I. PEMBANGUNAN EKONOMI
1. PENGERTIAN PEMBANGUNAN EKONOMI
Pembangunan ekonomi mencakup bidang kehidupan yang cukup luas. Tidak hanya
ekonomi, tetapi mencakup aspek kehidupan lain, seperti kehidupan sosial, pendidikan,
kesehatan, dan lainnya. Gambaran suatu negara yang dikatakan pembangunan ekonominya
berhasil adalah semakin menurunnya tingkat penggangguran dan kemiskinan, pendapatan
masyarakat semakin meningkat, serta kualitas sumber daya manusia semakin meningkat yang
ditandai dengan semakin banyaknya lulusan perguruan tinggi dan semakin berkurangnya anak
putus sekolah. Kehidupan masyarakat semakin modern ketika transportasi dan komunikasi
semakin maju, industri-industri semakin maju, kesenjangan antara si kaya dan si miskin semakin
kecil, teknologi semakin maju, akses kesehatan semakin mudah, serta tingkat permasalahan
sosial, seperti kriminalitas, semakin menurun.
3. Kenaikan Pendapatan Per Kapita Berlangsung dalam Jangka Panjang Sifat yang ketiga
ini bukan berarti pendapatan per kapita harus mengalami kenaikan secara terus-menerus setiap
tahun, tetapi pada suatu waktu tertentu dapat turun, misalnya pada saat terjadi pergolakan politik
serta kemunduran sektor ekspor yang menyebabkan kondisi ekonomi turun (keadaan demikian
bersifat sementara). Hal penting yang perlu diperhatikan adalah pendapatan per kapita secara
rata-rata meningkat dalam jangka panjang.
Kita mengenal istilah negara maju dan negara berkembang. Indonesia hingga saat ini masih
termasuk kategori negara berkembang. Negara maju didominasi oleh negara-negara Benua Eropa
dan Amerika, sedangkan di Asia, negara yang sudah maju adalah Jepang, Singapura, Hongkong,
Korea Selatan, dan Taiwan. Fenomena di atas memberikan gambaran bahwa ternyata
kemampuan suatu negara untuk berkembang berbeda-beda. Seperti halnya kehidupan
berkeluarga, ada suatu keluarga yang dapat mencapai kekayaan dengan mudah dan cepat serta
ada pula suatu keluarga yang justru membutuhkan waktu lama dan kerja keras untuk mencapai
kemakmuran.
Konsep pembangunan atau perkembangan ekonomi suatu negara pada dasarnya hampir
sama dengan pembangunan suatu keluaraga. Maju tidaknya suatu keluarga dipengaruhi oleh
faktor tingkat pendidikan (SDM) anggota keluarga, jenis pekerjaan, jumlah anggota keluarga,
dan usaha keluaga tersebut. Bagaimana dengan faktor pembangunan ekonomi? Simaklah
penjelasan di bawah ini.
1. Faktor Ekonomi
a. Sumber daya manusia Manusia merupakan faktor produksi paling penting dalam
pembangunan ekonomi, mengingat peran manusia dalam menciptakan teknologi baru, selain
mengembangkan teknologi yang sudah ada. Siswa SMK di Solo yang berhasil merakit mobil
Esemka merupakan contoh bahwa manusia yang kreatif dalam ikut serta mendorong kemajuan
suatu bangsa. Itulah mengapa, agar pembangunan itu berhasil, kualitas sumber daya manusianya
perlu ditingkatkan. Peningkatan kualitas itu antara lain dapat dilakukan melalui 1) peningkatan
ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan, 2) keterampilan yang sesuai dengan
kebutuhan, 3) kebudayaan/adat istiadat/tingkah laku dan cara-cara berpikir 4) tradisional menjadi
lebih modern. Mereka mengorganisasikan dan menggabungkan faktor-faktor produksi lainnya
untuk menciptakan barang dan jasa sebagaimana diperlukan oleh masyarakat. Semakin banyak
pengusaha (entepreneurship) semakin berkembang pula bisnis dan perekonomian Indonesia yang
pada akhirnya akan semakin meningkatkan pendapatan nasional indonesia. Agar pembangunan
ekonomi semakin cepat, kita memerlukan dunia usaha yang dinamis, bergairah, serta pelaku
usaha yang kreatif, inovatif, dan berpikir jauh ke depan.
