Pengaruh Konsentrasi Zat Penstabil
Pengaruh Konsentrasi Zat Penstabil
2016
ABSTRACT
Jelly candy is candy that made from water or juice with the addition of flavor forming substance, sugar, and gelling agent.
The aim of this research was to find the best combination treatment from the concentration of stabilizer with the
concentration of yoghurt in producing belimbing wuluh jelly candy with the best characteristic of physcochemical and
sensory quality that can be accepted by consumers. Concentration of stabilizer were 2%, 4%, 6%, and 8%. Concentration
of yoghurt were 10%, 20%, 30%. The results showed that the interaction between the concentration of stabilizer with the
concentration of yoghurt had highly significant effect (P<0,01) on organoleptic value of texture and had significant effect
(P<0,05) on moisture content and ash content. The best quality of belimbing wuluh jelly candy based on sensory
characteristic and moisture content was the treatment with the concentration of stabilizer of 6% (A3) and the
concentration of yoghurt of 30% (Y3). Value of texture analysis of the best quality of belimbing wuluh jelly candy were:
hardness 2,1662 kgf, cohesiveness 0,394 gf; elasticity 65,564% respectively.
483
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 4 Th. 2016
sakit perut, gondongan, rematik, batuk rejan, gusi NaCl steril, dan akuades. Peralatan yang
berdarah, gigi belubang, jerawat, panu, tekanan digunakan untuk mengetahui mutu permen jelly
darah tinggi, memperbaiki fungsi pencernaan, yaitu neraca analitik, kapas, cawan aluminium,
dan radang usus besar. Kandungan belimbing tabung reaksi, cawan petri, vortex, cawan
wuluh yaitu kalium sitrat selain mengandung porselen, alat gelas laboratorium, tanur,
vitamin C yang cukup tinggi. desikator, perangkat destruksi protein, perangkat
Agar-agar merupakan salah satu produk destilasi protein, dan spektrofotometer.
hasil olahan dari rumput laut, selain karagenan
dan alginat. Jenis rumput laut yang digunakan Pembuatan yoghurt
dalam pembuatan agar agar adalah rumput laut Susu skim bubuk ditimbang sebanyak 80 g,
jenis Gracilaria sp. Gel dapat terbentuk di dalam lalu dicampur dengan air sampai 500 ml yang
larutan yang mengandung 1% agar-agar. Sifat telah terlebih dahulu dipanaskan hingga suhu
gel agar-agar bersifat kaku, rapuh, mudah 100 oC. Ditambahkan gula sebanyak 3% dari
dibentuk, dan memiliki titik leleh tertentu serta total campuran dan diaduk rata. Didinginkan
mudah mengalami sineresis. Sifat gel hingga suhu 40 oC, lalu ditambahkan starter
dipengaruhi oleh suhu, konsentrasi agar-agar, sebanyak 3% dari total campuran. Ditutup
pH, gula, dan ester sulfat (Romero, dkk., 2008). dengan plastik polietilen dan dilubangi dengan
Yoghurt merupakan produk koagulasi susu jarum. Diinkubasi dengan suhu 37 oC selama 12
yang dihasilkan melalui proses fermentasi bakteri jam. Disimpan di dalam lemari pendingin.
asam laktat, yaitu Lactobacillus delbrueckii Dilakukan pengujian kadar bakteri asam laktat,
subsp. bulgaricus dan Streptococcus salivarus kadar protein, dan total asam laktat tertitrasi.
subsp. thermophilus, dengan atau tanpa
penambahan bahan lain yang diizinkan (Hidayat, Pembuatan sari buah belimbing wuluh
dkk., 2006). Yoghurt dapat dikategorikan ke Buah disortasi, dicuci bersih, diblansing
dalam produk probiotik ketika menggunakan uap selama 5 menit, lalu diblender dengan
bakteri asam laktat yang tergolong probiotik penambahan air, dimana perbandingan buah dan
seperti Lactobacillus acidophilus dan kelompok air sebesar 1 : 3, kemudian disaring dengan
bifidobakteria sebagai kultur starter campuran. menggunakan kain saring sehingga diperoleh
Flavor akhir terbentuk oleh asam laktat dan sisa sari buah. Dilakukan pengujian buah belimbing
asetaldehida, diasetil, asam asetat dan bahan- wuluh terhadap kadar vitamin C, kadar air, total
bahan mudah menguap lainnya yang dihasilkan asam.
