan pangan. Warna Rasa Permen Jelly Jantung Buah Nanas
pangan memberikan daya tarik konsumen. Nilai kesukaan rasa permen jelly
Nilai kesukaan warna permen jelly jantung jantung buah nanas dengan variasi
buah nanas yang dibuat dari variasi konsentrasi karagenan dan suhu pemanasan
konsentrasi karagenan serta suhu ditunjukkan pada Gambar 8. Kesukaan
pemanasan ditunjukkan pada Gambar 7. rasa permen jelly tertinggi didapat pada
penambahan karagenan 2% dan suhu
6 pemanasan 70°C sebesar 4,60, sebaliknya
5,24 5
4,88 4,64 nilai terendah pada konsentrasi karagenan
5
Nilai kesukaan warna

4,4 4,36 4% dan suhu pemanasan 90°C sebesar 4,04.


4 3,76
4
2,96 6
3
5 4,6
Nilai kesukaan rasa

2 4,32 4,12 4,4 4,28 4,2 4,4 4,28


4,04
1 4

0 3

Variasi konsentrasi karagenan dan suhu 1


pemanasan 0
Gambar 7. Nilai kesukaan warna permen jelly jantung
buah nanas dengan perlakuan variasi
konsentrasi karagenan (A1: 2%; A2:
3%; A3: 4%) dan suhu pemanasan (B1: Variasikonsentrasi karagenan dan suhu
70°C; B2: 80°C; B3: 90°C) pemanasan

Nilai kesukaan warna permen jelly Gambar 8. Nilai kesukaan rasa permen jelly jantung
buah nanas dengan perlakuan variasi
jantung buah nanas tertinggi didapat pada konsentrasi karagenan (A1: 2%; A2:
penambahan karagenan 2% dan suhu 3%; A3: 4%) dan suhu pemanasan (B1:
pemanasan 70°C sebesar 5,24, sedangkan 70°C; B2: 80°C; B3: 90°C)
nilai kesukaan warna terendah didapat pada
konsentrasi karagenan 4% dan suhu Penurunan konsentrasi karagenan
pemanasan 90°C sebesar 2,96. Tingkat akan meningkatkan kesukaan panelis pada
kesukaan panelis pada warna permen jelly rasa permen jelly, sedangkan kenaikan suhu
menurun dengan peningkatan konsentrasi pemanasan menurunkan kesukaan panelis
karagenan dan suhu pemanasan. Kenaikan pada rasa permen jelly. Penambahan
konsentrasi karagenan dan suhu pemanasan karagenan dan pemanasan suhu tinggi akan
akan kurang menghasilkan warna kuning menyebabkan rasa asli buah jantung buah
pada permen jelly jantung buah nanas. Hal nanas tertutupi. Akibatnya rasa permen
ini sesuai dengan pernyataan Harijono et al. jelly jantung buah nanas kurang manis dan
(2001) bahwa konsentrasi karagenan yang kurang disukai. Panelis lebih suka rasa
tinggi akan menghasilkan permen jelly permen jelly yang konsentrasi karagenan
yang kokoh, namun intensitas warnanya dan suhu pemanasan rendah. Hal itu

