Anda di halaman 1dari 13

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL TAHUN 2020/2021


Mata kuliah/Kode : Manajemen Mutu dan Kepemimpinan Pendidikan Kejuruan /KJ701
Jenjang/sks : S2/ 3 sks
Waktu : 150 menit
Dosen pengampu : Agus Setiawan dan Lilis Widaningsih
Sifat Ujian : Daring, open book
==================================================================

Petunjuk:
 Jawablah semua soal di bawah ini dengan tepat dan benar. Bobot tiap soal sama.
 Jawaban dikirim via SPOT UPI dalam satu (satu) pdf file dengan nama file:
UTS-KJ701-Nama_Anda
Soal:

1. Jelaskan siklus penjaminan mutu PDCA dan PPEPP. Lengkapi penjelasan dengan contoh
penerapan pada salah satu aspek dalam penjaminan mutu institusi.

2. Dalam sebuah institusi Pendidikan vokasi, ada beberapa aspek yang menjadi objek
penjaminan mutu, diantaranya: pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat,
kesiswaan/kemahasiswaan, sarana-prasarana, sumber daya manusia, keuangan. Buatlah
analisis SWOT untuk 2 (dua) aspek saja sesuai dengan institusi tempat saudara
bekerja/belajar. Berdasarkan analisis SWOT yang dibuat, buatlah rancangan program
perbaikannya yang dapat berupa program pengembangan atau program konsolidasi
internal.

3. Berdasarkan hasil Regional Expert Workshop tentang TVET 25-26 Oktober 2018 di Ho
Chi Minh, ada beberapa isyu tentang kuatitas dalam TVET Center, yaitu: (1) Private
sector related, (2) TVET Personnel development, (3) Management of TVET Institute, (4)
Teaching and learning methodologies, (5) Quality culture. Jelaskan dan berikan analisis
bagaimana kondisi di Indonesia dan di institusi saudara tentang kelima aspek tersebut.

4. Rumuskan 3 (tiga) indikator kualitas penting di SMK disertai usulan program


pengembangan yang relevan dan dapat dilaksanakan dengan sumber daya yang dapat
diupayakan, sesuai dengan tabel di bawah ini.

1
Program
No Indikator kualitas SMK pengembangan yang Penjelasan/ Keterangan
Relevan
1
2
3

2
5. Jelaskan:

a. Perbedaan KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) dan SKKNI (Standar


Kompetensi Kerja Nasional Indonesia)!
b. Hubungan antara National Qualification Framework (NQF, di Indonesia disebut KKNI)
dengan Quality Assurance (QA)?
c. Mengapa di tingkat regional ASEAN perlu dikembangkan ARQF (ASEAN Reference
Qualification Framework)?
d. Masalah atau tantangan yang dihadapi akibat pemberlakukan KKNI dan ARQF?

------ Selamat bekerja-------

tetap jaga jarak, cuci tangan dan pakai masker


1. Jelaskan siklus penjaminan mutu PDCA dan PPEPP. Lengkapi penjelasan dengan contoh
penerapan pada salah satu aspek dalam penjaminan mutu institusi.

Siklus Penjaminan Mutu PDCA


Plan: Proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan atau perubahan visi misi,
pengembangan kebijakan terkait kualitas, penyusunan prosedur kerja, mendesain output
dari sebuah organisasi, menetapkan pegawai dalam bidang pelatihan dan pengembangan,
merencanakan sumber daya untuk menyediakan pelayanan sebuah organisasi,
merancanakan sarana prasarana, merencanakan proses monitoring, dan merancang
mekanisme pengawasan untuk dokumen atau arsip untuk mendukung proses penjaminan
mutu institusi

Contoh: Dalam Pelaksanaan penjaminan mutu sebuah Lembaga Pelatihan Kerja, dalam
Tahap Plan (Penyusunan Rencana Mutu), LPK harus menjalankan beberapa aktivitas yaitu
Merancang kebijakan prinsip manajemen dan kualitas, pemindaian lingkungan, merancang
tujuan organisasi, merancang rencana jangka pendek, menengah dan panjang, menyusun
kerangka komunikasi, menetapkan struktur organisasi manajemen. Hasil dari proses ini
tertuang dalam dokumen kebijakan, dokumen mutu, dokumen perencanaan dan petunjuk
pelaksanaan/teknis lainnya.

Do: Sebuah tahap operasional dalam proses penjaminan mutu. Proses ini dibuktikan
dengan implementasi dari program dan strategi suatu organisasi yang ditelah
direncanakan/dirancang berdasarkan kriteria dan prosedur kerja yang telah ditetapkan.
Proses ini adalah realisasi seluruh program dan kegiatan yang telah dirancang dan telah
tertuang dalam dokumen perencanaan penjaminan mutu sebuah organisasi.

Contoh: Proses implementasi dari rencana yang telah ditetapkan dalam Tahap Plan perlu
dijabarkan dan diatur bagaimana pelaksanaanya agar pelaksanaan perencanaan tersebut
berjalan optimal berdasarkan berdasarkan kriteria dan prosedur kerja yang telah ditetapkan.
Beberapa aktivitas yang dilakukan pada tahap implementasi adalah dengan menggunakan
SKKNI dan standar lainnya dalam penyusunan program pelatihan, penerapan kurikulum
terstruktur, penyusunan materi pelatihan berdasarkan SKKNI, menggunakan instruktur dan
staf yang sesuai kualifikasi yang telah ditetapkan dalam penyelenggaraan pelatihan,
menyediakan fasilitas dan peralatan yang sesuai kriteria yang telah ditentukan dalam
program pleatihan, dll.

Check: Proses dalam tahap ini adalah untuk mengumpulkan informasi, bukti-bukti dan
temuan. Informasi tersebut ditinjau dan diperiksa. Proses memonitor dan mengevaluasi ini
dilakukan secara sistematis untuk mendapatkan perbandingan antara hasil yang telah
dicapai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh sebuah organisasi atau institusi melalui
proses audit yang obyektif.
Tahap ini melibatkan beberapa pemeriksaan terkait konsistensi dari informasi bukti-bukti
yang telah dilakukan, mengecek validitas prosedur kerja yang dilakukan oleh suatu
organisasi, mengecek mekanisme pengawasan dari kualitas produk atau jasa yang
dihasilkan oleh organisasi, mengecek mekanisme kontrol untuk identifikasi dan
kemampuan penelusurandari sebuah organisasi

Contoh : Untuk menilai atau menguji pencapaian hasil proses pemenuhan mutu yang
dilaksanakan oleh LPK apakah telah menjalanankan pelaksanaan sesuai dengan dokumen
kebijakan, dokumen mutu, petunjuk teknis/SOP maka diperlukan audit.
Proses Audit dalam Tahap Check dalam penjaminan mutu di LPK dapat dilakukan melalui
Audit Interal dan Audit Eksternal. Audit internal dapat dilakukan oleh LPK sendiri
terhadap kepatuhanya pada standar mutu akreditasi. Hasil audit internal didokumentasikan
dalam bentuk laporan audit. Catatan semua audit disimpan dalam berkas dan menyertakan
rencana peningkatan serta peningkatan yang telah dilaksanakan.
Sedangkan LPK dalam melaksanakan audit eksternal, audit dilaksanakan oleh asesor
kepatuhan independent yang bernaung dibawah kelembagaan LA-LPK untuk memastikan
bahwa LPK telah memenuhi standar mutu untuk akreditasi. Audit eksternal merupakan
upaya memverifikasi dan memvalidasi bahwa dokumen bukti yang disediakan pada
asesmen mandiri telah diimplementasikan dan terkini.

Action: Dari proses evaluasi atau audit, hasil assemen tersebit dijadikan petunjuk untuk
melakukan langkah aksi tindak lanjut dari sebuah organisasi. Tahap tindak lanjut ini
membantu proses pengambilan keputusan apa dan bagaimana aksi tindak lanjut itu
dilaksanakan untuk peningkatan mutu organisasi secara berkesinambungan dan
berkelanjutan.
Contoh: Tahap Action dalam penjaminan mutu di LPK merupakan tahap untuk perbaikan
dan tindak lanjut dari proses audit. Hasil evaluasi atau audit digunakan sebagai dasar
pemeliharaan mutu Lembaga Pelatihan. Sebagai contoh jika ada temuan dari audit terkait
ketidak sesuaian antara bukti dengan prosedur kerja maka perlu adanya aksi tindak lanjut
yang diambil. Contoh kasus di Lembaga Pelatihan tentang temuan audit tentang Rekap data
sarana dan prasarana pelatihan di Lembaga pelatihan, untuk menanggapi temuan ini maka
perlu adanya Daftar Inventaris Ruangan sebagai dokumen rujukan untuk merekapitulasi
sarana dan prasarana yang ada di Lembaga pelatihan kerja.

