Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

LATIHAN KETERAMPILAN PSIKOLOGIS DAN IMAGERY


TUGAS MATA KULIAH PSIKOLOGI OLAHRAGA

DISUSUN OLEH :
1. MUHAMAD AGIL FATKHUROHMAN (18230196)
2. MUHAMMAD HENDRIAWAN (18230169)

UNIVERSITAS PGRI SEMARANG


PENDIDIKAN JASMANI,KESEHATAN DAN REKREASI
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah
ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “LATIHAN
KETERAMPILAN PSIKOLOGIS DAN IMAGERY’’
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini saya mohon maaf jika makalah ini banyak salah.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Semarang, 11 Desember 2019.

2
KATA PENGANTAR........................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................3
BAB 1. PENDAHULUAN.................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................4
1.2 TUJUAN.................................................................................................................5
1.3 TOPIK PEMBAHASAN........................................................................................5
BAB 2. PEMBAHASAN....................................................................................................6
2.1 LATIHAN KETERAMPILAN PSIKOLOGIS......................................................6
2.2 PENGERTIAN IMAGERY....................................................................................8
2.3 FAKTOR APA SAJA YANG MEMPENGARUHI KEEFEKTIFAN
IMAGERY..............................................................................................................9
2.4 PROSES IMAGERY..............................................................................................11
2.5 TIPE-TIPE IMAGERY...........................................................................................12
2.6 FUNGSI IMAGERY DALAM OLAHRAGA.......................................................12
2.7 PENERAPAN IMAGERY DALAM OLAHRAGA..............................................14
2.8 TEKNIK IMAGERY DALAM OLAHRAGA.......................................................16

BAB 3. PENUTUP.............................................................................................................19
3.1 KESIMPULAN.......................................................................................................19
3.2 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................20

3
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Keberhasilan atlet dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang saling
mendukung antara faktor yang satu dengan lainnya. Faktor tersebut berasal dari
dalam maupun dari luar atlet itu sendiri yang meliputi faktor fisik, psikis,
teknik, taktik, pelatih, sarana dan prasarana latihan, latihan, sosial, dan
sebagainya. Menurut Alderman dalam Sudibyo Setyobroto (1993: 16)
menyatakan bahwa penampilan atlet dapat ditinjau dari empat dimensi yaitu:
(1) dimensi kesegaran jasmani meliputi antara lain daya tahan, daya ledak,
kekuatan, kecepatan, kelentukan, kelincahan, reaksi, keseimbangan, ketepatan,
dan sebagainya, (2) dimensi keterampilan meliputi antara lain: kinestetika,
kecakapan berolahraga tertentu, koordinasi gerak, dan sebagainya, (3) dimensi
bakat pembawaan fisik meliputi antara lain: keaadan fisik, tinggi badan, berat
badan, bentuk badan, dan sebagainya, (4) dimensi psikologik meliputi:
motivasi, percaya diri, agresivitas, disiplin, kecemasan, intelegensi, keberanian,
bakat, kecerdasan, emosi, perhatian, kemauan, dan sebagainya.
Sedang Singer dalam Singgih D. Gunarsa (2001: 29) menyatakan
bahwa olahraga adalah kegiatan yang meliputi aspek pisik, teknik dan, psikis.
Prestasi puncak olahraga merupakan aktualisasi dari ketiga aspek tersebut.
Aspek fisik adalah keadaan atlet yang berhubungan dengan struktur morfologis
dan antropometrik yang diaktualisasikan dalam prestasi, aspek teknik adalah
potensi yang dimiliki atlet dan dapat berkembang secara optimal untuk
menghasilkan prestasi tertentu, sedang aspek psikis berhubungan dengan
struktur dan fungsi aspek psikis baik karakterologis maupun kognitif yang
menunjang aktualisasi potensi dan dilihat pada prestasi yang dicapai.
Beradasarkan berbagai pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa dalam mencetak atlet yang berprestasi ketiga aspek dalam diri atlet
(fisik, teknik dan psikis) harus dioptimalkan melalui program yang sistematis

4
dan terpadu antara satu samalain. Latihan tidak boleh hanya dilakukan untuk
mengembangkan salah satu aspek, akan tetapi semua harus dilatihkan
sepanjang periodesasi latihan dengan kadar yang disesuaikan.

