MK.PSIKOLOGI PENDIDIKAN
PRODI S1 PENDIDIKAN
ANTROPOLOGI- FIS
SKOR NILAI:
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
( Drs.M.DALYONO,2015)
2
ATA PENGANTAR
ANALSYA MARESYA.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A.Rasionalisasi pentingnya CBR...............................................................................................1
B.Tujuan Penulisan CBR..........................................................................................................................1
C.Manfaat CBR..............................................................................................................................................1
D.Identitas Buku..........................................................................................................................................1
BAB II RINGKASAN BUKU..................................................................................................................1
A. BAB I........................................................................................................................................................... 2
B. BAB II......................................................................................................................................................... 3
C. BAB III........................................................................................................................................................ 3
D. BAB IV....................................................................................................................................................... 4
E. BAB V...................................................................................................................................................... 7
F.BAB VI......................................................................................................................................8
G.BAB VII.......................................................................................................................................9
H.BAB VIII.....................................................................................................................................10
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................................................12
A.KELEBIHAN BUKU......................................................................................................................12
B. KEKURANGAN BUKU..............................................................................................................12
BAB IV PENUTUP...................................................................................................................................13
A.Kesimpulan..........................................................................................................................................1 3
B.Saran......................................................................................................................................................1 3
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
RINGKASAN BUKU
2
B.Bab II “Peranan Ilmu Jiwa Pendidikan Dalam Dunia Pendidikan”
Dalam bab ini di jelaskan bahwa para pendidik diharapkan memiliki pengetahuan
psikologis pendidikan yang sangat memadai agar dapat mendidik para siswa melalui
proses belajar mengajar yang berdaya guna dan berhasil guna. Menurut Lindgren, manfaat
psikologi pendidikan adalah untuk membantu para guru dalam mengembangkan
pemahaman yang lebih baik mengenai kependidikan dan prosesnya.Sementara itu, Chaplin
menitikberatkan manfaat psikologi pendidikan untuk memecahkan masalah-masalah yang
terdapat dalam dunia pendidikan dengan cara menggunakan metode-metode yang telah
disusun rapi dan sistematis. Dari dua macam pendapat tersebut, secara umum psikologi
pendidikan merupakan alat bantu yang penting bagi para penyelenggara pendidikan dalam
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Setidak-tidaknya ada 10 macam
kegiatan pendidikan yang banyak memerlukan prinsip-prinsip psikologi, yaitu :
(1) Seleksi penerimaan siswa baru;
(2) Perencanaan pendidikan;
(3) Penyusunan kurikulum;
(4) Administrasi kependidikan;
(5) Pemilihan materi pelajaran;
(6) Interaksi belajar mengajar;
(7) Pelayanan bimbingan dan penyuluhan;
(8) Metode mengajar
(9) Pengukuran;
(10) Evaluasi.
Untuk menerapkan prinsip-prinsip psikologi tersebut diperlukan guru-guru yang
berkompeten dan bertanggung jawab. Berkompeten artinya bahwa guru mampu
melaksanakan profesinya dengan baik dan benar. Adapun bertanggung jawab adalah guru
mampu mengelola prose belajar mengajar dengan sebaik-baiknya sesuai dengan prinsip-
priinsip psikologis.
C.Bab III “Teori – Teori Psikologi Belajar”
Dalam Bab ini dijelaskan dengan berkembangnya psikologi dalam pendidikan muncul
pula berbagai aliran psikologi pendidikan yaitu psikologi behavoristik;psikologi kognitif;
dan psikologi humansitik. Dalam setiap periode perkembangan aliran psikologi tersebut,
mulcullah teori-teori tentang belajar, yaitu:
3
• Teori belajar psikologi behavioristik, yang berendapat bahwa tingkah laku siswa
merupakan reaksi-reaksi terhadap lingkunganmereka pada masa lalu dan masa sekarang
dan bahwa segenap tingkah laku merupakan hasil belajar. Bahwa tingkah laku manusia
dikendalikan oleh ganjaran (reword) dan penguatan (reinforcement). Teori – teori ini
dipelopori oleh Thorndike, Pavlov, Watson dan Guthrie.