selama fermentasi. Kontribusi zat gizi utama dari
yoghurt adalah protein, kalsium, dan vitamin B Pembuatan permen jelly
kompleks (Helferich, dkk., 1980). Rasa yoghurt Sari buah belimbing wuluh ditimbang 200 g.
yang asam serta baunya yang sedikit amis Kemudian ditambahkan gula pasir sebanyak 40%
membuat beberapa orang kurang meminati dari sari buah. Setelah itu, dilakukan pemanasan
yoghurt asli. sambil diaduk hingga suhu 80 oC selama 5 menit
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemudian ditambahkan agar-agar sesuai dengan
pengaruh konsentrasi zat penstabil dan taraf yaitu (2%, 4%, 6%, 8%). Kemudian
konsentrasi yoghurt untuk menghasilkan permen dilakukan pengadukan selama pemanasan
jelly yang baik, serta memperkenalkan inovasi hingga suhu mencapai 90 oC selama 5 menit.
pemanfaatan belimbing wuluh dan yoghurt Ditambahkan gum arab 2% dari berat sari buah.
sebagai permen jelly. Sari buah kemudian didinginkan hingga suhu 40
oC. Lalu ditimbang dan dicampur yoghurt
484
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 4 Th. 2016
1= sangat tidak suka, 2= tidak suka, 3= agak 3 taraf, yaitu: Y1=10%, Y2=20%, Y3=30%.
suka, 4= suka, 5= sangat suka) (Soekarto, 1985). Banyaknya kombinasi perlakuan adalah 12
Pengujian mutu terhadap kombinasi perlakuan dengan jumlah ulangan sebanyak 3 kali.
terbaik yaitu nilai analisis tekstur (Clark, 1992).
Tabel 1. Pengaruh konsentrasi zat penstabil terhadap permen jelly belimbing wuluh
Konsentrasi zat penstabil (A)
Parameter yang diuji
A1 = 2% A2 = 4% A3 = 6% A4 = 8%
Kadar air (%) 14,7371 d,D 16,3374 c,C 18,2647b,B 23,9693a,A
Total bakteri asam laktat (log CFU/g) 5,1955 5,1997 5,209 5,2125
Total asam (%) 0,2963 0,3056 0,3234 0,3465
Kadar vitamin C (%) 0,2403 0,2404 0,2408 0,2413
Kadar abu (%) 2,1860c,C 2,3244c,C 2,8381b,B 3,2668a,A
Kadar protein (%) 2,0163 2,0358 2,0506 2,0908
Nilai organoleptik warna 3,4926 3,5074 3,5259 3,5111
Nilai organoleptik aroma 3,6593a,A 3,3148b,B 3,0519c,C 2,8741d,D
Nilai organoleptik rasa 3,3852 3,3704 3,3519 3,2111
Nilai organoleptik tekstur 2,6704c,C 3,1630b,B 3,7000a,A 2,6222c,C
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5%
(huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).
485
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 4 Th. 2016
sehingga berikatan dengan ion H+ yang terdapat Akoma, dkk., (2000) menyebutkan bahwa
pada asam sitrat pada belimbing wuluh dan komersial yoghurt sebaiknya mempunyai kadar
membentuk ikatan ionik yang mengikat air air minimal 87,7%, sehingga semakin tinggi
dengan kuat (Putri, dkk., 2013). konsentrasi yoghurt dan konsentrasi penggunaan
Peningkatan kadar air pada permen jelly agar akan semakin meningkatkan kadar air.
juga dikarenakan tingginya kandungan air pada Kandungan air yang terdapat pada yoghurt ini
yoghurt. Kandungan air pada yoghurt dapat kemudian akan diikat oleh agar sehingga dapat
dilihat dari komponen penyusun utamanya, yaitu meningkatkan kadar air yang terdapat pada
cairan susu dimana memiliki kandungan air permen jelly belimbing wuluh.
sekitar 87,5% (Askar dan Sugiarto, 2005).