b. Sumber daya alam Selain sumber daya manusia, pembangunan ekonomi juga
dipengaruhi oleh sumber daya sebagaimana disediakan oleh alam. Sumber daya alam dapat
dikategorikan atas sumber daya alam yg dapat diperbarui dan sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui. Pemanfaatan sumber daya alam yang dapat diperbarui harus disertai dengan usaha-
usaha untuk menjaga kelestariannya supaya sumber daya alam tersebut dapat digunakan kembali.
Itulah mengapa semakin kaya suatu negara akan sumber daya alamnya semakin besar
kemungkinan negara tersebut untuk melakukan pertumbuhan dan pembangunan ekonominya
dibandingkan dengan negara yang sumber daya alamnya kurang.
c. Sumber daya modal Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan
mentah tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah
kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan
dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan
produktivitas
a. Kondisi sosial dan budaya masyarakat Aspek sosial budaya dalam kehidupan
masyarakat meliputi sikap, tingkah laku, pandangan masyarakat, motivasi kerja, kelembagaan
masyarakat, dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan itu. Sebagai ilustrasi, pendidikan dan
kebudayaan Barat membawa pemikiran dan pandangan ke arah penalaran, sikap dan skeptisme,
serta semangat untuk menghasilkan penemuan baru yang semuanya dapat menunjang
pembangunan ekonomi.
sebelumnya Indonesia tergolong sebagai macan Asia yang berarti termasuk dalam negara
Asia yang memiliki faktor pertumbuhan ekonomi yang sangat meningkat.
Pembangunan yang berhasil adalah yang menghasilkan dampak positif yang besar dan
dampak negatif yang minimal. Adapun dampak positif pembangunan ekonomi antara lain adanya
peningkatan kualitas hidup masyarakat atau peningkatan kesejahteraan masyarakat sebagai
berikut.
1. Jaminan sosial yang lebih baik.
2. Adanya perbaikan lingkungan hidup melalui pembangunan permukiman.
3. Adanya perumahan yang layak bagi semua golongan masyarakat.
4. Adanya daerah permukiman baru yang lebih sehat dan tersedianya sarana dan prasarana.
5. Penerangan listrik tersedia sehingga masyarakat mampu meningkatkan aktivitas
ekonominya.
6. Kemajuan teknologi yang digunakan/dinikmati masyarakat.
7. Pelaksanaan kegiatan perekonomian akan berjalan lebih lancar dan mampu
mempercepat proses pertumbuhan ekonomi.
8. Terciptanya lapangan pekerjaan yang dibutuhkan oleh masyarakat yang akan
mengurangi pengangguran.
9. Terciptanya lapangan pekerjaan akibat adanya pembangunan ekonomi secara langsung
bisa memperbaiki tingkat pendapatan nasional.
10. Adanya perubahan struktur perekonomian dari struktur ekonomi agraris menjadi
struktur ekonomi industri sehingga kegiatan ekonomi yang dilaksanakan oleh negara akan
semakin beragam dan dinamis.
11. Peningkatan kualitas SDM sehingga dalam hal ini dimungkinkan ilmu pengetahuan
dan teknologi akan berkembang dengan pesat.
Ada beberapa dampak negatif yang ditimbulkan akibat pembangunan ekonomi yaitu
seperti berikut ini :
1. Pencemaran Lingkungan Pembangunan ekonomi di negara berkembang pada umumnya
identik dengan pembangunan sektor industry
2. Rusaknya Tatanan Nilai-nilai Sosial Budaya Pembangunan berarti suatu keterbukaan
dan keleluasaan dalam menyerap berbagai nilai dalam suatu masyarakat.