• Teori belajar psikologi kognitif, yang berpendapat bahwa tingkah laku seseorang
senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi
dimana tingkah laku itu terjadi. Dalam situasi belajar seseorang terlibat langsung dalm
situasi itu dan memperoleh “insight” untuk pemecahan masalah. Insight itu sering
dihubungkan dengan pernyataan spontan seperti “aha”, “oh”, “I see now”. Teori – teori ini
dipelopori oleh Gestalt, Mex Wertheimer, Lewin, Kurt Koffka dan Wolfgang Kohler.
• Teori belajar psikologi Humanistis, yang orientasinya utamanya tertuju pada masalah
bagaimana tiap-tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi
yang mereka hubungkan dengan pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Tujuannya
adalah untuk membantu siswa mengembangkan dirinya, mengenal dirinya sendiri sebagai
mausia yang unik dan membantunya dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam
diri mereka. Tokoh yang menonjol pada aliran ini adalah Combs Maslov, dan Rogers.
Dalam pembelajaran, harus memperhatikan prinsip-prinsip belajar yang meliputi
:kematangan jasmani dan rohani,memiliki kesiapan,memahami tujuan,memiliki
kesungguhan; dan ulangan dan latihan.
Selain itu,dalam bab ini juga dijelaskan tentang factor-faktor yang mempengaruhi belajar,
antara lain :
• Faktor internal yang meliputi: (1) kesehatan; (2) intelegensi dan bakat; (3) minat dan
motivasi; serta (4) cara belajar.
• Faktor eksternal yang meliputi: (1) keluarga; (2) sekolah; (3) masyarakat; dan (4)
lingkunga sekitar
D.Bab IV “Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia”
Ada dua bagian kondisional pribadi manusia baik secara jasmaniah maupun secara
rohaniah, yaitu bagian pribadi materiil yang kuantitatif dan bagian pribadi fungsional yang
kualitatif. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada materiil sesuatu
sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan, sedangkan bagian pribadi fungsinal yang
kualitatif mengalami perkembangan.
4
1. PERTUMBUHAN
Peristiwa pertumbuhan pribadi manusia berawal dari peristiwa awal herediter. Secara
genetis manusia terbentuk dari satu sperma dan satu telur. Keduanya mewakili sifat dari
orang tuanya yang pada akhirnya akan turun kepada anaknya sebagai individu baru. Dalam
perjalanannya, pertumbuhan ini diatur oleh hukum-hukum antara lain :
(a) Pertumbuhan adalah kuantitaif dan kualitatif;
(b) Pertumbuhan merupakan proses yang berkesinambungan dan teratur;
(c) Tempo pertumbuhan adalah tidak sama;
(d) Taraf perkembangan dari berbagai aspek pertumbuhan adlah tidak sama;
(e) Kecepatan serta pola pertumbuhan dapat dimodifikasi oleh kondisi-kondisi di dalam
dan di luar badan;
(f) Masing-masing individu tumbu menurut caranya sendiri yang unik;
(g) Pertumbuhan adalah kompleks, dan semua aspeknya saling berhubungan.
Dalam kondisi pertumbuhan normal tinggi badan anak dapat ditafsirkan dengan rumus :
• Tinggi badan anak laki-laki = (tinggi badan ayah + 100% tinggi badan ibu) / 2
• Tinggi badan anak perempuan = (tinggi badan ibu + 92% tinggi badan ayah)/ 2
2. PERKEMBANGAN
Perkembangan pribadi diartikan sebagai perubahan kualitatif dari setiap fungsi
kepribadian akibat dari pertumbuhan dan belajar. Perkembangan tidak dapat dipisahkan
dari pertumbuhan. Kematangan pada fungsi jasmaniah sangat mempengaruhi perubahan
fungsi-fungsi kejiwaan. Hukum-hukum dalam perkembangan adalah :
(1) Perkembangan adalah kualitatif;
(2) Perkembangan sangat dipengaruhi oleh proses hasil dari belajar;
(3) Usia ikut mempengaruhi perkembangan;
(4) Masing-masing individu mempunyai tempo perkembangan yang berbeda;
(5) Dalam keseluruhan periode perkembangan setiap spesies perkembangan individu
mengikuti pola umum yang sama;
(6) Perkembangan dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan;
(7) Perkembangan yang lambat dapat dipercepat;
(8) Perkembangan meliputi proses individuasi dan integrasi.