125
Karakteristik Permen Jelly Jantung Buah Nanas....
Jurnal Agroteknologi Vol. 13 No. 02 (2019)

dikarenakan rasa buah dari jantung buah sesuai dengan pernyataan Eveline et al.
nanas dan rasa manisnya lebih kuat. Hasil (2009) menyatakan bahwa aroma asing dari
uji kesukaan rasa berbeda dengan hasil uji jelly berasal dari karagenan yang memiliki
kadar sukrosa, disebabkan perbedaan karakteristik berbau amis. Peningkatan
sensitivitas dan kesukaan rasa manis suhu pemanasan cenderung menurunkan
panelis. tingkat kesukaan panelis pada aroma
permen jelly, karena sebagian senyawa
Aroma Permen Jelly Jantung Buah aroma dapat menglami evaporasi.
Nanas
Nilai kesukaan panelis terhadap Tekstur Permen Jelly Jantung Buah
aroma permen jelly jantung buah nanas Nanas
dengan penambahan karagenan dan suhu Nilai kesukaan tekstur permen jelly
pemanasan berbeda ditunjukkan pada dengan variasi konsentrasi karagenan dan
Gambar 9. Nilai kesukaan aroma tertinggi suhu pemanasan ditunjukkan pada
aroma permen jelly didapat pada Gambar 10. Nilai kesukaan tertinggi pada
penambahan karagenan 2% dan suhu tekstur permen jelly jantung bauh nanas
pemanasan 70°C sebesar 4,52. Sebaliknya didapat pada konsentrasi karagenan 4% dan
nilai kesukaan aroma terendah didapat pada suhu pemanasan 90°C sebesar 4,68.
penambahan karagenan 4% dan suhu Sebaliknya nilai kesukaan terendah pada
pemanasan 90°C sebesar 4. tekstur terdapat pada konsentrasi karagenan
2% dan suhu pemanasan 70°C sebesar 3,92.
6 Peningkatan jumlah karagenan dan suhu
pemanasan akan menaikkan kesukaan
5 4,52 4,48 4,32 4,32
Nilai kesukaan aroma

4,28 4,24 4,24 panelis terhadap tekstur permen jelly.


4,04 4
4 Panelis menyukai permen jelly yang
memiliki tekstur kenyal dan elastis.
3

2 6
4,68
4,36 4,4 4,16 4,6
Nilai kesukaan tekstur

5
1 3,92 4,16 4,2 3,96
4
0
3
2
Variasi konsentrasi karagenan dan suhu 1
pemanasan
0
Gambar 9. Nilai kesukaan aroma permen jelly jantung
buah nanas dengan perlakuan variasi
konsentrasi karagenan (A1: 2%; A2:
3%; A3: 4%) dan suhu pemanasan Variasi konsentrasi karagenan dan suhu
(B1: 70°C; B2: 80°C; B3: 90°C) pemanasan
Gambar 10. Nilai kesukaan tekstur permen jelly jantung
Berkurangnya konsentrasi karagenan buah nanas dengan perlakuan variasi
konsentrasi karagenan (A1: 2%; A2:
yang ditambahkan akan meningkatkan
3%; A3: 4%) dan suhu pemanasan
kesukaan panelis pada aroma permen jelly. (B1: 70°C; B2: 80°C; B3: 90°C)
Penurunan jumlah karagenan akan
menguatkan aroma buah asli permen jelly Daya Kunyah Permen Jelly Jantung
jantung buah nanas. Semakin tinggi Buah Nanas
penambahan karagenan, panelis tidak Nilai kesukaan daya kunyah permen
menyukai aroma pada permen jelly. Hal ini jelly jantung buah nanas dengan variasi