1.2 TUJUAN MAKALAH


1. Memahami latihan keterampilan psikologis
2. Memahami pengertian imagery dalam olahraga
3. Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi keefektifan imagery
4. Memahami proses imagery
5. Mengetahui tipe-tipe dari imagery
6. Memahami fungsi imagery dalam olahraga
7. Memahami penerapan imagery dalam olahraga
8. Mengetahui teknik imagery dalam olahraga.
9. Memahami latihan keterampilan psikologis

1.3 TOPIK PEMBAHASAN


1. Latihan keterampilan psikologis
2. Pengertian imagery
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi keefektifan imagery
4. Proses imagery
5. Tipe tipe imagery
6. Fungsi imagery dalam olahraga
7. Penerapan imagery dalam olahraga
8. Teknik imagery dalam olahraga

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 LATIHAN KETERAMPILAN PSIKOLOGIS


Pelatihan Keterampilan Psikologi (PST) adalah kombinasi yang dirancang secara
individual, metode yang dipilih untuk mencapai kebutuhan keterampilan
psikologis (Gill, 2000). Tak ada satupun latihan keterampilan PST yang indah,
masing-masing program harus individual berdasarkan kondisi psikologis individu
dan olahraga. Untuk menyukseskan pengumpulan program PST, penting untuk
membedakan antara keterampilan PST dan metode PST. Keterampilan
PST adalah kualitas psikologis atau atribut yang perlu dikembangkan (yaitu
kepercayaan diri, konsentrasi), metode PST adalah alat yang akan digunakan
untuk membantu meningkatkan keterampilan PST (Calmels et al. 2003). Banyak
penelitian awal menggunakan program PST preskriptif menggunakan metode PST
tunggal dan diperiksa efeknya pada kinerja (Martin, Moritz & Hall, 1999; Garza
& Feltz, 1998). Thelwell dan Greenlees (2001) berpendapat bahwa "ketika
melaksanakan program PST kecil kemungkinan bahwa metode tunggal akan
dipekerjakan oleh seorang psikolog olahraga. Thelwell dan Greenlees (2001)
mengaris bawahi bahwa "lebih efektif untuk menggunakan kombinasi
keterampilan mental yang berhubungan dengan olahraga tertentu."

Ada banyak pelatihan ketrampilan psikologis antara lain pelatihan


pemecahan masalah yang kreatif, pelatihan asertivitas, pelatihan wawancara
pekerjaan, dan pelatihan ketrampilan sosial. Pada prinsipnya pelatihan
ketrampilan psikologis ini dapat dilaksanakan melalui 3 tahap, yaitu:

1. Modelling, yang dilakukan dengan cara memperlihatkan contoh tentang


ketrampilan berperilaku yang spesifik, yang diharapkan dapat dipelajari
oleh pelatih. Model ini dapat langsung disajikan oleh terapis, pemeran atau

6
aktor/aktris, model melalui video, ataupun gabungan dari model yang
sesungguhnya dan model video. Untuk memenuhi tujuan ini disusun
langkah-langkah yang akan diperagakan oleh model, baik langsung
maupun melalui kaset video. Ketrampilan yang diajarkan dapat berupa
ketrampilan tunggal maupun ketrampilan kombinasi. Ketrampilan tunggal
hanya memuat satu jenis ketrampilan dasar saja, misalnya ketrampilan
memulai pembicaraan, melakukan pembicaraan, mengakhiri pembicaraan
dan seterusnya. Ketrampilan kombinasi memuat pelatihan mengenai
aplikasi ketrampilan dasar untuk menghadapi masalah-masalah dalam
kehidupan nyata.