Tahap-tahap perkembangan pribadi manusia meliputi perkembangan fisiologis,
perkembangan psikologis, perkembangan social dan perkembangan didaktis atau
pedagogis.
5
1. Perkembangan fisiologis
Menurut Sigmund Freud ada 6 tahap perkembangan fisiologis pada manusia yaitu :
(a) Tahap oral (umur 0 sd sekitar 1 tahun) dimana mulut bayi merupakan daerah utama dari
aktivitas dinamis manusia;
(b) Tahap anal (umur 1 sd 3 tahun) yaitu dorongan dan gerak individu lebih banyak
terpusat pada fungsi pembuangan kotoran
(c) Tahap falish (umur 3 sd 5 tahun) dimana alat-alat kelamin menjadi perhatian penting
(d) Tahap latent (umur 5 sd 12/13 tahun) dimana anak belajar bersosialisasi, fungsi
imajinasi, ingatan dan pikiran mulai berkembang, mulai mampu berpikir kritis
(e) Tahap pubertas (umur 12/13 sd 20 tahun) dimana kelenjar-kelenjar indoktrin tumbuh
pesat dan berfungsi mempercepat pertumbuhan kearah kematangan
(f) Tahap genital (setelah umur 20 tahun) yaitu pertumbuhan genital merupakan dorongan
penting bagi tingkah laku sesorang.
2. Perkembangan Psikologis
Menurut Jean Jacques Rousseou perkembangan fungsi dan kapasitas kejiwaan manusia
berlangsung dalam 5 tahap, yaitu: tahap
(a) Perkembangan masa bayi (sejak lahir – 2 tahun) dimana perkembangan kepribadian
didominasi oleh perasaan;
(b) Perkembangan masa kanak-kanak (2 s.d 12 tahun) dimana perkembangan pribadi anak
dimulai dengan berkembangnya fungsi-fungsi indra anak untuk mengadakan pengamatan;
(c) Perkembangan pada masa preadolesen (umur 12 s.d 15 tahun) dimana perkembangan
fungsi penalaran intelektual pada anak sangat dominan;
(d) Perkembangan pada masa adolesen (umur 15 s.d 20 tahun) dimana perkembangan
terhadap kualitas kehidupan yang diwarnai oleh dorongan seksual yang kuat;
(e) Masa pematangan diri (setelah umur 20 tahun) dimana perkembangan fungsi kehendak
sangat dominan.
3. Tahap Perkembangan secara Pedagogis
Tahap perkembangan pedagogis dapat ditinjau dari dua sudut pandang yaitu dari sudut
tinjauan teknis umum penyelenggaraan pendidikan dan sudut tinjauan teknis khusus
perlakuan pendidikan. Menurut Hohn Amos Comenius, dari sudut tinjauan teknis umum
penyelenggaraan pendidikan perkembangan pribadi manusia terdiri atas 5 tahap, yaitu :
(a) Tahap enam tahun pertama, yaitu tahap perkembangan penginderaan sehingga anak
mampu mengenal lingkungannya;
6
(b) Enam tahun kedua, yaitu tahap perkembangan fungsi ingatan dan imajinasi individu
sehingga mampu menganalisis lingkungan dengan kemampuan daya pikirnya;
(c) Enam tahun ketiga, yaitu perkembangan fungsi intelektual sehingga anak mampu
mengevaluasi sifat-sifat serta menemuka hubungan antar variable di dalam lingkungannya;
(d) Enam tahun keempat, tahap perkembangan berdikari, “ self direction” dan “self
controle”;
(e) Tahap kematangan pribadi, dimana intelek memimpin perkembangan semua aspek
kepribadian menuju kematangan pribadi.
Di dalam bab ini juga di jelaskan secara singkat tentang teori – teori yang mempunyai
pengaruh terhadap parktek-praktek pendidikan di sekolah antara lain teori nativisme, teori
konvergensi, teori naturalism, teori rekapitulasi dan teori empirisme.
E.Bab V Pembawaan dan lingkungan
1. PEMBAWAAN
Setiap individu lahir dengan membawa hereditas tertentu, ini berarti bahwa karakteristik
individu diperoleh melalui pewarisan dari pihak orang tuanya dan selebihnya dari nenek
dan moyangnya. Para ahli meyakini bahwa hukum mendel mengenai pewarisan sifat
berlaku juga untuk manusia. Warisan atau pembawaan yang terpenting adalah:
1. Bentuk tubuh dan warna kulit
2. Sifat – sifat
Salah satunya dikemukakan oleh Edward Sparanger yaitu :
(a) Manusia ekonomi, yang memiliki sifat hemat, rajin bekerja;
(b) Manusia teori yang memiliki sifat suka berpikr, meneliti;
(c) Manusia politik yang suka menguasai dan memerintah;
(d) Manusia seni yang suka keindahan;
(e) Manusia agamis yang suka mengabdi dan taat ibadah
2. LINGKUNGAN
Secara fisiologis, lingkugan meliputi segala kondisi dan material jasmaniah di dalam tubuh
seperti gizi, vitamin, air, zat asam, suhu, system saraf, darah, kelenjar-kelenjer indoktrin
dan lain-lain.Secara psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulasi yang diterima
individu mulai sejak dalam konsesi kelahiran sampai matinya. Stimulasi itu misalnya
berupa sifat-sifat gen, selera, keinginan, minat, emosi, perasaan, kebutuhan, kapasitas
intelektual, dan lain-lain.
7
Besar kecilnya pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangan
bergantung kepada keadaan lingkungan anak itu sendiri serta jasmani dan rohaninya.
Lingkungan tersebut meliputi lingkungan (a) keluarga; (b) sekolah; (c) masyarakat; dan (d)
keadaan alam sekitar.
F.Bab VI “Ciri - Ciri Kematangan”
Pada bab ini penulis kembali menjelaskan beberapa prinsip dan teori-teori
perkembangan menurut para ahli. Diantaranya teori perkembangan menurut Airstoteles,
Charlotte Buchler, Johan Amos Comenius, H.C Witherington dan Masrun,MA. Khusus
tentang prinsip kematangan, bahwa yang dimaksud dengan kematangan adalah
kemampuan seseorang untuk berbuat sesuatu dengan cara-cara tertentu. Singkatnya ia telah
memiliki intelegensi. Kecerdasan atau intelegensi seseorang member kemungkinan
bergerak dan berkembang dalam bidang tertentu dalam kehidupannya.
Perubahan jasmani memerlukan bantuan “motor learning” agar pertumbuhan itu
mencapai kematangan. Kematangan atau kondisi fisik baru akan memperoleh pengakuan
sosial apabila individu yang bersangkutan mengusahakan “social learning” ( belajar
berinteraksi dengan orang lain atau kelompok serta menyesuaikan diri dengan nilai-nilai
serta minat-minat kelompok).Kesadaran individu terhadap stimulus di alam sekitar maupun
di dalam tubuh di pimpin oleh aktivitas sel-sel khusus di dalam system saraf yang disebut
“receptor”. Tingkah laku manusia dapat terbagi atas dua macam, yaitu:
1. “Responden behavior”, yaitu tingkah laku bersarat dan tidak disengaja, selalu
tergantung kepada stimulus.
2. “Operan behavior”, yaitu tingkah laku disengaja dan tidak selalu tergantung kepada
stimulus.