126
Karakteristik Permen Jelly Jantung Buah Nanas....
Jurnal Agroteknologi Vol. 13 No. 02 (2019)

konsentrasi karagenan dan suhu pemanasan


6
ditunjukkan pada Gambar 11. 5,04 4,96
5 4,76 4,72 4,68

Nilai kesukaan keseluruhan


4,28 4,28 4,12
6 3,84
Nilai kesukaan daya kunyah

4
4,76 4,8
5 4,48 4,32 4,56 4,6 4,52
4,16 4,36 3
4
2
3
1
2
0
1
0
Variasi konsentrasi karagenan dan suhu
pemanasan
Variasi konsentrasi karagenan dan suhu
pemanasan Gambar 12. Nilai kesukaan keseluruhan permen jelly
jantung buah nanas dengan perlakuan
Gambar 11. Nilai kesukaan daya kunyah permen jelly variasi konsentrasi karagenan (A1:
jantung buah nanas dengan perlakuan 2%; A2: 3%; A3: 4%) dan suhu
variasi konsentrasi karagenan (A1: pemanasan (B1: 70°C; B2: 80°C; B3:
2%; A2: 3%; A3: 4%) dan suhu 90°C)
pemanasan (B1: 70°C; B2: 80°C; B3:
90°C) Penambahan karagenan 2% dan
pemanasan 70°C menghasilkan nilai
Nilai kesukaan daya kunyah permen kesukaan keseluruhan permen jelly jantung
jelly jantung buah nanas tertinggi didapat buah nanas tertinggi yaitu 5,04., dan nilai
pada konsentrasi karagenan 4% dan suhu kesukaan keseluruhan terendah diperoleh
pemanasan 90°C sebesar 4,80. Sebaliknya pada konsentrasi karagenan 4% dan suhu
nilai kesukaan daya kunyah permen jelly pemanasan 90°C sebesar 3,84.
terrendah didapat pada konsentrasi Pengurangan konsentrasi karagenan akan
karagenan 2% dan suhu pemanasan 70°C menaikkan kesukaan keseluruhan panelis
sebesar 4,16. Peningkatan konsentrasi pada permen. Peningkatan suhu pemanasan
karagenan dan suhu pemanasan akan akan menurunkan kesukaan keseluruhan
meningkatkan kesukaan panelis pada daya panelis pada permen jelly. Kesukaan
kunyah (kekenyalan) permen jelly. Hal ini keseluruhan itu didukung parameter rasa
terkait dengan tekstur permen jelly. dan aroma permen jelly, tetapi parameter
Peningkatan konsentrasi karagenan tekstur dan daya kunyah panelis lebih
menyebabkan nilai tekstur atau kekenyalan menyukai penambahan karagenan dan suhu
semakin tinggi. Karagenan sebagai bahan pemanasan yang tinggi. Hal ini sesuai
pembentuk gel bersifat memberikan tekstur pendapat Nursalim dan Razali (2007),
kenyal atau daya kunyah permen jelly. kesukaan terhadap suatu produk ditentukan
oleh (1) warna, rasa dan penampilan yang
Kesukaan Keseluruhan Permen Jelly menarik (sensori); (2) bernilai gizi tinggi
Kesukaan keseluruhan penerimaan dan (3) menguntungkan bagi tubuh.
produk dinilai dari sifat warna, rasa, aroma,
tekstur dan daya kunyah. Nilai kesukaan Penentuan Perlakuan Terbaik Permen
keseluruhan pada permen jelly dengan Jelly
variasi konsentrasi karagenan dan suhu Uji efektivitas permen jelly jantung
pemanasan ditunjukkan pada Gambar 12. buah nanas (Tabel 1) menunjukkan bahwa
formula terbaik didapat pada penambahan

127
Karakteristik Permen Jelly Jantung Buah Nanas....
Jurnal Agroteknologi Vol. 13 No. 02 (2019)

karagenan 3% dan suhu pemanasan 90°C aroma, dan keseluruhan permen jelly
dengan nilai efektivitas 0,66. Perlakuan itu jantung buah nanas.
memiliki nilai tekstur 376,47g/mm; vitamin Permen jelly jantung buah nanas
C 12,80 mg/100g; sukrosa 28,55%; gula dengan sifat-sifat baik dan disukai panelis
reduksi 11,90%; kadar air 16,16%; kadar diperoleh pada formulasi konsentrasi
abu 1,26%. Sukrosa, gula reduksi, kadar air karagenan 3% dan suhu pemanasan 90°C
dan kadar abu permen jelly jantung buah dengan nilai efektivitas 0,66. Permen jelly
nanas memenuhi syarat SNI 3547.2-2008, tersebut memiliki nilai tekstur 376,47 ±
yaitu dengan sukrosa minimal 27%, gula 0,71 g/mm; kadar air 16,16 ± 0,37%; kadar
reduksi maksimal 25%, kadar air maksimal abu 1,26 ± 0,24%; kadar vitamin C 12,80 ±
20% dan kadar abu maksimal 3%. Nilai 0,69 mg/100g; kadar gula reduksi 11,90 ±
kesukaan panelis pada organoleptik warna 0,02%; kadar sukrosa 28,55 ± 0,24%; dan
3,76 (agak suka); organoleptik aroma 4,04 nilai kesukaan warna 3,76 (agak suka);
(agak suka); organoleptik rasa 4,28 (agak aroma 4,04 (agak suka); rasa 4,28 (agak
suka); organoleptik tekstur 4,6 (suka); suka); tekstur 4,6 (suka); daya kunyah 4,76
organoleptik daya kunyah 4,76 (suka); (suka); dan keseluruhan 4,12 (agak suka).
organoleptik keseluruhan 4,12 (agak suka).
DAFTAR PUSTAKA
Tabel 1. Nilai efektivitas permen jelly jantung buah Albrecht, J.A. 2010. Let’s Preserve: Jams,
nanas Jellies, and Preserves. University of
Suhu Konsentrasi Nilai efektivitas Nebraska-Lincoln and United States
pemanasan karagenan Department of Agriculture, USA.
(°C) (%)
AOAC. 2005. Official Method of Analysis.
2 0,39
Association of Official Analytical
70 3 0,43
Chemist. Benyamin Franklin Station,
4 0,47 Washington D.C.
2 0,53
80 3 0,59 Apriyantono, A., Fardiaz, D., Puspitasari, N.L.,
4 0,57 Sedarnawati, dan Budiyanto, S. 1989.
2 0,62 Analisis pangan, PAU Pangan dan
90 3 0,66
Gizi, IPB Bogor.
4 0,61 BSN. 2008. SNI 3547.2-2008. Revisi Kembang
Gula Lunak (Jelly). Departemen
Perindustrian.
KESIMPULAN De Garmo, E.P., W.G. Sullivan., dan C.R.
Konsentrasi karagenan dan suhu Candra. 1984. Engineering Economi.
pemanasan mempengaruhi sifat permen 7th edition. Mc Millan Publ. Co. New
jelly jantung buah nanas yang dihasilkan. York.
Penurunan konsentrasi karagenan akan Dian, R.F., Gusti, A., Putu, T. 2019. Pengaruh
meningkatkan kadar air, kadar vitamin C, penambahan karagenan terhadap
warna, aroma, rasa, dan kesukaan karakteristik permen jelly kulit anggur
keseluruhan permen jelly, tapi menurunkan hitam (Vitis vinifera). Jurnal ITEPA, 7
tekstur, kadar abu, kadar gula reduksi, (2): 43-52.
kadar sukrosa, tekstur organoleptik dan Diharmi, A., Fardiaz, D., Andarwulan, N., dan
daya kunyah permen jelly. Heruwati, E.S. 2011. Karakteristik
Peningkatan suhu pemanasan dapat karagenan hasil isolasi Eucheuma
menaikkan tekstur, kadar abu, kadar gula spinusum (alga merah) dari perairan
reduksi, kadar sukrosa, tekstur organoleptik Sumenep Madura. Jurnal Perikanan
dan daya kunyah, tapi menurunkan kadar
dan Kelautan, 16 (1): 117-124.
air, kadar vitamin C, kesukaan warna, rasa,

