Dikerjakan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pendahuluan Fisika Inti
Disusun Oleh :
MEDAN
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis makalah ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat Rahmat dan Anugerah-Nyalah tugas mata kuliah Pendahuluan Fisika Inti dapat selesai.
Sesuai dengan kontrak mata kuliah Pendahuluan Fisika Inti pada pertemuan ke-7 mahasiswa
diwajibkan membuat critical journal review ( CJR ) yang ada hubungannya dengan mata
kuliah tersebut.
Penulis laporan berusaha semaksimal mungkin mengerjakan tugas ini dengan baik
dan benar sesuai dengan sumber-sumber yang digunakan. Penulis makalah mengucapkan
terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Pendahuluan Fisika Inti : Irfandi S.Pd,
M.Si Yang telah memberikan bimbingan dan arahan hingga critical journal review ( CJR )
ini tersusun adanya. Semoga laporan critical journal review ( CJR ) ini berguna bagi yang
membutuhkannya dan dapat menambah wawasan ilmu bagi yang membaca.
Penulis ,
Riska fatimah
BAB I
PENDAHULUAN
Critical journal review sangat lah penting, karena dari critical journal review kita
dapat melihat kelebihan dan kekurangan jurnal ini dengan membandingkan jurnal utama
dengan yang pembanding lainnya. Dari kelamahan dan kelebihan jurnal yang kita dapatkan
kita bisa memberi saran agar pada penulis agar menutupi kelemahan dari jurnal, supaya jurnal
ini terlihat menarik bagi pembaca. Dan dari critical journal review kita dapat menambah
wawasan kita lebih mendalam lagi tentang jurnal yang kita kritik.
1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendahuluan Fisika Inti.
2. Untuk menambah wawasan dan melatih berfikir kritis dalam mencari informasi
mengenai critical journal review khususnya tentang sinar gamma.
dan difusi radiasi gamma dalam suatu medium. Koefisien atenuasi massa
adalah parameter penting untuk memperoleh beberapa parameter lain dari perisai,
interaksi radiasi dan dosimetri dan lain-lain. Ini adalah ukuran penyerapan atau
hamburan sinar γ. Besarnya koefisien atenuasi bergantung pada energi foton kejadian,
bilangan atom dan densitas material. Baru-baru ini banyak peneliti telah mempelajari
tentang penentuan koefisien redaman massa secara teoritis dan eksperimental untuk
bahan yang berbeda. Sebuah survei yang lebih rinci dan daftar lengkap referensi dapat
ditemukan di (Han dan Demir, 2009).
Beberapa penelitian eksperimental dan teoretis telah dilakukan mengenai
pengaruh berbagai faktor pada koefisien atenuasi massa bahan bangunan. Sebagai
contoh, Medhat (2009) telah mengukur koefisien atenuasi sinar gamma dari beberapa
bahan bangunan yang tersedia di Mesir. Singh dkk. (2008) telah dihitung koefisien
atenuasi barium-borate fly ash glasses sebagai pelindung radiasi bukan beton.
Turkmen dkk. (2008) telah menghitung koefisien atenuasi pada semen Portland yang
dicampur dengan silica fume, blast furnace slag dan zeolit alami berkisar 1-2000 keV.
Awadallah dan Imran (2007) telah mengukur koefisien redaman sinar-in
dalam bahan bangunan Yordania. Salinas dkk. (2006) telah menghitung koefisien
kepadatan efektif dan redaman massa untuk beberapa bahan bangunan di Brasil.
Akkurt dkk. (2005) telah mempelajari perisai sinar-by oleh beton yang diproduksi
dengan barit. Akkurt dkk. (2004) telah menghitung koefisien atenuasi barit, marmer
dan limfa di Turki. Singh dkk. (2004) telah menghitung koefisien atenuasi massa
untuk bahan bangunan di India. Alam dkk. (2001) telah mengukur koefisien atenuasi
untuk sampel tanah dan bahan bangunan di Bangladesh. Bashter (1997) telah
menghitung koefisien atenuasi untuk berbagai jenis beton pelindung. Meckbach dkk.
(1987) telah menggunakan metode Monte Carlo untuk mempelajari perlindungan γ-
radiasi oleh rumah-rumah Eropa yang khas.
Dalam karya ini, koefisien redaman massa sampel bahan bangunan telah
diteliti secara eksperimental dan teoritis dengan menggunakan kode XCOM dan kode
simulasi Monte Carlo Geant4 untuk foton energi 59,5, 356,5, 662, 1173, dan 1332
keV. Sampel bahan bangunan tersedia di Irak dengan asal yang berbeda. Untuk
mengevaluasi ketersediaan kode, perbandingan hasil simulasi dengan eksperimen
disajikan.
(2)
3. Percobaan
Bahan-bahan bangunan yang diteliti tersedia di Irak dengan asal-usul yang
berbeda dan mereka digunakan dalam konstruksi. Jaring 500 mm digunakan untuk
mengayak sampel yang diteliti, dan suhu pengeringan diatur hingga 110 ° C selama
24 jam untuk memastikan bahwa kelembaban yang signifikan telah dihapus.
Digabungkan secara induktif Plasma Mass Spectrometry atau ICP-MS (Greenfield,
1994) digunakan untuk mendapatkan komponen kimia dari sampel. Tangki plastik
berbentuk silinder berdiameter 3 cm dan tinggi 4 cm ditempatkan diantara detektor
dan sumber. Kolimator diameter aperture 3 mm digunakan untuk memastikan
detektor NaI menyerap sinar sinar gamma sempit setelah melewati kolom uji. Seluruh
sistem ditutupi dengan pelindung timah (timah 5 cm, tembaga 0,5 cm, baja 0,5) untuk
mengurangi jumlah latar belakang.
4. Hasil dan Diskusi
Beberapa komponen kimia dari sampel yang diteliti diberikan pada Tabel 1.
Gambar 2, menunjukkan hasil eksperimen kurva atenuasi massa energi 59,5 keV,
356.5 keV, 662 keV, 1173 keV dan 1332 keV untuk sampel yang diteliti. Perhitungan
teoritis koefisien redaman massa sampel dilakukan dengan simulasi simulasi Geant4
Monte Carlo dan program XCOM pada energi foton di atas. Koefisien atenuasi massa
Geant4 dan XCOM adalah fungsi dari energi foton insiden dan komposisi kimia,
sehingga senyawa kimia yang berbeda dari sampel akan mempengaruhi koefisien
atenuasi.
5. Kesimpulan
Pengukuran eksperimental koefisien atenuasi massa dilakukan untuk bahan
bangunan dengan asal berbagai komponen kimia yang berbeda. Dari hasil yang
diperoleh, kami menyimpulkan bahwa simulasi simulasi Monte Carlo Geant4 sangat
kuat dalam mempelajari intraction foton dalam material dan lebih baik dari pada
XCOM dibandingkan dengan hasil eksperimen. Nilai yang terlalu tinggi yang diukur
pada beberapa energi merefleksikan efek dari persentase kimia componetes,
seperangkat komponen kimia tertentu dan dari geometri balok sempit dalam
pengaturan detektor sumber. Ada perbedaan antara koefisien atenuasi massa semen
dan keramik, hal ini jelas karena persentase komponen kimia yang berbeda, terutama
Fe, Ca, K dan S. Hasilnya menunjukkan bahwa semen Irak merupakan salah satu
bahan bangunan terbaik yang bisa digunakan di melindungi sinar gamma.
Penyimpangan antara nilai yang diukur dan dihitung dalam bahan keramik lebih
tinggi dari pada material lain dan juga berubah secara tidak teratur sesuai dengan
energi yang berbeda, Ini mungkin karena mengandung senyawa yang tidak kita
perhitungkan dalam perhitungan teoritis kita.
Iradiasi Gamma
Untuk iradiasi digunakan Iradiator Panoramik Serbaguna (IRPASENA)
dengan sumber radiasi gamma Co-60, aktivitas radioaktif 18.003,683 Ci, dan laju
dosis 0,73771 kGy/jam pada bulan September 2014, yang ada di PATIR – BATAN
(Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi – Badan Tenaga Nuklir Nasional)
Jakarta. Buah jambu biji merah diiradiasi pada variasi dosis terkontrol, yaitu: 0 kGy
(sampel uji/kontrol), 0,2 kGy, 0,4 kGy, 0,6 kGy, 0,8 kGy dan 1 kGy.
Penyimpanan
Setelah sampel diradiasi, selanjutnya disimpan dalam suhu kamar pada wadah
plastik tertutup. Setiap empat hari sampel akan diukur penyusutan bobotnya sampai
kondisi sampel mendekati busuk.
Penyusutan Bobot
Buah jambu biji merah yang telah diradiasi (sampel A, B, C, D, E) dan buah
jambu biji merah tanpa radiasi (sampel uji/kontrol) disimpan dalam suhu kamar pada
wadah plastik tertutup. Setelah waktu penyimpanan tertentu, diukur susut bobotnya.
4. Hasil
Massa buah jambu biji merah yang diradiasi pada dosis 0.2 – 1 kGy secara
signifikan berkurang sekitar 1.23 – 5.98 %. Dengan kata lain, pengurangan massa
pada sampel yang diradiasi berjalan lebih lambat dibandingkan pada sampel kontrol.
Hal ini menyatakan bahwa radiasi gamma mampu memperlambat proses fisioligis
buah jambu biji merah selama masa penyimpanan dibandingkan dengan tanpa
diradiasi. Hal tersebut disebabkan oleh proses ionisasi akibat radiasi telah
menyebabkan karakteristik fisik dan fungsi molekul sel menjadi berubah. Ionisasi
menghasilkan radikal bebas yang dapat memecah ikatan kimia dan DNA mikroba
sehingga proses fisiologis buah (pematangan, pembusukan) berjalan melambat.
Karena proses respirasi buah terhambat, maka komponen massa yang menguap atau
hilang menjadi semakin sedikit. Dengan kata lain, pengurangan massa atau
penyusutan bobot menjadi lebih kecil.
Pengurangan massa (penyusutan bobot) pada buah mangga secara signifikan
dipengaruhi oleh variasi dosis sinar gamma dan suhu penyimpanan (Yadav, 2014).
Iradiasi dapat berpengaruh terhadap penurunan susut bobot buah selama masa
penyimpanan sebagai akibat dari proses respirasi (Purohit dkk., 2004). Proses
respirasi akan melambat sebagai akibat radiasi pada jambu biji (Singh, 2009). Hal
yang sama juga terjadi pada buahmangga (Prasadini dkk., 2008). Pengurangan massa
pada umbi ketela yang diradiasi pada dosis 80 – 180 Gy secara signifikan berkurang
sekitar 5.13 – 12.02%, namun pada dosis radiasi 40 Gy radiasi kurang efektif untuk
menghambat pengurangan massa umbi ketela dimana pengurangan massa yang terjadi
masih cukup besar sekitar 33.37%, sedangkan pada umbi ketela yang tidak diradiasi,
pengurangan massa buah berkisar 47.16% (Lawal dkk., 2011). Hal ini menunjukkan
bahwa iradiasi mampu memperlambat pengurangan massa pada umbi ketela selama
masa penyimpanan.
5. Penutup
Kajian ini menunjukkan bahwa iradiasi gamma pada dosis 0,2 – 1 kGy mampu
mampu memperlambat proses fisiologis pada buah jambu biji merah dengan ditandai
terjadinya perlambatan penyusutan bobot serta mampu mempertahankan kesegaran
buah selama masa penyimpanan.
1) Pendahuluan
Investasi pembangunan Iradiator Merah Putih layak dikembangkan, dengan nilai Net Present
Value Rp269.393.999.724,00; Internal Rate of Return 37,33% untuk suku bunga 17%; BC
Ratio 3,8 dan Payback Period 5,03 tahun.
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Keunggulan Jurnal
a) Keterkaitan antar jurnal
Pada jurnal 1 membahas tentang pengaplikasian sinar gamma pada bahan
bangunan. Pada jurnal 2 membahas pengaruh sinar gamma terhadap susut bobot pada
buah jambu dan pada jurnal yang ke 3 membahas penggunaan radiasi gamma dalam
keperluan sterilisasi industri alat-alat kedokteran dan pengawetan bahan makanan.
Dari topik yang telah dipaparkan terlihat bahwa ketiga jurnal membahas tentang
aplikasi sinar gamma di dalam berbagai bidang. Sehingga menambah pengetahuan
pereviewer dalam pengaplikasian sinar gamma
b) Kemuktahiran jurnal
1. Dari aspek ruang lingkup isi artikel , artikel journal utama cukup luas dari segi
kajian jurnal jurnal 1 dan 2 cukup lengkap membahas tentang sinar gamma ,
namun pada jurnal 3 lebih dominan langsung kepengaplikasiannya.
2. Dari aspek layout dan tata cara, serta tata tulis, termasuk penggunaan font rapi.
Penulisan juga sesuai dengan EYD.
3. Journal ini adalah journal internasional dan menggunakan bahasa asing yaitu
bahasa Inggris jadi siapa saja dari berbagai negara dapat memahaminya.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Ketiga jurnal ini sangat bagus , baik dari isi mmmaupun pembahasannya. Ketiga
jurnalnya saling melengkapi teori tentang sinar gamma. Dari jurnal 1 kita dapat mengetahui
pengaplikasian sinar gamma pada bahan bangunan, jurnal 2 membahas pengaplikasian sinar
gamma pada pengawetan buah jambu biji dan pada jurnal 3 membahas tentang
pengaplikasian sinar gamma pada alat-alat kedokteran dan pengawet bahan makanan.
4.2 Saran
Jurnal ini sangat bagus karena jurnal ini sangat mendalam membahas sinnar gamma
dan pengaplikasiannya , jadi baik digunakan sebagai bahan referensi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Akrom,A . 2014 . Kajian Pengaruh Radiasi Sinar Gamma Terhadap Susut Bobot Pada Buah
Jambu Biji Merah Selama Masa Penyimpanan . Semarang : Jurnal Pendidikan Fisika
Indonesia . Vol. 10
Hastuti,R.Isma . 2015 . Kajian Teknoekonomi Iradiator Gamma . BATAN : Jurnal Fisika dan
Pendidikan Fisika . Vol.1, No.1