Kematangan disebabkan karena perubahan “gen” yang menentukan perkembangan
struktur fisiologis dalam system saraf, otak dan indra sehingga semua itu memungkinkan
individu matang mengadakan reaksi-reaksi terhadap setiap stimulus lingkungan. Menurut
English & English, kematangan adalah keadaan atau kondisi bentuk, struktur, dan fungsi
yang lengkap atau dewasa pada suatu organism, baik terhadap satu sifat bahkan seringkali
semua sifat.Kematangan membentuk sifat dan kekuatan dalam diri untuk bereaksi dengan
cara tertentu yang disebut dengan “readiness”, yaitu untuk bertingkah laku baik tingkah
laku yang instingtif atau tingkah laku yang dipelajari. Cronbach memberikan readiness
sebagai segenap sifat atau kekuatan yang membaut seseorang dapat bereaksi dengan cara
tertentu.
8
Pembentukan readiness anak dipengaruhi oleh lingkungan atau kultur di sekelilingnya.
Stimulasi lingkungan serta hambatan-hambatan mental individu mempegaruhi
perkembangan mental, kebutuhan, minat, tujuan, perasaan dan karakterindividu yang
bersangkutan.
G.Bab VII “Kemampuan dan Intelegensi”
1. KEMAMPUAN
Salah satu tujuan dari pendidikan adalah menolong anak mengembangkan potensinya
semaksimal mungkin, dan karena itu pendidikan sangat menguntungkan bagi anak maupun
bagi masyarakat. Anak didik memandang sekolah sebagai tempat untuk mencari sumber
“bekal” yang akan membuka dunia bagi mereka. Orang tua memandang sekolah sebagai
tempat dimana anaknya akan mengembangkan kemampuannya. Bimbingan merupakan
sebagian dari pendidikan yang menolong anak mengenal diri serta kemampuannya dan
juga dunia di sekitarnya.
Agar dapat menolong anak dalam mengembangkan potensi kepribadian dan
kemampuannya, anak harus dikenal dalam segala aspeknya dan dalam konteks (situasi)
hidupnya dimana ia hidup. Faktor-faktor umum yang harus dikenal adalah (1) hakekat
anak; (2) kebutuhan pokok anak; dan (3) langkah-langkah perkembangan anak.
Ada motto yang berbunyi “ makin kita mengenal diri sendiri, makin kita mengenal orang
lain. Makin kita terampil mengembangkan dan mengubah diri sendiri, makin kita berhasil
menolong orang mengembangkan diri.”
Dalam bab ini juga dijelaskan kembali tentang hukum-hukum perkembangan antara lain :
(1) Hukum konvergensi, yaitu perkembangan manusia pada dasarnya dipengaruhi oleh
pembawaan dan lingkungan;
(2) Hukum pertahanan dan pengembangan diri, yaitu bahwa manusia atau organisme
lainnya memiliki dorongan hasrat mempertahankan diri dari hal-hal yang negative;
(3) Hukum masa peka, yaitu terdapat masa yang tepat yang terdapat pada diri anak untuk
mengembangkan fungsi-fungsi tertentu seperti fungsi mulut untuk berbicara;
(4) Hukum keperluan belajar, yaitu pada dasarnya anak berkembang karena belajar;
(5) Hukum tempo perkembangan, yaitu lambat atau cepatnya proses perkembangangan
seseorang tidak sama dengan orag lain
(6) Hukum irama perkembangan, yaitu bahwa perkembangan manusia tidak tetap
terkadang naik terkadang turun
9
(7) Hukum rekapitulasi yaitu bahwa perkembangan individu mencerminkan evolusi
kehidupan jenis mahluk hidup dari tingkat yag paling sederhana ke tingkt yang paling
kompleks.
2. INTELIGENSI
Pada sub ini diuraikan beberapa teori yang menjelaskan tentang inteligensi yaitu :
(1) Teori “uni-factor”, yaitu yang memandang bahwa inteligensi merupakan kapasitas atau
kemampuan umum;
(2) Teori “two factor”, yaitu teori inteligensi yang dikembangkan berdasarkan suatu factor
mental umum yang diberi kode “g” serta factor-faktor spesifik yang diberi tanda “s”;
(3) Teori “multi-factor”, yaitu bahwa inteligensi terdiri dari bentuk hubungan-hubungan
neural antara stimulus dan respon;
(4) Teori “ primary-mental-abilities”, yang menjelaskan bahwa inteligensi merupakan
penjelmaan dari kemampuan pribadi / kemampuan primer;
(5) Teori “sampling”, yaitu teori yang menjelaskan bahwa inteligensi merupakan berbagai
kemampuan sampel.