25.00
23.00
21.00
Kadar air (%)
19.00
Y1 = ŷ = 1,809A + 7,579
17.00 r = 0,975
15.00 Y2 = ŷ = 1,320A + 11,87
r = 0,904
13.00
Y3 = ŷ = 1,313A + 13,31
11.00 r = 0,931
9.00
7.00
0 2 4 6 8
Gambar 1. Hubungan interaksi antara konsentrasi zat penstabil dan konsentrasi yoghurt dengan kadar air
permen jelly belimbing wuluh.
486
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 4 Th. 2016
3.40
3.20
3.00
2.80
Kadar abu (%)
Y1 = ŷ = 0,243A + 1,237
2.60 r = 0,983
2.40 Y2 = ŷ = 0,238A + 1,347
2.20 r = 0,961
2.00 Y3 = ŷ = 0,081A + 2,559
1.80 r = 0,905
1.60
1.40
0 2 4 6 8 10
Konsentrasi zat penstabil (A, %)
Konsentrasi yoghurt 10% Konsentrasi yoghurt 20% Konsentrasi yoghurt 30%
Gambar 2. Hubungan interaksi antara konsentrasi zat penstabil dan konsentrasi yoghurt dengan kadar abu
permen jelly belimbing wuluh.
487
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 4 Th. 2016
warna yang dihasilkan semakin disukai panelis asam asetat dan diasetil. Substansi yang
karena permen jelly belimbing wuluh memiliki dihasilkan oleh bakteri asam laktat dan
warna yang lebih menarik. komponen volatil memberikan karakteristik asam
dan aroma yoghurt (Widodo, 2003). Senyawa
Nilai organoleptik aroma pemberi flavor ini memberikan aroma khas
Konsentrasi zat penstabil memberikan yoghurt berupa amis dan asam yang kurang
pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) disukai panelis.
terhadap nilai organoleptik aroma permen jelly
belimbing wuluh yang dihasilkan (Tabel 1). Nilai organoleptik rasa
Konsentrasi yoghurt memberikan pengaruh Konsentrasi zat penstabil memberikan
berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap
organoleptik aroma permen jelly belimbing wuluh nilai organoleptik rasa permen jelly belimbing
yang dihasilkan (Tabel 2). wuluh yang dihasilkan (Tabel 1). Konsentrasi
Semakin meningkatnya konsentrasi yoghurt memberikan pengaruh berbeda tidak
penggunaan agar, maka akan menurunkan nilai nyata (P>0,05) terhadap nilai organoleptik rasa
organoleptik aroma permen jelly. Hal ini permen jelly belimbing wuluh yang dihasilkan
dikarenakan agar merupakan hasil ekstraksi (Tabel 2).
rumput laut Glacilaria sp. Suatu hasil ekstraksi
dari rumput laut memiliki aroma amis khas Nilai organoleptik tekstur
rumput laut. Penghilangan bau amis dapat Konsentrasi zat penstabil memberikan
dilakukan dengan penambahan essens, seperti pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01)
penambahan essens pandan pada hasil ekstraksi terhadap nilai hedonik tekstur permen jelly
rumput laut S. polycystum akan tetapi aroma belimbing wuluh yang dihasilkan (Tabel 1).
amis yang ditimbulkan mempunyai aroma yang Konsentrasi yoghurt memberikan pengaruh
lebih kuat (Husni, dkk., 2015). berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai
Semakin tinggi konsentrasi yoghurt yang hedonik tekstur permen jelly belimbing wuluh
digunakan, maka akan semakin menurunkan nilai yang dihasilkan (Tabel 2). Hubungan interaksi
organoleptik aroma dari permen jelly yang konsentrasi zat penstabil dan konsentrasi
dihasilkan. Chandan dan Shahani (1993) dalam yoghurt dengan nilai organoleptik tekstur permen
Prasetyo (2010), menyatakan bahwa jelly belimbing wuluh dapat dilihat pada
penambahan flavor yoghurt yang khas diperoleh Gambar 3.