2. Bermain Peran (role play), dilakukan dengan cara mendengarkan petunjuk


yang disajikan model atau melalui video. Setelah itu biasanya dilanjutkan
dengan diskusi mengenai aktivitas yang dimodelkan. Latihan verbalisasi
sangat diperlukan di sini melalui diskusi mengenai kejadian-kejadian yang
sering membuat peserta berada dalam kesulitan. Bagi pelatih, latihan ini
dapat dilakukan dengan cara menyajikan situasi/model, dan menanyakan
pada klien mengenai apa yang akan dilakukannya apabila berada dalam
situasi seperti itu. Setelah diskusi selesai, latihan bermain peran dapat
dilakukan.

3. Umpan Balik (feedback) terhadap Kinerja yang Tepat, yang dilakukan


dengan cara memberi pengukuh terhadap peserta yang menunjukkan
kinerja yang tepat, apabila peserta berhasil melakukan peran yang
dilatihkan secara in-vivo, maupun apabila peserta mengemukakan target
perilaku yang ingin dilakukan.

7
2.2 PENGERTIAN IMAGERY
Imajeri (imagery) merupakan suatu proses di dalam pikiran, dimana
pengalaman sensori disimpan di dalam memori dan secara internal diulang
dan dialami lagi di dalam pikiran, tanpa perlu menghadirkan stimulus
eksternalnya (Maksum, 2011: 64). Artinya, imagery merupakan suatu
pengulangan gerakan, kejadian, situasi atau pengalaman di dalam pikiran
yang dilakukan secara sengaja namun tidak memerlukan adanya suasana,
kondisi, peralatan ataupun orang-orang yang sebenarnya ada di dalam
pengalaman atau kejadian yang sesungguhnya. Imagery berarti gambaran-
gambaran mental secara kolektif, yang menyebabkan seseorang dapat
membentuk gambaran-gambaran dalam otaknya (Katono & Gulo, 2000:
217). Latihan imagery merupakan suatu bentuk latihan mental yang berupa
pembayangan diri dan gerakan di dalam pikiran. Latihan imagery ini
bermanfaat untuk mempelajari atau mengulang gerakan baru, memperbaiki
suatu gerakan yang salah atau belum sempurna dan guna melatih simulasi
dalam pikiran. .

Artinya imagery dapat didefinisikan, menggunakan semua indera


untuk menciptakan atau membuat sebuah pengalaman dalam pikiran.
Definisi ini mengandung tiga kunci untuk memahami Imagery.
1. Imagery sebagai sebuah proses menciptakan atau membuat :
Melalui imagery kita mampu menciptakan serta menciptakan
pengalaman dalam pikiran kita. kita menciptakan
pengalaman setiap saat.
2. Imagery sebagai suatu pengalaman polysensory : imagery
sebagai suatu pengalaman polysensory : Kunci kedua untuk
memahami imagery adalah menyadari bahwa imagery dapat
dan harus melibatkan semua indera, dimana semua itu adalah
pengalaman polysensory. Imagery walaupun sering disebut
"visualisasi" atau "melihat dengan mata pikiran," adalah
pandangan bukan sebuah satu-satunya pengertian dari

8
imagery. Semua indera kita sangat penting dalam mengalami
kejadian pada proses imagery. Imagery dapat dan harus
melibatkan indera sebanyak mungkin termasuk penglihatan,
pendengaran, penciuman, pengecapan, peraba, dan indra
kinestetik.
3. Imagery sebagai tidak adanya rangsangan eksternal :
Karaketristik penting imagery yang ketiga adalah bahwa
imagery tidak memerlukan rangsangan luar awal. Citra
adalah pengalaman indra yang terjadi dalam pikiran tanpa
alat peraga lingkungan.
Melihat dari berbagai pendapat diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa pengertian dari imagery adalah salah satu bentuk latihan mental yang
menyertakan berbagai indera pada saat membentuk suatu gambar dalam
pikiran (pada saat melakukan imagery) sehingga semua indera secara intens
mengalami kejadian pada proses imagery ini seperti menggunakannya
secara nyata. Dimana latihan ini memiliki tujuan untuk meningkatkan
kinerja atlet dalam olahraga baik dalam proses berlatih maupun pada saat
tampil dalam sebuah pertandingan atau kompetisi.