Setiap orang memiliki inteligensi yang berbeda, hal ini dipengaruhi oleh pembawaan,
kematangan, pembentukan, minta dan pembawaan yang khas serta kebebasan. Dan dari
banyak penelitian yang dilakukan membuktikan tidak adanya perbedaan yang signifikan
antara inteligensi pria dan wanita. Sampai saat ini ilmu pengetahuan belum dapat
menjelaskan tentang pewarisan intelegensi.
3. CBSA
Dalam bab ini juga dijelaskan tentang Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), yaitu suatu
proses kegitan belajar mengajar yang subyek didiknya terlibat secara intelektual dan
emosional sehingga benar-benar berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan belajar.
Indicator untuk menilai cara belajar siswa aktif dalam KBM adalah dapat dilihat dari sudut
pandang (1) siswa, (2) guru, (3) program, (4) stuasi belajar, dan (5) sarana belajar.
Penerapan CBSA dalam KBM melalui tahap perencanaan dan pelaksanaan termasuk
penilaian. Agar pelaksanaannya menjadi optimal, maka dalam KBM perlu memperhatikan
prinsip-prinsip belajar antara lain: (1) stimulasi belajar, (2) perhatian dan motivasi, (3)
respon yang dipelajari, (4) penguatan dan (5) pemakaian dan pemindahan.
H.Bab VIII “Tipe-Tipe dan Kesulitan Belajar”
Mengawali pembahasan pada bab ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar
merupakan perubahan; dalam tingkah laku, yang terjadi melalui latihan atau pengalaman,
10
relative mantap, dan perubahan dalam pengertian pemecahan suatu masalah/berpikir
keterampilan, kecakapan, kebiasaan atau sikap.
Berpikir rasional dan kritis adalah perwujudan perilaku belajar terutama yang bertalian
dengan pemecahan masalah. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah (1) sikap; (2) imbisi;
(3) apresiasi; dan (4) tingkah laku afektif. Selain itu juga dijelaskan tentang aktivitas
belajar yang meliputi: (1) mendengarkan; (2) memandang; (3) meraba; (4) membau dan
mencicipi; (5) menulis dan mencatatnya; (6) membaca; (7) membuat iktisar atau
rangkuman; (8) mengamati table-tabel; (9) diagram dan bagan; (10) menyusun kertas kerja,
paper dan lain-lain.
Keanekaragaman jenis belajar muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan-
kebutuhan kehidupan manusia yang bermacam-macam. Tipe-tipe belajar tersebut antara
laian: (1) belajar abstrak; (2) belajar keterampilan; (3) belajar sosial; (4) belajar pemecahan
masalah; (5) belajar rasional; (6) belajar kebisaan; (7) belajar apresiasi; dan (8) belajar
pengetahuan.
Aktivitas belajar setiap individu tidak selamanya berlangsung secara wajar. Dalam keadaan
siswa tidak dapat belajar sebagimana mestinya disebut sebagai kesulitan belajar. Kesulitan
belajar dipengaruhi oleh: (1) faktor dari diri manusia sendiri (fisiologi dan psikologi); (2)
faktor eksternal (factor nonsial); (3) faktor karena cacat tubuh; dan (4) faktor keluarga.
Beberapa gejala sebagai pertanda ada kesulitan belajar pada diri siswa adalah:
1. Menunjukkan prestasi yang rendah/dibawah rat-rata.
2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilaukan.
3. Lamban dalam melakukan tugas-tugas belajar.
4. Menunjukkan sikap yang kurang wajar,
5. Menunjukkan tingkah laku yang berlainan
Di samping gejala-gejala yang tampak tersebut, guru juga dapat melakukan
penyelidikan melalui : (1) observasi; (2) interview; (3) tes diagnostik; dan (4) dokumentasi.
