berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya. Ekosistem merupakan tataan secara utuh dari
seluruh unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Ekosistem juga dapat diartikan
sebagai hubungan timbal balik yang kompleks antara organisme dengan lingkungan.
Ekosistem buatan yaitu ekosistem yang sengaja dibuat oleh manusia. Misalnya kolam,
sawah, ladang, waduk, dan taman. Pada umumnya, ekosistem buatan mempunyai komponen
biotik sesuai dengan yang diinginkan pembuatnya. Pada ekosistem sawah komponen biotik yang
banyak yaitu padi dan kacang. Pada hutan industri misalnya hutan karet dan hutan jati,
komponen biotik yang banyak adalah karet dan jati.
SAWAH
Sawah merupakan lahan usaha bidang pertanian yang secara fisik memiliki permukaan
yang rata, dilengkapi dengan pematang, dan tujuan utama pembukaan lahannya adalah untuk
ditanami padi. Sawah memiliki kondisi tanah yang sedikit berair sebab tanaman padi memang
menyukai kondisi yang demikian. Berbicara soal ekosistem sawah tentu akan identik dengan
ekosistem pertanian yang tak lain merupakan sistem ekosistem sederhana juga monokultur.
Ekosistem persawahan jika ditinjau dari segi teoritik adalah jenis ekosistem yang tidak stabil.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi kestabilan dari ekosistem sawah ini antara lain interaksi
antara komponen ekosistem di dalam sawah itu sendiri. Komponen dalam ekosistem sawah
mencakup semua komponen abiotik dan biotik yang ada di dalam lingkungan sawah itu sendiri
mulai dari tanah, bebatuan, padi, hama, predator dan masih banyak lagi lainnya.
Ekosistem sawah sendiri merupakan salah satu ekosistem buatan yang menarik. Di dalam
ekosistem sawah sendiri terdapat berbagai macam komponen yang ada, baik biotik maupun
abiotik serta adanya keterkaitan antara fungsi ekosistem yang muncul diantara dimensi ruang dan
waktu dalam suatu ekosistem sawah tersebut. Adapun komponen yang ada ialah:
Komponen biotik
Produsen adalah organisme yang dapat menghasilkan makanan dan penyedia makanan untuk
mahkluk hidup yang lain. Contoh pada ekosistem sawah adalah: padi dan rerumputan.
Konsumen adalah organisme yang tidak dapat membuat makananya sendiri dan bergantung
pada organisme lain untuk mendapatkan suplai makanan. Contoh pada ekosistem sawah adalah :
Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan organisme yang telah mati.
Komponen abiotik
Cahaya matahari merupakan satu-satunya sumber energi terbesar yang dibutuhkan oleh setiap
Tanah, sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung
kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar.
Udara merupakan kandungan elemen senyawa gas dan partikel dalam udara akan berubah-ubah
Suhu merupakan derajat panas atau kalor pada suatu benda atau ruang.
menjadi lengkaplah ekosistem sawah yang ada. Ada komponen abiotik maupun komponen
biotik, yang keduanya saling menopang satu dengan yang lainnya. Namun, selain komponen-
komponen diatas, juga diperlukan adanya suatu keterkaitan fungsi di dalam ekosistem sawah
guna mengetahui bagaimana jalannya ekosistem sawah tersebut. Keterkaitan ini tidak hanya
mengenai antara komponen biotik saja, namun juga mengenai komponen abiotik dan juga
Sawah masuk ke dalam ekosistem buatan. Karena keberadaan sawah di buat oleh
manusia. Manusia berperan penting dalam ekosistem sawah. Baik dalam pembentukan struktur,
komponen, dan pengaturan sawah. Faktor biotic dalam sawah meliputi padi (tanaman utama
sawah), tanaman sekunder, hewan, dan tanaman liar. Padi pada saat ini tersebar luas di seluruh
dunia dan tumbuh di hampir semua bagian dunia yang memiliki cukup air dan suhu udara cukup
hangat. Padi menyukai tanah yang lembab dan becek. Sejumlah ahli menduga, padi merupakan
hasil evolusi dari tanaman moyang yang hidup di rawa. Pendapat ini berdasar pada adanya tipe
padi yang hidup di rawa-rawa (dapat ditemukan di sejumlah tempat di Pulau Kalimantan),
kebutuhan padi yang tinggi akan air pada sebagian tahap kehidupannya, dan adanya pembuluh
khusus di bagian akar padi yang berfungsi mengalirkan udara ke bagian akar.
Tanaman Sekunder ialah tanaman sawah yang di olah petani, sebagai contohnya tanaman
pisang. Pisang yang membutuhkan air yang cukup, baik tumbuh di lingkungan persawahan. Juga
banyak tanaman lain yang bermanfaat bagi petani. Selanjutnya hewan, lingkungan sawah
menjadi tempat berkumpulnya banyak hewan. Baik yang liar ataupun peliharaan. Sebut saja
burung pemakan padi, jangkrik, keong, ikan, ular, tikus, dan lainnya. Hewan tersebut terhubung
dalam suatu rantai makanan. Tikus dan burung memakan padi. Ular berfungsi sebagai predator
dari pemangsa padi sebelum di mangsa oleh predator diatasnya ataupun mati di urai oleh bakteri
pengurai. Hewan pemakan padi ini di anggap sebagai hewan penggangu. Di samping itu ada juga
hewan yang memang di manfaatkan petani untuk membantu dalam pengerjaan dan pengolahan
sawah. Sebagai contoh yaitu sapi. Sapi berguna dalam membajak sawah. Meski sekarang
fungsinya telah tergantikan oleh trakor modern. Ada juga anjing yang berguna menjaga sawah.
Hewan lainnya yang bermanfaat yaitu hewan yang bisa di tumpang sari kan. Contohnya ikan.
Ikan yang di manfaatkan yaitu ikan yang bisa hidup di daerah lumpur. Tanaman liar umumnya
adalah tanaman penggangu padi. Kebanyakan tanaman penggangu adalah tanaman yang
Rantai makanan adalah pengalihan energi dari sumbernya dalam tumbuhan yaitu
dengan melalui sederetan organisme yang makan dan yang dimakan. Para ilmuwan ekologi
mengenal tiga macam rantai pokok, yaitu rantai pemangsa, rantai parasit, dan rantai saprofit.
Contoh rantai makanan di daerah persawahan yaitu padi dimakan tikus, tikus dimakan oleh ular
dan ular di mangsa oleh burung elang yang selanjutnya burung elang mati dan diuraikan oleh
bakteri pengurai dalam tanah sehingga menjadi unsur hara yg berguna untuk padi, dampaknya
mati, sehingga materi yang diuraikan dapat diserap oleh tumbuhan yang hidup disekitar daerah
penting karena sisa organik yang telah mati diurai menjadi unsur-unsur yang dikembalikan ke
dalam tanah dalam bentuk hara mineral N,P,K,Ca,Mg dan atau dalam bentuk gas yang dilepas ke
atmosfer berupa CH atau CO dengan demikian terjadi siklus hara yang berjalan secara alamiah,
Tohir (1993), mengatakan bahwa tanaman padi diusahakan pada dua jenis lahan yaitu lahan
basah (sawah) dan lahan kering (tadah hujan). Padi yang diusahakan pada lahan basah (sawah) dikenal
sebagai padi sawah, sedangkan padi yang dibudidayakan pada lahan kering (tadah) dikenal sebagai padi
ladang. Dalam penanaman padi sawah pengairan sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan tanaman,
sehingga penggunaannya lebih efektif. Sedangkan pada lahan kering atau sawah tadah hujan, kebutuhan
tanaman akan air semata-mata sangat diharapkan pada datangnya air hujan.
Tanaman padi dapat hidup dengan baik di daerah yang berhawa panas dan banyak mengandung
uap air. Dengan kata lain, padi dapat hidup baik di daerah yang beriklim panas yang lembab. Beberapa
faktor iklim ( tidak terkontrol) yang dapat memperngaruhi produksi padi sawah di Provinsi Sumatera
a. Suhu
Suhu mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan tanaman. Suhu yang panas merupakan
suhu yang sesuai bagi tanaman padi. Tanaman padi dapat tumbuh dengan baik pada suhu 24 o C – 30 o
C. Suhu optimum merupakan suhu yang tepat untuk keadaan pertumbuhan dan perkembangan padi.
Berdasarkan penelitian Welch et,al (2010) yaitu meningkatnya suhu diluar daerah optimal yang
menjadi lebih panas maka produksi padi akan menurun. Sehingga keadaan suhu yang baik mampu
a. Kelembaban Udara
Kelembaban udara yang sesuai dapat dilihat dengan keadaan suhu di daerah penanaman padi.