2.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIFITAS


IMAGERY
Ada empat faktor yang dapat mempengaruhi keefektifan dari imagery,
antara lain:
1. Nature of the Task
Faktor pertama yang mempengaruhi efektifitas imagery adalah
kemampuan kognitif seseorang dalam melakukan latihan mental.
Kemampuan kognitif memiliki peran yang penting, contohnya adalah
seseorang mengetahui hal apa yang akan dicoba, memahami
konsekuensi yang muncul dari prosesnya, dan dapat memprediksi

9
kejadian dari pengalaman sebelumny pada satu kemampuan yang
sama.
2. Skill Level of the Performer
Faktor penting lainnya yang mempengaruhi efektifitas dari
imagery adalah tingkat keterampilan dari orang yang melakukan
imagery, yang dimaksud disini adalah imagery dapat lebih
memberikan efek pada orang yang memiliki pengalaman dalam
olahraga lebih lama dan lebih menguasai tekniknya dibandingkan
orang yang baru mengerti tentang olahraga. Contoh ketika seorang
siswa baru diberi teknik melakukan smash yang benar kemudian
diperintahkan untuk melakukan imagery tentang melakukan smash
maka efek yang muncul tidak terlalu signifikan karena kurangnya skill
dari siswa. Berbeda dengan seorang atlet olimpiade bolavoli yang
melakukan imagery gerakan smash, maka ia akan jauh lebih cepat
memahami dan efek yang timbul akan jauh lebih signifikan.
3. Imaging Ability
Tingkat imajinasi seseorang juga mempengaruhi efek dari imagery,
bisa dibayangkan jika ada seorang atlet dengan tingkat imajinasi yang
kurang baik maka ketika ia melakukan imagery hasil yang didapatkan
akan kurang maksimal jika dibandingkan dengan atlet lain yang
memiliki tingkat imajinasi yang jauh lebih baik.
4. Using Imagery Along With Physical Practice
Melakukan imagery bersamaan dengan latihan fisik juga menjadi
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi efektifitas imagery, kita
bisa membayangkan jika seorang atlet hanya melakukan imagery akan
tetapi tidak melakukan praktek secara langsung maka proses imagery
yang dilakukan akan sia-sia dan akan mengurangi efek dari imagery itu
sendiri. Oleh karena itu ketika seorang atlet melakukan imagery akan
jauh lebih baik jika diiringi dengan latihan atau praktek secara
langsung.

10
2.4 PROSES IMAGERY
Banyak teori yang menjelaskan bagaimana proses imagery
bekerja pada tubuh manusia. Pada dasarnya pikiran kita adalah alat
pengontrol tubuh kita sendiri, ini merupakan sebuah pemikiran yang
masuk akal dimana hubungan pikiran dan tubuh manusia merupakan
hubungan yang sangat penting dan juga esensial. Hubungan ini terjadi
apakah anda benar-benar melaksanakan tugas atau hanya berfikir
untuk melakukan salah satu. Salah satu penelitian yang terkenal adalah
penggunaan elektroda pada kaki-kaki atlet ski salju pegunungan alpine
untuk menguji otot mirip dengan impuls listrik yang dihasilkan selama
gerakan yang sebenarnnya. Hasil dari percobaan tersebut sangat jelas
menunjuk bahwa saat pemain ski itu duduk dan hanya memikirkan saat
dia bermain ski menurun, pola serupa ditemukan pada otot seolah-olah
dia telah benar-benar bermain ski. Dengan membayangkan dan
memvisualisasikan diri anda bermain sepak bola, otot akan anda
gunakan untuk melakukan tugas fisik yang dirangsang pada tingkat
yang sangat rendah. Aktivasi otot halus ini tidak cukup kuat untuk
menghasilkan gerakan yang sebenarnya anda bayangkan, tapi
rangsangan tidak berfungsi untuk membentuk cetak biru bagi gerakan
atau keadaan tertentu. Dengan menciptakan informasi sensorik yang
tepat yang memberikan kontribusi untuk keberhasilan pelaksanaan
keterampilan perilaku yang benar untuk situasi tertentu, anda akan
memperkuat cetak biru sehingga menjadi lebih mungkin bahwa anda
serius meningkatkan standar kinerja anda, anda akan membutuhkan
untuk mengembangkan keterampilan membayangkan secara efektif
baik unsur-unsur teknis dan taktis dari sepakbola (Andy Cale dan
Roberto Forzoni, 2004:120).