3. Munculnya Ketimpangan di Berbagai Bidang Model pembangunan yang ideal adalah
model pembangunan yang diikuti dengan pemerataan akan hasil-hasil pembangunan di
segala bidang dan antardaerah.
4. Meningkatnya Kaum Urban Model pembangunan yang timpang dapat menimbulkan
berbagai gejolak sosial dalam masyarakat. Model pembangunan yang banyak berfokus di
kota jelas akan menimbulkan rasa iri bagi penduduk di perdesaan.
5. Meningkatnya Pengangguran Meningkatnya jumlah pengangguran adalah akibat
langsung dari jumlah penduduk yang meningkat terus.
6. Terjadinya Pergeseran Mata Pencarian Orientasi pembangunan yang menekankan pada
sektor industri jelas akan menggeser peran sektor pertanian ke sektor industri dalam
pendapatan nasionalnya.
7. Kerugian Masyarakat secara Psikologis dan Sosial Secara psikologis, pembangunan
ekonomi mendorong seseorang untuk berpikir ataupun bertindak lebih mementingkan diri
sendiri dan mendorong seseorang lebih bersifat materialistis.
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu kondisi di mana adanya peningkatan PDB (Produk
Domestik Bruto) dari suatu negara atau daerah, ada peningkatan pendapatan per kapita, dan ada
peningkatan penyediaan fasilitas masyarakat serta infrastruktur.
Suatu daerah bisa dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi kalau persentase PDB daerah
tersebut mengalami kenaikan dibanding periode sebelumnya. Baik besar maupun kecil, suatu
daerah atau negara tetap bisa dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi bila PDB-nya
meningkat.
Ada beberapa faktor yang mendukung pertumbuhan ekonomi, seperti kekayaan modal,
ketersediaan tenaga kerja, kekayaan sumber daya alam, kemajuan teknologi, dan sikap
masyarakat itu sendiri.
Nah, untuk mengetahui seberapa besar kenaikan pertumbuhan ekonomi dari satu periode ke
periode lainnya, ada rumus yang digunakan yakni LPE atau Laju Pertumbuhan Ekonomi.
Adapun rumusnya sebagai berikut.
LPETahun t =
PDB t – PDB t-1
X
100 %
PDB t-1
Keterangan :
PDBt = Nilai PDB tahun t
PDBt-1 = Nilai PDB tahun sebelumnya
Contoh Soal :
Jika PDB riil 2018 dari negara P sebesar Rp1.450 triliun, sedang PDB riil 2017 adalah Rp1.250
triliun, berapa besar pertumbuhan ekonomi pada 2018 atas dasar 2017?
PDB 2018 – PDB 2017
LPEtahun 2018 = X
100 %
PDB 2017
LPEtahun 2018 = = T – 1.250 T
1.450
X
100 %
1.250 T
= 16 %
Jadi, pertumbuhan ekonomi pada 2018 atas dasar 2017 adalah sebesar 16%.
Kamu juga pasti pernah dengar pembangunan ekonomi, kan? Ternyata pertumbuhan
ekonomi dan pembangunan ekonomi itu berbeda, lho. Apa saja perbedaannya jika dilihat dari
indikasinya?
Kualitas sumber daya manusia dapat dilihat pada ilmu keterampilan, kemampuan kreatif,
pelatihan, dan pendidikan yang dimilikinya. Jika suatu negara memiliki sumber daya manusia
yang baik. Jika sumber daya manusia suatu negara terampil dan terlatih maka output yang
dihasilkan juga akan berkualitas tinggi.
Namun, kekurangan akan sumber daya manusia yang terampil dapat menghambat pertumbuhan
ekonomi, sedangkan surplus akan sumber daya manusia ini akan kurang signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi. Maka dari itu, sumber daya manusia suatu negara harus sebanding antara
jumlahnya dengan keterampilan dan kemampuan yang dibutuhkan, sehingga akan tercapainya
pertumbuhan ekonomi.