Siklus PPEPP
1. Penetapan
Tahap dimana semua standar dirancang, dirumuskan, disahkan atau ditetapkan oleh
pihak yang berwenang
Contoh: Dalam Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja, Standar mutu ditetapkan oleh
Lembaga Akreditasi-Lembaga Pelatihan Kerja (LA-LPK) ada 8 standar yaitu:
Kompetensi Kerja, Kurikulum dan Silabus, Materi Pelatihan Kerja, Asesmen Pelatihan
Kerja, Instruktur dan tenaga Pelatihan, Sarana dan Prasarana Pelatihan Kerja, Tta
Kelola LPK, dan Keuangan
2. Pelaksanaan
Tahap ini merupakan dimana standar yang telah ditetapkan dilaksanakan oleh smua
pihak yang bertanggungjawab untuk itu.
Contoh: Untuk melaksanakan 8 (delapan) Standar Mutu LPK , proses yang dilakukan
oleh LPK terdiri dari 3 Proses yaitu Pengelolaan, Sumberdaya, dan Program Pelatihan.
Proses Pengelolaan pada LPK terdiri dari sistem pengelolaan, perencanaa, sistem
organisasi, ketentuan pelatihan, evaluasi, dan monitoring. Proses Sumbe daya terdiri
atas kualifikasi pegawai, fasilitas dan perlengkapan, keuangan.
Program pelatihan terdiri atas standar kompetensi, kurikulum, baghan pelatihan dan
asesmen.
3. Evaluasi
Tahap ini dilaksanakan Ketika pihak yang bertanggungjawab mengevaluasi
pelaksanaan standar melakukan pemantauan terhadap ketidaksesuain terhadap
pelaksanaan standar.
Contoh: LPK harus melakukan proses audit oleh internal Lembaga Pelatihan tersebut
sebagai dokumen sebelum pengajuan akreditasi kepada LA-LPK. Ketika pendaftaran
akreditasi dan asesmen mandiri telah diterima, Tim Asesor Kepatuhan dari LA-LPK
akan mengadakan suatu audit dokumen untuk mengidentifikasi setiap are yang belum
sesuai dengan standar akreditasi dan audit lapangan untuk memverifikasi bahwa setiap
bukti dokumen benar-benar diimplementasikan.
4. Pengendalian
Tahap dimana pihak yang betanggungjawab harus melaksanakan korektif atau
melaksanakan rencana perbaikan bila terjadi ketidaksesuaian terhadap pelaksanaan
standar
Contoh: Jika dalam proses akreditasi, LPK menerima hasil temuan audit akreditasi yang
membutuhkan perbaikan dan aksi tindak lanjut, maka LPK tersebut harus menyusun
aksi yang sejalan dengan standar/kriteria mutu yang telah ditentukan. Contoh jika
dalam audit dokumen LPK masih belum memenuhi standar kurikulum yang berbasis
SKKNI, maka LPK harus menyusun dokumen kurikulum yang dipetakan dengan tolok
ukur industry/pemangku kepentingan/SKKNI.
5. Peningkatan
Tahap ini Ketika satu, beberapa, atau seluruh satndar harus ditingkatkan mutunya
secara berkala, berkesinambungan, dan berkelanjutan (Continous improvement)
Contoh: Jika LPK telah mendaptkan akreditasi yang bagus dari LA-LPK dan memenuhi
Kerangka Mutu Pelatihan Indonesia yang terdiri 8 standar mutu maka LPK harus
menjaga prestasi tersebut dan terus meningkatakan kinerjanya sehingga mutu Lembaga
akan meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu.

2. Dalam sebuah institusi Pendidikan vokasi, ada beberapa aspek yang menjadi objek
penjaminan mutu, diantaranya: pendidikan, penelitian, pengabdian kepada
masyarakat, kesiswaan/kemahasiswaan, sarana-prasarana, sumber daya manusia,
keuangan. Buatlah analisis SWOT untuk 2 (dua) aspek saja sesuai dengan institusi
tempat saudara bekerja/belajar. Berdasarkan analisis SWOT yang dibuat, buatlah
rancangan program perbaikannya yang dapat berupa program pengembangan atau
program konsolidasi internal.
Institusi : Balai Latihan Kerja
Aspek Strenghts Weakness Opportunities Threat Program
Perbaikan
Kurikulu Kurikulum Kurikulum Mengembangka Program Melakukan
m dan silabus pelatihan ada n pelatihan pelatihan koordinasi
sesuai dengan yang tidak berbasis tidak TNA
SKKNI sesuai dengan kompetensi diminati (training
kebutuhan sesuai SKKNI oleh need
peserta pelatihan masyarakat, analysis)
atau kebutuhan peserta dengan
industri pelatihan di industry dan
BLK sedikit masyarakat
terkait
penyusunan
kurikulum
program
pelatihan
yang
dibutuhkan
Keuangan BLK BLK tidak BLK dengan Anggaran Menetapkan
mendapat mampu secara anggaran yang BLK rencana
anggaran dari maksimal didapat dari dikurangi/ kegiatan dan
pemerintah membelanjakan pemerintah efisiensi realisasi
untuk anggarannya layak secara jika anggaran
(APBN/APBD jika finansial untuk penyerapan setiap
) untuk kegiatan/progra dapat anggaran bulannya di
membiayai m tidak melaksanakan tidak setiap
operasionalny dilaksanakan kegiatan sesuai memenuhi Bagian
a setiap tahun pada tahun rencana target yang sehingga
nya anggaran kegiatan yang ditetapkan penyerapan
tersebut sudah oleh anggaran
ditetapkan Kementeria dan
untuk n pelaksanaaa
meningkatkan n opersional
sarana prasaran kantor,
pelatihan, kegiatan
opersional pelatihan
pelatihan,dll. dapat
tercapai
sesuai
output yang
ada di
Daftar Isian
Penggunaan
Anggaran