11
2.5 TIPE-TIPE IMAGERY
Ada dua tipe dari imagery yaitu:
1. Internal Imagery
Internal Imagery merupakan proses membayangkan atau
mengimajinasikan suatu ketrampilan gerak dari sudut pandang dan
pemikiran individu itu sendiri layaknya kita memiliki sebuah kamera
didalam kepala. Dengan kata lain kita hanya bisa melihat apa yang kita
lihat dari jangkauan penglihatan normal. Contohnya pada pitcher
softball, dia hanya bisa melihat wasit, bola yang ada di glove, dan
catcher, akan tetapi tidak bisa melihat penjaga base yang ada diluar
jangkauan penglihatan.
2. Eksternal Imagery
Eksternal Imagery merupakan proses melihat diri sendiri dari
perspektif lingkungan, hal itu seperti melihat diri sendiri didalam
sebuah film atau tayangan video. Contohnya seorang pitcher pada
permainan softball membayangkan dirinya dari sudut pandang orang
lain, sehingga ia bukan hanya melihat apa yang bisa ia lihat seperti
pada internal imagery, akan tetapi ia seperti melihat seluruh permainan
secara keseluruhan layaknya seorang penonton.

2.6 FUNGSI IMAGERY DALAM OLAHRAGA


Imagery merupakan bagian dari latihan mental atau mental
training. Fungsi imagery dalam bidang olahraga sering diaplikasikan pada
beberapa situasi sesuai dengan kebutuhan olahragawan atau atlet.
Latihan imagery jika dilakukan dengan program yang tepat dapat
bermanfaat untuk mempersiapkan olahragawan dalam melakukan suatu
gerakan, gaya, atau keterampilan baru. Dapat pula diterapkan untuk
memperbaiki suatu gerakan, gaya, atau cara bereaksi. Selain itu juga dapat
digunakan untuk meningkatkan konsentrasi, meningkatkan motivasi,

12
membangun kepercayaan diri, memantapkan strategi persiapan
pertandingan serta, mengurangi rasa sakit dan pemulihan pasca cedera.
Imagery membantu atlet untuk menciptakan gambaran yang riil
berkaitan dengan kesulitan dan masalah-masalah yang mungkin akan
dihadapi oleh para atlet selama pertandingan. Seperti diketahui, atlet
seringkali membuat gambaran yang tidak nyata baik tentang dirinya
maupun tentang lawan yang akan dihadapi. Menganggap lawan lebih
superior, kemampuan teknisnya masih rendah atau lingkungan
pertandingan yang menekan seringkali muncul dibenak para atlet ketika
menyiapkan diri untuk sebuah pertandingan.
Efeknya, seringkali atlet merasa rendah diri dan akhirnya merasa
cemas yang berlebihan. Jika berlanjut terus menerus, maka kecemasan
tersebut akan mengganggu performa atlet tersebut. Kecemasan yang
muncul sebelum bertanding akan mengurangi konsentrasi dan membuat
penampilannya menurun.
Selain itu, Imagery juga dapat membantu atlet untuk meningkatkan
motivasinya. Dengan gambaran diri yang jelas, maka atlet akan
menyadari kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan dapat dia gunakan
sebagai senjata untuk mengalahkan lawan, sedangkan kelemahan bisa
menjadi evaluasi agar kekurangan-kekurangannya bisa ditutupi dengan
teknik yang lain.
Imagery juga digunakan untuk membayangkan hasil akhir yang
diharapkan. Dalam bahasa yang lain, atlet diajak untuk mempunyai
pikiran yang positif mengenai dirinya dalam rangka menjalani kompetisi
atau pertandingan yang akan dihadapi. Dengan pikiran yang positif,
ketenangan, konsentrasi dan motivasi akan berada dalam posisi yang
optimal.
Imagery bisa digunakan untuk berbagai keperluan. Meningkatkan
performa, konsentrasi hingga proses penyembuhan cedera bisa
menggunakan proses imagery. Imagery merupakan bagian dari proses
latihan yang diberikan secara rutin dan berkala.

13
2.7 PENERAPAN IMAGERY DALAM OLAHRAGA
Imagery merupakan suatau teknik yang digunakan dalam melatihkan
mental atlet yang dapat digunakan dalam berbagai kondisi sesuai dengan
kebutuhannya, apakah untuk memperbaiki suatu gerakan, gaya, atau cara
bereaksi, kesadaran diri olahragawan, meningkatkan rasa percaya diri,
mengontrol emosi, mengurangi rasa sakit, mengatur gugahan semangat
(arousal), serta memantapkan strategi persiapan pertandingan.
Berikut merupakan gambaran bagaimana imagery digunakan dalam
berbagai situasi tersebut:
1. Sebelum dan Sesudah Latihan
Salah satu cara untuk menjadwalkan imagery secara sistematis
adalah untuk memasukkannya sebelum dan setelah setiap sesi latihan. Batasi
sesi ini sekitar 10 menit; sebagian besar atlet memiliki kesulitan
berkonsentrasi lebih lama tampa imagery. Untuk memusatkan konsentrasi
dan bersiap-siap sebelum latihan, atlet harus memvisualisasikan
keterampilan, rutinitas, dan permainan yang mereka harapkan untuk
dilakukan. Setelah selesai latihan atlit harus meninjau kembali keterampilan
dan strategi yang mereka latih. Karena atlit baru saja selesai berlatih, rasa
gerakan harus segar dalam pikiran, yang akan membantu menciptakan
kejelasan dan kesegaran gerak tersebut dalam pikiran atlet adalah imagery.

2. Sebelum dan Sesudah Pertandingan


Imagery dapat membantu atlet untuk berfokus pada kompetisi yang
akan dilakukan, jika atlit meninjau dan merencanakan apa yang mereka
ingin lakukan, termasuk strategi yang berbeda untuk situasi yang berbeda.
Waktu optimal imagery dalam kompetisi ini berbeda dari satu orang ke
orang lain: beberapa atlet dapat memvisualisasikan sebelum dimulainya
kompetisi, sedangkan yang lain lebih suka melakukannya satu atau dua jam
sebelumnya. Poin terpenting adalah bahwa visualisasi cocok untuk

14
digunakan dalam rutinitas pra-event. Imagery tidak boleh dipaksakan atau
dilakukan secara terburu-buru. Setelah kompetisi, atlet dapat memutar ulang
hal-hal yang mereka lakukan dengan berhasil dan mendapatkan gambaran
yang hidup dan terkontrol.
Pada situasi yang hampir sama, siswa dalam pembelajaran
pendidikan jasmani dapat membayangkan dalam mengoreksi kesalahan
dalam pelaksanaan keterampilan yang dipelajari dan dilatih. Siswa juga
dapat memutar ulang eksekusi teknik yang gagal, untuk diperbaiki dengan
membayangkan keberhasilan serta mengkoreksinya atau memilih strategi
untuk memperbaikinya. Imagery juga dapat digunakan untuk menguatkan
cetak biru dalam memori gerak keterampilan yang sudah dilakukan dengan
baik.
3. Selama Waktu Istirahat antara Latihan dan Kompetisi
Waktu dan batasan antara musim atau waktu kompetisi dan jeda
kompetisi sering kabur. Dalam banyak kasus, ada yang menyatakan waktu
jeda kompetisi adalah tidak ada, karena atlet harus tetap melakukan
pengkondisian kardiovaskular, beban, dan keterampilan khusus dalam
cabang olahraga selama waktu jeda kompetisi walaupun dengan
pembebanan yang disesuaikan. Penggunaan imagery selama jeda kompetisi
adalah kesempatan yang baik untuk menjaga kondisi motivasi untuk tetap
berlatih dan menetapkan tujuan atau target pada kompetisi yang akan
datang.
Pada banyak olahraga selalu ada jeda istirahat pada permainannya,
pada jeda istirahat ini merupakan kesempatan yang baik dalam memberikan
perlakuan imagery untuk memperbaiki kegagalan penampilan atlet, baik
dari psikis maupun teknis. Imagery dapat digunakan dalam membangun dan
meningkatkan motivasi dan menurunkan tingkat kecemasan yang tinggi
yang dialami atlet.
4. Selama Waktu Pribadi diluar Latihan Resmi
Atlet dapat melakukan imagery di rumah maupun tempat-tempat
khusus lainnya selama atlet tidak berlatih di tempat latihan yang sebenarnya

15
(klub) untuk tetap menjaga motivasi dan fokusnya terhadap olahraga yang
ditekuni.
5. Selama Pemulihan Cedera
Pada waktu pemulihan cedera imagery dilakukan untuk
menanggulangi kecemasan akan kembali cedera. Kecemasan ini adalah hal
normal bagi setiap atlet yang baru saja pulih dari cederanya. Kecemasan
merupakan respons atlet yang lebih bersifat kognitif, bentuk proses belajar
sosial serta berhubungan dengan antisipasi atlet terhadap sesuatu yang tidak
nyata secara fisik.
Istilah kecemasan dianggap sesuai dengan keadaan atlet yang baru
pulih cedera, karena merupakan gambaran perasaan dan penilaian atlet
terhadap riwayat cedera yang pernah dialami. Hal yang dianggap sebagai
ancaman tidak nyata secara fisik karena dalam kenyataannya cedera tersebut
sudah pulih. Kecemasan ini kemudian berdampak secara fisiologis dan
psikologis yang akan terlihat pada performance atlet.

2.8 TEKNIK IMAGERY DALAM OLAHRAGA


Ada beberapa teknik latihan visualisasi atau imagery yang dapat
dilakukan di dalam atau di luar lapangan. Waktu yang dibutuhkan juga relatif,
bisa sangat singkat hanya dalam hitungan detik sampai menit, dapat dilakukan
di tempat yang sunyi ataupun ramai, bahkan pada saat sedang melakukan
pertandingan. Latihan visualisasi yang lebih panjang dan terpandu (guided
visualization) biasanya dilakukan dengan menyendiri di ruang yang sunyi,
tenteram, nyaman (umumnya di kamar tidur atau ruang khusus), terutama
dilakukan pada awal melakukan latihan visualisasi, atau pada saat digunakan
untuk meredakan ketegangan.

16
Untuk menguasai kecakapan imagery, diperlukan pemahaman yang
mendalam dari olahragawan dan bimbingan yang jelas dari pelatih mental, agar
tidak terjadi kekeliruan dalam menerapkannya. Pelatih mental atau psikolog
olahraga dibutuhkan sebagai pendamping olahragawan saat melakukan latihan
imagery, untuk misalnya memandu latihan imagery, memilih kata-kata yang
tepat untuk digunakan dalam imagery, dan meningkatkan kemampuan imagery.
Untuk melakukan latihan imagery, perhatikan panduan imagery sebagai
berikut:
1. Cari tempat yang tenang sehingga tidak akan terganggu, ambil posisi
yang nyaman dan usahakan relaks.
2. Imajinasi yang diberikan harus positif dan berhasil, jangan negatif.
3. Mengikut sertakan sebanyak mungkin penginderaan.
4. Berimajinasi secara keseluruhan.
5. Dapat dilakukan sebelum dan selama latihan atau pertandingan.
6. Pelatih harus berpengalaman untuk kualifikasi imagery.
7. Akhiri latihan ini dengan bernafas dalam-dalam, membuka mata dan
kembali menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Secara lebih spesifik berikut merupakan tahap-tahap yang harus dilalui