Sumber daya alam yang dimiliki suatu negara sesuai dengan kondisi iklim dan lingkungan di
negara tersebut. Negara yang memiliki banyak sumber daya alam dapat menikmati pertumbuhan
yang baik dibandingkan dengan negara-negara yang sumber daya alamnya sedikit.
Pemanfaatan sumber daya alam secara efisien atau eksploitasi itu terjadi tergantung dengan
keterampilan dan kemampuan sumber daya manusia dalam memanfaatkannya, dan teknologi
yang digunakan serta ketersediaan dana yang mencukupi. Sebuah negara yang memiliki sumber
daya manusia yang terampil dan terdidik dalam pemanfaatan sumber daya alam yang kaya, hal
ini akan menunjukkan status perekonomian mengalami pertumbuhan.
c. Pembentukan Modal
Pembentukan modal terdiri dari tanah, bangunan, mesin, listrik, transportasi, dan media
komunikasi. Pembentukan modal ialah proses memproduksi dan memperoleh semua produk
buatan manusia.
Pembentukan modal dapat meningkatkan ketersediaan modal untuk tenaga kerja, yang dapat
meningkatkan rasio modal atau tenaga kerja. Akibatnya, meningkatnya produktivitas tenaga
kerja, yang dapat menghasilkan peningkatan output serta pertumbuhan ekonomi suatu negara.
d. Pengembangan Teknologi
Teknologi merupakan sifat dan jenis dari instrumen teknis yang digunakan oleh sejumlah tenaga
kerja. Perkembangan teknologi mempunyai andil dalam membantu peningkatan produktivitas
dengan jumlah sumber daya yang terbatas.
Negara-negara yang telah menggunakan pengembangan teknologi mampu tumbuh secara pesat
dibandingkan dengan negara-negara yang tidak menggunakannya. Pemilihan teknologi secara
tepat dan cermat dapat berperan dalam pertumbuhan ekonomi.
Kondisi politik suatu negara dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Jika
kondisi politik suatu negara stabil dan berjalan denngan baik maka akan memberikan
kenyamanan bagi para masyarakat serta dapat mendukung peningkatan kinerja dalam produksi.
f. Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Faktor ini berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pertembuhan namun dapat juga
menjadi penghambatpertumbuhan suatu negara.
Budaya yang dapat mendorong peertumbuhan suatu negara ialah sikap kerja keras dan kerja
cerdas, jujur, ulet dan lain-lain. Dan budaya yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi
suatu negara diantaranya ialah sikap anarkis, egois, boros, hedonisme, KKN, dan lain-lain.
Kenaikan produksi barang dan jasa dari satu periode ke periode lainnya sehingga negara
mengalami kenaikan GNP, membuat beberapa teori tentang pertumbuhan ekonomi lahir. Lantas,
apa saja teori-teori tentang pertumbuhan ekonomi?
Tokoh dari teori pertumbuhan ekonomi historis adalah Frederich List, Karl Bucher, Werner
Sombart dan WW. Rostow.
Frederich List menguraikan pertumbuhan ekonomi yang dialami suatu negara berdasarkan cara
produksi (teknik produksi) dan mata pencaharian masyarakat. Frederich List membagi
pertumbuhan ekonomi ke dalam tahapan yang bertingkat-tingkat seperti sebuah tangga sehingga
disebut “Stuffen Theorien” (teori tangga).
Pada masa ini manusia memenuhi kebutuhannya dengan berburu dan mengembara. Berburu
dilakukan oleh laki-laki, sedang perempuan bertugas mencari umbi-umbian, buah dan sayuran.