3. Berdasarkan hasil Regional Expert Workshop tentang TVET 25-26 Oktober 2018 di
Ho Chi Minh, ada beberapa isyu tentang kuatitas dalam TVET Center, yaitu: (1)
Private sector related, (2) TVET Personnel development, (3) Management of TVET
Institute, (4) Teaching and learning methodologies, (5) Quality culture. Jelaskan dan
berikan analisis bagaimana kondisi di Indonesia dan di institusi saudara tentang
kelima aspek tersebut.

Menanggapi isu tersebut, jika menilik Balai Latihan Kerja sebagai sebagai unit pelaksana
teknis Lembaga pelatihan yang diberi anggaran oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah
Daerah. BLK telah mampu memenuhi kualitas dalam 5 aspek tersebut
1. Private Sector Related
BLK telah membangun kemitraan dengan pemangku kepentingan disektor industry
untuk mengidentifikasi program pelatihan yang akan dilaksanakan terkait unit
kompetensi yang akan dicapai selama pelatihan, menyusun kurikulum, jangka waktu
pelatihan, agar program pelatihan yang dilaksanakan di BLK menghsilkan lulusan yang
terserap di industry atau dunia kerja.
2. TVET Personnel development
Balai Latihan Kerja dalam meningkatkan kualitas instruktur dan tenaga pelatihan
mempunyai beberapa kegiatan yaitu melalui kegiatan diklat dasar instruktur, Training
for Trainer Softskill, Bimbingan teknis terkait tugas pokok fungsi tenaga pelatihan guna
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang terkait pelaksanaan pelatihan di BLK
3. Management of TVET institute
BLK mempunyai struktur organisasi Manjemen mutu untuk mengawal penjaminan
akreditasi LPK dan penjaminan mutu ISO, melalui pembentukan Wakil manajemen
mutu yang digawangi bagian tata usaha
4. Teaching and Learning Methodologies
Kurikulum program pelatihan berbasis kompetensi merujuk pada SKKNI dan
kebutuhan industry/pemangku kepentingan. Kurikulum di BLK ditinjau dan dipantau
secara berkala guna memastikan relevansi berkesinambungan
5. Quality Culture
Dengan menerapkan standar ISO 9001:2015 dan 14001:2015, BLK mempunyai
komitmen untuk melaksanakan penjaminan mutu di bidang penyelenggaraan pelatihan.
BLK juga menerapkan 5S untuk berkomitmen terhadap kenyamanan lingkungan kerja
untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas.

4. Rumuskan 3 (tiga) indikator kualitas penting di SMK disertai usulan program


pengembangan yang relevan dan dapat dilaksanakan dengan sumber daya yang
dapat diupayakan, sesuai dengan tabel di bawah ini.

Program
No Indikator kualitas SMK pengembangan yang Penjelasan/ Keterangan
relevan
1 Lulus dan mendapatkan Membekali dengan Dengan sertifikat
pekerjaan sertifikat kompetensi kompetensi dapat
yangs sesuai dengan meningkatkan nilai jual
keahliannya lulusan SMK agar terserap
di dunia industry

Pengetahuan dan keahlian


yang dimiliki siswa SMK
mendapatkan pengakuan
dari Lembaga profesi
2 Perilaku yang baik Pelaksanaan program Attitude atau tingkah laku
pelatihan softskill untuk menjadi poin penting bagi
siswa lulusan SMK untuk
terserap di dunia kerja, jadi
sekolah perlu program
softskill tentang etos kerja,
komunikasi, dll
3 Mampu Menciptakan Sekolah perlu Kemampuan menafkahi
pekerjaan sesuai dengan membekali siswa diri sendiri dan
ketrampilan yang dimiliki dengan pengetahuan memeperkerjakan diri
kewirausahaan melalui sendiri dapat diciptakan
seminar, project dll melalui jiwa kewirausahaan

Jika lulusan SMK tidak


terserap di dunia industry
maka mereka mampu untu
menafkahi diri sendiri
dengan menciptakan usaha

5. Jelaskan:

a. Perbedaan KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) dan SKKNI


(Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia)!
KKNI adalah sebuah kerangka yang mampu menyandingkan dan mengintegrasikan antara
bidang Pendidikan, pelatihan dan pengalaman kerja sebagai pengakuan atas kompetensi
kerja yang sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. KKNI memiliki jenjang dan
deskripsi kualifikasi yang jelas dan terukur serta secara transparan dapat dipahami oleh
pihak penghasil dan pengguna tenaga kerja baik di tingkat nasional, regional maupun
internasional

SKKNI Adalah acuan dari standar kompetensi yang berisi unit kompetensi, kriteria unjuk
kerja yang meliputi aspek ketrampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang sesuai dengan
pelaksanaan tugas atau kompetensi pekerjaanya
b. Hubungan antara National Qualification Framework (NQF, di Indonesia disebut
KKNI) dengan Quality Assurance (QA)?

KKNI sebagai acuan untuk menetapkan standar mutu baik di bidang pendidikan,
pelatihan dan pengakuan atas kompetensi kerja. Hal ini dikarenakan KKNI mencakup
pengembangan sistem penjaminan mutu yang memiliki fungsi pemantauan/monitoring
dang pengkajian/asesmen terhadap lembaga yang terkait dengan proses penyetaraan
capaian pembelajaran dengan jenjang/kualifikasi yang sesuai.

c. Mengapa di tingkat regional ASEAN perlu dikembangkan ARQF (ASEAN


Reference Qualification Framework)?
ASEAN perlu mengembangkan ARQF (ASEAN Reference Qualification
Framework) dikarenakan indicator yang dikembangkan lebih sesuai/relevan dan
familiar dengan kondisi di ASEAN. Indonesia mendorong pengembangan NQF dan
RQAF untuk mendapatkan pengakuan kualifikasi di ASEAN
Adapun dengan adanya indicator dan standar yang sama bagi masyarakat
ASEAN akan mendapatkan pengakuan terhadap kompetensinya dan kualifikasi yang
sama di tingkat ASEAN, serta mempermudah pelajar/ pekerja professional untuk belajar
ataupun bekerja di wilayah regional ASEAN sehingga akan terbuka peluang kerjasama
dibanyak sektor.

d. Masalah atau tantangan yang dihadapi akibat pemberlakukan KKNI dan ARQF?
TANTANGAN
Pemberlakukan KKNI dan ARQF akan menimbulkan tantangan bagi beberapa
masyarakat Indonesia dan masyarakat ASEAN yaitu Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA) yang akan menjadi pintu gerbang terbukanya akses di beberapa sektor antara lain
ekonomi, pendidikan, pekerjaa, keuangan, dll. Oleh karena itu stake holder meliputi
pemerintah, dunia pendidikan dan perguruan tinggi, pelaku usaha, industri swasta perlu
sinergi untuk mendongrak daya saing masyarakat khususnya tenaga kerja Indonesia agar
mampu bersaing di ASEAN.
Contoh tantangan bagi;
 Pemerintah pusat dan daerah perlu menyediakan kebijakan yang merangkul semua
pihak, sarana, infrastruktur untuk pengembangan SDM melalui Pendidikan,
pelatihan, dll.
 Dunia Pendidikan dan Perguruan tinggi menghadapai tantangan untuk
meningkatkan kualitas lulusan yang dihasilkan melalui berbagai strategi yaitu
pembelajaran berdasarkan project, pemagangan di industry, dosen harus
melakukan riset dan inovasi, dll
 Dunia Industri swasta harus terlibat membantu dunia Pendidikan dan perguruan
tinggi dalam memberikan wawasan tentang teknologi dengan program magang
untuk guru, instruktur Lembaga Pelatihan, dan siswa sekolah menengah
atas/kejuruan. Pihak industry swasta juga harus memberikan input terkait
kurikulum yang harus dikembangan sekolah agar lulusannya terserap di industry

MASALAH
Jika masyarakat Indonesia tidak merujuk pada KKNI dan ARQF, maka
masyarakat Indonesia khususnya angkatan kerja akan tertinggal dengan
persaingan tenaga kerja di tingkat ASEAN maka akan tercipta pengangguran,
upah tenaga yang kecil, pekerjaan yang tidak sesuai keahlian yang dimiliki, dll

Anda mungkin juga menyukai