Setelah itu dilakukan usaha untuk mengatasi masalah melalui langkah : (1) pengumpulan
data; (2) pengolahan data; (3) diagnosis; (4) prognosis; (5) treatment; dan (6) evaluasi.
11
BAB III
PEMBAHASAN
B. KELEBIHAN
Dalam buku Psikologi Pendidikan cetakan ke-8 karangan Drs. M. Dalyono, terdapat
beberapa kelebihan berdasarkan buku pembanding, yaitu :
Materi dalam buku ini dijelaskan secara beruntut sehingga terlihat keterikatan yang
jelas antara materi pada bab berikut dengan bab sebelumnya.
Materi yang dijabarkan dalam setiap bab merupakan materi yang cukup banyak dan
lengkap.
Aspek-aspek pengetahuan psikologi pendidikan dijelaskan secara detail.
Bahasa yang digunakan dalam buku ini mudah dimengerti sehingga bagi siapa saja yag
membacanya akan mudah memahami maksudnya.
Penulisan dalam buku sesuai dengan aturan EYD.
Cover buku yang menarik, membuat adanya ketertarikan pembaca untuk membaca
buku tersebut.
C. KELEMAHAN
Dalam buku Psikologi Pendidikan cetakan ke-8 karangan Drs. M. Dalyono, terdapat
beberapa kelemahan berdasarkan buku pembanding, yaitu :
Tidak disajikan contoh dalam buku ini dalam menjelaskan materi tentang sesuatu yang
aplikatif sehingga tidak tampak efek dari pengetahuan psikologi itu.
Tidak diberikan contoh instrument untuk menyelidiki siswa yang mengalami kesulitan
belajar, misalnya instrument untuk observasi, interview dan lain-lain.
BAB IV
12
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas, mengenai pembahasan isi dalam buku Psikologi Pendidikan
cetakan ke-8 karangan Drs. M. Dalyono, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu
pengertian psikologi pendidikan adalah sebuah pengetahuan tentang kejiwaan peserta didik
dalam mengikuti proses belajar mengajar. Ilmu jiwa pendidikan menitikberatkan kepada
proses pendidikan yang efisien, dimana aspek-aspek psikologi di perhatikan. Pengetahuan
tentang teori-teori psikologi belajar akan sangat bermanfaat bagi guru dalam membantu
anak didik dalam menemukan cara yang terbaik bagi dirinya untuk melakukan
pembelajaran yang lebih baik.
Pertumbuhan pada manusia dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada materiil
sebagai suatu akibat adanya pengaruh lingkungan. Sedangkan perkembangan merujuk pada
perubahan secara kualitatif pada segi fungsional. Pertumbuhan dan perkembangan anak
didik berbeda antara yang satu dengan yang lain. Hal ini sangat tergantung oleh faktor-
faktor yang mempengaruhiya.Pada dasarnya anak didik sering mengalami kesulitan dalam
belajarnya. Kesulitan belajar antara yang satu dengan yang lain tidak sama. Hal ini sangat
tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Untuk mencapai tujuan pendidikan
yang baik dan optimal, guru harus membantu anak didik keluar dari masalahnya dan
bahkan dapat mengatasi masalahnya sendiri jika terjadi kembali. Dengan pengetahuan
psikologi, guru harus memberikan bantuan yang terbaik bagi mereka melalui metode yang
tepat dan penuh dengan cinta.
B. SARAN
Buku Psikologi Pendidikan cetakan ke-8 karangan Drs. M. Dalyono ini sangat baik
dimiliki oleh calon guru, guru dan dosen untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman
yang jelas mengenai pentingnya psikologi pendidikan dalam upaya membantu siswa untuk
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dari seluruh aspek psikologi. Dengan
mempelajari buku ini kita akan dapat memiliki pengetahuan tentang dasar-dasar psikologi
dalam pendidikan. Dengan demikian segala upaya yang dilakukan terhadap siswa
merupakan tindakan yang didasari dengan penuh cinta.
13