Jika hewan dan tumbuhan sebagai makanan telah habis di suatu tempat, mereka akan berpindah
(mengembara) ke tempat lain, demikian seterusnya. Pada masa ini belum ada pertukaran, karena
manusia hanya berusaha untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
Pada masa ini manusia sudah mulai menetap di suatu tempat, mereka memenuhi kebutuhan
hidup dengan cara beternak dan bertani. Binatang buruan yang diperoleh sebagian dipelihara
untuk diambil daging atau telurnya. Umbi-umbian, buah, sayuran dan tanaman lain yang disukai
ditanam agar suatu saat bisa dipanen dan dijadikan bahan makanan. Karena tinggal menetap
maka pada masa ini mulai timbul perkampungan atau desa-desa.
Pada masa ini, selain bertani manusia sudah mulai mengembangkan kerajinan yang ada
hubungannya dengan pertanian, seperti pandai besi dan pertukangan. Kerajinan dikerjakan untuk
memanfaatkan waktu luang setelah mengerjakan pekerjaan bertani.
Pada masa ini, selain kerajinan manusia juga telah melakukan kegiatan industri (mendirikan
pabrik-pabrik) dan perniagaan (perdagangan). Sehingga muncul kota-kota sebagai pusat industri
dan perdagangan. Pada masa ini ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami kemajuan yang
cepat dan perdagangan tidak hanya bersifat nasional tetapi sudah bersifat internasional, karena
didukung oleh alat-alat transportasi.
Karl Bucher menguraikan pertumbuhan ekonomi suatu negara berdasarkan hubungan produsen
dengan konsumen. Menurut Karl Bucher, pertumbuhan ekonomi dibagi menurut tahap-tahap
berikut:
Masyarakat berproduksi hanya untuk memenuhi kebutuhan kelompok sendiri. Pada masa ini
keluarga mereka masih sangat sederhana. Oleh karena itu, kehidupan masih bersifat tertutup dan
belum ada pertukaran antar desa atau antar kelompok.
Pertumbuhan jumlah penduduk mengakibatkan kelompok atau desa tidak dapat lagi memenuhi
kebutuhannya sendiri. Sehingga, timbul pertukaran antar desa yang disebut dengan perdagangan.
Pada masa ini, sebagian kelompok masyarakat membangun tempat khusus sebagai pusat
perdagangan dan industri yang disebut kota. Selanjutnya, timbul hubungan dagang antara desa
dengan kota.
Sesuai perkembangan zaman, pertukaran yang terjadi di satu kota sudah tidak mampu memenuhi
kebutuhan penduduknya. Kadang-kadang suatu kota tidak dapat menghasilkan satu jenis barang
dan barang tersebut harus didatangkan dari kota lain, sehingga terjadilah kegiatan perdagangan
antar kota. Perdagangan ini meluas ke seluruh kota sehingga terbentuk satu kesatuan masyarakat
yang melakukan pertukaran perdagangan antar kota dalam satu negara atau dalam satu bangsa.
Pada masa ini, pertukaran atau perdagangan sudah melewati batas-batas negara karena antar
negara ternyata saling membutuhkan. Perdagangan antar negara juga didukung dengan kemajuan
IPTEK yang memudahkan manusia berhubungan dengan negara lain.
Sombart menguraikan pertumbuhan ekonomi menjadi empat tahap. Tahap-tahap tersebut adalah
sebagai berikut:
1) Prakapitalisme (Vorkapitalismus)
Pada masa ini belum dikenal adanya kaum kapitalis atau paham kapitalis. Masyarakat bekerja
untuk memenuhi kebutuhan sendiri dalam suasana kekeluargaan. Di masa ini umumnya
masyarakat hidup dari sektor pertanian dan kehidupan masih bersifat statis.
Pada masa ini kehidupan sudah mulai dinamis. Manusia sudah mengenal uang dan mulai
menumpuk keuntungan dan kekayaan. Suasana kekeluargaan mulai memudar, gaya hidup
individualis perlahan-lahan merasuki masyarakat.
Pada masa ini kehidupan hanya diarahkan untuk mencari keuntungan sebanyak-banyaknya.
Maka, muncul para kaum kapitalis (kaum yang bermodal besar). Kaum ini menguasai alat-alat
produksi untuk melakukan produksi secara besar-besaran. Sebagai akibat munculnya kaum
kapitalis, muncul pula kaum buruh (pekerja).
