TAHUN 2019
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum.
Meningkatkan Pelayanan yang bermutu dengan mengutamakan
keselamatan pasien sesuai kemampuan RSU Syifa Medika
2. Tujuan Khusus.
a. Memberikan acuan pelaksanaan pelayanan ruang ICU di RSU
Syifa Medika Banjarbaru
b. Meningkatkan kualitas pelayanan dan keselamatan pasien ruang
ICU di RSU Syifa Medika Banjarbaru
c. Menjadi acuan pengembangan pelayanan Ruang ICU di RSU
Syifa Medika Banjarbaru
d. Memberikan kebutuhan sesuai kondisi pasien
C. RUANG LINGKUP
D. BATASAN OPERASIONAL
Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar profesi, standar
pelayanan Rumah Sakit dan Standar Prosedur Operasional yang berlaku.
Pelayanan Ruang ICU meliputi dukungan fungsi organ – organ vital seperti
pernapasan, kardiosirkulasi, susunan saraf pusat, ginjal dan lain-lainya, baik
pada pasien dewasa.
Pelayanan Ruang ICU juga memberikan Pelayanan yang seharusnya
pasien tersebut masuk HCU tapi belum tersedianya unit tersebut di RSU Syifa
Medika. Pelayanan HCU diberikan kepada pasien dengan kondisi kritis dan
stabil yang membutuhkan pelayanan, pengobatan dan observasi secara ketat
E. LANDASAN HUKUM
Dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan buku ini adalah sebagai
berikut :
1. Undang-Undang no. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan ;
2. Undang-Undang no. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit ;
3. Kepmenkes RI No.1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit ;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 920/Menkes/Per/XII/1986
tentang Pelayanan Kesehatan Swasta di bidang Medik ;
5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang
Intensive Care Unit ;
6. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1778/Menkes/SK/XII/2010 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan di Intensive Care Unit Rumah
Sakit ;
7. Peraturan Menteri Kesehatan No. 340/Menkes/Per/III/2010 tentang
Klasifikasi Rumah Sakit ;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1087/
Menkes/SK/VIII/ 2010 tentang Standar Kesehatan Dan Keselamatan
kerja di Rumah Sakit
9. Keputusan Direktur Jendral Bina Upaya Kesehatan Nomor
:HK.02.04/I/1966/11 tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan
Pelayanan Intensive Care Unit ( ICU ) di Rumah Sakit.
10. Surat Keputusan Direktur RSU Syifa Medika Banjarbaru
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. TENAGA MEDIS
Seorang dokter intensivis adalah seorang dokter yang memenuhi
standar kompetensi berikut :
a. Terdidik dan bersertifikat sebagai seorang spesialis anastesiologi
melalui program pelatihan dan pendidikan yang diakui oleh
perhimpunan profesi yang terkait.
b. Menunjang kualitas pelayanan ICU dan menggunakan sumber daya
ICU secara efesien
c. Mengabdikan diri lebih dari 50% waktu profesinya dalam pelayanan
ICU
d. Bersedia berpartisipasi dalam suatu unit yang memberikan pelayanan
24jam/hari, 7 hari/minggu
e. Mampu melakukan prosedur critical care, antara lain :
1) Sampel darah arteri
2) Memasang dan mempertahankan jalan napas termasuk intubasi
trakeal, trakeostomi perkutan dan ventilasi mekanis
3) Mengambil kateter intravaskuler untuk monitoring invasive
maupun terapi invasif misalnya; peralatan monitoring, termasuk:
Kateter vena central (CVP)
4) Resusitasi jantung paru
5) Pipa torakostomi
f. Melaksanakan dua peran utama :
A. Pengelolaan pasien
Mampu berperan sebagai pemimpin tim dalam memberikan
pelayanan di ICU, menggabungkan dan melakukan titrasi
pelayanan pada pasien penyakit kompleks atau cedera
termasuk gagal organ multi-sistem. Dalam mengelola pasien,
dokter intensivis dapat mengelola sendiri atau berkolaborasi
dengan dokter lain. Seorang dokter intensivis mampu mengelola
pasien sakit kritis dalam kondisi seperti :
Hemodinamik tidak stabil
Gangguan atau gagal napas, dengan atau tanpa
memerlukan tunjangan ventilasi mekanis
Gangguan neurologis akut termasuk mengatasi
hipertensi intractranial
Gangguan atau gagal ginjal akut
Gangguan endokrin dan / atau metabolic akut yang
mengancam nyawa
Gangguan nutrisi yang memerlukan tunjangan nutrisi
B. Manajemen Unit.
Dokter intensivis berpartisipasi aktif dalam aktivitas-aktivitas
manajemen unit yang diperlukan untuk memberi pelayanan ICU
yang efisien, tepat waktu dan konsisten. Aktivitas-aktivitas
tersebut meliputi antara lain :
Triage, alokasi tempat tidur dan rencana pengeluaran
pasien
Supervisi terhadap pelaksanaan kebijakan-kebijakan unit
Partisipasi pada kegiatan-kegiatan perbaikan kualitas
yang berkelanjutan termasuk supervisi koleksi data
Berinteraksi seperlunya dengan bagian – bagian lain
untuk menjamin kelancaran pelayanan ICU
Mempertahankan pendidikan berkelanjutan tentang
critical care medicine :
Selalu mengikuti perkembangan mutakhir dengan
membaca literature kedokteran
Berpartisipasi dalam program-program pendidikan dokter
berkelanjutan
Menguasai standar-standar untuk unit critical care. Ada
dan bersedia untuk berpartisipasi pada perbaikan kualitas
interdisipliner.