Sehingga tanaman padi dapat tumbuh baik dengan mneghasil produksi yang besar. Wilayah dengan
keadaan suhu 27o C - 32 oC dengan kelembaban lebih dari 85% dapat di katagorikan sebagai daerah
yang sesuai untuk pertanaman padi. Berikut Tabel 2.1 mengenai kesesuai suhu dan kelembaban udara
(Rathnayake,2016).
b. Curah hujan
Curah hujan dinyatakan dalam satuan mm/tahun. Tanaman padi membutuhkan curah hujan yang baik,
rata-rata 200 mm/bulan atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan. Sedangkan curah hujan yang
dikehendaki pertahun sekitar 1500-2000mm.
Berdasarkan penelitian Aisyah (2014) curah hujan mempengaruhi produksi padi, apabila curah hujan
rendah maka akan terjadi kekeringan dan menyebkan terhambatnya masa tanaman atau menyebabkan
gagal panen.
Perubahan iklim adalah berubahnya kondisi unsur-unsur iklim di atmosfer bumi dalam jangka waktu
panjang yang disebabkan oleh aktivitas perubahan komposisi atmosfer dan kesalahan tata guna lahan
oleh manusia. Petani di Indonesia melakukan adaptasi perubahan iklim karena pernah mengalami gagal
panen, salah satunya mengubah pola tanam dan waktu tanam yang sesuai dengan keadaan iklim yang
terjadi.
Petani sudah berusaha melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim untuk mempertahankan produksi
dan produktivitasnya. Akan tetapi, apabila tidak diimbangi dengan pihak pihak lain dalam mengurangi
emisi Gas Rumah Kaca (GRK), maka usaha petani akan semakin sulit.
Menurut Soerjani (2008), teori iklim merupakan teori yang melandaskan perubahan-perubahan iklim
yang berfluktuasi dari cuaca yang terjadi. Pada dasarnya perubahan iklim dapat terjadi karena alam dan
karena campur tangan manusia dan dapat berlangsung dalam skala luas dan skala kecil.
a. Suhu
Terdapat perbedaan suhu dari belahan dunia satu dengan yang lainnya. Bahkan perbedaan suhu dapat
terjadi pada suatu tempat dengan ketinggian yang berbeda. Setiap kenaikan 100m suatu tempat dari
permukaan laut, maka suhu udara akan turun sebesar 0,6 oC (Leonheart,2010). Selain itu, suhu udara
dapat mengalami perbedaan dengan jenis musim pada suatu daerah.
b. Curah Hujan
Perubahan iklim tidak hanya dipengaruhi oleh suhu, akan tetapi juga dipengaruhi oleh curah hujan yang
tidak merata dalam waktu yang tidak dapat diprediksi. Curah hujan dapat mempengaruhi pergeseran
musim yang berdampak pada periode masa tanam. Curah hujan yang terlalu rendah akan menyebabkan
menurunnya ketersedian air. Sebaliknya curah hujan yang terlalu tinggi menyebabkan banjir, berdampak
pada kegagalan panen karena tanaman rusak dan tergenang.
c. Kelembaban
a. Kekeringan
Kekeringan adalah kondisi dimana curah hujan rendah, suhu meningkat dan kelembaban rendah.
Kekeringan dapat menyebabkan lahan pertanian tidak bisa ditanami karena kekurangan persediaan
sehingga petani mengalami gagal panen.
b. Banjir
Banjir terjadi karena terlalu banyak curah hujan yang turun pada suatu daerah dan menyebabkan air
tergenang. Banjir dapat berdampak pada penurunan produksi pertanian, kegagalan panen, kesehatan
manusia. Salinitas yang kurang baik menyebabkan air tidak dapat mengalir ke tempat seharusnya dan
menggenang menjadi banjir.
EKOSISTEM WADUK
dengan timbal balik antara komponen abiotik seperti tanah, air dan
sebagainya.