Akibat adanya kesenjangan kesejahteraan antara kaum kapitalis dan kaum buruh, pada masa ini
muncul kaum sosialis yang ingin mewujudkan kesejahteraan bersama. Untuk itu, campur tangan
pemerintah mutlak diperlukan untuk mengendalikan perekonomian. Akibatnya, peran kaum
kapitalis terdesak oleh kaum sosialis.
Dalam bukunya yang berjudul “The Stages of Economic Growth”, WW. Rostow menguraikan
pertumbuhan ekonomi ke dalam beberapa tahap (masa), yaitu:
1) Masyarakat tradisional (The traditional society)
Pada masa ini kehidupan masih sangat tradisional, adat istiadat masih berperan kuat. Produksi
masih menggunakan alat yang sederhana dan hanya mampu memproduksi dengan hasil yang
terbatas.
Pada masa ini masyarakat mulai menyadari pentingnya dilakukan pembaharuan atau perubahan
hidup. Mereka sudah tidak terpaku pada adat dan mulai menerima pemikiran-pemikiran baru,
menerima inovasi-inovasi baru dan menerima perubahan cara-cara berproduksi. Akibat
selanjutnya terjadilah perubahan struktur sosial, sistem politik dan struktur kegiatan ekonomi.
Kegiatan ekonomi mengalami perubahan dari agraris menjadi industri dan perdagangan.
Sehingga, proses pertumbuhan ekonomi sudah mulai berlangsung dengan mantap dan negara
dikatakan sudah siap menuju tahap lepas landas.
Pada masa ini pertumbuhan ekonomi terus berlangsung. Pada permulaan masa lepas landas, bisa
terjadi revolusi politik, timbulnya pasar baru yang sangat luas dan muncul penemuan baru yang
sangat banyak. Selanjutnya, terjadi kegiatan penanaman modal yang pesat dan mencapai 10%
dari Produk Nasional Neto, terjadi kemajuan yang tinggi dalam sektor industri serta terwujudnya
suatu kerangka dasar yang kuat untuk melanjutkan pertumbuhan ekonomi ke tahap berikutnya.
Pada masa ini masyarakat sudah mampu menggunakan teknologi modern secara selektif
sehingga faktor-faktor produksi dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Sektor dan
industri pada masa ini merupakan sektor yang semakin penting, sedangkan sektor pertanian
semakin menurun perannya. Kemudian, muncul tenaga-tenaga profesional di bidang industri.
Perekonomian yang matang (dewasa) ditandai juga dengan kemampuan negara dalam
menyelesaikan sendiri kesulitan ekonomi tanpa meminta bantuan dari negara lain.
Masa konsumsi tinggi merupakan tahap pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi. Pada masa ini
masyarakat telah mencapai kemakmuran. Masyarakat lebih memikirkan cara berkonsumsi untuk
mengalokasikan penghasilannya yang melimpah, pendapatan per kapita riil yang sangat tinggi
digunakan untuk konsumsi semua barang termasuk barang-barang mewah. Pada masa ini negara
dan masyarakat tinggal berusaha untuk mempertahankan kemakmuran.
Teori ini dikemukakan oleh Adam Smith, David Ricardo dan TR. Malthus. Berikut ini akan
diuraikan satu per satu.
a. Adam Smith
Adam Smith adalah ahli ekonomi yang menulis buku “The Wealth of Nation” (kemakmuran
suatu negara) yang sangat terkenal. Ia merupakan tokoh yang mengemukakan pentingnya sistem
ekonomi liberal (bebas), yakni sistem ekonomi yang bebas dari campur tangan pemerintah yang
diperkuat dengan semboyan “Laissez Faire, Laissez Passer”. Adam Smith percaya bahwa dengan
menggunakan sistem ekonomi liberal (bebas), pertumbuhan ekonomi dapat dicapai secara
maksimum. Pertumbuhan ekonomi bisa dicapai dengan melibatkan dua unsur, yaitu:
1) Pertumbuhan penduduk.