dengan pembentukan asam laktat, asetaldehid,
4.60
4.40
4.20
4.00
Nilai organoleptik tekstur
3.80
3.60
3.40 Y1= ŷ = -0.071A2 + 0,595A + 2,058
3.20 R = 0,999
3.00
2.80 Y2 = ŷ = -0,085A2 + 0,860A + 1,286
2.60
R = 0,936
2.40
2.20 Y3 = ŷ = -0,137A2 + 1,547A - 0,411
2.00 R = 0,846
1.80
1.60
0 2 4 6 8 10
488
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 4 Th. 2016
jelly belimbing wuluh. Hal ini menunjukkan bahwa Menurut Soekarto (1990) kekerasan erat
semakin tinggi konsentrasi penggunaan agar, hubungannya dengan elastisitas. Kekerasan juga
maka akan meningkatkan nilai organoleptik dipengaruhi oleh kekuatan gel yang terbentuk.
tekstur pada permen jelly. Nilai organoleptik Nilai kekerasan merupakan sifat benda dalam hal
tekstur erat hubungannya dengan kadar air dari daya tahan untuk pecah akibat daya tekanan
permen jelly. Semakin tinggi konsentrasi zat yang tidak bersifat deformasi. Nilai yang besar
penstabil dan konsentrasi yoghurt yang menunjukkan kondisi permen jelly yang keras,
digunakan, maka kadar air akan semakin tinggi, semakin lunak permen jelly maka semakin kecil
sehingga permen jelly yang dihasilkan akan nilai kekerasannya. Selain itu, semakin
semakin kaku dan keras. Hal ini kemudian yang meningkat konsentrasi zat penstabil maka
akan mengakibatkan peningkatan nilai kekuatan dan kekerasan gel akan semakin
organoleptik tekstur permen jelly oleh panelis. meningkat (Romero, dkk., 2008).Nilai kekerasan
Pada konsentrasi agar 6%, nilai organoleptik yang diperoleh pada penelitian ini lebih besar
tekstur mengalami peningkatan dan kemudian dibandingkan dengan permen jelly yang berada
mengalami penurunan pada konsentrasi agar di pasaran dengan nilai kekerasan sebesar
lebih dari 6% dengan berbagai tingkat sebesar 1,792 kgf, dimana produk permen jelly
konsentrasi yoghurt. Hal ini dikarenakan permen ini dibuat dari gelatin yang mempunyai sifat fisik
jelly yang dihasilkan menjadi semakin keras dan yang lebih lunak (Atmaka, dkk., 2013).
tidak disukai oleh panelis. Menurut penelitian Elastisitas atau kekenyalan menurut
Harijono, dkk., (2001) menyatakan bahwa panelis Soekarto (1990) merupakan sifat reologi produk
memberikan respon negatif terhadap permen jelly pangan plastis terhadap daya tahan untuk pecah
yang terlalu lunak. Namun peningkatan akibat gaya tekan yang bersifat deformasi (dapat
penggunaan hidrokoloid dapat menyebabkan berubah bentuk). Nilai elastisitas berbanding
permen jelly yang cenderung kaku dan keras dan terbalik dengan nilai kekerasan. Semakin tinggi
menjadi tidak disukai oleh panelis. nilai kekerasan, maka nilai elastisitas akan
Semakin tinggi penggunaan yoghurt, maka semakin menurun. Pada penelitian yang
akan meningkatkan nilai organoleptik tekstur dilakukan didapatkan nilai kekerasan 2,1662 kgf
permen jelly sehingga disukai panelis. Permen dan nilai elastisitas 65,564%. Nilai kekerasan
jelly yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut yang cukup tinggi mengakibatkan penurunan nilai
dan tidak keras. Hal ini dikarenakan dengan elastisitas pada produk dimana permen jelly di
konsentrasi yoghurt sebanyak 30%, kadar air pasaran memiliki nilai elastisitas 82,33%.
dari permen jelly masih memenuhi syarat SNI Cohesiveness atau kohesivitas merupakan
yaitu maksimum 20% (Badan Standar Nasional, indikasi dari kekuatan ikatan internal yang
2008). Menurut Pramono (1995) dalam membentuk makanan. Szczesniak (2002)
Sembiring (2002) menyatakan bahwa konsumen menyatakan bahwa nilai kohesivitas diukur dari
menyukai bahan pangan yang agak basah serta sejauh mana suatu material dapat berubah
mudah dikunyah. Sifat basah, lunak, dan empuk bentuk sebelum pecah. Secara sensorik diartikan
merupakan sifat tekstur yang dikehendaki. seberapa besar suatu materi ditekan di antara
gigi sebelum rusak. Hasil penelitian Wijayanti,
Nilai analisis tekstur dkk., (2015) menyatakan bahwa semakin tinggi
Analisis tekstur terhadap permen jelly kemampuan suatu bahan untuk mengikat air
hanya dilakukan pada formulasi perlakuan maka nilai kohesivitas semakin meningkat. Pada
dengan tingkat penerimaan panelis tertinggi dan hasil permen jelly, semakin tinggi peningkatan
sifat fisik yang terbaik, yaitu perlakuan A3Y3. Uji konsentrasi zat penstabil, maka kemampuan
ini dilakukan dengan menggunakan alat Texture mengikat air akan semakin meningkat. Namun
Profile Analysis (TPA) TA-xt 2i. Hasil yang menurut Zulaikah, dkk., (2014), nilai kohesivitas
diperoleh yaitu nilai kekerasan 2,1662 kgf; daya permen jelly yang didapat berkisar antara 9,234
kohesivitas 0,394 gf; dan elastisitas 65,564%. Ciri gf – 9,617 gf. Pada hasil penelitian didapatkan
yang sering digunakan untuk melihat tekstur nilai kohesivitas permen jelly sebesar 0,394 gf.
makanan adalah kekerasan, kekohesifan, dan Romero, dkk., (2008) menyatakan bahwa adanya
kandungan air (DeMan, 1997).
489
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 4 Th. 2016
peningkatan kandungan gula dapat Atmaka, W., Nurhartadi, E., dan Karim, M. M.
menghasilkan gel yang lebih keras, namun 2013. Pengaruh penggunaan karaginan
tekstur yang kurang kohesif. dan konjak terhadap karakteristik permen
jelly temulawak (Curcuma xanthorrhiza
Roxb). Jurnal Teknosains Pangan. 2(2): 66-
KESIMPULAN 74.
Akoma, O., Elekwa, U. O., Afodunrinbi, A. T., dan Distantina, S., Anggraeni, D. R., dan Fitri, L. E.
Onyeukwu, G. C. 2000. Yogurt from 2008. Pengaruh konsentrasi dan jenis
Coconut and Tigernutsa. The Journal of larutan perendaman terhadap kecepatan
Food Technology in Africa. 5 (4): 132-134. ekstraksi dan sifat gel agar-agar dari
rumput laut Gracilaria verrucosa. Jurnal
AOAC. 1995. Official Methods of Analysis. Rekayasa Proses. 2:11-16.
Association of Official Analytical Chemists.
AOAC, Washington. Fardiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan.
IPB-Press, Bogor.
Apriyantono, A., Fardiaz, D., Puspitasari, N. L.,
Sedarnawati, dan Budiyanto, S. 1989. Harijono, J. Kusnadi, dan Mustikasari, S. A. 2001.
Analisis Pangan. PAU Pangan dan Gizi, Pengaruh kadar karaginan dan total
Bogor. padatan terlarut sari buah apel muda
terhadap aspek kualitas permen jelly.
Askar, S., dan Sugiarto. 2005. Uji kimiawi dan Jurnal Teknologi Pertanian. 2(2): 110-116.
organoleptik sebagai uji mutu yoghurt.
Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Helferich W., Dennis, C., dan Westhoff. 1980. All
Fungsional Pertanian. About Yoghurt. Prentice-Hall, New Jersey.
490
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 4 Th. 2016
Hidayat, N., Padaga, M. C., dan Suhartini, S. Romero, J. B., Villanueva, R. D., dan Montano,
2006. Mikrobiologi Industri. Penerbit Andi, M. N. E. 2008. Stability of agar in the
Jakarta. seaweed Gracilariaeuchematoides
(Gracilariales, Rhodophyta) during
Husni, A., Madalena, M., dan Ustadi. 2015. postharvest storage. Bioresource
Aktivitas antioksidan dan tingkat Technology. 99 : 8151-8155.
penerimaan konsumen pada yoghurt yang
diperkaya dengan ekstrak Sargassum Szczesniak, A. S. 2002. Texture is asensory
polycystum. Jurnal Pengolahan Hasil property. Food Quality and Preference. 13:
Perikanan Indonesia. 18(2): 108-118. 215-225.
Jannah, A. M., Legowo, A. M., Pramono, Y. B., Sembiring, S. I. 2002. Pemanfaatan rumput laut
Al-Baari, A. N., dan Abduh, S. B. M. 2014. (Euchema cottonii) sebagai bahan baku
Total bakteri asam laktat, pH, keasaman, dalam pembuatan permen jelly. Skripsi.
citarasa dan kesukaan yoghurt drink Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
dengan penambahan ekstrak buah Institut Pertanian Bogor. Bogor.
belimbing. Jurnal Aplikasi Teknologi
Pangan. 3(2): 7-11. Soekarto. 1985. Penilaian Organoleptik. Pusat
Pengembangan Teknologi Pangan.
Legowo, A. M. dan Nurwantoro. 2004. Diktat Bharata Karya Aksara, Jakarta.
Kuliah Analisis Pangan. Fakultas
Peternakan. Universitas Diponegoro. Soekarto. 1990. Dasar-Dasar Pengawasan dan
Semarang. Standarisasi Mutu Pangan. IPB-Press,
Bogor.
Osmond, Purwijantiningsih, L. M., dan Pranata,
F. S. 2014. Viabilitas bakteri dan kualitas Tohir, K. A. 1981. Pedoman Bercocok Tanam
permen probiotik dengan variasi jenis Buah-Buahan. Pradnya Paramitha, Jakarta.
enkapsulasi. Skripsi. Fakultas Teknobiologi.
Widodo. 2003. Bioteknologi Industri Susu.
Universitas Atma Jaya
Yogyakarta.Yogyakarta. Lacticia Press. Yogyakarta.
Wijayanti, I., Santoso, J., dan Jacob, A. M.
Prasetyo, H. 2010. Pengaruh penggunaan starter 2015. Karakteristik tekstur dan daya ikat air
yoghurt pada level tertentu terhadap gel surimi ikan lele (Clarias batrachus)
karakteristik yoghurt yang dihasilkan. dengan penambahan asam tanat dan
Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas ekstrak fenol teh teroksidasi. Jurnal Saintek
Sebelas Maret. Surakarta. Perikanan. 10(2): 84-90.
Putri, I. R., Basito, dan Widowati, E. 2013. Zulaikah, I., Widayanti, A., dan Lestari, P. M.
Pengaruh konsentrasi agar-agar dan 2014. Optimasi konsentrasi kombinasi
karagenan terhadap karakteristik fisik, karagenan dan konjak sebagai gelling
kimia, dan sensori selai lembaran pisang agent terhadap sifat fisik kembang gula jelly
(Musa paradisiaca l.) varietas raja bulu. sari buah tomat (Solanum lycopersicum L.).
Jurnal Teknosains Pangan. 2(3): 112-120. Tesis. Fakultas Farmasi. Universitas
Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka. Jakarta.
Ranganna, S. 1976. Manual of Analysis of Fruit
and Vegetable Products. Mc-Graw Hill
Publishing Company, New Delhi.
491