128
Karakteristik Permen Jelly Jantung Buah Nanas....
Jurnal Agroteknologi Vol. 13 No. 02 (2019)

Diniyah, N., Wijanarko, S.B., dan Purnomo, H. Juwita, W. P., Herla R. dan Era Y. 2014.
2012. Teknologi pengolahan gula Pengaruh konsentrasi pektin dan
coklat cair nira siwalan (Borassus karagenan terhadap mutu permen jelly
flabellifer L.). Jurnal Teknologi dan jahe. Jurnal Rekayasa Pangandan
Industri Pangan, 23 (1): 53-62. Pertanian, 2 (2): 42-50.
Departemen Kesehatan RI. 1981. Daftar Khalieda, Z., Yuliana, A., Zaidiyah, dan Heru
Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia. P. 2019. Karakteristik fisikokimia dan
Direktorat Gizi Departemen sensori permen jelly kulit buah kopi
Kesehatan, Jakarta. (pulp) dengan penambahan gelatin dan
sari lemon (Citrus limon L). Jurnal
Estiasih, T dan Ahmadi, K. 2009. Teknologi
Teknologi dan Industri Pertanian
Pengolahan Pangan. Bumi Aksara,
Indonesia, 11 (1): 32-38.
Jakarta.
Kurnia, Eny, S., dan Moh. Su’i. 2017. Studi
Eveline, Santoso, J., dan Widjaya, I. 2009.
pembuatan permen jelly dengan variasi
Pengaruh konsentrasi dan rasio gelatin
konsentrasi sari kulit buah naga
dari kulit ikan patin dan kappa
(Hylocereus costaricencis) dan ekstrak
karagenan dari Eucheuma cottonii pada
angkak. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian,
pembuatan jeli. Jurnal Ilmu dan
11 (2): 202-220.
Teknologi Pangan, 7(2): 55-75.
Manikharda. 2011. Perbandingan metode dan
Fardiaz, D. 1989. Hidrokoloid dalam Industri
verifikasi analisis total karbohidrat
Pangan, Buku, dan Monograf. Bogor:
dengan metode luff schoorl dan
Pusat Antar Universitas Pangan dan
anthrone sulfat.(http://fateta.ipb.ac.id/
Gizi, IPB, Bogor.
index.php/Viewdocument/22-
Fitriani, Shanti. 2008. Pengaruh suhu dan lama MANIKHARDA-F24061217.pdf).
pengeringan terhadap beberapa mutu [Diakses tanggal 3 Mei 2013].
manisan belimbing wuluh (Averrhoa
Margono. 1997. “Studi Berbagai Perlakuan
bilimbing L.) kering. Jurnal Teknologi
Pemisahan Karagenan pada Ekstraksi
Pangan, 7: 32-37.
Alga Laut”. Skripsi. Fakultas
Harijono., Kusnadi, J., dan Mustikasari, S.A. Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
2001. Pengaruh kadar karagenan dan Pertanian Bogor, Bogor.
total padatan terlarut sari buah apel
Nursalim and Razali. 2007. Response surface
muda terhadap aspek kualitas permen
Analysis of extract yield and flavor
jeli. Jurnal Teknologi Pertanian, 2(2):
intensity of brazilian cherry (Eugenia
110 – 116.
uniflora L.) obtained by supercritical
Harun. 2013. Karakteristik fisika kimia carbon dioxide extraction. Innovative
karagenan rumput laut jenis Kappa- Food Science and Emerging
phycus alvarezii pada umur panen yang Technologies, 10: 189−194.
berbeda di perairan desa Tihengo, Kab
Octaviani, L.F. 2014. “Pengaruh Berbagai
Gorontalo Utara. Jurnal Media
Konsentrasi Gula terhadap Aktivitas
Teknologi HasilPerikanan, 1: 5-6.
Antioksidan dan Tingkat Penerimaan
Imeson A. 2006. Carrageenan. Di dalam Sari Buah Buni (Antidesma bunius)”.
Philips GO and Williams PA, editor. Skripsi. Universitas Diponogoro,
Hand book of hydrocolloid. Second Semarang.
edition. Wood head publishing,
Prahasta, A. 2009. Agribisnis Nanas. Pustaka
England.
Grafika, Bandung.
Irfandi. 2005. “Karakterisasi Morfologi Lima
Purnomo, H. 1995. Aktivitas Air dan
Populasi Nanas [Ananas comosus (L.)
Peranannya dalam Pengawetan
Merr.]”. Skripsi. Institut Pertanian
Pangan. UI Press, Jakarta.
Bogor, Bogor.

129
Karakteristik Permen Jelly Jantung Buah Nanas....
Jurnal Agroteknologi Vol. 13 No. 02 (2019)

Rohjani, L. 2000. “Proses Pengolahan Short


Nougat dan Permen, Jelly (Pektin
Gelatin)”. Skripsi. Universitas
Katholik Widya Mandala, Surabaya.
Istini, S., Anggadireja, J.T., Zatnika, A., dan
Purwoto, H. 2006. Rumput Laut.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Stone, H., dan Joel, L. 2004. Sensory
Evaluation Practices, Edisi Ketiga.
Elsevier Academic Press, California,
USA.
Sudarmadji, S. 1989. Analisa Bahan Makanan
dan Pertanian. Liberti, Yogyakarta.
Therkelsen, G.H. 1993. Carrageenan, (dalam
Industrial Gums: Polysaccharides and
Their Derivatives Third Edition, R.L.
Whistler and J.N. BeMiller, Eds.), San
Diego: Academia Press, Inc, 145-180.
Wahyuni, H.D. 1998. “Mempelajari Pembuatan
Hard Candy dari Gula Invert sebagai
Alternatif Pegganti Sirup Glukosa”.
Skripsi. Fakultas Teknik Pertanian,
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Winarno, F.G. 1990. Teknologi Pengolahan
Rumput Laut. Penerbit Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta.

130

Anda mungkin juga menyukai