2) Pertumbuhan output total.
Selanjutnya, pertumbuhan output yang berupa barang dan jasa dipengaruhi oleh tiga komponen,
yaitu sumber-sumber alam, tenaga kerja, jumlah persediaan barang.
Agar terjadi pertumbuhan output, sumber-sumber alam harus dikelola oleh tenaga kerja dengan
menggunakan barang modal. Sumber-sumber alam sangat penting untuk menentukan
pertumbuhan ekonomi, karena sumber-sumber alam merupakan batas maksimum output jika
sudah dimanfaatkan secara maksimum. Sumber-sumber alam mencapai batas maksimum apabila
telah dikerjakan oleh tenaga kerja yang handal dengan menggunakan barang modal yang cukup.
Pemikiran David Ricardo dan TR Malthus tidak sama dengan Adam Smith. Mereka mengkritik
Adam Smith, bila Adam Smith berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, maka David Ricardo berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk yang
terlalu besar (hingga 2 kali lipat) bisa menyebabkan melimpahnya tenaga kerja. Tenaga kerja
yang melimpah menyebabkan upah yang diterima menurun, di mana upah tersebut hanya bisa
untuk membiayai tingkat hidup minimum (subsistence level). Pada taraf ini, perekonomian
mengalami stagnasi (kemandegan) yang disebut Stationary State.
TR Malthus sependapat dengan David Ricardo dan mengemukakan bahwa bahan makanan
bertambah menurut deret hitung (1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya), sedangkan penduduk bertambah
menurut deret ukur (1, 2, 4, 8, 16 dan seterusnya). Akibatnya, bahan makanan tidak cukup untuk
menghidupi penduduk, sehingga masyarakat hidup pada tingkat subsistence dan perekonomian
mengalami kemandegan.
Ada tiga tokoh Neoklasik yang akan dibahas, yakni Robert Slow, Harrod Domar serta Joseph
Schumpeter.
a. Robert Solow
Robert Solow adalah ahli ekonomi yang memenangkan hadiah nobel pada tahun 1987. Solow
berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi akan tercapai jika ada pertumbuhan output.
Pertumbuhan output terjadi jika dua faktor input, yakni modal dan tenaga kerja dikombinasikan,
sedangkan faktor teknologi dianggap konstan (tidak berubah). Adapun yang tergolong sebagai
modal adalah bahan baku, mesin, peralatan, komputer, bangunan dan uang. Dalam memproduksi
output, faktor modal dan tenaga kerja bisa dikombinasikan dalam berbagai model kombinasi.
Sehingga, bisa dituliskan dalam rumus sebagai berikut:
Q = f (C.L)
Keterangan:
Rumus di atas menyatakan bahwa output (Q) merupakan fungsi dari modal (C) dan tenaga kerja
(L). Ini berarti tinggi rendahnya output tergantung pada cara mengkombinasikan modal dan
tenaga kerja.
Harrod dan Domar mengemukakan perlunya pembentukan modal sebagai syarat untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi yang mantap (steady growth). Menurut mereka, bila pembentukan modal
telah dilakukan pada suatu masa, maka pada masa berikutnya perekonomian akan sanggup
memproduksi barang-barang dalam jumlah lebih besar. Keinginan masyarakat dalam
pembentukan modal (berinvestasi) ditentukan oleh permintaan agregat (keseluruhan) dari
masyarakat dan oleh MEC (Marginal Efficiency of Capital), yakni perbandingan antara
pertambahan modal terhadap pertambahan output.
c. Joseph Schumpeter
Menurut Joseph Schumpeter pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada inovasi dari para pengusaha
(wiraswasta). Dalam hal ini, inovasi merupakan penerapan pengetahuan dan teknologi yang baru
di dunia usaha. Inovasi memiliki pengaruh sebagai berikut: