Anda di halaman 1dari 16

SI-3212 Struktur Baja

Tugas Rangkuman Chapter 5 & Video


Nama : Laily Wahyu Munzila
NIM : 15018102

Komponen Tekan dengan Beban Aksial

5.1 General
Beberapa jenis komponen tarik yang sering ditemukan yaitu kolom, trusses, dan batang
pengekang. Kolom merupakan komponen vertikal lurus yang panjangnya lebih besar dari
tebalnya. Tiga kegagalan yang mungkin terjadi pada kolom yaitu:

1. Tekuk akibat lentur (flexural buckling),


2. Tekuk lokal (Local buckling), terjadi ketika beberapa bagian penampang lebih tipis dari
keseluruhan penampang. Kemungkinan terjadinya tekuk lokal diukur berdasarkan rasio
antara lebar dan ketebalan penampang.
3. Tekuk puntir, terjadi akibat kombinasi dari puntir dan lentur.

Semakin panjang kolom, maka semakin mudah kolom tersebut mengalami tekuk sehingga beban
yang dapat dipikul semakin kecil. Kemudahan suatu komponen mengalami tekuk diukur dengan
slenderness ratio, rasio antara panjang komponen dengan jari-jari girasi. Tekuk pada suatu
komponen dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tipe sambungan, eksentrisitas beban,
ketidaksempurnaan material kolom, dan tegangan sisa dari proses fabrikasi.

Kolom ideal adalah kondisi ketika beban yang diberikan tersebar merata sepanjang kolom atau
beban tepat berada pada titik berat kolom. Pada kenyataannya, kolom ideal sangat tidak mungkin
tercapai karena beberapa kondisi seperti luas penampang yang tidak sempurna, residual stress,
adanya lubang baut, dan akibat beban transversal.
5.2 Residual Stresses

Residual stresses merupakan salah satu faktor yang memengaruhi kekuatan kolom baja dengan
beban aksial. Residual stresses disebabkan adanya pendinginan yang tidak merata pada
komponen baja. Area yang mengalami proses pendinginan lebih cepat akan memiliki residual
compressive stresses dan yang lebih lambat memiliki residual tensile stresses. Ketika kolom
dengan residual stress diuji, kekuatannya hanya mencapai setengah dari tegangan leleh. Semakin
tinggi beban yang diberikan, beberapa bagian kolom akan cepat mencapai kondisi leleh dan
memasuki kondisi plastis karena adanya residual stresses. Perhitungan tekuk pada kolom dengan
residual stresses menggunakan momen inertia efektif (Ie) dari penampang yang masih dalam
kondisi elastis.

5.3 Sections Used For Columns

Secara teori, ada sangat banyak jenis bentuk baja yang dapat dipilih untuk menahan beban tekan
pada struktur. Namun, jumlah itu dibatasi karena beberapa pertimbangan seperti ketersediaan
penampang, sambungan, dan tipe struktur. Penampang dari komponen tekan biasanya memiliki
bentuk yang sama dengan komponen tarik dengan beberapa pengecualian karena kekuatan pada
komponen tekan dipengaruhi oleh slenderness ratio dan kekakuan komponen itu sendiri. Berikut
beberapa contoh bentuk penampang dari komponen tarik.
5.4 Development of Column Formulas

Pada tahun 1757, seorang matematikawan Swiss, Leonhard Euler menuliskan junral tentang
tekuk pada kolom. Leonhard Euler mungkin saja orang pertama yang menyadari pengaruh
signifikan dari buckling terhadap kekuatan kolom. Saat ini Euler Formula merupakan formula
yang paling sering digunakan.

Hasil uji kolom dengan variasi slenderness ratio adalah sebagai berikut.

Persebaran hasil disebabkan karena eksentrisitas, ketidakseragaman material, ukuran penampang


yang bervariasi, residual stresses, dan variasi jenis kekangan.

Besarnya tegangan leleh pada kolom pendek sangat penting karena tegangan runtuhnya sangat
dekat dengan tegangan leleh. Untuk kolom dengan panjang sedang, tegangan lelehnya sangat
dipengaruhi oleh residual stresses. Kolom yang panjang sangat sensitive terhadap kondisi
kekangan diujungnya.

5.5 The Euler Formula

Semakin panjang kolom, maka tegangan saat kolom mengalami tekuk akan semakin berkurang.
Kolom yang panjang dan langsing akan cenderung mengalami tekuk elastis. Beban tekuk dapat
dihitung dengan rumus Euler sebagai berikut.
Karena , maka . Substitusi I ke dalam rumus Euler sehingga didapat

Perhatikan bahwa kapasitas tekuk yang ditentukan rumus Euler tidak bergantung pada kekuatan
baja yang digunakan.