B. TENAGA KEPERAWATAN
Adapun karakteristik perawat, penepatan jumlah dan kualifikasi tenaga
keperawatan serta kompetensi perawat ICU adalah sebagai berikut :
a. Karakteristik perawat ICU
Karakteristik perawat yang bekerja di lingkungan keperawatan intensif
meliputi :
1. Mengelola pasien mengacu pada standar keperawatan intensif
dengan konsisten
2. Menghormati sesama sejawat dan tim lainnya
3. Mengintegrasikan kemampuan ilmiah dan ketrampilan khusus serta
diikuti oleh nilai etik dan legal dalam memberikan asuhan
keperawatan
4. Berespon secara terus menerus dengan perubahan lingkungan
5. Menerapkan ketrampilan komunikasi secara efektif
6. Mendemontrasikan kemampuan ketrampilan klinis yang tinggi
7. Menginterpretasikan analisa situasi yang komplek
8. Mengembangkan pendidikan kesehatan untuk pasien dan keluarga
9. Berfikir kritis
10. Mampu menghadapi tantangan ( Challenging )
11. Mengembangkan pengetahuan dan penelitian
12. Berfikir ke depan ( Visionary )
13. Inovatif
Keterangan :
A = Jumlah shif perhari
B = Jumlah tempat tidur di unit
C = Jumlah hari di unit yang dipakai dalam satu minggu
D = Jumlah pasien yang menginap
E = Tenaga tambahan untuk libur, sakit ( dalam % ) biasanya 20 – 25 %
F = Jumlah pasien yang dibantu oleh seorang perawat ( rasio pasien :
perawat )
G = Jumlah hari dari setiap perawat yang bekerja dalam satu minggu
BAB III
STANDAR FASILITAS
Standar fasilitas
KLASIFIKASI ICU
JENIS
PRIMER SEKUNDER TERSIER
Disain 1 tempat cuci 1 tempat cuci 1 tempat cuci
Area pasien : tangan setiap 2 tangan setiap 2 tangan setiap 2
Unit terbuka 12 – 16 m² tempat tidur tempat tidur tempat tidur
1 tempat cuci 1 tempat cuci 1 tempat cuci
Unit tertutup 16 – 20 m² tangan setiap 1 tangan setiap 1 tangan setiap 1
tempat tidur tempat tidur tempat tidur
1 per tempat tidur 1 per tempat 1 per tempat
Oulet oksigen - tidur tidur
Vakum 2 per tempat tidur - -
Stop kontak 2 per tempat 2 per tempat
tidur tidur
Area kerja :
Lingkungan Air conditioned Air Air
Suhu 3 – 25 C conditioned conditioned
Humiditas 5 – 7% 23 – 25 C 23 – 25 C
Ruang Ada 50 – 70% 50 – 70%
Ruang penyimpanan Terpusat Ada Ada
peralatan dan barang Ada Ada
bersih Ada Ada
Ruang tempat buang Ada Ada
kotoran Ada
Ruang perawat
Ruang staf dokter
Ruang tunggu keluarga 24 jam 24 jam
pasien
Laboratorium
Monitoring
+ + +
1) COC ( cardiac output
computer )
2) Analisa oksigen
3) Mesin EKG 12 lead
4) Mesin EEG / fungsi
cerebral
5) Analisa gula darah
6) Analisa gas darah
7) Analisa Na/K/Cl
( elektrolit )
8) Tempat tidur yang
mempunyai alat ukur
berat badan
9) Pengangkat ( alat untuk
memindahkan pasien )
10)Analisa CO2 Ekspirasi
11)Monitor EKG – 3 lead,
suhu, nadi, tekanan
darah
12)Mesin EKG record
Alat bantu pernafasan
CPAP
Alat bronkoskopi
fibreoptik
Trakeostomi set
Ventilator
Intubasi set
Resusitator manual
Krikotirotomi set
Humifier
Oksigen set
Masker oksigen
Peralatan Renal
1. Set continuous
arteriovenos
Haemofiltration
2. Mesin hemodialisa
3. Alat peritoneal dialisa
Cardiovaskuler
Intra aortic baloon pump
Infusion/syringe pump
Alat pacu jantung
CRV
Defribrilator
CVP set
Vena secti set
Micelaneous
Tempat tidur multi fungsi
Autoclave
Drip stands
Trolley ganti balut
Trolley emergency
Matras
pemanas/pendingin
Blood/fluid warning
devices, pressure bags
dan skala
NGT pump
Bedpans
Blood fridge
Alat anti dekubitus
Dibawah ini sarana dan prasarana yang ada di ICU rumah sakit santa maria
pemalang:
A. Alat Khusus
JUMLA
NO NAMA ALAT
H KETERANGAN
1.