dalam menjalankan latihan imagery:
1. Duduklah di tempat yang nyaman dan tidak ada gangguan.
2. Nyamankan tubuh dengan mengambil nafas panjang dan perlahan-lahan.
3. Tutup mata dan ciptakan gambaran yang jelas dan meyakinkan. Gambaran
ini bisa jadi merupakan gambaran dari peristiwa yang pernah dialami atau
bisa juga sesuatu yang diinginkan.
4. Jika tiba-tiba muncul gambaran lain yang mengganggu atau tiba-tiba
berfikir tentang sesuatu yang lain, segeralah sadari dan kembali ke
gambaran semula.
5. Fokuslah pada pernafasan jika kehilangan gambaran yang diinginkan tadi.

17
6. Pertahankan sikap yang positif.
7. Bayangkan penglihatan, suara-suara, rasa, perasaan, bahkan bau dari
pengalaman.
8. Catatlah detil-detil dari gambaran tersebut sebaik mungkin. Apa yang
dipakai, siapa saja yang ada disana, apa yang didengar, bagaimana
perasaan Anda?
9. Jika sesi latihan imagery itu tidak berjalan sesuai keinginan, maka bukalah
mata dan segera memulainya lagi yang diawali dengan pernafasan.
10. Selalu mengakhiri latihan Imagery dengan gambaran yang positif.

18
BAB III
PENUTUP

2.5 KESIMPULAN
1. Pelatihan Keterampilan Psikologi (PST) adalah kombinasi yang
dirancang secara individual, metode yang dipilih untuk mencapai
kebutuhan keterampilan psikologis (Gill, 2000). Tak ada satupun
latihan keterampilan PST yang indah, masing-masing program harus
individual berdasarkan kondisi psikologis individu dan olahraga

2. Imagery atau visualisasi merupakan bentuk kreasi mental yang


dilakukan secara sadar dan disengaja dan bertujuan untuk membentuk
persepsi sesuatu dengan jalan membentuk imaji kreatif di dalam benak
seseorang.
3. Latihan imagery jika dilakukan dengan program yang tepat dapat
bermanfaat untuk mempersiapkan olahragawan dalam melakukan
suatu gerakan, gaya, atau keterampilan baru. Dapat pula diterapkan
untuk memperbaiki suatu gerakan, gaya, atau cara bereaksi. Selain itu
juga dapat digunakan untuk meningkatkan konsentrasi, meningkatkan
motivasi, membangun kepercayaan diri, memantapkan strategi
persiapan pertandingan serta, mengurangi rasa sakit dan pemulihan
pasca cedera.
4. Imagery dalam kegiatan olahraga dapat digunakan selama periodesasi
latihan, yaitu digunakan selama training, kompetisi, dan rehabilitasi.
Secara spesifik Imagery dapat digunakan sebelum dan sesudah latihan,
sebelum dan sesudah pertandingan, selama waktu istirahat dalam
latihan dan kompetisi, selama waktu pribadi di luar latihan resmi dan
selama pemulihan cedera.

19
Daftar Pustaka

Gunarsa, Singgih. (2004) Psikologi Olahraga Prestasi


Katono & Gulo (2000)
Komarudin. (2013). Psikologi olahraga. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Maksum, Ali. (2011). Pedoman dan materi pelatihan mental bagi olahragawan.
Jakarta: Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Sapta Kunta. (2013). Latihan imagery, Jurnal Iptek Olahraga, Vol. 1 No. 1. (34-
47). Jakarta: Bidang Sport Science & Penerapan Iptek Olahraga KONI
Pusat.
Singgih D. Gunarsa. (2001). Psikologi olahraga. Jakarta: BPK. Gunung Mulia.
1. 4 th

20

Anda mungkin juga menyukai