Persamaan Euler tersebut hanya bisa digunakan jika kondisi perletakan diketahui. Hasil dari
persamaan Euler sangat cocok dengan hasil uji kolom panjang, langsing dengan ujung sendi.
Untuk kondisi actual dengan ujung tidak bebas berotasi, akan digunakan nilai panjang (L) yang
berbeda. L merupakan jarak antara inflection point atau momen 0 pada bentuk tekuk. Jarak
tersebut merupakan panjang efektif dari kolom. Letak point of inflection dari kolom dengan
ujung sendi yaitu di ujung kolom itu sendiri. Letak point of inflection berbeda untuk setiap jenis
ujung kolom.

5.6 End Restraint and Effective Lengths of Columns

Dalam spesifikasi baja, panjang efektif kolom adalah nilai KL. K adalah faktor panjang efektif.
Nilai K tergantung jenis kekangan pada ujung kolom terhadap pergerakan lateral. Jika kolom
terhubung dengan frictionless hinge, panjang efektifnya sama dengan panjang kolom dan nilai K
sama dengan 1. Kolom dengan kedua ujung terjepit sempurna, lokasi point of inflection terletak
pada ¼ panjang kolom dan panjang efektifnya L/2 sehingga K bernilai 0.5. Nilai K untuk kolom
dengan ujung jepit dan sendi yaitu sebesar 0.7.
Semakin kecil panjang efektfif suatu kolom, maka semakin kecil kemungkinan kolom
mengalami tekuk sehingga semakin besar beban yang dapat dipikul kolom tersebut. Perhatikan
bahwa panjang efektif kolom bervariasi antara L/2 hingga L, tetapi ada beberapa pengecualian
untuk kondisi tersebut. Contohnya pada gambar di bawah ini. Pada kondisi ini nilai K = 2.

Berikut nilai K untu berbagai kondisi ujung kolom


Saat menggunakan tabel tersbeut, perlu diingat bahwa nilai K yang digunakan adalah K desain
(baris ke-3). Nilai K dari tabel tersebut hanya dapat digunakan untuk mendesain kolom saja.
Kolom dengan kondisi terkekang diujung dengan balok, dan balok itu sendiri tersambung dengan
kolom lain akan memiliki nilai K yang berbeda dengan tabel di atas.

5.7 Stiffened and Unstiffened Elements

Pada sebuah penampang kolom atau balok, mungkin saja terjadi tekuk lokal sebelum kapasitas
tekuk global tercapai. Oleh karena itu spesifikasi AISC menyediakan nilai batas rasio lebar-tebal
dari suatu komponen. Di dalam AISC Manual ada 2 kategori : element dengan pengaku dan
elemen tanpa pengaku. Elemen dengan pengaku yaitu element ditumpu pada sepanjang kedua
sisi. Elemen tanpa pengaku yaitu elemen hanya ditumpu pada satu sisi.
5.7.1 Classification of Compression Section for Local Buckling

Penampang tekan diklasifikasikan menjadi nonslender elemen dan slender elemen. Elemen non
slender memiliki nilai rasio lebar-ketebalan < . Elemen slender memiliki nilai rasio lebar-
ketebalan > . Nilai didapatkan dari tabel berikut.
Jika komponen termasuk nonslender elemen, acuan yang digunakan adalah E3 di Spesifikasi
AISC. Kekuatan tekan nominal ditentukan berdasarkan batas tekuk lentur. Jika komponen
termasuk slender elemen, kekuatan tekan nominal adalah nilai terkecil dari batas kekuatan tekuk
lentur, tekuk puntir, dan tekuk gabungan lentur dan puntir. Acuan yang digunakan adalah E7 di
Spesifikasi AISC.

5.8 Long, Short, and Intermediate Columns

Kekuatan dan perilaku kolom ketika runtuh bergantung pada panjang efekktifnya. Kolom yang
sangat pendek dapat dibebani hingga kondisi leleh tercapai sehingga beban tekan yang dapat
dipikul besarnya sama dengan kapasitas tariknya. Kolom baja yang sangat panjang akan runtuh
pada beban yang proporsional dengan kekakukan lentur dari kolom tersebut (EI) dan tidak
bengantung pada kekuatan dari komponen bajanya. Kolom dikelompokkan menjadi kolom
panjang, kolom pendek, dan kolom menengah.

5.8.1 Long Columns

Kekuatan kolom panjang dapat ditentukan menggunakan rumus Euler. Kekuatan tekuknya
berada di bawah batas proporsional. Kolom tersebut mengalami tekuk elastis.