SUCTION 1
2. O2 + HUMIDIFIER 4
3. INFUS PUMP 4
4. SYRING PUMP 4
5. VENTILATOR 1
6. NEBULISER 1
7. LAMPU TINDAKAN 1
8. MONITOR 4
9. ALAT STERIL UV LAMP 1
JUMLA
NO NAMA ALAT
H KETERANGAN
1.
MEJA ADMIN 1
2. KOMPUTER 1
3. PRINTER 1
4. ROL KABEL 1
5. CPU 1
JUMLA
NO NAMA ALAT
H KETERANGAN
1. LEMARI PASIEN 4
MEJA/COUNTER
2. 1
PERAWAT
4. PAPAN TULIS KECIL 0
5. SENTER 2
7. TEMPAT TISSUE 1
8. RAK BUKU 8
9. TEMPAT SOLATIP 1
BAB IV
Prioritas 2 :
Prioritas 3 :
Gol. Pengecualian :
Prioritas 2 :
Prioritas 3 :
LOGISTIK
I. PENGELOLAAN LOGISTIK
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu system dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen
risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden
dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil.
B. TUJUAN
Tujuan dari program keselamatan pasien adalah :
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
I. Pengertian.
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat
kerja / aktifitas karyawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan pribadi
ataupun rumah sakit.
II. Tujuan.
Disamping hal – hal diatas Rumah Sakit juga perlu memperhatikan masalah
pengelolaan limbah medis Rumah Sakit.Limbah medis rumah sakit termasuk dalam
kategori limbah yang berbahaya dan beracun yang sangat penting untuk dikelola
dengan benar. Sebagian limbah medis termasuk ke dalam kategori limbah
berbahaya dan sebagian lagi termasuk kategori limbah infeksius. Limbah infeksius
biasanya berupa jaringan tubuh pasien, jarum suntik, darah, verban, biakan kultur,
bahan / perlengkapan yang bersentuhan dengan penyakit menular / media lainnya
yang diperkirakan tercemari oleh penyakit pasien. Pengelolaan lingkungan yang
tidak tepat akan beresiko terhadap penularan penyakit. Beberapa resiko kesehatan
yang mungkin ditimbulkan akibat keberadaan rumah sakit antara lain : penyakit
menular ( Hepatitis, diare, campak, AIDS, influensa ), bahaya radiasi ( kanker,
kelainan organik genetik ), dan resiko bahaya kimia.
PENGENDALIAN MUTU
a. Apakah Intensive Care Unit telah memiliki standar pelayanan dan prosedur
kerja sebagai acuan dalam melaksanakan tugas pokoknya
b. Apakah sumber daya manusianya telah mendukung untuk kelancaran
kegiatan di Intensive Care Unit tersebut
c. Apakah sarana dan prasarana telah menunjang untuk kegiatan di Intensive
Care Unit
d. Apakah tersedia dana operasional yang cukup untuk menunjang kegiatan
pelayanan di Intensive Care Unit
e. Apakah ada evaluasi hasil kerja
BAB IX
PENUTUP
Intensive Care Unit (ICU) adalah salah satu unit dalam satu rumah
sakit yang mandiri , dengan staf dan perlengkapan yang khusus yang
ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang
menderita penyakit, cedera, atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa
atau potensial mengancam nyawa. Oleh karena itu ruang rawat tersebut
harus dirancang khusus seperti letak bangunannya berada diantara rawat
darurat dan bedah sentral dan satu komplek dengan ruang laboratorium dan
radiologi. Setiap rumah sakit merancang rawat intensif atau yang sudah
populer dengan sebutan ICU sesuai dengan bentuk lahan yang tersedia, dan
kebutuhannya tergantung dari besar atau tipe rumah sakit tersebut. Makin
besar suatu rumah sakit tentunya membutuhkan jumlah dan kapasitas yang
lebih besar dari segi peralatan dan petugas.
ICU diklasifikasikan menjadi ICU primer, sekunder, dan ICU tersier, dan
klasifikasi tersebut tentunya terkait dengan keadaan dan kemampuan dari
masing-masing Rumah Sakit.
Dengan demikian, diperlukan tenaga perawat yang profesional dalam
pengelolaan dan perawatan Intensive, sehingga sangat perlu diadakan
pelatihan-pelatihan demi meningkatkan sumberdaya manusia di bidang
tersebut.
Buku standar pelayanan ruang intensif Care Unit ini diharapkan dapat
menjadi acuan bagi petugas medis maupun perawat di ruang ICU dalam
melaksanakan tugasnya secara profesional
Disadari buku standar ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
diharapkan kritik, sara-saran, masukan guna penyempurnaannya untuk revisi
selanjutnya.
Banjarbaru, 2020
Kepala Instalasi Intensive Care Unit
RSU SYIFA MEDIKA BANJARBARU