5.8.2 Short Columns

Pada kolom yang sangat pendek, tegangan runtuh akan sama dengan tegangan leleh dan tidak
akan terjadi tekuk.

5.8.3 Intermediate Columns

Pada kolo dengan panjang menengah, beberapa serat akan mencapai tegangan leleh dan serat
yang lain tidak. Komponen ini akan runtuh pada leleh dan tekuk. Perilaku itu disebut dengan
perilaku inelastic.

5.9 Column Formulas

Spesifikasi AISC menyediakan 1 persamaan (persamaan Euler) untuk kolom panjang dengan
tekuk elastis dan persamaan empiris untuk kolom pendek dan menengah. Dari persamaan
tersebut, akan didapatkan nilai tegangan tekuk lentur (Fcr). Kemudian kekuatan nominal dapat
dihitung dengan mengalikan Fcr dengan luas penampang.
Selain itu, AISC juga menyediakan nilai dan pada Tabel 4-22. Nilai tersebut berlaku
untuk kondisi 0 < KL/r < 200 dan untuk baja dengan Fy = 35,36,42,46, dan 50 ksi.

5.10 Maximum Slenderness Ratio

Berdasarkan AISC, jika KL/r > 200, maka nilai Fcr < 6.3 ksi. Nilai maksimum dari KL/r adalah
200.
Keunggulan elemen baja terletak pada kemampuannya untuk menahan tegangan. Pada struktur
baja dengan lengkungan yang besar, komponen dengan penampang lebih besar digunakan untuk
menahan gaya tekan, sedangkan kabel yang tipis digunakan untuk menahan gaya tarik. Sebagai
contoh desain Bandara International Porto, Portugal. Batang yang lebih tipis digunakan untuk
menstabilkan struktur dan bagian lengkung bekerja sebagai elemen tekan. Komponen lain dari
sistem ini yang bekerja sebagai elemen tarik adalah tubular web namun dengan gaya tekan yang
lebih kecil.
Salah satu cara untuk menghubungkan batang tarik dengan pelat yaitu dengan menggunakan
Clevis yang memberikan kebebasan pada batang untuk berputar.

Contoh lain yaitu Bandara Pudong, China. Sambungan antara batang tarik dan komponen baja
berongga sebagai elemen tekan adalah sebagai berikut.

Jembatan Jubilee, London, UK

Jika beberapa elemn tarik dihubungkan pada pelat melalui clevis, bentuk geometri harus
dirancang agar pelat dapat menyediakan tempat yang cukup untuk semua kabel dengan jarak
antar kabelnya.
Dome, Reichstag, Belin, Jerman

Pelat-pelat baja dipasang pada rusuk yang membentuk kubah spiral. Jalan setapak di dalamnya
dipasang dengan sistem suspense tegangan.

Hotel Hilton, Auckland, New Zealand

Sistem tarik pada bangunan tersebut digunakan untuk menyerap gaya gravitasi dari jembatan
antara dua bangunan. Pelat yang menghubungkan elemen tarik ke struktur utama dibuat untuk
mengakomodasi dua elemen tarik yang digunakan untuk mengencangkan sistem tersebut.
Typehead Overpass, Surrey, Canada

Struktur tersebut menggunakan elemen tarik untuk menggantungkan badan jalan pada elemen
lengkung baja. Bagian bawah dari jembatan tersebut menggunakan T-shape yang dilas ke elemen
HSS di tengah.

Pompidou Center, Paris, France

Selain sebagai penyangga, cross bracing pada bangunan ini juga memiliki fungsi arsitektural.
Pada sambungannya, keempat batang disambungkan ke HSS dengan penutup sederhana untuk
menyembunyikan baut.
Gene H Kruger Pavilion, Layal University, Quebec City, Canada.

Sama dengan struktur kayu ini, keempat batang disambungkan tetapi sambungan tidak ditutup.
Pada sambungan itu sudah dipasang galvanis sebagai pelindung korosi.

Munich Airport Center, Munich, Jerman

Struktur ini menggunakan elemen tarik untuk menahan tiang sebagai penyangga kaca dan atap.
Dari gambar terlihat bahwa tiang-tiang tubular segitiga bekerja pada kondisi tekan dan kabelnya
bekerja dalam kondisi tarik.

Elemen baja cukup popular karena memiliki kemampuan untuk membuat penutup yang luas
dengan bear ringan. Struktur baja yang terdiferensiasi akan menghasilkan banyak inovasi desain.

Anda mungkin juga menyukai